Anda di halaman 1dari 36

AKADEMI TEKNIK KUPANG

FISIKA TERAPAN
I M A D E S U P A R T A
AKADEMI TEKNIK KUPANG

GAYA Prinsip Galileo :


mengubah kecepatan
Sebuah benda didorong dengan kekuatan suatu benda
tertentu ke arah tertentu maka benda akan diperlukan gaya luar/
bergerak dalam satu lintasan. mempertahankan
Terdapat pengaruh luar yang menyebabkan kecepatan benda
benda bergerak dalam lintasannya dengan tidak diperlukan gaya
kecepatan tertentu atau percepatan tertentu luar

FISIKA TERAPAN
02
AKADEMI TEKNIK KUPANG

Hukum Newton
Prinsip Galileo diambila oleh Isaac Newton
(1642-1727) MEKANIKA KLASIK /
MEKANIKA NEWTON
Newton merumuskan hukum-hukum gerak yang
sangat luar biasa. Newton menemukan bahwa
semua persoalan gerak di alam semesta dapat
diterangkan dengan hanya tiga hukum yang
sederhana

FISIKA TERAPAN
03
AKADEMI TEKNIK KUPANG

HUKUM NEWTON I
 Semua benda cenderung mempertahankan keadaannya: benda yang diam tetap diam dan benda
yang bergerak, tetap bergerak dengan kecepatan konstan

 Mendefinsikan adanya sifat kelembaman benda, yaitu keberadaan besaran yang dinamai massa.
Karena sifat kelembaman ini maka benda cenderung mem-pertahankan keadaan geraknya, yang
direpresentasikan oleh kecepatan.

 Sifat kelembaman mengukur kecenderungan benda mempertahankan kecepatannya.

 Makin besar kelembaman yang dimiliki benda maka makin kuat benda mempertahankan sifat
kelembamannya. Atau diperlukan pengganggu yang lebih besar untuk mengubah kecepatan
benda
 Makin besar massa maka benda makin lembam. Itulah penyebabnya bahwa kita sangat sulit

FISIKA TERAPAN
mendorong benda yang memiliki massa lebih besar darimapa benda yang memiliki massa lebih
kecil

04
AKADEMI TEKNIK KUPANG

HUKUM NEWTON II
 Menjelaskan perubahan keadaan gerak benda. Hukum ini menyatakan bahwa benda dapat diubah
keadaan geraknya jika pada benda bekerja gaya.

 Gaya yang bekerja berkaitan langsung dengan perubahan keadaan gerak benda

 Yang paling tepat mendefinisikan keadaan gerak adalah perkalian massa dan kecepatan,”vm “
Alasan :
 (1) makin besar massa maka makin sulit mengubah keadaan gerak benda dan ,
 (2) makin besar gaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan perubahan kecepatan yang besar pada
benda.

FISIKA TERAPAN
 Dengan demikian keadaan gerak benda sebanding dengan perkalian massa dan kecepatan. (mv)
definisikan sebagai momentum (p= mv)

05
AKADEMI TEKNIK KUPANG
HUKUM NEWTON II

 Secara matematik hukum II Newton dapat ditulis sebagai 

 Berdasarkan hukum II Newton maka gaya total yang bekerja pada benda sama dengan
perubahan momentum per satuan waktu (laju perubahan momentum).

 Dengan menggunakan aturan diferensial sederhana maka kita dapat menulis :

FISIKA TERAPAN
06
AKADEMI TEKNIK KUPANG
HUKUM NEWTON II

 Tampak dari persamaan bahwa besarnya gaya bergantung pada laju perubahan massa dan
percepatan benda.

 Ini adalah Hukum II Newton yang paling umum, berlaku untuk benda yang mengalami
perubahan massa maupun tidak.

 Khusus untuk benda yang memiliki massa konstan maka dm/dt=0 sehingga persamaannya
berubah menjadi persamaan yang sudah sangat akrab dengan kita, yaitu

FISIKA TERAPAN
07
AKADEMI TEKNIK KUPANG

HUKUM NEWTON III


 Mengungkapkan keberadaan gaya reaksi yang sama besar dengan gaya aksi, tetapi berlawanan
arah. Jika benda pertama melakukan gaya pada benda kedua (Gaya aksi), maka benda kedua
melakukan gaya yang sama besar pada benda pertama tetapi arahnya berlawanan (Gaya reaksi) .
 Jika kita mendorong dinding dengan tangan, maka pada saat bersamaan dinding mendorong
tanganmu dengan gaya yang sama tetapi berlawanan arah
 Contoh pasangan gaya aksi reaksi. Setiap ada gaya aksi maka selalu ada gaya reaksi yang sama
besar tetapi berlawanan arah.

