Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FRICTION WEAR
Sehingga perlu PELUMASAN /
LUBRICATION
STT-PLN JAKARTA 4
FRIKSI :
Umum dikenal sebagai gesekan
A
F L E
Didefinisikan sebagai :
TENAGA (FORCE / F ),
yang melawan
setiap USAHA (EFFORT / E),
yang akan menggerakkan
BENDA (A)
terhadap
BENDA (B)
L = Load (Beban)
R = Resistant (Perlawanan)
STT-PLN JAKARTA 5
JENIS FRIKSI
1. STATIC Friction
2. LIMITTING Friction
3. SLIDING Friction
4. ROLLING Friction
5. FLUID Friction
STT-PLN JAKARTA 6
1. STATIC FRICTION
2. LIMITING FRICTION
Batas friksi statis, dimana Usaha (E) lebih besar dari pada
Tenaga (F) yang melawan, sehingga benda mulai bergerak
3. SLIDING FRICTION
STT-PLN JAKARTA 7
4. ROLLING FRICTION
Seperti pada
Ball atau Roller Bearing
STT-PLN JAKARTA 8
5. FLUID FRICTION
A Yaitu, Friksi (internal) yang
terjadi di dalam fluid
FRIKSI Didalam Fluida, terdapat lapisan ( ------ )
yang akan melawan pergerakan benda.
B
Makin kental (Viscous) suatu cairan,
makin banyak lapisan yang terbentuk sehingga makin besar friksi yang akan terjadi
didalam fluida
STT-PLN JAKARTA 10
AKIBAT FRIKSI
1. HEAT (Panas)
2. WEAR (Aus)
3. NOISE (Bising)
- Di dalam pelumasan,
Friksi diusahakan untuk dikurangi
1. Viscosity :
adalah kekentalan suatu minyak pelumas yang merupakan
ukuran kecepatan bergerak atau daya tolak suatu pelumas
untuk mengalir. Pada temperatur normal, pelumas dengan
viscosity rendah akan cepat mengalir dibandingkan
pelumas dengan viscosity tinggi. Biasanya untuk kondisi
operasi yang ringan, pelumas dengan viscosity rendah yang
diajurkan untuk digunakan, sedangkan pada kondisi
operasi tinggi dianjurkan menggunakan pelumas dengan
viscosity tinggi 13
ISTILAH-ISTILAH PADA MINYAK PELUMAS
2. Viscosity Index (Indeks viskositas);
Merupakan kecepatan perubahan kekentalan suatu pelumas
dikarenakan adanya perubahan temperatur. Makin tinggi VI
suatu pelumas, maka akan semakin kecil terjadinya
perubahan kekentalan minyak pelumas meskinpun terjadi
perubahan temperatur. Pelumas biasa dapat memiliki VI
sekitar 100, sedang yang premium dapat mencapai 130,
untuk sithetis dapat mencapai 250.
3. Flash point;
Titik nyala suatu pelumas adalah menunjukkan temperatur
kerja suatu pelumas di mana pada kondisi temperatur tsb
akan dikeluarkan uap air yang cukup untuk membentuk
campuran yang mudah terbakar dengan udara.
4. Fire point;
adalah menunjukkan pada titik temperatur di mana pelumas
akan dan terus menyala sekurang-kurangnya selama 5 detik.
STT-PLN JAKARTA 14
Pelumasan turbin & generator
Pelumasan turbin & generator berfunsi :
2. AC Oil Pump
3. DC Oil Pump
5. Oil Cooler
8. Ejector
9. DEH
HP Oil Pump adalah pompa yang dirancang berkapasitas besar
dan dengan tekanan yang tinggi (± 1,6 Mpa) yang digerakkan
motor listrik. Sehingga HP Oil Pump punya area layanan
cukup banyak yaitu memberi suplai untuk Turbin Hydroulic Oil
Control (DEH) dan suplai Turbin & Generator Bearing Lub Oil .
HP Oil Pump dioperasikan pada :
saat turbin akan dioperasikan karena dibutuhkan suplai
hydroulic oil untuk menggerakkan MSV dan Gov Control
Valve & suplai bearing oil.
