Anda di halaman 1dari 14

KONSEP ASUHAN

KEGAWATDARURATAN
PSIKIATRI PADA PASIEN
GADUH GELISAH DAN
RISIKO PERILAKU KEKERASAN
DEFINISI
Keadaan gaduh gelisah bukanlah diagnosis dalam arti kata sebenarnya, tetapi hanya menunjuk
pada suatu keadaan tertentu, suatu sindrom dengan sekelompok gejala tertentu. Keadaan
gaduh gelisah dipakai sebagai sebutan sementara untuk suatu gambaran psikopatologis dengan
ciri-ciri utama gaduh dan gelisah. (Maramis dan Maramis, 2009).
Etiologi
Keadaan gaduh gelisah merupakan manifestasi klinis salah satu jenis psikosis (Maramis dan
Maramis, 2009):
1. Psikosis karena gangguan mental organik: delirium
2. Skizofrenia dan gangguan skizotipal
3. Gangguan psikotik akut dan sementara
4. Psikosis Bipolar.
5. Amok
Manifestasi Klinis
Afek/emosi excitement,
1.Banyak bicara
yaitu :
2.Mondar-mandir
a. Marah-marah
3.Lari-lari
b. Mengancam
4.Loncat-loncat
c. Agresif
5.Destruktif
d. Ketakutan
6.Bingung
e. Euphoria
PENATALAKSANAA
Suntikan intramuskular suatu neuroleptikum yang mempunyai dosis terapeutik tinggi (misalnya
chlorpromazine HCL), pada umumnya sangat berguna untu mengendalikan psikomotorik yang
meningkat. Bila tidak terdapat, maka suntikan neuroleptikum yang mempunyai dosis terapeurik
rendah, misalnya trifluoperazine, haloperidol (5 – 10 mg), atau fluophenazine dapat juga
dipakai, biarpun efeknya tidak secepat neuroleptikum kelompok dosis terapeutik tinggi. Bila
tidak ada juga, maka suatu tranquailaizer pun dapat dipakai, misalnya diazepam (5 – 10 mg),
disuntik secara intravena, dengan mengingat bahwa tranquilaizer bukan suatu antipsikotikum
seperti neuroleptika, meskipun kedua-duanya mempunyai efek antitegang, anticemas dan
antiagitasi (Maramis dan Maramis, 2009).
DEFINISI
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik pada dirinya sendiri mauun orang lain, disertai dengan amuk
dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol (Kusumawati dan Hartono, 2010).
Menurut (Keliat ,2011) penyebab Resiko
Perilaku Kekerasan ada dua faktor antara lain :
Faktor Predisposisi Faktor Presipitasi
Psikologis Kondisi pasien seperti kelemahan fisik
(penyakit fisik), keputusasaan,
Perilaku ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang
Sosial budaya dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan.
Demikian pula dengan situasi lingkungan yang
Bioneurologis ribut, padat, kritikan yang mengarah pada
penghinaan, kehilangan orang yang
dicintai/pekerjaan dan kekerasan merupakan
faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial yang
provokatif dan konflik dapat pula memicu
perilaku kekerasan.
Menurut (Lilik, 2011), mengemukakan bahwa tanda dan gejala
perilaku kekerasan adalah sebagai berikut:
1) Fisik : muka merah dan tegang, mata melotot atau pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, postur tubuh
kaku dan jalan mondar-mandir.
2) Verbal : bicara kasar, suara tinggi, membentak atau berteriak, mengancam secara verbal atau fisik, mengumpat dengan
kata-kata kotor, suara keras dan ketus.
3) Perilaku : melempar atau memukul benda atau orang lain, menyerang orang lain, melukai diri sendiri, orang lain,merusak
lingkungan, dan amuk atau agresif.
4) Emosi : Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan jengkel, tidak berdaya, bermusuhan,
mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan menuntut.
5) Intelektual : Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme.
6) Spiritual : Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain, menyinggung perasaan orang lain, tidak
perduli dan kasar.
7) Sosial : Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.
8) Perhatian:Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual
Menurut Depkes (2000), Pemeriksaan
diagnostik pada pasien RPK adalah:
Psikoterapeutik
Lingkungan terapeutik
Kegiatan hidup sehari-hari
Pendidikan kesehatan
Penatalaksanaan Medis
1. Clorpromazine (CPZ, Largactile)
2. Haloperidol (Haldol, Serenace)
3. Trihexiphenidyl (TXP, Artane, Tremin)
4. ECT (Electro Convulsive Therapy)
5. Terapi Modalitas
a) Terapi lingkungan
b) Terapi Kelompok
c) Terapi Keluarga
d) Terapi Individual
PENGKAJIAN PRIMER
Breathing EXPOSURE
Airway Kaji pernafasan klien,
berupa pola nafas, ritme,
Circulation DISABILITY Lepaskan pakaian
Menilai apakah jalan yang dikenakan dan
kedalaman, dan nilai Nilai sirkulasi dan Menilai kesadaran
nafas pasien bebas. penutup tubuh agar
frekuensi pernafasan. peredaran darah, kaji dengan cepat dan
Apakah klien dapat dapat diketahui
Penurunan oksigen yang pengisian kapiler, kaji akurat. Hanya respon
berbicara dan kelaianan atau cidera
tajam harus dilakukan kemampuan venus terhadap nyeri atau
bernafas dengan yang berhubungan
suatu tindakan ventilasi. return klien, lebih sama sekali tidak
mudah, nilai dengan
Analisa gas darah dan lanjut kaji output dan sadar. Tidak di
kemampuan klien keseimbangan cairan
pulse oxymeter dapat intake klien anjurkan
untuk bernafas secara atau trauma yang
membantu untuk menggunakan GCS,
normal. mungkin dialami oleh
mengetahui kualitas klien
ventilasi dari penderita.
Pengkajian sekunder
Data pasien merupakan identitas pasien yang 1. Kondisi medis, prosedur pembedahan
meliputi
2. Masalah emosional
1. Nama
3. Dirawat di RS sebelumnya
2. Usia, jenis kelamin
4. Pengobatan sebelumnya
3. Kebangsaan/suku
5. Alergi
4. Berat badan, tinggi badan
6. Review sistem tubuh (pada sistem utama
5. Tingkat pendidikan yang mengalami gangguan)
6. Pekerjaan 7. Pengkajian dilanjutkan dengan mengkaji
keluhan utama, keluhan tambahan serta
7. Status perkawinan aspek psikologis dari klien
8. Anggota keluarga
9. Agama
DIAGNOSA KEPERAWATAN
GADUH GELISAH RISIKO PERILAKU KEKERASAN

cemas berhubungan dengan kurang a. Risiko perilaku kekerasan


pengetahuan dan hospitalisasi
b. Perilaku Kekerasan
c. Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi
INTERVENSI
NCP GADUH GELISAH NCP RPK

Anda mungkin juga menyukai