Anda di halaman 1dari 35

RABIES

Dhani Redhono, M Gasem


Fak. Kedokteran UNS, RS dr. Moewardi
Solo
PENDAHULUAN
• Rabies adalah penyakit infeksi zoonosis yang
disebabkan oleh Lyssa-virus yang menyerang
sistem syaraf.
• Dapat menyerang hewan berdarah panas &
manusia.
• Menyebabkan kematian dengan
case fatality rate 100 %
• Indonesia bebas rabies tahun 2020
• Ditularkan ke manusia melalui Gigitan Hewan
Penular Rabies (GHPR) terutama anjing,
kucing & kera.
• Prevalensi Rabies tersebar di seluruh dunia
terutama di negara berkembang.
• Di Indonesia: penularnya 98% anjing,
2% kucing & kera.
• Kasus kematian akibat rabies
di Indonesia 142 kasus/tahun.
RABIES HOSTS
• Semua hewan berdarah
panas dan bertulang
belakang.
• Mamalia adalah natural
hosts of rabies
• Reservoirs terdiri dari
hewan Carnivora (canids,
skunks, raccoons,
mongoose, etc.) and
Chiroptera (bats)
EPIDEMIOLOGI RABIES DI DUNIA
HOST RABIES DI DUNIA
Situasi Rabies Di Indonesia 2007 s.d Nov 2011

90,000 250
80,000
70,000 200

60,000
150
50,000
40,000
100
30,000
20,000 50
10,000
- 0
2007 2008 2009 2010 2011
GHPR 19,625 21,245 45,466 78,574 62,033
PET 13,974 14,683 35,316 63,658 55,268
Lyssa 104 122 195 206 116

7
DISTRIBUSI KASUS GHPR BERDASARKAN JENIS
HEWAN PENULAR RABIES DI JATENG TAHUN 2013
KASUS GHPR DAN PENGGUNAAN VAR DI JATENG
TAHUN 1998 - 2007
80

70

60

50

40
Gigitan
30 VAR

20

10

0
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Gigitan 77 57 11 10 7 8 7 9 10 3
VAR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

P2 Rabies DinKes Jateng 9


DISTRIBUSI KASUS GHPR DAN VAR
DI JATENG TAHUN 2008-2013 (Okt)

150
118

79 88
100
62
41 42 44
50 21
19
0 10
1
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013

GHPR VAR

10
DISTRIBUSI KASUS GHPR DAN PENGGUNAAN VAR
BERDASARKAN KAB/KOTA DI JATENG
TAHUN 2012

36 35
40
30 20 1717 16
20 10 8 9 7
10 2 1 5 5 4 3 1 1
0

GHPR VAR

11
DISTRIBUSI KASUS GHPR DAN PENGGUNAAN VAR
BERDASARKAN KAB/KOTA DI JATENG
TAHUN 2013 (s.d Okt )

40 31
25
30 18
20 8 6 6 5 2 5 3 43
10 0 2 31 30 20 21 11
0

GHPR VAR

RORRY - ZOONOSIS 2013 12


Cara Penularan virus Rabies
• Paling banyak melalui gigitan
(saliva) hewan.
• Virus rabies tidak dapat
penetrasi kulit yang “intact”.
• Virus tidak menyebar melalui pembuluh darah.
• Virus rabies dapat menginfeksi semua hewan berdarah
panas termasuk manusia dan burung.
Perjalanan Penyakit Rabies
Intervensi dengan cuci luka &
(Timeline)
pemberian VAR untuk
memunculkan antibodi, bila
perlu VAR dan SAR
Replikasi virus
Gejala Klinis

Kasus GHPR Otak/SSP Meninggal

4-6 hari

2 minggu s/d 2 tahun


( masa inkubasi )

Ket :
2 minggu merup.masa inokulasi di luka gigitan  masa dimana virus
mencari pintu masuk ke syaraf terdekat 14
Manifestasi klinis

• Periode inkubasi (30 - 90) hari, variasi


4 hari – tahun.
• Gejala prodromal (2 - 10) hari.
• Gejala neurologi akut (2 - 7) hari.
• Koma – kematian (0 - 14) hari.
Pathogenesis Rabies
6. Virus bereplikasi di SSP,
5. Otak terinfeksi
kemudian disebarkan ke
organ lain: kelenjar adrenal,
nasal mucosa, kelenjar
4. Virus menginvasi
ludah; virus disekresikan di
spindle
saliva
neurotendinous,
masuk ke CNS dan
paravertebral ganglia 3. Partikel virus menginvasi
melalui axoplasmic local neuromuscular
flow junction melalui konjugasi
retro-vesicular ganglion
1. Virus masuk ke (RVG) dengan nicotine
dalam tubuh melalui acetylcholine receptor
gigitan
2. Virus bereplikasi pada sel-sel
otot di sekitar luka gigitan untuk
waktu yang singkat, kemudian
menembus membran plasma

Diadaptasi dari Jubb, Kennedy, and Palmer’s, 2007 dan http://pathmicro.med.sc.edu/virol/route.jpg


Manifestasi klinis
• Periode inkubasi
Ditentukan oleh jarak tempuh virus dari
tempat inokulasi sampai di SSP

