Anda di halaman 1dari 61

PENERAPAN

Sistem Manajemen K3
(SMK3)
VISI

MISI

INDONESIA
BERBUDAYA
STRATEGI
K3 TAHUN 2015
PROGRAM
Meningkatk
an
penerapan
SMK3

Meningkatkan Misi K3
pelaksanaan Nasional
pembinaan dan
pengawasan K3
Meningkatkan
peran serta
pengusaha,
Tenaga Kerja &
masyarakat
untuk
mewujudkan
kemandirian
dalam
Strategi K3
Nasional
• Aman
• Sehat
• Bebas Pencemaran Peningkatan
• Nihil Kecelakaan dan PAK produksi dan
produktivitas

Tempat Kerja

K3 bersifat universal

Upaya yang dilakukan :


• Penetapan UU, Peraturan dan Pengusaha
dan Tenaga
Standar Kerja
• Pembinaan, pengawasan dan
penyuluhan
SISTEM MANAJEMEN
PERUSAHAAN Pengembangan,
Penerapan,
SMK3 Pencapaian,
Pengkajian dan
Struktur Organisasi, Pemeliharaan
Perencanaan, Tanggung- kebijakan K3
jawab, Pelaksanaan,
Prosedur, Proses dan
Sumberdaya
Pengendalian Risiko
Kegiatan Kerja

Kualitas Hidup,Tempat Kerja ENASE


(Efektif, Aman,
Nyaman,Efektif,Efisien) dan Produktif
Tujuan & Sasaran

Terciptanya Sistem K3 dg melibatkan unsur :


 - Manajemen
 - Tenaga Kerja
 - Kondisi & lingkungan Kerja

Cegah & kurangi


Kecelakaan & PAK
FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN
RISIKO KECELAKAAN KERJA

TENAGA
KERJA
KESEHATAN KESELAMATAN

PROSES
BAHAN ALAT
LINGKUNGAN
LATAR BELAKANG KEBIJAKAN

1. K3 masih belum mendapatkan perhatian yang memadai


semua pihak
2. Kecelakaan kerja yang terjadi relative masih tinggi
3. Pelaksanaan pengawasan K3 masih bersifat parsial dan belum
menyentuh aspek manajemen
4. Relatif rendahnya komitment pimpinan perusahaan dalam
hal K3
5. Kualitas tenaga kerja berkorelasi dengan kesadaran atas K3
6. Tuntutan global dalam perlindungan tenaga kerja yang
diterapkan oleh komunitas perlindungan hak buruh
internasional
7. Desakan LSM internasional dalam hal hak tenaga kerja untuk
mendapatkan perlindungan
8. Masalah K3 masih belum menjadi prioritas program
9. Tidak ada yang mengangkat masalah K3 menjadi issue
nasional baik secara politis maupun sosial
10.Masalah kecelakaan kerja masih dilihat dari aspek
ekonomi, dan tidak pernah dilihat dari pendekatan
moral
11. Tenaga kerja masih ditempatkan sebagai faktor
produksi dalam perusahaan, belum dirtempatkan
sebagai mitra usaha
12.Alokasi anggaran perusahaan untuk masalah K3 relatif
kecil
Sejarah Kebijakan SMK3

• Pelaksanaan K3 sesuai UU 1/1970 secara


eksplisit merupakan pelaksanaan K3
secara sistem
• SMK3 dikeluarkan sejak 1996 melalui
Permenaker No. 05/Men/1996
• Di Internasional perkembangan sistem
manajemen K3 mulai berkembang
melalui ILO Guidline Tahun 2001
• OHSAS dikembangkan pada tahun 2001
• SMK3 ditegaskan kembali dalam UU
13 tahun 2003 pasal 87
• Dan mengamanatkan pedoman
penerapan melalui Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012
tentang Penerapan SMK3 (12 April
2012)
DASAR HUKUM PENERAPAN SMK3
Pasal 27 (2) UUD1945

Undang-undang
13 Thn 2003

Pasal 86 Pasal 87

• UU No.1/1970 PP 50 Tahun 2012


ttg Penerapan
SMK3

Sanksi
DASAR HUKUM PENERAPAN SMK3

(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai


hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan
Pasal 86 harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama;
UU No.13/2003

(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/


buruh guna mewujudkan produktivitas kerja
yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja
DASAR HUKUM PENERAPAN SMK3

