Anda di halaman 1dari 46

PLENO PEMICU 2

SELASA, 26 FEBRUARI 2019


KELOMPOK 12
Tutor : dr. Chrismerry (diskusi 1) Anggota:
1. Vega Adlanta (405170240)
: dr. Irma (diskusi 2) 2. Christopher Martin S. (405180001)
◦ Ketua : Ilham Alhaq (405180167) 3. Milenia Syawali (405180029)
4. Kelnia Mellenia (405180035)
◦ Penulis : Amirah Dea P.Z 5. Laurencia Sylvano (405180058)
(405180007) 6. Given Kentanto (405180093)
◦ Sekretaris : Luvea (405180138) 7. Ucitha Septyadina (405180219)
8. Arryza Fahrita Ikhsani (405180224)
9. Arif Maulana N. (405180241)
Aduh Sakitnya….
◦ Seorang mahasiswa kedokteran ke Kuta Bali saat liburan semester. Setiba di Kuta Bali,
ia menghabiskan waktu di pantai bermain selancar sampai siang hari. Saat berjalan di
pinggir pantai, telapak kakinya tergores karang karena tidak menggunakan alas kaki.
Sore hari sesampai di hotel, mahasiswa tersebut merasakan kalau punggung dan
lengannya terasa perih dan memerah. Keesokan harinya saat akan jalan-jalan mahasiswa
tersebut merasa sakit untuk memakai sepatu karena telapak kaki yang tergores karang
tampak merah dan membengkak. Karena khawatir, mahasiswa tersebut berobat ke
dokter. Dokter memberikan obat antibiotika, antiinflmasi dan analgetik.
Mahasiswa tersebut menceritakan ke dokter kalau dia adalah mahasiswa kedokteran
yang baru menyelesaikan semester ke-3 yang sedang berlibur ke bali. Selain itu,
mahasiswa tersebut menanyakan ke dokter apakah dapat diberikan antibiotika
sedangkan belum mengetahui mikroorganisme yang menyebabkan infeksi. Dokter
menjelaskan bahwa pemberian antibiotika saat ini berdasarkan terapi empiric, untuk
terapi causative perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan. Dokter juga
mengingatkan untuk menggunakan antibiotika sesuai waktu yang dintentukan karena
menggunakan antibiotika yang lama dapat berdampak buruk juga.
Apa yang dapat dipelajari dari cerita diatas?
LANGKAH I
MENGIDENTIFIKASI ISTILAH
ASING
ISTILAH ASING
o Antibiotik : golongan antimikroba yang memiliki efek menekan atau menghentikan
suatu proses biokimia khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.
o Analgetik : golongan obat yang digunakan untuk meredakan rasa nyeri yang dialami
infeksi tanpa mengakibatkan hilangnya kesadaran.
o Antiinflamasi : golongan obat yang digunakan untuk meredakan nyeri dan radang.
o Infeksi : peristiwa masuk dan penggandaan miroorganisme (agen) didalam tubuh
pejamu (host).
o Terapi impiric : - penggunaan antibiotic pada kasus infeksi yang belum diketahui jenis
bakterinya.
- pemberian terapi berdasarkan pengalaman entitas klinis tertentu yang
merujuk pada hasil uji klinis.
o Terapi causative : penggunaan antibiotic, tetapi sudah diketahui penyebab penyakitnya.
LANGKAH II
RUMUSAN MASALAH
RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu bengkak? Kenapa bisa terjadi bengkak?
2. Kenapa penggunaan antibiotic lama dapat berdampak buruk? Apa dampaknya?
3. Apakah pemberian antibiotic tanpa mengetahui jenis mikroorganismenya
diperbolehkan?
4. Apa efek samping dari obat antibiotic?
5. Apa tujuan dari pemeriksaan laboratorium terhadap luka/goresan tersebut?
6. Bagaimana pemberian obat antibiotic yang benar?
7. Mengapa dapat terjadi merah dan perih?
8. Bagaimana mekanisme kerja antimikroba?
9. Kenapa dokter memberikan obat antibiotika, antiinflamasi dan analgetik pada
mahasiswa tersebut?
LANGKAH III
CURAH PENDAPAT
CURAH PENDAPAT
1. Bengkak diakibatkan oleh edema, dimana terkumpulnya cairan yang berlebih
dari sela-sela jaringan. Jejas => aliran darah meningkat => membawa sel-sel
radang ke arah jejas => vasoladitasi => meningkatnya permeabilitas kapiler
darah => protein plasma bocor => edema.
2. Kalau mengonsumsi antibiotic lebih dari dosis yang ditentukan dapat
mengganggu keseimbangan flora normal. Dampaknya bisa terjadi resistensi dan
meningkatkan resiko seseorang terkena infeksi.
3. Boleh, diberikan spectrum luas dahulu, stelah hasil lab sudah keluar baru diberi
antibiotic spesifik.
4. Hipersensitivitas, gangguan saluran cerna spt. diare, mual.
5. Untuk mengetahui penyebab infeksi, kemudian menentukan antibiotic yang sesuai.
6. a. tepat dosis,
b. waktu pemberian sesuai waktu paruh,
c. manfaat > efek samping, dan
d. memperhatikan interaksi obat
7. a. Terpapar panas matahari => tubuh homeostasis dengan cara vasodilatasi.
b. Trauma termal
8. Antibiotik, mis. Penisilin :
a. obat bergabung dengan penicilin binding protein pada kuman.
b. terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena proses transpeptidasi antar
rantai peptidoglikan terganggu.
9. Karena terdapat tanda-tanda radang spt.
a. rubor (merah) c. kalor (panas)
b. dolor (nyeri) d. tumor (bengkak)
LANGKAH IV
REVIEW
ETIOLOGI

