Anda di halaman 1dari 28

Lapsus – AGUSTUS 2019

Bagian Obstetri Ginekologi


RSIA St Khadijah 1 Makassar
LAPORAN KASUS
PREEKLAMPSIA BERAT

Disusun Oleh:
ANJAS ASMARA
110.202.005

Pembimbing Supervisor:
Dr.dr. Hj. Nur Rakhmah, Sp.OG (K), M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
 Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama morbiditas
perinatal di Indonesia yang ditandai dengan tanda-tanda
hipertensi dan proteinuria.
 Pada preeklampsia berat dijumpai perburukan patologis fungsi
sejumlah organ dan sistem akibat vasospasme dan iskemia.
 Angka kejadian lebih banyak terjadi di negara berkembang
dibanding pada negara maju. Hal ini disebabkan oleh karena di
negara maju perawatan perinatalnya lebih baik.
 Nama : Ny. R
 Umur : 22 Tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Tanggal Lahir : 19 November 1996
 Agama : Islam
 Alamat : Gowa
 Bangsa Suku : Makassar
 No. RM : 04-93-03
 Tanggal Masuk : 22 Juli 2019
 Keluhan Utama:
Nyeri perut tembus ke belakang
 Anamnesis Terpimpin:
Seorang ibu hamil usia 22 tahun G1P0A0 dengan usia kehamilan
39 minggu 4 hari masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut
tembus ke belakang yang dialami sejak 12 jam sebelum masuk
rumah sakit. Pelepasan lender (-), darah (+) sejak 12 jam SMRS,
air (-). Diketahui HPHT dari pasien 11/10/2018 dan TP
18/07/2019. Demam (-), sakit kepala (-), penglihatan kabur (-),
nyeri ulu hati (-), mual dan muntah (-).
 Riwayat Penyakit Sebelumnya:
Dari Autoanamnesis diketahui Riwayat Hipertensi (-),
Riwayat Diabetes Melitus (-), Alergi (-), Asma (-). Riwayat
operasi (-)
 Riwayat Obstetri:
2019/Kehamilan Sekarang
 Keadaan umum  Thoraks :
Composmentis/Sakit Sedang/Gizi Baik - Paru : Vesicular, ronki (-/-), wheezing (-/-)
 Tanda Vital - Jantung : S1/S2 Reg. Gallop (-/-), murmur (-/-)
Tekanan Darah : 160/100 mmHg  Abdomen : Datar, tidak teraba pembesaran hati dan
Nadi limpa,
: 82 kali / menit
peristaltik (+) kesan normal
Pernapasan : 26 kali / menit
Suhu
: 36,7oC  Mata
Mata cekung : Tidak ada
 Kepala : Bentuk normal, simetris
Konjunctiva pucat: Tidak ada
 Mata : Konjungtiva
anemis (-/-), Sklera ikterik : Tidak ada
sklera ikterik (-/-) Pupil : Isokor (+/+), Refleks Cahaya (+/+)
 Telinga : Serumen (-/-), Kelembapan : Kering (-)
Membran
timpani intak
 Pemeriksaan Luar  Pemeriksaan Dalam Vagina
 TFU : 32  V/V : TAK/TAK
cm
 Portio : Lunak, tebal
 LP : 86
cm  Pembukaan : 4 cm
 TBJ : 2795  Ketuban : (+) Utuh
gram  UUK : Sulit dinilai
 Situs : Memanjang  Penurunan : Hodge I
 Punggung : Kanan  Bagian terdepan : Kepala
 Bagian terdepan : Kepala  Panggul : Kesan Cukup
 DJJ : 136
 Pelepasan : Lendir (+), darah (+), air
kali/menit (-)
 HIS : 2x10’
(25-30”)
 Gerakan janin : (+) dirasakan
Ibu
 USG Tanggal 22/07/2019  Tanggal pemeriksaan 22 juli 2019
 Gravid tunggal hidup intrauterine, persentasi Jenis
kepala, punggung kanan, EFW: 2680 gram, Pemeriksaan
HASIL Rujukan

SDP: 3,5 cm, GA: 35 Minggu. DARAH RUTIN


Hb 11.0 12.0-14.0 g/dL
WBC 8.3 5.00-10.00 103/ꙡl
RBC 4.23 4.00-5.00 106/ꙡl
PLT 176 150-400 103/ꙡl
MCV 83.8 76-96 fL
MCH 26.0 27-32 pg
MCHC 31.0 30-35 g/dL
IMUNO-SEROLOGI
Non
HBSAg Non Reaktif
Reaktif
Non
HIV Non Reaktif
Reaktif
KIMIA URINE
Leukosit Negatif Negatif
Positif
Protein Negatif
(+1)
Positif
Blood Negatif
(+3)
 Seorang ibu hamil usia 22 tahun G1P0A0 dengan usia kehamilan 39 minggu 4
hari masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut tembus ke belakang
yang dialami sejak 12 jam sebelum masuk rumah sakit. Pelepasan darah (+)
sejak 12 jam SMRS. Diketahui HPHT dari pasien 11/10/2018 dan TP
18/07/2019.
 Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien Sakit
sedang/Gizi Baik/GCS 15: E4M6V5. Tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 82
kali/menit, pernafasan 26 kali/menit, suhu 36,7o C. Pada pemeriksaan luar
didapatkan TBJ 2795 gram, DJJ 136 kali/menit, dan HIS 2x10’ (25-30”).
Pada pemriksaan dalam vagina didapatkan pembukaan 4 cm, ketuban (+)
utuh, bagian terdepan kepala, penurunan Hodge I, pelepasan lender dan
darah (+).
 Pada pemeriksaan penunjang, khususnya pemeriksaan laboratorium
didapatkan Kimia urine Protein (+1), Blood (+3).
G1P0A0 Gravid 39 minggu 4 hari Inpartu Kala I Fase Aktif + PEB

Tatalaksana
 Nifedipine 3x10mg
 LD: MgSO4 40% 4 gr dalam NaCl 100 cc 72 tpm
 MD: MgSO4 40% 6 gr dalam RL 500 cc 28 tpm
 Observasi HIS, DJJ, Kemajuan Persalinan
 VT Kontrol
S O A P
 Ibu ingin Pemeriksaan Dalam Vagina G1P0A0 ravid 39 Pimpin
meneran V/V : minggu 4 hari Inpartu Persalinan
TAK/TAK Kala II + PEB
Portio :
Melesap
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : (-)
UUK : Jam
12
Penurunan: Hodge IV
Bagian terdepan: Kepala
Panggul : Kesan Cukup
Pelepasan :Lendir(+), darah
Lahir bayi Jenis kelamin Perempuan, BBL 2600 gr, PBL 46 cm,
A/S 8/10
 Preeklampsia merupakan sindrom spesifik kehamilan
berupa hipertensi yang disertai proteinuria. Kedua gejala
tersebut merupakan gejala yang paling penting dalam
menegakkan diagnosis preeklampsia.
 Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dalam kurun waktu 3 tahun
(2005-2007) dilaporkan angka kejadian preeklampsia berat dan
eklampsia adalah 8% dan dalam tahun 2007-2009 kejadian
preeklampsia/eklampsia dilaporkan 8,6%, artinya tidak ada
penurunan.
 Penyebab preeklampsia saat ini masih belum dapat
diketahui secara pasti sehingga oleh Zweifel (1916)
preeklampsia disebut sebagai “the disease of
theories”.
 Preeklampsia
Tanda dan gejala yang muncul pada preeklampsia adalah
sebagai berikut:
 Tekanan darah sistol 140 diastol 90 mmHg atau kenaikan
sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-
kurangnya pada dua kali pemeriksaan dengan jarak periksa
satu jam, sebaiknya 6 jam.
 Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kualitatif
+1 atau +2 pada urin midstream.
 Preeklampsia berat
Tanda dan gejala yang muncul pada preeklampsia berat
adalah sebagai berikut:
 Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110
mmHg
 Proteinuria + ≥ 5 g/24 jam atau ≥ 3 pada tes celup
 Oliguria (< 400 ml dalam 24 jam)
 Sakit kepala yang hebat atau gangguan penglihatan
 Nyeri epigastrium dan ikterus
 Oedema paru
 Trombositopenia
 Pertumbuhan janin terhambat
 Gambaran klinik: pertumbuhan berat badan yang berlebihan, hipertensi,
dan timbul proteinuria.
 Gejala subjektif: sakit kepala didaerah frontal, nyeri epigastrium,
gangguan visus (penglihatan kabur, skotoma, diplopia), mual dan muntah.
 Gangguan serebral lainnya: sempoyongan, refleks meningkat, dan tidak
tenang.
 Pemeriksaan: tekanan darah tinggi, refleks meningkat, dan proteinuria
pada pemeriksaan laboratorium
 Solusia plasenta
 Hipofibrinogenemia
 Hemolisis
 Perdarahan otak
 Kelainan mata
 Edema paru
 Nekrosis hati
 Sindroma HELLP (hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet)
 Kelainan ginjal
 Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra-uterin.
 Komplikasi lain
1. Preeklampsia
1) Kehamilan kurang dari 37 minggu
2) Kehamilan lebih dari 37 minggu
2. Preeklampsia berat
Tujuan penatalaksanaan kasus preeklampsia berat
 Mencegah timbulnya kejang / kejang ulangan pada eklampsia

 Mencegah timbulnya komplikasi pada ibu dan atau anaknya

 Terminasi kehamilan secara aman


 Preeklampsia merupakan sindrom spesifik kehamilan berupa
hipertensi yang disertai proteinuria.
 Preeklampsia merupakan penyakit yang angka kejadiannya di setiap
negara berbeda-beda.
 Penanganan preeklampsia berat yaitu dengan persalinan harus
berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsia.
Semua kasus preeklampsia berat harus ditangani secara aktif.
 Artikasari, Kurniawati., 2009. Hubungan Primigravida dengan Angka Kejadian Preeklampsia/Eklampsia di RSUD
dr. Moewardi Surakarta periode 1 Januari - 31 Desember 2008. Surakarta: FK Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
 Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani W.L., Setiowulan W., 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI.
 Destryani, Ledy., 2013. Karakteristik Ibu Hamil dengan Preeklampsia yang Dirawat Inap di RSUD dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar periode 1 Juli 2010 – 30 Juni 2012. Makassar: FK Universitas Hasanuddin.
 Setyorini, 2011. Hubungan Peningkatan Hematokrit dengan Angka Kejadian Bayi Intrauterine Growth
Restriction (IUGR) pada Preeklampsia Berat. Surakarta: FK Universitas Muhammadiyah Surakarta.
 Nurmasida., Lukas, Irianta, Chalid, St. Maisuri T. Perbandingan Kadar Serum p38 MAPK, Trombosit dan Asam Urat pada
Preeklampsia Berat dan Sindroma HELLP. Makassar: FK Universitas Hasanuddin.
 Raras. 2011. Pengaruh Preeklampsia Berat pada Kehamilan terhadap Keluaran Maternal dan Perinatal di RSUP
dr. Kariadi Semarang Tahun 2010. Semarang: FK Universitas Diponegoro.
 Robson, E.S. dan Waugh J., 2011. Patologi dalam Kehamilan: Manajemen dan Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
 Mochtar, R., 2007. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
 Gilbert JS, et.all. 2008. Phatophysiology of Hypertension during Preeclampsia: Linking Placental Ischemia
with Endothelial Dysfunction. Mississippi:University of Mississippi Medical Center.
 Mansjoer, Suprohaita, Setiowulan. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI.
 Wibowo B., Rachimhadi T., 2006. Preeklampsia dan Eklampsia, dalam: Ilmu Kebidanan. Edisi III. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirahardjo.
 Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
 Sunaryo R., 2008. Diagnosis dan Penatalaksanaan Preeklampsia-Eklampsia, in: Holistic and Comprehensive
Management Eclampsia. Surakarta: FKUNS.
 Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal danNeonatal. Jakarta: YBPSP.
 Purwaka. 2013. Prosedur Tetap Penatalaksanaan Preeklampsia Berat/Eklampsia di Tingkat Pelayanan Dasar. Surabaya:
SMF OBGIN RSUD Soetomo.
Lapsus – Agustus 2019
Bagian Obstetri Ginekologi
RSIA St Khadijah 1 Makassar

Anda mungkin juga menyukai