Saat unit shutdown sebelum lepas jaring - jaring
Setelah turbin rolling mencapai putaran 3000 rpm maka HP Oil
Pump dimatikan dan suplai hydroulic oil dan bearing oil
diambil alih oleh Turbine Main Oil Pump.
Pola Start bisa Auto dari Hydroulic press low
AC Oil Pump dirancang berkapasitas kecil tidak seperti HP
Pump. AC Oil Pump punya area layanan hanya memberi suplai
Turbin & Generator Bearing Lub Oil .
AC Oil Pump dioperasikan :
Saat Turning Gear operasi yaitu minimal 4 jam sebelum
turbin rolling.
Saat shutdown unit setelah turbin 0 rpm Turning Gear
running
Setelah turbin 1st metal temp < 150ºC makan Turning Gear
dimatikan dan AC Oil pump juga dimatikan
Pola Start bisa Auto dari Bearing Oil Press Low
DC Oil Pump dirancang berkapasitas kecil sama denga AC Oil
Pump. Sebagaimana namanya DC Oil Pump digerakkan oleh
motor DC sehingga mempunyai peran yang sangat strategis
pada saat terjadi gangguan Black Out (power AC hilang).
Diharapkan DC Oil Pump dapat mem back up suplai lub oil
untuk pelumasan bearing turbin & generator sehingga
terhindar dari kerusakan.
DC Oil Pump dioperasikan pada saat gangguan loss power
(Black Out) sehingga ada unit memberi DC Oil Pumpp =
Emergency Oil Pump.
Pola Start nya dirancang :
Auto Start dari Bearing Oil Press Low
AC Loss power (Under Voltage relay)
Untuk menjaga keandalan operasi maka DC Oil Pump harus
dilakukan rutin test secara berkala
Main Oil Pump adalah pompa centrivugal yang digerakkan oleh
turbin karena terpasang satu poros diujung turbin utama . MOP
mendapat suplai /suction dari Oil Jet Pump #1
Selama nomal operasi MOP mempunyai peran memberi suplai :
Hydroulic Oil Control untuk MSV dan DEH Governor CV
Oil Jet Pump #2 untuk suplai Bearing Oil Turbine & Generator
Oil Jet Pump #1untuk suction MOP
Kelebihan:
1.Tidak ada bagian yang
bergerak, sehingga pompa bisa
berumur panjang.
2.Tidak menimbulkan suarua
gaduh dan mudah dioperasikan.
3.Mampu memompa cairan
yang mengan dung kotoran.
4.Sulit tersumbat.
5.Mampu bekerja pada saluran
hisap yang kering.
6.Kapasitasnya uniform.
7.Ukurannya kecil dan ringan
Sebagaimanadiuraikan diatas akibat adanya gesekan
terutama pada bantalan poros turbin & generator maka
akan berdampak pada naiknya temperature pelumas
bearing .
Oil
Cooler berfungsi untuk mendinginka bearing oil
agar temp tetap terjaga pada kondisi yang optimum ( ±
43 - 45 ᵒC ). Pendingin oil cooler adalah air pendingin
dari CCCWP
Oil
Cooler ada 2 unit dimana 1 unit operasi dan 1 unit
standby. Bisa dilakukan Change Over pada kondisi
operasi bila ada indikasi transfer pendinginan tidak
baik.
Fungsi Main Oil Tank adalah merupakan tanki timbun yang
menampung sirkulasi semua oil drain bearing tubin - generator
dan juga hydroulic oil drain apda saat unit operasi maupun unit
shutdown. Biasanya Main Oil Tank diletakkan dibawah Governor
Control Valve maka pada saat unit trip/shutdown semua hydroulic
oil dan lub oil akan mengalir turun ditampung oleh MOT.
Karena semua sirkulasi minyak pelumas masuk ke MOT maka gas
– gas yang muncul akibat panasnya minyak pelumas akan terurai
didalam MOT. Maka untuk membuang gas – gas tersebut pada
MOT dilengkapi dengan Exh. Blower, biasanya ada 2 unit, 1 unit
beroperasi dan 1 unit standby.
