Anda di halaman 1dari 27

DENPASAR, KOMPAS.

com - Korban tragedi minuman keras (miras) yang diduga


bercampur metanol di Oscar Cafe berjumlah tiga orang. Arthon Kevin Sondang
(20) menambah jumlah korban tewas setelah meninggal, Kamis (23/7/2015) dini
hari.
Kevin mengembuskan nafas terakhirnya di RSU Kasih Ibu, Denpasar, Bali setelah
mengalami koma dan tidak sadarkan diri selama seminggu.
Remaja yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara, diduga kuat keracunan
miras yang mengadung metanol usai minum-minum bersama rekan-rekannya di
Oscar Cafe, Legian, Kuta, beberapa waktu lalu.
Saat dikonfirmasi, Humas RSU Kasih Ibu Denpasar, Gede Sugiantara,
membenarkan jika Kevin sempat mendapatkan perawatan di RSU Kasih Ibu
sejak tanggal 16 Juli dan meninggal pada Kamis (23/7/2015) sekitar pukul 01.30
Wita.
"Pasien atas nama tersebut memang benar sudah meninggal tadi dini hari
(23/7/2015). Namun maaf, keluhannya kami belum dapat konfirmasi sampai
sejauh itu. Untuk informasi lebih lengkap silakan ricek ke pihak keluarga pasien.
Saat ini mungkin jenazah masih di RSAD (Rumah Sakit Angkatan Darat)
Denpasar," terangnya.
Setelah ditelusuri ke RSAD Denpasar, pada Kamis siang (21/7/2015), jenazah
Kevin sudah diterbangkan ke daerah asalnya di Manado.
Kevin yang tercatat sebagai salah satu mahasiswa sekolah tinggi pariwisata di
Bali merupakan satu dari empat korban yang diduga keracunan miras
mengandung metanol di Oscar Cafe, Legian.
Sebelumnya, rekan dari Kevin, Villy Kaudrow (23) yang juga berasal dari
Manado, terlebih dahulu mengembuskan napas terakhir pada Sabtu
(18/7/2015). Villy meninggal setelah sempat mendapatkan perawatan di MS
(Medical Surgical) RSUP Sanglah.
Dan korban lainnya adalah WNA asal Rusia bernama Bulgakova Iulia (28) yang
terlebih dahulu meninggal di IGD RSUP Sangalah pada Selasa (14/7/2015).
Bulgakova yang berprofesi sebagai dancer juga diketahui sempat menenggak
miras di tempat yang sama yaitu di Oscar Cafe Legian.
Hasil autopsi yang dilakukan oleh Instalasi Forensik RSUP Sanglah terhadap
jenazah Villy dan Bulgakova menunjukkan adanya tanda-tanda keracunan
methanol berupa pendarahan di otak bagian tengah dan tanda
kekurangan oksigen.
"Kami menemukan tanda kematian yang sesuai dengan tanda keracunan
methanol seperti pendarahan otak bagian tengah dan tanda kekurangan
oksigen," terang Kepala Bagian SMF Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah,
dr Ida Bagus Putu Alit Sp.F DFM.
Sementara satu korban lainnya, Maikel Mamangkey, masih mendapat
perawatan di RS Siloam Kuta. Pria asal Manado yang merupakan teman
Bulgakova ini masih koma dan dirawat di ruang ICU.
Tekanan darah dan Alkoholis