FISIKA TERAPAN
08
AKADEMI TEKNIK KUPANG
HUKUM NEWTON III

 Tetapi harus diingat bahwa gaya aksi dan reaksi bekerja pada benda yang berbeda
sehingga tidak saling meniadakan.

 Tangan melakukan gaya pada dinding dan dinding melakukan gaya pada tangan.
Jadi dua gaya tersebut tidak dapat dijumlahkan.

 Berbeda kasusnya jika kamu mendorong benda dan teman kamu juga mendorong
benda yang sama.

 Dalam kasus ini gaya yang kamu lakukan dan yang dilakukan teman kamu dapat dijumlahkan
karena bekerja pada benda yang sama.

FISIKA TERAPAN
09
AKADEMI TEKNIK KUPANG

DIAGRAM GAYA BEBAS


 Dalam hukum II Newton, yang dimaksud gaya F adalah gaya total yang bekerja pada benda.
 Jika pada benda bekerja sejumlah gaya maka semua gaya tersebut harus dijumlahkan terlebih
dahulu.
 Jika antara bagian benda saling melakukan gaya maka ketika dijumlahkan maka gaya netto yang
dilakukan oleh bagian-bagian tersebut nol
 Untuk menghindari kesalahan dalam menghitung gaya-gaya yang bekerja pada benda, kita akan
sangat tertolong apabila terlebih dahulu melukis diagram gaya bebas yang bekerja pada benda.
 Diagram gaya bebas adalah gambaran semua gaya yang berasal dari luar sietem yang bekerja pada
sistem.
 Sebagai contoh, kendaraan mainan yang berada di atas bidang datar yang licin ditarik ke kiri oleh
seseorang menggunakan tali.. .

010 FISIKA TERAPAN


DIAGRAM GAYA BEBAS

Gaya-gaya luar yang bekerja pada sistem adalah:

Gaya berat mobil (W) bersama penumpang di dalamnya


1 (akibat gravitasi) yang arahnya ke bawah

Gaya penahan yang dilakukan oleh lantai pada roda


2
mainan yang arahnya ke atas, tegak lurus lantai.
Gaya ini disebut gaya normal (N)

3 Gaya tarikan tali (T) yang arahnya ke kiri

Gaya-gaya luar yang bekerja pada sistem adalah:

FISIKA TERAPAN
011
APLIKASI HUKUM NEWTON
Benda di atas bidang datar

 Benda bermassa m di atas bidang datar yang licin ditarik dengan gaya F seperti tampak pada
Gambar. Kita mulai dengan menggambarkan diagram gaya bebas dan menentukan percepatan
benda

 Gaya-gaya yang bekerja hanyalah gaya tarik F,


gaya berat W, dan gaya normal yang dilakukan
lantai N.
 Dengan demikian, gaya luar total yang bekerja
pada benda adalah

FISIKA TERAPAN
012
APLIKASI HUKUM NEWTON

Pada kondisi gaya seperti ini, jika benda bergerak maka gerakannya hanya ke kanan. Dengan
demikian, percepatan yang dialami benda memenuhi

Dengan menggunakan hukum II Newton kita dapatkan

Jika kita samakan suku yang mengandung vektor satuan sejenis maka kita peroleh dua
persamaan berikut
dan

FISIKA TERAPAN
13
APLIKASI HUKUM NEWTON

Contoh berikut adalah dua gaya bekerja secara bersaman pada benda, seperti ditunjukkan oleh
Gambar (a ). Diagram gaya bebas tampak pada Gambar (b).