RADANG

TANDA-TANDA
RADANG

PEMERIKSAAN PENUNJANG UTK


MENCARI PENYEBAB INFEKSI

ANTIBIOTIK TERAPI ANALGETIK

EFEK SAMPING, ANTIINFLAMASI


DAMPAK DAN
CARA
PEMBERIAN
LANGKAH V
LEARNING ISSUES
LEARNING ISSUES
 MM. Etiologi radang
 MM. Mekanisme Radang
 MM. Tanda-tanda Radang
 MM. Macam-macam Radang
 MM. Mekanisme Penyembuhan Radang
 MM. Flora Normal
 MM. Pemeriksaan Penunjang utk Mengetahui Penyebab Infeksi
 MM. Terapi Antibiotik (efek samping, dampak dan pemberian)
LI 1
MM. Etiologi Radang
◦ Etiologi : penyebab suatu penyakit.
1. Genetika: mutase, variasi gen
2. Didapatkan: infeksi dan non infeksi

1. REAKSI INFEKSI
◦ Infeksi( bakteri, virus, jamur, parasit)
2. REAKSI NON INFEKSI
◦ Trauma : ( tumpul dan tajam)
◦ Nekrosis jaringan: termasuk iskemia dan jejas fisis dan kimia
◦ Benda asing: ( serpihan, kotoran, jahitan deposit Kristal)
◦ Reaksi imun: ( reaksi hipersensitif) terhadap subtansi lingkungan atau terhadap jaringan.
◦ Suhu
◦ Radiasi
LI 2
MM. Mekanisme Radang
Vasokonstriksi
Infiltrasi sel
Vasodilatasi mononuklear

Mekanisme
Tek. Hidrostatis
Radang Akut Mekanisme
Peningkatan
Kerusakan
jaringan Radang
permeabilitas kapiler
Kronik
Protein plasma
bocor
Terbentuk jaringan
granulasi
Hiperemia

