BANGSA INDONESIA
Jati Diri
Setiap makhluk hidup di dunia ini pasti memerlukan
identitas atau jatidiri. Selain berfungsi sebagai penjelas dari
kepribadian seseorang terhadap orang lain, identitas atau
jatidiri juga dapat diperlukan dalam berinteraksi.
a. Sejarah
Menurut catatan sejarah, sebelum menjadi sebuah negara,
bangsa Indonesia pernah mengalami masa kejayaan yang
gemilang.
Sebagai indentitas dan kepribadian Bangsa
Indonesia, Pancasila adalah sumber motivasi,
inspirasi, pedoman berprilaku sekaligus standar
pembenarannya. Dengan demikian segala ide,
pola aktifitas, prilaku, serta hasil prilaku Bangsa
Indonesia harus bercermin pada Pancasila.
Pancasila memiliki pengertia sebagai moral,
jiwa, dan kepribadian Bangsa Indonesia.
1. Etika Kebaikan
Pancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia,
memegang peranan penting dalam setiap aspek
kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila
memegang peranan yang sangat penting bagi
kehidupan bangsa Indonesia, salah satunya adalah
“Pancasila sebagai suatu sistem etika. Etika berasal
dari kata “ethos” (bahasa Yunani) dalam bentuk
tunggal artinya padang rumput, kebiasaan, adat,
watak dan lain-lain dan bentuk jamak artinya
“kebiasaan”. Etika berarti ilmu yang biasa dilakukan
atau ilmu tentang kebiasaan.
Hakikat Pancasila pada dasarnya merupakan satu sila yaitu
gotong royong atau cinta kasih dimana sila tersebut
melekat pada setiap insan, maka nilai-nilai Pancasila
identik dengan kodrat manusia, oleh sebab itu
penyelenggaraan Negara yang di lakukan oleh pemerintah
tidak boleh bertentangan dengan harkat dan martabat
manusia, terutama masyarakat yang tinggal di wilayah
Indonesia.
Alinea pertama, “bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, oleh
karena itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Moralitas individu dan sosial yang begitu kuat dengan dipayungi moralitas
mondial telah membuahkan hasil dari cita-cita mereka, meskipun mereka
banyak yang tidak sempat merasakan buah perjuangannya sendiri. Dasar
moral yang melandasi perjuangan mereka terabadikan dalam Pembukaan
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang termuat
dalam alinea-alineanya.
Pemberdayaan Etika Pancasila dalam
Konteks Kehidupan Akademik
Hak dan tanggung jawab itu terkait pada susila akademik, yaitu;
a. Curiosity
Dalam arti terus menerus mempunyai keinginan untuk mengetahui hal-hal
baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tidak mengenal titik henti,
yang berpengaruhi dengan sendirinya terhadap perkembangan etika;
b. Wawasan
Luas dan mendalam, dalam arti bahwa nilai-nilai etika sebagai norma dasar
bagi kehidupan suatu bangsa dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
tidak terlepas dari unsur-unsur budaya yang hidup dan berkembang dengan
ciri-ciri khas yang membedakan bangsa itu dari bangsa lain;
c. Terbuka
Dalam arti luas bahwa kebenaran ilmiah adalah sesuatu yang tentatif, bahwa
kebenaran ilmiah bukanlah sesuatu yang hanya sekali ditentukan dan bukan
sesuatu yang hanya sekali ditentukan dan bukan sesuatu yang tidak dapat
diganggu gugat, yang implikasinya ialah bahwa pemahaman suatu norma
etika bukan hanya tekstual, melainkan juga kontekstual untuk diberi makna
baru sesuai dengan kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat;
d. Open mindedness
Dalam arti rela dan rendah hati (modest) bersedia menerima kritik dari
pihak lain terhadap pendirian atau sikap intelektualnya;
e. Jujur,
Dalam arti menyebutkan setiap sumber atau informasi yang diperoleh
dari pihak lain dalam mendukung sikap atau pendapatnya; serta
f. Independen,
Dalam arti beranggungjawab atas sikap dan pendapatnya, bebas dari
tekanan atau “kehendak yang dipesankan” oleh siapa pun dan dari
mana pun. Pancasila sebagai core philosophy bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, juga meliputi etika yang
sarat dengan nilai-nilai filsafati; jika memahami Pancasila tidak
dilandasi dengan pemahaman segi-segi filsafatnya, maka yang
ditangkap hanyalah segi-segi filsafatnya, maka yang ditangkap
hanyalah segi-segi fenomenalnya saja, tanpa menyentuh inti
hakikinya.
SEKIAN