(a) (b)

Berdasarkan gambar tersebut maka gaya total yang bekerja pada benda menjadi :

FISIKA TERAPAN
14
APLIKASI HUKUM NEWTON
 Karena gerakan hanya akan terjadi dalam arah sumbu y maka percepatan hanya memiliki
komponen arah sumbu x. Dengan demikian, hukum II Newton menjadi :

 Kembali samakan suku yang mengandung vector satuan yang sama maka :

dan

Contoh berikutnya adalah dua benda yang ditunjukkan pada Gambar. Bagaimana diagram gaya
bebas yang bekerja pada masing-masing benda?

FISIKA TERAPAN
015
APLIKASI HUKUM NEWTON
 Gaya yang bekerja pada benda di sebelah atas terdiri dari
berat benda (W1) dan gaya normal (N12) yang berarah ke
atas.
 Gaya yang bekerja pada benda sebelah bawah terdiri dari
berat benda (W2), gaya tahan oleh lantai (N) yang berarah
ke atas dan gaya tekan dari atas oleh benda yang ada di
sebelah atas (N21).
 Benda sebelah atas dan bawah tidak bergerak ke atas atau
ke bawah sehingga (a=0) ;
N12 = W1.
W2 + N12 – N = 0.
N = W2 + N12  . Gaya N12 dan N21 merupakan gaya aksi
reaksi sehingga besarnya sama.

FISIKA TERAPAN
Dari sini kita dapatkan besar gaya tahan oleh lantai
menjadi

016
AKADEMI TEKNIK KUPANG

APLIKASI HUKUM NEWTON

Gaya F dapat diuraikan atas dua komponen yang searah dan tegak lurus bidang datar.
Komponen F yang sejajar bidang datar adalah 𝑭 𝐜𝐨𝐬 𝜶, dan yang tegak lurus bidang datar adalah
𝑭 𝐬𝐢𝐧 𝜶.
Dengan demikian vektor gaya dapat ditulis menjadi :

FISIKA TERAPAN
Gaya total yang bekerja pada benda menjadi :

017
AKADEMI TEKNIK KUPANG

APLIKASI HUKUM NEWTON


Percepatan benda memenuhi bentuk umum :

Selanjutnya, dengan hukum II Newton kita dapatkan :

Selanjutnya kita samakan suku yang mengandung vector satuan sejenis sehingga diperoleh
𝑖𝐹
Ƹ cos 𝛼 = 𝑚𝑎𝑥 𝑖Ƹ
𝐹 cos 𝛼 = 𝑚𝑎𝑥
dan
𝐹 sin 𝛼 + 𝑁 − 𝑊 𝑗Ƹ = 𝑚𝑎𝑦 𝑗Ƹ
𝐹 sin 𝛼 + 𝑁 − 𝑊 = 𝑚𝑎𝑦

Dua kondisi yang mungkin dipenuhi untuk gerakan dalam arah vertikal.
Jika benda belum bergerak dalam arah vertikal maka 𝑎𝑦 = 0, sehingga ;

FISIKA TERAPAN
𝐹 sin 𝛼 + 𝑁 − 𝑊 = 0
𝑁 = 𝑊-𝐹 sin 𝛼

018
AKADEMI TEKNIK KUPANG

APLIKASI HUKUM NEWTON

Syarat benda masih bersentuhan dengan lantai (belum bergerak ke atas) adalah :
𝑁≥0
𝑊-𝐹 sin 𝛼 ≥ 0

Selanjutnya kita samakan suku yang mengandung vector satuan sejenis sehingga diperoleh
𝑖𝐹
Ƹ cos 𝛼 = 𝑚𝑎𝑥 𝑖Ƹ
𝐹 cos 𝛼 = 𝑚𝑎𝑥
dan
𝐹 sin 𝛼 + 𝑁 − 𝑊 𝑗Ƹ = 𝑚𝑎𝑦 𝑗Ƹ
𝐹 sin 𝛼 + 𝑁 − 𝑊 = 𝑚𝑎𝑦

FISIKA TERAPAN
019
AKADEMI TEKNIK KUPANG

Benda di atas bidang miring


Sebuah benda berada di atas bidang miring yang licin. Misalkan gaya F sejajar bidang miring. Diagram
gaya yang bekerja pada benda tampak pada Gambar

Kita ambil arah ke bawah yang sejajar bidang miring sebagai arah sumbu x positif dan arah tegak lurus
bidang miring ke atas sebagai arah sumbu y positif.
Komponen gaya W yang sejajar bidang miring (sumbu x ) 𝑊 sin 𝛼
Komponen gaya W yang tegak lurus bidang miring (sumbu x ) 𝑊 cos 𝛼.

