Anda di halaman 1dari 19

IDENTITAS

BANGSA INDONESIA
Jati Diri
 Setiap makhluk hidup di dunia ini pasti memerlukan
identitas atau jatidiri. Selain berfungsi sebagai penjelas dari
kepribadian seseorang terhadap orang lain, identitas atau
jatidiri juga dapat diperlukan dalam berinteraksi.

 Sebagaimana sebuah negara, pasti membutuhkan Identitas


Nasional sebagai jatidiri negara tersebut. Suatu negara
memerlukan identitas atau jatidiri sebagai pengenalan dan
penjelas kepribadian dari satu negara ke negara lain.

 Suatu negara juga dapat dikatakan sebagai negara jika ia


memiliki suatu identitas atau jatidiri negara, karena adanya
pengakuan oleh negara lain dalam interaksi yang telah
berlangsung.
IDENTITAS NASIONAL

 Identitas nasional dapat diartikan sebagai kepribadian


nasional, yang diambil dari bahasa Inggris yaitu “national
identity”. Kepribadian nasional atau jatidiri nasional
adalah jatidiri yang telah dimiliki suatu bangsa, yang juga
diadopsi dari nilai-nilai budaya dan nilai-nilai agama yang
telah diyakini bangsa tersebut tentang kebenarannya.

 Identitas atau jatidiri dapat diartikan sebagai


“pengenalan atau pengakuan terhadap seseorang yang
termasuk dalam suatu golongan yang dilakukan
berdasarkan atas serangkaian ciri-ciri yang merupakan
suatu satuan bulat dan menyeluruh, serta menandainya
sehingga ia dapat dimasukkan dalam golongan
tersebut.”
Makhluk Sosial
Manusia sebagai individu sulit dipahami jika terlepas dari
manusia lainnya. Oleh karena itu manusia dalam
melakukan interaksi dengan individu lainnya senantiasa
memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku, serta karakter
yang khas yang membedakan manusia tersebut dengan
manusia lainnya.

Kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan


atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis dan
sosiologis yang mendasari tingkah laku individu. Tingkah
laku tersebut terdidri atas kebiasaan, sikap, sifat-sifat serta
karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang
tersebut berbeda dengan orang yang lainnya. Oleh karena
itu kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah
laku seseorang dalam hubungan dengan manusia lain.
Setiap Bangsa Memiliki Identitas

 Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu


ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.

 Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap


bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri
sesuai dengan keunikan, sifat, cirri-ciri serta karakter dari
bangsa tersebut.

 Jadi Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat


dengan wilayah dan selalu memiliki wilayah (tanah tumpah
darah mereka sendiri), kesamaan sejarah, sistim
hukum/perundang undangan, hak dan kewajiban serta
pembagian kerja berdasarkan profesi.
Pembentuk Identitas
 Kemajukan ini merupakan perpaduan dari unsur-unsur yang
menjadi inti identitas di atas: sejarah, kebudayaan, suku
bangsa, agama, dan bahasa.

a. Sejarah
Menurut catatan sejarah, sebelum menjadi sebuah negara,
bangsa Indonesia pernah mengalami masa kejayaan yang
gemilang.

Dua kerajaan Nusantara, Majapahit dan Sriwijaya misalnya,


dikenal sebagai pusat kerajaan Nusantara. Semangat juang
bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah telah menjadi ciri
khas tersendiri bagi bangsa Indonesia yang kemudian menjadi
salah satu unsur pembentuk identitas nasionalnya.