(1) Setiap perusahaan wajib


menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan
Pasal 87
UU No.13/2003

(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem


manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
Pengertian
Pasal 1

• SMK3
bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan
dalam rangka pengendalian
risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien
dan produktif.
Wajib
dilaksanakan oleh perusahaan disemua sektor
dan terintegrasi dgn sistem Manajemen
Perusahaan
Harus Memenuhi Persyaratan Minimum :
- 5 prinsip dasar
- 12 unsur/elemen

Untuk perusahaan-2 di sektor kegiatan usaha tertentu dapat merubah


atau menambah unsur-unsur sesuai jenis dan tingkat resiko bahaya yg
ada atas persetujuan Menteri
Pasal 4 ayat (2)
Prinsip Dasar Pedoman Penerapan Elemen Audit

A. PENETAPAN KEBIJAKAN K3
1. Penetapan 1 Menyusun Kebijakan K3
1. Pembangunan dan
Pemeliharaan Komitmen
Kebijakan K3 2 Penetapan Kebijakan K3 2. Pembuatan dan
3 Komitmen K3 Pendokumentasian
2. Perencanaan B. Perencanaan K3 Rencana K3
K3 2.1 Perenc ident bhy, penilaian 3. Pengendalian
resiko dan pengend resiko Perancangan dan
3. Pelaksanaan Peninjauan Kontrak
2.2 Per. per uu dan persyart lainnya
Rencana K3 2.3 Tujuan dan sasaran 4. Pengendalian Dokumen
2.4 Indikator kinerja 5. Pembelian dan
4. Pemantauan, Pengendalian Produk
2.5 Perenc awal dan perencanaan
dan Evaluasi kegiatan yg berlangsung
6. Keamanan Bekerja
Berdasarkan SMK3
Kinerja K3 C. PELAKSANAAN RENCANA K3 7. Standar Pemantauan
3.1 Jaminan kemampuan
5. Peninjauan 3.2 Kegiatan pendukung
8. Pelaporan dan Perbaikan
Kekurangan
dan 3.3 Ident SB, penilaian dan 9. Pengelolaan material
Peningkatan pengendalian resiko dan perpindahannya
D. PEMANTAUAN DAN EVALUASI 10. Pengumpulan dan
kinerja K3 4.1 Inspeksi dan pengujian penggunaan data
secara 4.2 Audit SMK3 11. Pemeriksaan SMK3
4.3 Tindakan perbaikan dan 12. Pengembangan
berkesinambu Ketrampilan dan
pencegahan
ngan 5. TINJAUAN ULANG DAN Kemampuan
PENINGKATAN KINERJA K3
Pengertian
Pasal 1

• K3
segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja
Pengertian
Pasal 1

• Audit SMK3
pemeriksaan secara sistematis
dan independen terhadap
pemenuhan kriteria yang telah
ditetapkan untuk mengukur
suatu hasil kegiatan yang telah
direncanakan dan dilaksanakan
dalam penerapan SMK3 di
perusahaan.
TUJUAN PENERAPAN SMK3
Pasal 2

a. meningkatkan efektifitas perlindungan


keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur, dan
terintegrasi;
b. mencegah dan mengurangi kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen,
pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh; serta
c. menciptakan tempat kerja yang aman,
nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.
Ketentuan Umum
Pasal 3

PENERAPAN SMK3 DILAKUKAN


BERDASARKAN KEBIJAKAN NASIONAL

Kebijakan Nasional tertuang dalam Lampiran 1,


Lampiran 2 dan Lampiran 3
Ketentuan Umum
Pasal 4

1. Kebijakan Nasional sebagai pedoman


perusahaan dalam menerapkan SMK3

2. Instansi Pembina Sektor dapat mengembangkan


Kebijakan Nasional sebagai pedoman
perusahaan dalam menerapkan SMK3
Pasal 5
• Wajib bagi perusahaan:
– memperkerjakan pekerja/buruh paling sedikit
100 (seratus) orang; atau
– mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
• Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
• Dlm menerapkan SMK3 memperhatikan peraturan
perUU, konvensi atau standar internasional
Penerapan SMK3 meliputi
Pasal 6