FISIKA TERAPAN
Gaya total yang bekerja pada benda sebagai berikut : 𝐹Ԧ𝑇 = 𝑊 sin 𝛼 + 𝐹 𝑖Ƹ + 𝑁 − 𝑊 cos 𝛼

020
AKADEMI TEKNIK KUPANG

Benda di atas bidang miring


Percepatan yang dialami benda memenuhi bentuk umum berikut
ini
𝑎Ԧ = 𝑎𝑥 𝑖Ƹ + 𝑎𝑦 𝑗Ƹ
Hukum II Newton
σ 𝐹Ԧ = 𝑚𝑎Ԧ
𝑊 sin 𝛼 + 𝐹 𝑖Ƹ + 𝑁 − 𝑊 cos 𝛼 = 𝑚 𝑎𝑥 𝑖Ƹ + 𝑎𝑦 𝑗Ƹ
Untuk variabel 𝑖Ƹ didapat (searah gerak benda)
𝑊 sin 𝛼 + 𝐹 𝑖Ƹ = 𝑚𝑎𝑥 𝑖Ƹ
𝑊 sin 𝛼 + 𝐹 = 𝑚𝑎𝑥
Untuk variabel 𝑗Ƹ didapat (tegak lurus bidang miring) :
𝑁 − 𝑊 cos 𝛼 = 𝑚𝑎𝑦
Tidak ada gerakan pada arah y (tegak lurus bidang miring), maka 𝑎𝑦 = 0, sehingga :

FISIKA TERAPAN
𝑁 − 𝑊 cos 𝛼 = 0
𝑁 = 𝑊 cos 𝛼

021
AKADEMI TEKNIK KUPANG

TEGANGAN TALI
Sebuah balok dengan massa 𝑚1 terletak pada suatu permukaan horizontal yang licin, dan ditarik
dengan seutas tali yang dihubungkan dengan balok lain dengan massa 𝑚2 melalui sebuah katrol.
Katrol dianggap tidak mempunyai massadan gesekan dan hanya berfungsi untuk membelokkan arah
gaya tarik tali

Gaya 𝑇 = gaya Tarik tali


𝑊1 = 𝑚1 × 𝑔  berat benda dengan massa 𝑚1

FISIKA TERAPAN
𝑊2 = 𝑚2 × 𝑔  berat benda dengan massa 𝑚2
𝑁 = gaya normal oleh bidang datar pada balok

022
AKADEMI TEKNIK KUPANG

TEGANGAN TALI

Balok dengan massa 𝑚1 hanya bergerak pada arah −𝑥 sehingga


𝑎𝑦1 = 0, dimana peramaanya menjadi :
Pada arah −𝑦
N − 𝑚1 𝑔 = 𝑚1 𝑎𝑦1
N − 𝑚1 𝑔 = 0
N = 𝑚1 𝑔
Pada arah −𝑥
T = 𝑚1 𝑎𝑦1

Benda massa 𝑚2 bergerak dipercepat, sehingga persamaan


geraknya menjadi :
𝑚2 𝑔 − 𝑇 = 𝑚2 𝑎𝑦2

Karena tali tetap, maka balok 𝑚1 dan 𝑚2 mempunyai kecepatan


yang sama sehingga :
𝑎𝑦1 = 𝑎𝑦2 = 0

FISIKA TERAPAN
023
AKADEMI TEKNIK KUPANG

TEGANGAN TALI

Dengan substitusi persamaan : T = 𝑚1 𝑎𝑦1 ke


Persamaan 𝑚2 𝑔 − 𝑇 = 𝑚2 𝑎𝑦2
Sehingga didapat persamaan percepatannya :
𝑚2 𝑔 − 𝑚1 𝑎𝑦1 = 𝑚2 𝑎𝑦2
𝑚2 𝑔 − 𝑚1 𝑎 = 𝑚2 𝑎
𝑚1 𝑎 +𝑚2 𝑎 = 𝑚2 𝑔
𝑚2 𝑔 𝑚2
𝑎= = 𝑔
𝑚1 +𝑚2 𝑚1 +𝑚2