Fungsi jantung meningkat

Paru-paru
Pembuluh darah di otak

Pembuluh darah di otak pecah Suplai O2 ke paru-paru berkurang

Pendarahan di otak kekurangan O2

SAH(Subarachnoid) Kematian
Alkohol adalah derivat dari hidroksi yang mempunyai ikatan
langsung maupun rantai cabang dari alifatik hidrokarbon.
Bentuk rantai alkohol yang sering ditemukan adalah yang
mengandung tiga gugus hidroksil dengan ikatan satu gugus
hidroksi dalam satu rantai karbon. Gugus fungsional alkohol
adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi
sp3. Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH’
Beberapa tipe alkohol lain yang sering
dijumpai seperti methanol, isopropyl alcohol
(rubbing alcohol) dan etilen glikol
(automobile antifreeze solution); yang
mempunyai tingkat racun yang tinggi apabila
tertelan walaupun dengan jumlah kecil.
 Absorbsi dan distribusi
Alkohol diabsorpsi dalam jumlah yang sedikit
melalui mukosa mulut dan lambung. Sebagaian
besar (80%) diabsorpsi di usus halus dan sisanya
diabsorpsi di kolon. Bila konsentrasi optimal alkohol
diminum dan dimasukkan ke dalam lambung
kosong, kadar puncak dalam darah 30-90 menit
sesudahnya. Biasanya dalam 12 jam telah tercapai
kesimbangan kadar alkohol dalam darah, usus, dan
jaringan lunak. Konsentrasi dalam otak, sedikit lebih
besar dari pada dalam darah.
 Metabolisme
Alkohol yang dikonsumsi 90% akan
dimetabolisme oleh tubuh terutama dalam
hati oleh enzim alkoholdehidrogenase
(ADH) dan koenzim nikotinamid-adenin-
dinukleotida (NAD) menjadi asetaldehid
dan kemudian oleh enzim aldehida
dehidrogenase (ALDH) diubah menjadi
asam asetat. Asam asetat dioksidasi
menjadi CO2 dan H2O.
 Ekskresi
Alkohol yang dikonsumsi 10% akan
dikeluarkan dalam bentuk utuh melalui urin,
keringat dan udara napas. Dari jumlah ini
sebagian besar dikeluarkan melalui urin
(90%).
Metanol
Bersifat toksik melalui 2 mekanisme :
1. Efek metanol sendiri→ dapat fatal dala jumlah banyak karena
dapat mendepresi sistem saraf pusat.
2. Hasil metabolit dari metanol di dalam tubuh yang sangat
berbahya →bertanggung jawab atas terjadinya asidosis dan
kebutaan

 Penumpukan asam format dan asam laktat→asidosis metabolik


 Penumpukan asam format dan formaldehid→ keruusakan mata
 Daerah otak yang dihambat :
1. Sistem retikuler aktif → mengganggu sistem
motorik dan kemampuan berpikir.
2. Serebral kortek → kelainan tingkah laku dan
penurunan daya ingat
Konsentrasi alkohol
Gejala klinis Bagian otak yang terkena
dalam darah (%)
1. Ringan.
 Penglihatan menurun
 Reaksi lambat 0,005 – 0,10 Lobus depan
 Kepercayaan diri
meningkat
1. Sedang
 Sempoyongan
 Berbicara tidak
menentu
Lobus parietal
 Fungsi saraf motorik
0,15 – 0,30 Lobus ocipitalis
menurun
Serebellum
 Kurang perhatian
 Diplopia
 Gangguan persepsi
 Tidak tenang
1. Berat
Lobus ocipitalis
 Gangguan penglihatan
0,30 – 0,50 Serebellum
 Depresi
Diencephalon
 stupor
1. Koma
0,50 Medulla
 Kegagalan pernafasan
Sumber: Gossel and Bricker, 1984
Fase Pertama Fase Kedua
Penekanan sistem Fase laten tanpa
saraf pusat gejala

30 menit – 2 jam 48 jam setelah minum

Intoksikasi metanol
lebih pendek dari
pada intoksikasi
etanol
Fase Ketiga Fase Keempat
toksisitas pada mata,
Asidosis metabolik diikuti dengan
berat kebutaan, koma, dan
mungkin kematian

menyebabkan mual,
muntah, pusing, dan
mungkin sudah mulai 12 – 48 jam setelah
ada tanda-tanda minum
gangguan
penglihatan.
Gejala terlihat 4 – 6 jam setelah minum
Hangover Efek hilang setelah 48 – 72 jam
Gejala hangover : sakit kepala, kelelahan,
sakit perut, mudah marah, penilaian lemah,
dan sensitif terhadap cahaya.

alkohol dan racun yang ada


Jackpot
di dalam perut akan
(muntah)
berkurang dan dikeluarkan.