Marginasi
leukosit

Emigrasi
Eksudasi dan Transudasi

20
Tahapan Radang
◦ Recognition : pengenalan agen penyebab
◦ Recruitment : pengerahan leukosit
◦ Removal : pemusnahan agen penyebab
◦ Regulation : kontrol respon
◦ Resolution : perbaikan sel/jaringan
LI 3
MM. Tanda-tanda Radang
Makroskopik

Mikroskopik
Kalor

Dolor Vasodilatasi

Rubor Eksudasi

Tumor
Emigrasi leukosit

Functio laesa
LI 4
MM. Macam-macam Radang
Akut

Radang

Kronik
Radang Akut
◦ Infeksi : bakteri, virus, jamur, parasit
◦ Trauma (tajam dan tumpul), agen fisika (suhu ekstrim, e.g. luka bakar atau
“frosbite”), bahan kimia.
◦ Nekrosis jaringan, termasuk karena iskemia, jejas fisik dan kimia.
◦ Benda asing.
◦ Reaksi imun/hipersensitivitas terhadap zat-zat di lingkungan sekitar atau
jaringan tubuh sendiri.
◦ Bila Pemicu tidak dapat dihilangkan  inflamasi kronis.
Radang Kronis
◦ Jenis radang kronis : Dapat disebabkan :
1. Serosa 1. Infeksi (bakteri, virus, parasit,
2. Fibrotik jamur).
2. Benda asing (umumnya tidak tjd
3. Supuratif
nekrosis, karena adanya bahan
4. Granulomatosa
sintetik, abses).
→ Radang granulomatosa : 3. Penyakit autoimun.
rx.radang kronik yang sel 4. Penyembuhan pd radang akut tidak
makrofagnya menyolok sempurna
mengalami modifikasi 5. Penyebab jejas menetap
menyerupai sel epitel (epiteloid). 6. Penyebab ringan tetapi timbul
berulang-ulang
LI 5
MM. Mekanisme Penyembuhan
Radang
LI5
Agent penyebab (noninfeksi)

Reaksi Vaskuler dan Reaksi Seluler

Eksudat radang akut

Stimulus Stimulus tdk


dimusnahkan Segara
dimusnahkan
Tidak ada Nekrosis sel Nekrosis sel

Pemulihanke Jaringan asal sel Jaringan


stuktur normal

Sel Stabil Sel Labil Sel Permanen

Kerangka utuh Regenerasi Kerangka rusak jr. parut


Sel labil Sel stabil Sel permanen

Mempunyai kemampuan Kapasitas regenerasi terbatas Tidak dapat diganti bila rusak
regenerasi yang tinggi

Fase G0 yang singkat Fase G0 yang lama Tidak mempunyai kemampuan


membelah post natal

Sel yang hilang  stimulus sel di Dibutuhkan  sel masuk ke Pemulihan jaringan 
G0 untuk memasuki siklus dalam siklus mitosis pembentukan jar. ikat