1. Penetapan kebijakan K3;


2. Perencanaan K3;
3. Pelaksanaan rencana K3;
4. Pemantauan dan evaluasi
kinerja K3; dan
5. Peninjauan dan peningkatan
kinerja SMK3.
Prinsip 1

“Sekarang mari kita bicara mengenai


pentingnya keselamatan kerja”
“Perusahaan perlu mendefinisikan kebijakan K3 serta
menjamin komitmennya terhadap SMK3”
Kepemimpinan dan
komitmen

Pengusaha & atau pengurus menunjukkan komitmennya


melalui:

• Membentuk Organisasi K3 (MEMBENTUK p2k3)


• Menetapkan personel yang mempunyai tanggung jawab dan
wewenang yang jelas dalam penanganan K3 (Pengurus/ahli K3)
• Menyediakan anggaran, sarana dan tenaga kerja yang
diperlukan dalam bidang K3
• Perencanaan K3 yang terkoordinasi (sistemic)
• Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut
pelaksanaan K3
1. Penetapan Kebijakan K3

a. melakukan tinjauan awal kondisi K3, meliputi:


• identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian
risiko;
• perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan
sektor lain yang lebih baik;
• peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan;
• kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya
yang berkaitan dengan keselamatan; dan
• penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang
disediakan.
b. memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3
secara terus-menerus; dan
c. memperhatikan masukan dari pekerja/buruh
dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.
Kebijakan K3 paling sedikit
memuat

a. visi;
b. Misi, tujuan perusahaan;
c. komitmen dan tekad
melaksanakan kebijakan; dan
d. kerangka dan program kerja
yang mencakup kegiatan
perusahaan secara menyeluruh
yang bersifat umum dan/atau
operasional.
Penetapan Kebijakan K3

Kebijakan K3 ;

• Tertulis & bertanggal


• Ditandatangani oleh pengusaha
dan atau pengurus
• Memuat pernyataan komitmen
dan tujuan K3 perusahaan
• Disosialisasikan/disebarluaskan
• Bersifat dinamik dan ditinjau
ulang agar tetap updated
Pengusaha harus menyebarluaskan
kebijakan K3 yang telah ditetapkan
kepada seluruh pekerja/buruh, orang
lain selain pekerja/buruh yang berada
di perusahaan, dan pihak lain yang
terkait
Komitmen

P2K3
Organisasi K3 Panitia UU No.1/1970
Pembina K3

Ketua
(Pengurus/Pengusaha) Permenaker
04/MEN/1987
Disnaker Sekretaris
(Ahli K3 Umum)
Setempat
Permenaker
Anggota
02/MEN/1992
(Perwakilan Pekerja)
2. Perencanaan K3

Disusun untuk menghasilkan rencana K3


mengacu pada kebijakan K3
Mempertimbangkan :
a. hasil penelaahan awal (berdasarkan
HIRA-Hazard Identification Risk
Assessment);
b. identifikasi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko; peraturan
perundang-undangan dan persyaratan
lainnya; dan
c. sumber daya yang dimiliki.
Rencana K3

Paling sedikit memuat :


a. tujuan dan sasaran;
b. skala prioritas;
c. upaya pengendalian risiko;
d. penetapan sumber daya;
e. jangka waktu pelaksanaan;
f. indikator pencapaian; dan
g. sistem pertanggungjawaban.
MANAJEMEN RISIKO PEMENUHAN
• Identifikasi sumber bahaya • Perundangan K3
• Standar K3
• Penilaian risiko
• Pedoman Teknis K3
• Pengendalian risiko • Aturan K3 lainnya

PROGRAM K3

S M A R T
Spesific Measureable Achieveable Reasonable Time bond
SMART

 Spesific :
◦ Spesifik tujuan yang ingin dicapai
 Measureable :
◦ Dapat diukur tingkat keberhasilannya
 Achievable :
◦ Dapat dicapai (Realistik)
 Reasonable :
◦ Masuk akal
 Time Bond :
◦ Terikat oleh waktu
3. Pelaksanaan Rencana K3

• Di dukung oleh sumber daya manusia di bidang K3,


prasarana dan sarana.
• Sumber daya manusia harus memiliki:
– kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat; dan
– kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat
izin kerja/operasi dan/atau surat penunjukkan dari
instansi yang berwenang.
• Prasarana dan sarana sebagaimana paling sedikit terdiri
dari:
– organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3;
– anggaran yang memadai;
– prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta
pendokumentasian; dan
– instruksi kerja.
• Dalam melaksanakan rencana K3 harus melakukan
kegiatan dalam pemenuhan persyaratan perUU.
• Kegiatan tersebut :
a. Tindakan pengendalian
b. perancangan (design) dan rekayasa;
c. prosedur dan instruksi kerja;
d. penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan;
e. pembelian/pengadaan barang dan jasa;
f. produk akhir;
g. upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan
bencana industri; dan
h. rencana dan pemulihan keadaan darurat
• Kegiatan a – f dilaksanakan berdasarkan
identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian
risiko.

• Kegiatan g dan h dilaksanakan berdasarkan


potensi bahaya, investigasi dan analisa kecelakaan
• Agar seluruh kegiatan bisa berjalan, maka harus :
a. Menunjuk SDM yang kompeten dan berwenang
dibidang K3
b. Melibatkan seluruh pekerja/buruh
c. Membuat petunjuk K3
d. Membuat prosedur informasi
e. Membuat prosedur pelaporan
f. Mendokumentasikan seluruh kegiatan

• Pelaksanaan kegiatan diintegrasikan dengan


kegiatan manajemen perusahaan
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja

“Oh, Selamat pagi Pak Pengawas


Keselamatan Kerja”
Perusahaan perlu mengukur, memantau dan mengevaluasi
kinerja K3 serta melakukan tindakan pencegahan dan
perbaikan
4. Pemantauan dan
Evaluasi Kinerja

• melalui pemeriksaan, pengujian,


pengukuran dan audit internal
SMK3 dilakukan oleh sumber
daya manusia yang kompeten

• Dalam hal perusahaan tidak


mempunyai SDM dapat
menggunakan pihak lain
• Hasil pemantauan dilaporkan
kepada pengusaha
• Hasil tersebut digunakan untuk
melakukan tindakan
pengendalian
• Pelaksanaan pemantauan &
Evaluasi dilakukan berdasarkan
peraturan PerUU
5. Peninjauan dan Peningkatan
Kinerja SMK3

Dilakukan oleh manajemen meliputi :

Evaluasi penerapan SMK3

Tujuan, sasaran, & kinerja K3

Hasil audit SMK3

Evaluasi kebutuhan untuk peningkatan SMK3


5. Peninjauan dan Peningkatan
Kinerja SMK3

• menjamin kesesuaian dan


efektifitas penerapan SMK3

• dilakukan terhadap kebijakan,


perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi
• Hasil peninjauan digunakan
untuk perbaikan dan
peningkatan kinerja,
• Perbaikan dan peningkatan
kinerja dilaksanakan dalam hal :
– terjadi perubahan peraturan perundang-undangan;
– adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar;
– adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan;
– terjadi perubahan struktur organisasi perusahaan;
– adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
termasuk epidemiologi;
– adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja;
– adanya pelaporan; dan/atau
– adanya masukan dari pekerja/buruh.
Pembuktian
Penerapan SMK3

Internal Audit Eksternal

Dilakukan Dilakukan oleh


perusahaan Lembaga Audit (yang
telah ditunjuk
Menakertrans)

Pasal 16
Penilaian melalui Audit
SMK3
Meliputi 12 Elemen :
1. pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen;
2. pembuatan dan pendokumentasian rencana K3;
3. pengendalian perancangan dan peninjauan kontrak;
4. pengendalian dokumen;
5. pembelian dan pengendalian produk;
6. keamanan bekerja berdasarkan SMK3;
7. standar pemantauan;
8. pelaporan dan perbaikan kekurangan;
9. pengelolaan material dan perpindahannya;
10. pengumpulan dan penggunaan data;
11. pemeriksaan SMK3; dan
12. pengembangan keterampilan dan kemampuan
Pasal 16
• Untuk perusahaan yang memiliki
potensi bahaya tinggi wajib
melakukan penilaian penerapan
SMK3 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
• Hasil audit sebagai bahan
pertimbangan dalam upaya
peningkatan SMK3

Pasal 16
PENGAWASAN

• Pengawasan SMK3 dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan


pusat, provinsi dan/atau kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya.
• Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
1. pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen;
2. organisasi;
3. sumber daya manusia;
4. pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang K3;
5. keamanan bekerja;
6. pemeriksaan, pengujian dan pengukuran penerapan
SMK3;
7. pengendalian keadaan darurat dan bahaya industri;
8. pelaporan dan perbaikan kekurangan; dan
9. tindak lanjut audit. Pasal 18
Sanksi Administratif
Pasal 190 UU No 13 Tahun 2003

(1) Pelanggaran pasal 87 dikenakan sanksi


administratif
(2) Sanksi administratif berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sebagian atau seluruh
alat produksi;
h. pencabutan ijin.
MANFAAT

Manfaat dari Penerapan SMK3 berdasarkan PP


Nomor 50 Tahun 2012:

• Bagi Perusahaan:
1. Mengetahui pemenuhan perusahaan terhadap
peraturan perundangan dibidang K3
2. Mendapatkan bahan umpan balik bagi tinjauan
manajemen dalam rangka meningkatkan kinerja
SMK3
3. Mengetahui efektifitas, efisiensi dan kesesuaian serta
kekurangan dari penerapan SMK3
4. Mengetahui kinerja K3 di perusahaan
5. Meningkatkan image perusahaan yang pada akhirnya
akan meningkatkan daya saing perusahaan
6. Meningkatkan kepedulian dan pengetahuan
tenaga kerja mengenai K3 yang juga akan
meningkatkan produktivitas perusahaan
7. Terpantaunya bahaya dan risiko di perusahaan
8. Penanganan berkesinambungan terhadap
risiko yang ada diperusahaan
9. Mencegah kerugian yang lebih besar kepada
perusahaan
10. Pengakuan terhadap kinerja K3 diperusahaan
atas pelaksanaan SMK3
• Bagi Pemerintah:
1. Sebagai salah satu alat untuk melindungi
hak tenaga kerja di bidang K3
2. Meningkatkan mutu kehidupan bangsa
dan image bangsa di forum internasional
3. Mengurangi angka kecelakaan kerja yang
sekaligus akan meningkatkan produktifitas
kerja/nasional
4. Mengetahui tingkat penerapan terhadap
peraturan perundangan
Pedoman Penilaian Penerapan
SMK3

 kriteria Audit SMK3;


 penetapan kriteria audit
tiap tingkat pencapaian
penerapan SMK3; dan
 ketentuan penilaian hasil
Audit SMK3.
Lamp 2 PP 50/2012
KRITERIA AUDIT SMK3

• Penilaian tingkat awal sebanyak 64


kriteria;
• Penilaian tingkat transisi sebanyak
122 kriteria;
• Penilaian Tingkat Lanjutan 166
kriteria;
Kriteria pada Tingkat
Penerapan SMK3
PP NO. 50 TAHUN 2012
TINGKAT PENERAPAN DAN KEBERHASILAN
Tabel I

% Kecil
64 kriteria
Sedang
122 kriteria
Besar
166 kriteria

Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian


0 –59 %
Penerapan Kurang Penerapan Kurang Penerapan Kurang

Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian


60 – 84 %
Penerapan Baik Penerapan Baik Penerapan Baik

Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian


Tingkat Penilaian
85 – 100 % Penerapan Penerapan
Penerapan Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
PENILAIAN KRITERIA

• Kategori Kritikal
Temuan yang mengakibatkan fatality/kematian.
• Kategori Mayor
 Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan;
 Tidak melaksanakan salah satu prinsip SMK3; dan
 Terdapat temuan minor untuk satu kriteria audit di
beberapa lokasi.
• Kategori Minor
Ketidakkonsistenan dalam pemenuhan persyaratan
peraturan perundang-undangan, standar, pedoman, dan
acuan lainnya.
Perbandingan Penerapan SMK3

• Wajib, diatur dengan regulasi (Indonesia,


Norwegia, Singapura);
• Secara nasional sukarela, standar berlaku
dengan dukungan mekanisme sertifikasi
(Australia dan Selandia Baru, Cina, Thailand);
• Sukarela melalui promosi pedoman nasional
OSHMS dikeluarkan oleh badan nasional (Jepang,
Korea);
• Sukarela melalui penerapan OSHMS yang diakui
secara internasional seperti ILO-OSH 2001
(India, Malaysia).
Terima kasih
……
atas perhatiannya …….

Anda mungkin juga menyukai