Gaya tali :
𝑇 = 𝑚1 𝑎
𝑚 𝑚
𝑇 = 𝑚 1+𝑚2 𝑔
1 2

FISIKA TERAPAN
024
AKADEMI TEKNIK KUPANG

GAYA GESEKAN
Kalau kita letakkan balok di atas meja dan kita dorong dalam arah sejajar dengan permukaan meja, kita
akan amati fenomena sebagai berikut:
 Jika gaya dorongan yang diberikan tidak terlalu besar maka benda belum bergerak
 Jika gaya diperbesar terus maka ada nilai gaya tertentu yang harus dicapai agar benda mulai
bergerak.
Tidak bergeraknya benda meskipun diberikan gaya dorong menandakan bahwa resultan gaya yang
bekerja pada benda nol. Jadi, di samping gaya dorong yang kita berikan, ada gaya lain yang bekerja
pada benda yang besarnya sama dengan gaya yang kita berikan tetapi berlawanan arah

Gaya yang tersebut adalah gaya gesekan 𝑓 antara permukaan benda dengan permukaan bidang.
Arah gaya gesekan menyinggung dua permukaan yang bersentuhan atau tegak lurus garis normal dua
permukaan yang bersentuhan.

FISIKA TERAPAN
025
AKADEMI TEKNIK KUPANG
GAYA GESEKAN

Gaya gesekan yang bekerja antara dua permukaan yang berada dalam keadaan diam relative satu
dengan lainnya disebut gaya gesekan statis 𝑓𝑠 . Jika gaya luar yang dikerjakan pada benda ditambah
secara terus menerus maka gaya gesekan statis akan bertambah besar dan mencapai nilai maksimum.
Gaya gesekan statis maksimum adalah gaya terkecil yang menyebabkan benda bergerak.
Gaya normal 𝑁 adalah gaya tekan yang terjadi antara gaya permukaan singgung masing-masing
benda. Jadi gaya gesekan statis 𝑓𝑠 dihubungkan dengan Gaya normal 𝑁 oleh

𝑓𝑠 ≤ 𝜇𝑠 𝑁
𝜇𝑠 = koefisien gesekan statis

Sekali benda mulai bergerak, gaya-gaya gesekan yang bekerja mulai berkurang besarnya, sehingga
untuk mempertahankan gerak lurus beraturan diperlukan gaya yang lebih kecil, tetapi tidak pernah sama
dengan nol.
Besarnya gaya gesekan kinetic 𝑓𝑘 sebanding dengan gaya normal pada kedua permukaan yang
bersinggungan.

FISIKA TERAPAN
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑁
𝜇𝐾 = koefisien gesekan kinetik

026
AKADEMI TEKNIK KUPANG
GAYA GESEKAN

Hubungan antara gaya luar 𝐹 , gaya normal 𝑁 , gaya gesekan statik 𝑓𝑠 , dan gaya gesekan kinetic
𝑓𝑘 pada suatu benda dengan berat W dapat digambarkan sebagai berikut :

1
Benda diam, dimana :

𝐹 = 0, 𝑁 = 𝑊

Sebelum benda mulai bergerak gaya 𝐹


2 diimbangi oleh gaya gesekan statis 𝑓𝑠 , jika
gaya 𝐹 perbesar, gaya gesekan statis 𝑓𝑠
akan bertambah besar

FISIKA TERAPAN
027
AKADEMI TEKNIK KUPANG
GAYA GESEKAN

Pada suatu saat benda akan mulai bergerak,


3 tepat akan mulai bergerak gaya gesekan
statis mencapai nilai maksimum. Setelah itu
benda mulai bergerak.

Gaya gesekan kinetik 𝑓𝑘 mulai berlaku,


nilainya sebanding dengan gaya normal,
4 benda bergerak dengan kecepatan 𝑣

Gaya gesekan kinetik 𝑓𝑘 sama dengan


5 gaya luar yang bekerja, benda akan

FISIKA TERAPAN
bergerak dengan kcepatan konstan

028
AKADEMI TEKNIK KUPANG
GAYA GESEKAN

Contoh-1
Sebuah balok dalam keadaan diam pada suatu bidang miring yang membuat sudut 𝜃 dengan bidang
horizontal, jika sudut 𝜃 diperbesar, benda mulai bergerak tergelincir kebawah dengan sudut 𝜃𝑠 .
Berapakah koefisien gesekan static 𝑓𝑠 antara balok dengan bidang miring?

Jika benda dalam keadaan diam, maka jumlah


gaya pada sumbu-𝑥 dan sumbu-𝑦 adalah :
𝑁 − 𝑊 cos 𝜃 = 0
𝑓𝑠 − 𝑊 sin 𝜃 = 0
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑁

Akan tetapi 𝑓𝑠 ≤ 𝜇𝑠 𝑁, ketika benda saat akan


mulai mulai bergerak sudut 𝜃 = 𝜃𝑠
Gaya gesekan static (𝑓𝑠 ) mencapai maksimum, sehingga persamaannya dapat digunakan :
𝑓𝑠 = 𝜇𝑠 𝑁. Persamaan 𝑓𝑠 − 𝑊 sin 𝜃 = 0

FISIKA TERAPAN
𝜇𝑠 𝑁 − 𝑊 sin 𝜃=0
𝑊 sin 𝜃 𝑊 sin 𝜃
𝜇𝑠 = 𝑁 = 𝑊 cos 𝜃 = tan 𝜃𝑠

029
AKADEMI TEKNIK KUPANG
GAYA GESEKAN

Contoh-2
Sebuah mobil yang sedang bergerakdi atas suatu jalan lurus dan datar dengan kecepatan 𝑣0 . Jika gaya
gesekan static antara ban dan jalan adalah 𝑓𝑠 , tentukan jarak terdekat dimana mobil dapat berhenti?

Dari persamaan gerak yang menyatakan


hubungan antara kecepatan 𝑣, kecepatan 𝑣0 ,
dan percepatan 𝑎,:yaitu :
𝑣 2 = 𝑣02 + 2𝑎𝑥
Jika percepatan akhir 𝑣 = 0, maka jarak
−𝑣02
𝑥= 2𝑎
(tanda – berarti vector percepatan
berlawanan dengan vector kecepatan)

Dengan Hukum Newton II pada komponen 𝑥 : 𝑓𝑠


𝑎=− 𝑔
−𝑓𝑠 = 𝑚𝑎. 𝑊

FISIKA TERAPAN
𝑊
−𝑓𝑠 = 𝑎
𝑔

030
AKADEMI TEKNIK KUPANG
GAYA GESEKAN

Contoh-2
Dari dari komponen arah 𝑦 didapat :
𝑁−𝑊 =0
𝑁=𝑊
Sehingga :
𝑓𝑠 = 𝜇𝑠 𝑁 = 𝜇𝑠 𝑊
𝑓
𝜇𝑠 = 𝑊𝑠
Dari persamaan :
𝑓
𝑎=− 𝑠𝑔
𝑊
Didapat persamaan :

𝑎 = −𝜇𝑠 𝑔.

FISIKA TERAPAN
Jadi jarak yang ditempuh mobil sampai berhenti adalah
𝑣02 𝑣02
x= − 2𝑎 = − 2𝜇 𝑔
𝑠

031
AKADEMI TEKNIK KUPANG
GAYA GESEKAN

Contoh-3
Dua buah benda 𝐴 dan 𝐵 ditumpuk seperti gambar

Benda 𝐴 massanya 𝑚𝐴 = 5 kg dan dapat


bergerak di atas benda 𝐵 yang bermassa
𝑚𝐵 = 20 𝑘𝑔. Benda 𝐵 ditarik dengan gaya 𝑇.
Bila koefisien kinetic 𝜇𝑘2 antara benda 𝐵
dengan lantai = 0,3 dan koefisien gesekan
statis 𝜇𝑠1 antara benda 𝐴 dan 𝐵 = 0,6

Tentukan :
a). Besarnya gaya 𝑇 agar benda 𝐴 akan tergeser di atas benda 𝐵.
b). Besarnya gaya gesekan antara 𝐴 dan 𝐵 bila gaya 𝑇 = 200 𝑁
Misalkan percepatan gravitasi 𝑔 = 10 𝑚Τ𝑑𝑡 2

Untuk menyelesaikan soal tersebut, perlu dibuat diagram gaya benda bebas benda 𝐴 dan benda 𝐵 :

