JENAZAH
OLEH:
M RIDWAN R
PRODI DIII KEPERAWATAN
DEFINISI
HUKUMNYA:
FARDU KIPAYAH
KEUTAMAAN PEMULASARAAN JENAZAH
Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga menyolatkannya maka
baginya satu qirath, dan barangsiapa yang menyasikannya hingga
dimakamkan maka baginya dua qirath, dikatakan ; ‘apakah majsud dua
qirath itu? beliau menjawab ‘seperti dua buah gunung yang sangat besar”
(Muttafaqun ‘alaihi)
Hukum yang berkenaan dengan orang
sakit atau sekarat
1. Seorang yang ditimpa oleh penyakit wajib atasnya untuk bersabar
dengan senantiasa mengharap pahala dari Allah (QS. 2: )
2. Senantiasa menjaga prasangka yang baik terhadap Allah
Allah berfirman dalam hadits Qudsi:
“ Aku sesuai dengan prasangka hambaku” (HR. Bukhari Muslim, dari Abu
Hurairah)
3. Tidak berobat dengan hal yang diharamkan
Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya Allah Menurunkan penyakit dan obat, Allah menjadikan untuk
setiap penyakit itu obatnya, maka berobatlah namun janganlah kalian
berobat dengan sesuatu yang diharamkan.”(HR. Abu Daud).*
4. Sunnah bagi orang yang sakit (parah) untuk memberikan wasiat berkenaan dengan harta
atau amal kebajikan.
Rasulullah bersabda:
“Tidak hak bagi seorang muslim yang memiliki sesuatu untuk diwasiatkan , melainkan
setelah tinggal dua malam dan wasiat itu telah tertulis disisinya”. (Muttafaqun ‘alaihi, dari
hadits Ibnu ‘umar) *
5. Disunnahkan bagi orang yang menjenguknya untuk memberikan motivasi agar bersabar
dijalan Allah, misalnya dengan mengatakan, “tidak mengapa bagimu, insya Allah suci”
(Penyakit yang diderita akan menghapuskan dosa-dosa). HR. Bukhari dari Ibnu Abbas
6. Jika orang yang sakit telah sekarat, maka orang yang membesuknya sangat dianjurkan
untuk mentalqinkndengan kalimat “Laa ilaaha illallaah”
Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“ Talqinkanlah orang yang akan meninggal diantara kalian dengan kalimat “Laa ilaaha
illallaah” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
KEWAJIBAN BAGI KELUARGA YANG
MENINGGAL
Memejamkan kedua mata mayit, dan mendoakannya. Hal ini berdasarkan
petunjuk Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wasallam.
Ummu Salamah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam masuk ke rumah Abu Salamah sewaktu matanya masih terbuka,
lalu beliau memejamkan matanya. Kemudian berkata: "Sesungguhnya ruh itu
bila dicabut maka pandangannya mengikutinya." Maka menjeritlah Orang-
orang dari keluarganya, lalu beliau bersabda: "Janganlah kamu
berdoa untuk dirimu sendiri kecuali demi kebaikan, karena sesungguhnya
malaikat itu mengamini apa yang kamu ucapkan." Kemudian beliau berdoa:
"Ya Allah berilah ampunan kepada Abu Salamah, tinggikanlah derajatnya ke
tingkat Orang-orang yang mendapat petunjuk, lapangkanlah baginya dalam
kuburnya, terangilah dia didalamnya, dan berilah penggantinya dalam
turunannya." Riwayat Muslim.
Adapun Doa tatkala memejamkan mata mayit
:
*semua yang memandikan mayit harus memenuhi syarat yaitu menguasai tatacara memandikan
jenazah (*penj), apabila tidak maka dikembalikan kepada yang ahli sekalipun bukan dari keluarga
mayit
Tata cara memandikan jenazah :
Menutup aurat mayit dengan menggunakan kain sarung (kain yang bercorak)
Membersihkan Kotoran pada dubur dan Qubul Mayit (*prtk 1)
Berniat memandikan, membaca basmalah kemudian mewudukan mayit sebagaimana wudhu
ketika shalat. (*prtk 2)
Mencuci kepala dan jenggot dengan menggunakan air yang telah dicampur dengan daun
bidara (sabun jika tidak ada). (*prtk 3)
Memandikan seluruh badan dengan mendahulukan yang kanan kemudian yang kiri, sebanyak 3
kali atau cukup sekali apabila sudah bersih atau lebih dari tiga apabila masih dirasakan
kurang bersih, dan pada siraman yang terakhir dengan menggunakan air yang telah dicampur
kapur barus. (*prtk 4)
Mengeringkan sisa-sisa air pada mayit dengan menggunakan handuk.
menggunting kuku, serta mencukur bulu kemaluan, ketiak dan merapikan kumis mayit .(*prtk
5)
Membungkus jasad mayit dengan kain sarung sebelum pengkafanan agar aurat mayit tetap
terjaga.
Mengkafani Jenazah
1. Siapkan Kain kafan tiga helai yang disusun secara bertumpuk, dan telah
diukur sesuai dengan besar mayit. (*prtk 5)
2. Menyiapkan tali pengikat kafan dengan jumlah sesuai kebutuhan, yang di
hamparkan dibawah tumpukan kain.
3. Menyiapkan kain yang telah dibubuhi kapas (menyerupai popok bayi)
yang telah diberi wewangian untuk menutup aurat mayit yang diletakan di
bokong mayit. (*prtk 6)
4. Meletakkan mayit diatas kain kafan, kemudian melilitkan popok pada
mayit untuk menjaga agar kotoran tidak keluar.
5. Sisa kapas yang telah diberi wewangian diletakkan pada kedua mata,
lubang hidung, mulut, lubang telinga, dan diatas anggota sujudnya, demikian
pula dengan lipatan-lipatan tubuh; ketiak, bawah siku, bawah lutut dan pusar.
6. memberikan wewangian pada kain kafan (tumpukan teratas) dan kepala
mayit.
7. Mengambil sisi kanan lembaran kain yang paling atas kemudian diikuti
dengan sisi kiri untuk membungkus mayit, sambil melepaskan kain sarung
yang menutupinya.setelah itu diikuti dngan lembaran kedua dan ketiga. (*prtk
7)
8. Mengikat kafan dengan tali yang telah disediakan. (*prtk 8)
9. sisa kafan dibagian kepala diarhkan kewajah, dan pada kaki diarahkan
ke bagian depan kaki.
Menyolatkan Mayit
اع ُ
ف ه َو ْ عافِ ِ ه َو َ م ُ ح ْ ار َ ه َو ْ اغ ِف ْر لَ ُ م ْ للَّ ُه َّ
س ْلهُ سع مدخله واغ ِ ْ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ
رم نزله وو ِ َ ُ َ ُ ُ ْ ْ
ه َوأك َ ع ْن ُ َ
ن ْ الث ْلجِ َو ْ ِ بِ ْ
خطَايَا ال َ م ْ ه ِ البَ َر ِد َونَ ِق ِ ما ِء َو َّ ال َ
س َ نالدَّ ن ْ م
ِ ض َ َ ي ْ
ب َ اْلْ َ
ب ْ
و ت َّ
الث َ ْ
ي ق ما نَ َّ َ َ
ك
ِ دا ِر ِه َوأَ ْ ْ َ
خ ْي ًرا ه ًًل َ ن َ م ْ ِ ا ً
ر ي ْ خَ ا ر ً ا َ
د ُ
ه ل د
ِ ْ
ب َوأ
خ ْلهُ ه َوأ َد ِ ْ َ ج ِ ْ
من َزو ِ ْ خ ْيرا ِ ً ه َو َزوجا َ ً ْ ِ ن أه ِل ْ َ م ْ ِ
منْ ر أو ِ ْ ْ
ب َ
ق ْ
ال ب
ِ ا ذ َ َ
ع ْ
ن مِ ُ
ه ْ
ذ ع
ِ َ أ و َ َ
ة َّ
ن ج َ الْ
ِ
ع َذابِ َّ
النا ِر َ
Menguburkan Jenazah
“Mintakanlah ampun (kepada Allah) untuk saudara kalian (yang wafat) dan
mintakanlah keteguhan untuknya, sesungguhnya sekarang dia sedang
ditanya”(HR.Abu Daud, dari hadits Utsman)
adapun Doanya bisa dengan membaca:
َّ اغ ِف ْر لَ ُه اَللَّ ُه
ُ م ثَ ِب ْت
ه ْ مَّ اَللَّ ُه
“Ya Allah, ampunilah dia, ya Allah teguhkanlah dia”
ALHAMDULILLAH..
WALLOHU A’LAM
ADA PERTANYAAN???
TINGGAL PRAKTEK