Fungsi Oil Conditioner adalah untuk menjaga kwalitas lub oil tetap bersih dari
kotoran dan kandungan air. Dalam normal operasi Lub oil turbin setelah dari
bearing turun ke MOT sebagian dipompa kembali uuntuk pelumasan namun
sebagian dialirkan ke Oil Conditioner . Aliran didalam Oil Conditioner diatur
sedemikian rupa ( lihat gambar) sehingga lub oil melewati beberapa filter dan bila
ada kandungan air maka air tsb dapat diikat sehingga keluar dari Oil Conditioner
lub oil akan bersih dari kotoran – kotoran maupun unsur air. Selanjutnya lub oil
dimasukkan kembali ke MOT oleh Recirculation Pump.
Habib Rochani 27 July 2015 31
TURBO OIL PUMP MSV
Steam Inlet
Steam Outlet
Hyd Oil
Steam Inlet
Steam Outlet
Hyd Oil
Load
E
3,75% Governor
Load Limit C
B A
a c d
2880 rpm 3000 rpm 3120 rpm
Frequency
E Load
C
D Load Limit
4%
A
Governor
d a b B
2880 rpm 3120 rpm
3000 rpm
48 Hz 52 HZ
50 Hz
Frequency
f
f -f fnl
nl fl x 100%
R = _______
fo fo
∆f
R = ∆ f/ ∆ P ffl
Dimana:
fnl = freq pada no-load
ffl = freq pd full load
0 1.0
fo = frekuensi rated ∆P
Karakteristik governor dua
%N pembangkit yang beroperasi
106% parallel dengan Speed droop
105%
yang berbeda yaitu : 4% &
%N
6%.
104% 104% Pada saat terjadi perubahan
103% 103%
frekwensi maka respon
masing masing unit tidak
102%
102% sama :
101% 101% Speed droop 4% lebih peka
dari pada speed droop 6%
100% 100%
}
0% P DP 100% P 0% P DP 100% P
TURBINE PROTECTION SYSTEM
TURBIN SISTEM MEMEILIKI 3 MACAM PROTEKSI :
• Emergency Trip by Operator
• Emergency Trip by Over Speed
Bila Putaran TB mencapai 110 – 112 % (3270 – 3330) rpm maka bandul
spidel bergerak keluar secara centrivogal akan menyentuh mekanis trip oil
turbin
• Electro megnit Trip Solenoid Valve yang dikerjakan oleh :
Over speed
Turbine axial ( 1,3 mm atau – 0,7 mm)
Lub Oil Press Drop ( 0,015 Mpa)
Lub Oil Return Temp High (> 75ᵒC)
Condensor Vacuum Low ( - 0,061MPa)
dll
3.1 Persiapan
3.2 Pemantauan kondisi operasi
3.3 Penanganan gangguan
3.1 Persiapan Operator sebelum bekerja
Dalam melakukan aktivitas kerja maka operator
yang bertugas harus mematuhi persyaratan
keselamatan kerja (K2). Melengkapi diri dengan
APD antara lain :
• Sepatu pengaman (safety shoes)
• Helmet
• Penutup telinga
• Kacamata
• Sarung Tangan
• Masker (bila perlu)
• Dll
3.2 Persiapan Lub Oil Sistem
Lakukan pemeriksaan semua peralatan yang terkait dengan
Lub Oil sistem sesuai SOP/check list yang berlaku :
• Pastikan sudah tidak ada pekerjaan di instalasi lub oil
sistem
• Posisi valve/katub line sikus lub oil & hydroulic oil aman
dan benar
• Main Oil Tank level normal
• Periksa sistem pelumas, pendingin, megger untuk motor
HPOP, ACOP, DCOP & Vapour Extr.
• Pastikan pressure kontrol dan press switch hydroulic oil &
lub oil sudah siap
• Periksa lub oil cooler normal operasi
• Sistem pendingin CCCWP (Fresh water) sudah beroperasi
3.3 Pelaksanaan Pengoperasian Lub Oil Sistem
Press switch
Brg Oil