Sel limfoid, hematopoetik, sel Sel hati, pankreas, ginjal, kljr SSP, saraf tepi, otot jantung
epitel eksokrin, pemb. darah
Faktor yang Menghambat Pemulihan Jaringan
◦ Usia lanjut  menurun seiring bertambahnya usia.
◦ Gizi  malnutrisi.
◦ Penurunan imunitas.
◦ Penyakit.
◦ Tumbor ganas.
◦ Obat.
◦ Infeksi.
LI 6
MM. Flora Normal
(1) Resident flora: terdiri dari jenis mikroorganisme Peran Flora Normal :
yang relatif tetap.
– Mencegah penyakit akibat
(2) Transient flora: terdiri dari mikroorganisme
gangguan bakteri
nonpathogenic atau berpotensi patogen yang menghuni
kulit atau membran mukosa selama berjam-jam, hari, – Mencegah kolonisasi oleh
atau minggu. Berasal dari lingkungan, tidak bakteri pathogen
menghasilkan penyakit, dan tidak terbentuk secara
– selalu ada di permukaan
permanen di permukaan.
Contoh : tubuh
-Kulit : Staphylococcus dan sianobakteri aerobik, atau Saat kekebalan tubuh menurun,
difteroid flora normal ini juga dapat
-Hidung dan Nasofaring (nasopharynx) : Corinebacteria, menyebabkan penyakit
stafilococcus (S. epidermidids, S. aureus) dan
streptococcus
LI 7
MM. Pemeriksaan Penunjang utk
Mengetahui Penyebab Infeksi
 Makroskopik
 Melihat dengan mata telanjang dan meraba.
 diperiksa : ukuran, suhu, nyeri, fungsiolaesa, konsistensi, warna, dan lokasi lesi
 Mikroskopik
 menggunakan mikroskop sinar biasa.
diperiksa : mikroorganisme penyebab, reaksi jaringan,
 Sitologi
 mencari & menilai perubahan struktur dari sel
Mikroskop Elektron
 melihat perubahan organel ultrastructural di dalam sel
Patologi klinik
Jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, laju endap darah,
Radiologi
foto rontgen toraks dll
SPUTUM
Cara pengambilan sputum secara umum: • Sebelum mengeluarkan sputum, pasien
◦ Agar sputum mudah dikeluarkan, disuruh untuk berkumur-kumur dengan
dianjurkan pasien mengonsumsi air yang air dan pasien harus melepas gigi
banyak pada malam sebelum pengambilan palsu(bila ada).
sputum. • Pengambilan sputum sebaiknya
◦ Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dilakukan pada pagi hari, dimana
dengan sputum agar yang dibatukkan kemungkinan untuk mendapat sputum
benar-benar merupakan sputum, bukan air bagian dalam lebih besar. Atau juga bisa
liur/saliva ataupun campuran antara diambilsputum sewaktu. Pengambilan
sputum dan saliva. Selanjutnya, jelaskan sputum juga harus dilakukan sebelum
cara mengeluarkan sputum. pasien menyikat gigi.
◦ Kumpulkan sputum spesimen pertama
• Cara penyimpanan sputum:
pada saat pasien berkunjung ke UPK
Yaitu berbeda-beda untuk masing-masing
(Unit Pelayanan Kesehatan)
laboratorium.
Penyimpanan ◦ Beri pot sputum saat pasien pulang
• Penyimpanan < 24 jam pada suhu untuk keperluan pengumpulan sputum
ruangan pada hari berikutnya.
• Penyimpanan pada pot steril berpenutup ◦ Pagi hari ke2 (sputum pagi = B). Pasien
Pengiriman
mengeluarkan sputum spesimen ke2 di
• Pengiriman < 2 jam pada suhu ruang
• Bila tidak memungkinkan, simpan dalam pagi hari setelah bangun tidur &
media transport (Amies medium, Stuart’s membawa ke laboratorium.
medium). ◦ Sewaktu hari ke2 (sputum sewaktu
• Sewaktu hari -1 (sputum sewaktu kedua = C)
pertama = A).
◦ Kumpulkan sputum spesimen ketiga ◦ Jangan mengambil sputum di ruangan
tertutup dengan ventilasi yang buruk,
di laboratorium saat pasien kembali ke
misalnya:
laboratorium pada hari ke2 saat
◦ Kamar kecil / toilet
membawa sputum pagi (B).
◦ Ruang kerja (ruang pendaftaran, ruang
◦ Pengumpulan sputum dilakukan di
pengumpulan sampel, laboratorium, dsb)
ruang terbuka dan mendapat sinar
◦ Ruang tunggu, ruang umum lainnya
matahari langsung atau di ruangan
dengan ventilasi yang baik, untuk ◦ Syarat pot sputum yang ideal :
mengurangi kemungkinan penularan ◦ Sekali pakai.
akibat percikan sputum yang ◦ Bahan kuat, tidak bocor dan tidak mudah
infeksius. pecah.
◦ Tutup berulir, dapat menutup rapat.
◦ Plastik jernih/ tembus pandang.
LI 8
MM. Terapi Antibiotik (efek
samping, dampak dan pemberian)
KLASIFIKASI
◦ MENURUT JENIS o MENURUT KEMAMPUAN MEMATIKAN KUMAN
TARGET MIKROBA •Bakteriostatik
• Anti bakteri •Bakterisidal
o MENURUT SIFAT FARMAKO DINAMIK DAN
• Anti virus FARMAKO KINETIK
• Anti jamur •Tergantung dari kadar ( concerntration dependent )
• Anti parasit •Tergantung dari waktu ( time dependent )
MEKANISME KERJA PENGGUNAAN ANTIMIKROBA

◦ MENGHAMBAT SINTESIS AM BERSPEKTRUM LUAS DAN SPESIFIK


DINDING SEL KUMAN - Diharapkan dapat menyembuhkan infeksi yang
◦ MERUSAK MEMBRAN SEL etiologinya tidak diketahui
KUMAN - Hanya dibenarkan jika infeksi sifatnya mengancam
jiwa dan kepekaan belum diperoleh ( terapi empiris)
◦ MENGHAMBAT SINTESIS
PROTEIN - Harus dilanjutkan dengan terapi de-eskalasi
◦ MENGAMBAT METABOLISME - Yang kemudian dilanjutkan dengan penggunaan
ASAM NUKLEAT terapi AM spektrum spesifik
KEGAGALAN TERAPI
RESISTENSI TERGANTUNG DARI 3 FAKTOR :
MENURUT RIWAYAT TERJADINYA
- KUMAN
- RESISTENSI YANG TERJADI
SECARA ALAMIAH - ANTIMIKROBA
- MUTASI - PENJAMU ( HOST )
- TRANSMISI GEN ANTAR KUMAN PENYEBAB KEGAGALAN :
MENURUT MEKANISME - KUMAN PEKA SECARA IN VITRO TETAPI
- MENGHASILKAN ENZIM YANG TIDAK PEKA SECARA IN VIVO
MERUSAK AM - TERJAI TOLERANSI PADA KOKUS GRAM
- MENGUBAH TARGET SITE POSITIF
- MENGUBAH JALUR - SPEKTRUM AM YANG TIDAK SESUAI
METABOLISME
- KADAR AM DALAM DARAH TERLALU
- MEMOMPA KELUAR AM YANG RENDAH
BERHASIL MASUK KE DALAM SEL
(EFFLUX ) - KADAR AM DALAM JARINGAN TERLALU
RENDAH
ANTIBIOTIK

MEKANISME KERJA : EFEK SAMPING :


- Obat bergabung dengan reseptor ( penicillin binding - REAKSI SENSITIVITAS
protein ) pada kuman - GANGGUAN CERNA
- Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena - KERUSAKAN GINJAL
proses transpeptidase antar rantai peptidoglikan
terganggu
- Kemudian terjadi aktivasi enzim proteolitik pada
dinding sel
DAFTAR PUSTAKA
 eprints.undip.ac.id/7451/1/ANTI_MIKROBA.pdf
 Oleh P Widjojo - 2009 - Diakses pada tanggal 22 Februari 2019 – 12:37
 Pringgoutomo, Sudarto dkk. 2006. Buku Ajar Patologi I (Umum) Edisi ke 1. Jakarta:
Sagung Seto
 Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell. Robbins Basic Pathology. Edisi 8. Elsevier
Saunders.
 Buku Farmakologi FK UI, Edisi 5
 Brooks, G.F., Janet, S.B., Stephen A.M. 2007. Jawetz, Melnick and Adelbergs,
Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, Alih Bahasa oleh Mudihardi, E., Kuntaman,
Wasito, E.B., Mertaniasih, N.M., Harsono, S., dan Alimsardjono, L. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
 Buer JK (Oct 2014). "Origins and impact of the term
'NSAID'". Inflammopharmacology. 22 (5): 263–7

Anda mungkin juga menyukai