menyebabkan terjadinya
Sakit Kepala dehidrasi atau hilangnya
cairan tubuh

Terjadi dehidrasi dan


Sering berkemih Tenggorokan dan mulut terasa
kering
alkohol mengaktifkan enzim-enzim
Kanker tertentu yang mampu memproduksi
senyawa penyebab kanker

Gangguan Alkohol dapat mengganggu


reproduksi keseimbangan hormon yang membawa
pada gangguan siklus menstruasi dan
ketidaksuburan

Alkohol dapat merusak hati dan


Ikterus dapat menyebabkan penyakit
kuning(ikterus)
Pemberian Etanol
Cara kerja dengan hambatan bersaing.
Etanol menghambat aktivitas enzim alkohol dehidrogenase
sehingga dapat mencegah konversi metanol menjadi
metabolit yang toksik
Etanol memiliki afinitas 10-20 kali yang lebih kuat untuk ADH
dari pada alcohol lain.
Fomepozole
Fomepizole (4-metilpirazol)/Antizol memiliki afinitas
500-1000 kali lebih kuat untuk ADH dibandingkan dengan
etanol dan dapat secara sempurna menghibisis ADH pada
konsentrasi serup yang lebih rendah. Walaupun lebih efektif
bila diberikan secara oral, tetapi hanya tersedia dalam
bentuk intravena.
 Disulfiram
Obat ini memblokir proses pengolahan alkohol dalam tubuh
dengan cara menghambat asetaldehida dehidrogenase, sehingga
menghasilkan reaksi tidak menyenangkan saat mengkonsumsi
alkohol.

 Dosis terapi disulfiram adalah 250 mg/hari dengan rentang dosis


yang diperbolehkan antara 125-500 mg/hari. Mekanisme kerja
disulfiram adalah dengan menghambat aktivitas ALDH sehingga
meningkatkan konsentrasi asetaldehida.
 Naltrexone
Naltrexone membantu mempertahankan seseorang untuk
tidak mengkonsumsi alkohol.
 dosis 50 mg/hari selama beberapa bulan.
 Efek samping : mual
 Jika diberikan dalam dosis yang berlebihan, naltrexone
dapat menyebabkan kerusakan hati. Naltrexone
dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal hati atau
hepatitis akut.
 Bila tertelan, segera hubungi dokter terdekat dan jangan
dirangsang untuk muntah, jika tidak sadar jangan diberi minuman,
jika pasien muntah letakkan posisi kepala lebih rendah dari pinggul
untuk mencegah muntahan tidak masuk ke saluran pernapasan,
jika korban tidak sadar miringkan kepala korban kesatu sisi, sebelah
kiri atau kanan dan segera bawa ke dokter.

 Bila terhirup, pindahkan korban ke tempat udara segar,


diistirahatkan, jika perlu pasang masker berkatup atau peralatan
sejenis untuk melakukan pernapasan buatan dan segera hubungi
dokter terdekat.

 Bila terkena mata, cuci mata dengan air mengalir yang banyak
sambil mata dikedip¬kedipkan sampai dipastikan terbebas dari
metanol dan segera periksakan ke dokter.

 Bila terkena kulit, segera lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu


korban kemudian cuci kulit dengan sabun dan air mengalir yang
banyak selama lebih kurang 15 – 20 menit sampai bersih dari
metanol, bila perlu periksakan ke dokter.
 Pasien agresif. Pasien harus ditenangkan dan mengoreksi
persepsinya terhadap realitas. Dapat diberikan sedate (misalnya
Diazepam IV 10-20 mg atau Droperidol IV 5 mg) untuk melindungi
pasien terhadap bahaya trauma. Tetapi pemberian ini harus hati-
hati, karena dapat menyebabkan progresi dari intokikasi alcohol
akut menjadi lebih berat, seperti berubahnya derajat kesadaran,
hipotensi dan depresi nafas.

 Depresi pernafasan. Memerlukan tindakan intervensi terapeutik


segera seperti pemasangan intubasi dan ventilator.

 Koma alkoholik. Monitor ketat depresi pernafasan, hipoksia,


aritmia jantung, hipotensi. Koreksi gangguan metabolic, cairan
dan elektrolit. Pemberian suplementasi dan antidotum

Anda mungkin juga menyukai