FISIKA TERAPAN
032
AKADEMI TEKNIK KUPANG
GAYA GESEKAN
Contoh-3

Soal a)
Benda 𝐴 bergerak bersama-sama benda 𝐵
Gaya yang bekerja pada arah gerak benda 𝐴 dan 𝐵 adalah gaya gesekan statis 𝑓𝑠1 yaitu gaya gesekan
antara 𝐴 dan 𝐵
Dengan Hk. Newton II pada arah −𝑥 , didapat :
σ 𝐹𝑥 = 𝑚𝑎𝑥
𝑓𝑠1 = 𝑚𝐴 × 𝑎

FISIKA TERAPAN
Saat benda 𝐴 akan bergerak maka :
𝑓𝑠1 = 𝜇𝑠1 𝑁𝐴
Karena benda 𝐴 tidak bergerak pada arah−𝑦, maka :
𝑁𝐴 = 𝑚𝐴 × 𝑔

033
AKADEMI TEKNIK KUPANG
GAYA GESEKAN
Contoh-3
Dan percepatan dapat dihitung :
𝑓𝑠1 = 𝑚𝐴 × 𝑎
𝜇𝑠1 𝑁𝐴 = 𝑚𝐴 × 𝑎
𝜇𝑠1 𝑚𝐴 × 𝑔 = 𝑚𝐴 × 𝑎
𝜇𝑠1 𝑚𝐴 ×𝑔
𝑎= = 𝜇𝑠1 × 𝑔 = 0,6 10 𝑚Τ𝑑𝑡 2 = 6 𝑚Τ𝑑𝑡 2
𝑚𝐴
Menentukan harga 𝑇 agar benda 𝐴 tepat akan bergerak terhadap 𝐵 dapat menggunakan dengan
melihat bahwa benda 𝐴 dan 𝐵 dalam satu sistem.
Kondisi ini dapat digunakan bila benda 𝐴 dan 𝐵 bergerak bersama-sama dengan persamaan-
persamaan sebagai berikut :

Pasangan gaya 𝑓𝑠1 = 𝑓𝑠1′


dan 𝑁𝐴 = 𝑁𝐴′ saling meniadakan sehingga
tidak ditampilkan
Dari gambar tersebut dapat disimpulkan dalam persamaan :
σ 𝐹𝑥 = 𝑚 × 𝑎

FISIKA TERAPAN
𝑇 − 𝑓𝑠2 = 𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 𝑎
𝑓𝑠2 = 𝜇𝑠2 𝑁𝐵
𝑁𝐵 = 𝑊𝐴 + 𝑊𝐵 = 𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 𝑔

034
AKADEMI TEKNIK KUPANG
GAYA GESEKAN
Contoh-3

𝑎 = 6 𝑚Τ𝑑𝑡 2
Gaya 𝑇 dapat dihitung dengan persamaan :
𝑇 = 𝑓𝑠2 + 𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 𝑎
𝑇 = 𝜇𝑠2 𝑁𝐵 + 𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 𝑎
𝑇 = 𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 𝑔𝜇𝑠2 + 𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 𝑎
𝑇 = 5 + 20 𝑘𝑔 10 𝑚Τ𝑑𝑡 2 0,3 + 5 + 20 𝑘𝑔 6 𝑚Τ𝑑𝑡 2
𝑇 = 225 𝑁

Soal b).
Diketahui gaya 𝑇 = 200 𝑁, benda 𝐴 dan 𝐵 bergerak bersama-sama dalam satu system, sehingga
didapat persamaa :

𝑇 − 𝑓𝑠2 = 𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 𝑎
𝑇 = 𝑓𝑠2 + 𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 𝑎
𝑇 = 𝜇𝑠2 𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 𝑔 + 𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 𝑎

FISIKA TERAPAN
𝑇− 𝜇𝑠2 𝑚𝐴 +𝑚𝐵 𝑔 𝑇 200 𝑁
𝑎= = − 𝜇𝑠2 𝑔 = − 0,3 10 𝑚Τ𝑑𝑡 2 = 5 𝑚Τ𝑑𝑡 2
𝑚𝐴 +𝑚𝐵 𝑚𝐴 +𝑚𝐵 5+20 𝑘𝑔

035
TERIMA KASIH

A K A D E M I T E K N I K K U P A N G

Anda mungkin juga menyukai