 b. Kebudayaan
 Aspek kehidupan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional
meliputi tiga unsur, yaitu akal budi, peradaban, dan pengetahuan.
 c. Suku Bangsa
 Tradisi bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajukan
merupakan unsur lain yang harus dikembangkan dan dibudayakan.
Kemajukan alamiah bangsa Indonesia dapat dilihat pada keberadaan ribuan
suku, bahasa, dan budaya.
 d. Agama
 Keanekaragam agama dan kepercayaan di Indonesia tidak hanya dijamin
oleh konstitusi negara, tapi juga meruapan rahmat TuhanYang Maha Esa
yang harus dipelihara dan disyukuri bangsa Indonesia.
 e. Bahasa
 Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional yang penting. Bahasa
Indonesia memiliki nilai tersendiri bagi bangsa Indonesi, ia telah
memberikan sumbangan besar pada pembentukan persatuan dan
nasionalisme Indonesia.
Identitas Nasional Indonesia
 Salah satu identitas yang telah melekat pada Negara Indonesia
adalah ke Binneka Tunggal Ika. Ungkapan Binneka Tunggal Ika dalam
lambang nasional terletak pada simbol burung garuda dengan lima
simbol yang mewakili sila-sila dalam dasar Negara Pancasila.
 Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia :
 a. Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia berawal dari bahasa melayu yang dibgunakan
sebagai bahasa pergaulan yang kemudian diangkat sebagai bahasa
nasional pada tanggal 28 oktober 1928.
 b. Bendera Negara yaitu sang merah putih. Warna merah berarti
berani dan putih berarti suci. Bendera merah petih pertama kali
dikibarkan pada tanggal 17 agustus 1945, namun telah ditunjukkan
pada peristiwa sumpah pemuda.
 c. Lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia Raya. Lagu
Indonesia sebagai lagu kebangsaan pertama kali dinyanyikan pada
tanggal 28 oktober 1928.
 d. Lambang Negara yaitu garuda pancasila. Garuda adalah burung
khas Indonesia yang dijadikan sebagai lambang Negara.
 e. Semboyan Negara yaitu bhineka tunggal ika. Artinya berbeda-beda tetapi
tetap satu jua. Menunjukkan Indonesia adalah bangsa yang heterogen namun
tetap berkeinginan untuk menjadi bangsa yang satu, yakni Indonesia.
 f. Dasar falsafah Negara yaitu pancasila. Berisi lima sila yang dijadikan sebagai
dasar falsafat dan ideology dari Negara Indonesia. Selain itu pancasila
berkeedudukan sebagai dasar Negara dan ideologi nasional.
 g. Hukum dasar Negara yaitu UUD 1945. Merupakan hukum dasar tertinggi
dalam tata urutan perundang-undangan dan dijadikan sebagai pedoman
penyelenggaraan Negara.
 h. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
Bentuk Negara kita adalah kesatuan, bentuk pemerintahan adalah republik dan
sistem politik yang digunakan adalah system demokrasi.
 i. Konsepsi wawasan nusantara. Sebagai cara pandang bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan memiliki nilai strategis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah
dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional.
 j. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional.
Sebagai Negara kesatuan Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa, sehingga
Indonesia memiliki kebudayaan daerah yang sangat kompleks.
Peran Pancasila
 Bagi Bangsa Indonesia, jatidiri bangsa dalam bentuk
kepribadian nasional ini telah disepakati sejak
Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya.
Kesepakan itu, telah muncul lewat pernyataan
pendiri Negara (founding fathers and mothers)
dengan wujud pancasila, yang di dalamnya
mengandung lima nilai-nilai dasar sebagai
gambaran berpola Bangsa Indonesia, yang erat
dengan jiwa, moral, dan kebribadian bangsa
Pancasila adalah kepribadian bangsa yang digali dari
nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat dan budaya Bangsa Indonesia.


 Sebagai indentitas dan kepribadian Bangsa
Indonesia, Pancasila adalah sumber motivasi,
inspirasi, pedoman berprilaku sekaligus standar
pembenarannya. Dengan demikian segala ide,
pola aktifitas, prilaku, serta hasil prilaku Bangsa
Indonesia harus bercermin pada Pancasila.
Pancasila memiliki pengertia sebagai moral,
jiwa, dan kepribadian Bangsa Indonesia.

 Hal ini diwujudkan dalam sikap mental dan


tingakah laku serta amal perbuatan yang
mempunyai ciri khas, sehingga menjadi identitas
bangsa. Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud
kepribadian. Kepribadian Bangsa Indonesia
adalah Pancasiala.
Teladan dan Moralitas

 1. Etika Kebaikan
 Pancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia,
memegang peranan penting dalam setiap aspek
kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila
memegang peranan yang sangat penting bagi
kehidupan bangsa Indonesia, salah satunya adalah
“Pancasila sebagai suatu sistem etika. Etika berasal
dari kata “ethos” (bahasa Yunani) dalam bentuk
tunggal artinya padang rumput, kebiasaan, adat,
watak dan lain-lain dan bentuk jamak artinya
“kebiasaan”. Etika berarti ilmu yang biasa dilakukan
atau ilmu tentang kebiasaan.
 Hakikat Pancasila pada dasarnya merupakan satu sila yaitu
gotong royong atau cinta kasih dimana sila tersebut
melekat pada setiap insan, maka nilai-nilai Pancasila
identik dengan kodrat manusia, oleh sebab itu
penyelenggaraan Negara yang di lakukan oleh pemerintah
tidak boleh bertentangan dengan harkat dan martabat
manusia, terutama masyarakat yang tinggal di wilayah
Indonesia.

 Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian


baik dan buruk pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan. Suatu perbuatan di katakan baik bukan hanya
apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut
namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila
tersebut.
Cita-cita Moral
 Posisi Pancasila sebagai cita-cita moral bangsa ini dapat ditemukan
dalam Penjelasan UUD 1945 yang menyatakan bahwa pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 itu mewujudkan
(merupakan perwujudan dari) Rechtsidee (cita-cita hukum) yang
menguasai hukum dasar Negara, baik hukum yang tertulis maupun
hukum yang tidak tertulis.

 Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan napas


humanism, karenanya Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh
siapa saja[2]. Sekalipun Pancasila memiliki sifat universal, tetapi tidak
begitu saja dapat dengan mudah diterima oleh semua bangsa.
Perbedaannya terletak pada fakta sejarah bahwa nilai-nilai secara sadar
dirangkai dan disahkan menjadi satu kesatuan yang berfungsi sebagai
basis perilaku politik dan sikap moral bangsa. Dalam arti bahwa
Pancasila adalah milik khas bangsa Indonesia dan sekaligus menjadi
identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsa Indonesia
sendiri. Nilai-nilai khusus yang termuat dalam Pancasila dapat
ditemukan dalam sila-silanya.
 Pancasila sebagai solusi problem bangsa, seperti korupsi,
kerusakan lingkungan, dekadensi moral, dan lain-lain.
Sebagaimana telah dikatakan bahwa moralitas memegang
kunci sangat penting dalam mengatasi krisis. Kalau krisis
moral sebagai hulu dari semua masalah, maka melalui
moralitas pula krisis dapat diatasi. Indikator kemajuan
bangsa tidak cukup diukur hanya dari kepandaian
warganegaranya, tidak juga dari kekayaan alam yang
dimiliki, namun hal yang lebih mendasar adalah sejauh
mana bangsa tersebut memegang teguh moralitas.

 Moralitas memberi dasar, warna sekaligus penentu arah


tindakan suatu bangsa. Moralitas dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu moralitas individu, moralitas sosial dan moralitas
mondial. Moralitas individu lebih merupakan kesadaran
tentang prinsip baik yang bersifat ke dalam, tertanam
dalam diri manusia yang akan mempengaruhi cara berpikir
dan bertindak. Moralitas sosial juga tercermin dari
moralitas individu dalam melihat kenyataan sosial. Bisa jadi
seorang yang moral individunya baik tapi moral sosialnya
kurang, hal ini terutama terlihat pada bagaimana mereka
berinteraksi dengan masyarakat yang majemuk.
Moralitas
 Moralitas dapat dianalogikan dengan seorang kusir kereta kuda yang mampu
mengarahkan ke mana kereta akan berjalan. Arah perjalanan kereta tentu
tidak lepas dari ke mana tujuan hendak dituju. Orang yang bermoral tentu
mengerti mana arah yang akan dituju, sehingga pikiran dan langkahnya akan
diarahkan kepada tujuan tersebut, apakah tujuannya hanya untuk
kesenangan duniawi diri sendiri saja atau untuk kesenangan orang lain atau
lebih jauh untuk kebahagiaan ruhaniah yang lebih abadi, yaitu pengabdian
pada Tuhan.

 Alinea pertama, “bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, oleh
karena itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.

 Moralitas individu dan sosial yang begitu kuat dengan dipayungi moralitas
mondial telah membuahkan hasil dari cita-cita mereka, meskipun mereka
banyak yang tidak sempat merasakan buah perjuangannya sendiri. Dasar
moral yang melandasi perjuangan mereka terabadikan dalam Pembukaan
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang termuat
dalam alinea-alineanya.
Pemberdayaan Etika Pancasila dalam
Konteks Kehidupan Akademik
Hak dan tanggung jawab itu terkait pada susila akademik, yaitu;
 a. Curiosity
 Dalam arti terus menerus mempunyai keinginan untuk mengetahui hal-hal
baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tidak mengenal titik henti,
yang berpengaruhi dengan sendirinya terhadap perkembangan etika;
 b. Wawasan
 Luas dan mendalam, dalam arti bahwa nilai-nilai etika sebagai norma dasar
bagi kehidupan suatu bangsa dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
tidak terlepas dari unsur-unsur budaya yang hidup dan berkembang dengan
ciri-ciri khas yang membedakan bangsa itu dari bangsa lain;
 c. Terbuka
 Dalam arti luas bahwa kebenaran ilmiah adalah sesuatu yang tentatif, bahwa
kebenaran ilmiah bukanlah sesuatu yang hanya sekali ditentukan dan bukan
sesuatu yang hanya sekali ditentukan dan bukan sesuatu yang tidak dapat
diganggu gugat, yang implikasinya ialah bahwa pemahaman suatu norma
etika bukan hanya tekstual, melainkan juga kontekstual untuk diberi makna
baru sesuai dengan kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat;
 d. Open mindedness
 Dalam arti rela dan rendah hati (modest) bersedia menerima kritik dari
pihak lain terhadap pendirian atau sikap intelektualnya;
 e. Jujur,
 Dalam arti menyebutkan setiap sumber atau informasi yang diperoleh
dari pihak lain dalam mendukung sikap atau pendapatnya; serta
 f. Independen,
 Dalam arti beranggungjawab atas sikap dan pendapatnya, bebas dari
tekanan atau “kehendak yang dipesankan” oleh siapa pun dan dari
mana pun. Pancasila sebagai core philosophy bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, juga meliputi etika yang
sarat dengan nilai-nilai filsafati; jika memahami Pancasila tidak
dilandasi dengan pemahaman segi-segi filsafatnya, maka yang
ditangkap hanyalah segi-segi filsafatnya, maka yang ditangkap
hanyalah segi-segi fenomenalnya saja, tanpa menyentuh inti
hakikinya.

 SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai