Anda di halaman 1dari 25

EPILEPSI &

STATUS EPILEPTIKUS

M.E.Rachman
FK-UMI
Status konvulsi
(generalized tonic clonic status)

ETIOLOGI :
IDIOPATIK (20-30%) : Putus Obat

SIMPTOMATIK (70-80%)
Lesi Serebrovaskular, Infeksi SSP,
Neoplasma, Gangguan Metabolik,
Intoksikasi Obat, Ketergantungan Alkohol,
Trauma Capitis.
Status konvulsi

Serangan Kejang selama 5


menit atau lebih ,
kejang terus menerus dan
tonik-klonik atau aktivitas
kejang berulang
terus- dengan
menerus gambaran
electrografi tanpa
/berulang pemulihan
lebih dari kembali antara
kejang.
30 menit.
 Status
epilepticus (SE) memerlukan
tindakan emergensi.

Pengobatan ditargetkan untuk mengurangi


morbiditas dan mortalitas pasien.
Karakteristik Kejang Umum Status
Epilepticus (GCSE)

Bisa memiliki
Tonik klonik Penurunan defisit
umum – status mental neurologis
(gerakan kaki (koma, lesu, fokal di
dan tangan) kebingungan) periode
posiktal.
 Pasien yang tidak merespon
Refractory pengobatan rejimen standar
Status untuk status epilepticus .
Epilepticus
(RSE)  Pasien terus mengalami kejang
baik klinis atau electrographic
seizure setelah menerima dosis
awal benzodiazepine diikuti
kedua obat antiepilepsi (AED).
TATA LAKSANA SE
Stadium I
(premonitory stage)
Konsensus PERPEI

- Airway : bersihkan jalan nafas


(sisa muntahan/benda asing),
jika perlu pasang mayo dan
intubasi.
0-10 menit - Breathing : perhatikan
frekuensi dan pola , apakah
dada simetris, apakah g3
pernapasan sentral atau
perifer.
TATA LAKSANA SE
Stadium II (Stage of Early Status)

Circulation : TNPS.
- Pasang Infus NaCl 0.9%
- Lab. ambil darah 5-10 cc.
- EKG, NGT, DC
- Periksa status neurologi
1-60 menit Pemberian Diazepam 0.2 mg/kg BB dgn kecepatan
5 mg/mnt iv, diulang bila kejang berlangsung setelah
15 mnt.
Glukosa 50 cc glukosa 50% jika hipoglikemia.
Tjiamin 100 mg/iv pada alkoholisme.
Bicnat/Meylon pada asidosis.
TATA LAKSANA SE

Stadium III (Stage of Established Status)

Menentukan etiologi
Bila kejang berlangsung terus setelah pemberian diazepam, beri
fenitoin 15-20 mg/kgBB/iv dgn kecepatan ≤ 50 mg/mnt (kontrol TD
dan EKG).
Bila kejang masih berlangsung dpt diberikan fenitoin tambahan 5-10
mg/kgBB.
(0-60/90 menit) Bila kejang berlnajut berikan phenobarbital/luminal 20 mg/kgBB dgn
kecepatan 50-70 mg/mnt (monitor respirasi saat pemberian) dapat
diulangi 5-10 mg/kgBB.
Terapi vasopressor (Dopamin) bila diperlukan.
Koreksi Komplikasi
TATA LAKSANA SE

Stadium IV (Status Refrakter)

Bila kejang tidak teratasi selama 30-60 menit  bawa ke ICU, beri
propofol 2 mg/kgBB bolus iv, diulang bila perlu diulang dgn infus
kontinu 5-10 mg/kg/jam.
Dosis dikurangi 1-3 mg/kg/jam ketika kejang sudah terkontrol selama
(30/90 menit) 12 jam, dosis obat diturunkan secara perlahan selama 12 jam.
Atau Midazolam dosis 0.1 mg/kgBB) dengan kecepatan 4 mg/mnt.
Atau Thiopentone 100-250 mg/bolus dlm 20 mnt, lalu bolus 50 mg
setiap 2-3 mnt, dilanjutkan sampai 12-24 jam setelah bangkitan klinik
atau bangkitan EEG terakhir, lalu tapp off.
Monitor bangkitan dgn EEG, mulai pemberian OAE rumatan.
ENSELOPATI HIPERTENSI

M.E.Rachman
FK-UMI
18

Hypertension…cont’d
Hypertensive Crisis

Chest.2007:131;1949–1962
Enselopati Hipertensi
 Merupakan sindroma klinis akut
reversibel.
 Akibat kenaikan TD secara tiba-
tiba.
 Di tandai perubahan neurologi
mendadak : nyeri kepala hebat,
penurunan kesadaran, mual-
muntah, kejang, bahkan koma.
22

Treatment…cont’d
Possible combinations between some classes of antihypertensive drugs.

The preferred combinations in the general hypertensive population are represented as thick lines. The frames indicate classes of agents proven to
be beneficial in controlled intervention trials.

Eur Heart J. 2007;25:1105–1187


23

Treatment…cont’d
Combination drugs for hypertension.

NIH Publication No. 04-5230, August 2004


Treatment…cont’d
24

Chest.2007:131;1949–1962
Treatment…cont’d
25

Parenteral Drugs for Treatment of Hypertensive Emergencies


Puasa dan Kesehatan
Moch.Erwin Rachman
Bagian Faal Fakultas Kedokteran UMI

Anda mungkin juga menyukai