• Fase prodromal
Gatal, nyeri, rasa baal, cepat lelah.
Demam, menggigil, nyeri kepala, mialgia,
cemas, gelisah dll.
Manifestasi klinis

• Gejala neurologi akut


Ensefalitis.
Rabies paralitik
• Ensefalitis
Episode hipereksitabilitas, kebingungan,
halusinasi, agitasi, agresif diikuti fase tenang
(spontan/diprovokasi).
Manifestasi Klinis
• Paralitik rabies
Sekitar 20% kasus, kelumpuhan pada 4
ekstremitas, gangguan otot sfingter,
Kadang-kadang disertai hidrofobia.
• Koma - kematian
Tanpa terapi suportif 1/3 kasus meninggal
pada hari pertama hidrofobia.
Jarang ada yang bertahan lebih dari 1 mgg.
Manifestasi klinis
• Hidrofobia (Trias)
 Spasme otot inspirasi
 Laringospasme
 Ketakutan menelan

• Provokasi :
Stimulus minum air, memberi air pada
kulit, melihat/mendengar kata air.
Manifestasi klinis
• Gejala lain
Hipersalivasi
Hiperlakrimasi
• Disfungsi otonom
Refleks/bangkitan yang menyiksa,
mengakibatkan spasme laringoparingeal,
nyeri tenggorok, nyeri dada.
• Leher, punggung ekstensi, opistotonus
Diagnosis
• Gejala klinis !
• Konfirmasi laboratorium
1. Fluoroscence Antibody Technique (FAT)
Sampel otak: batang otak, thalamus,
hippocampus & cerebellum
Hewan yang diduga terinfeksi rabies dieuthanasi
2. Inokulasi sampel pada mencit
3. Kultur jaringan dengan sel neuroblastoma mencit
4. ELISA, PCR
5. Titrasi antibodi pada serum / LCS
Fluoresence Antibody Test (FAT)
FAT Positif

FAT negatif
Tatalaksana Rabies
• Pencucian luka
– Air mengalir
– Sabun / detergen
– Waktu 10 – 15 menit
• Pemberian Antiseptik ( alkohol, betadine )
– Setelah pencucian luka
• Tidak Boleh dijahit
• Pemberian VAR dan atau SAR
Tipe kontak dengan hewan rabies
Katagori Tipe kontak Tipe Tindakan (PEP) yang
paparan dianjurkan

I Menyentuh atau memberi Tidak ada Tidak ada (jika anamnesis


makan binatang; Jilatan pada dapat dipercaya)
kulit yang utuh

II Gigitan pada kulit atau Kecil (Minor) Berikan vaksin segera. Stop
Goresan kecil atau lecet tanpa pengobatan jika binatang tetap
perdarahan sehat dalam 10 hari atau jika
binatang negatif rabies

III Satu atau beberapa gigitan Berat Berikan RIG (Rabies Immune
transdermal atau goresan; (Severe) Globulin) dan vaksin segera.
jilatan pada kulit yang luka / Stop jika binatang tetap sehat
pecah; kontaminasi mukosa dalam 10 hari atau jika
dengan air liur dari jilatan; Lecet binatang negatif terhadap tes
atau gigitan kelelawar Rabies.
Pencegahan Rabies

• Pre exposure
Vaccination

• Post exposure
Prophylaxis (PEP)
Pencegahan
(Pre Exposure Vaccination)

• Vaksinasi sebelum paparan


- Dosis 0,5 ml IM atau intradermal pada hari ke 0
dilanjutkan 0,5 ml hari ke 7 dan 21.
- Diikuti vaksin ulangan setelah 1 tahun setelah
pemberian pertama, diulangi seterusnya setiap 3 th.

Dewasa: Injeksi di area deltoid


Anak: di area paha anterolateral
Vaksin Anti Rabies (VAR)
Pre-exposure Rabies Prophylaxis
Tissue culture vaccine: 1 dose IM or 0.1 ml ID

Day 0 7 21 28

Modified from MJ Warrell, University of Oxford


Pencegahan
(Post Exposure Prophylaxis / PEP)

• Cara pemberian SAR (RIG)


Serum homolog
Tes kulit dulu :
Infiltrasi pada luka sebanyak-banyaknya,
sisanya disuntikkan secara IM.
Dosis : 20 IU/kgBB.
Pemberian hari pertama kunjungan.
Rabies Immuno Globuline (RIG)
Serum Anti Rabies (SAR)
Pencegahan
(Post Exposure Prophylaxis / PEP)

• Terapi setelah terpapar :


Dapat dgn pemberian VAR saja atau dg SAR
• VAR saja bila :
Luka tidak berbahaya (jilatan, ekskoriasi/lecet)
terletak di tangan/kaki.
• VAR dengan SAR bila :
Luka berbahaya jilatan/luka pada mukosa terletak di
atas bahu (muka, kepala, leher).
Pencegahan
(Post Exposure Prophylaxis / PEP)
• Vaksinasi sesudah paparan
Dosis VAR pada anak dan
dewasa sama.
Hari I (hari ke 0) : 0,5 ml deltoid
kanan dan deltoid kiri.
Hari 7 & 21 : 0,5 ml IM di
deltoid.
Pemberian bersama SAR, diberi
VAR 0,5ml pd hari ke 90
MATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai