Anda di halaman 1dari 10

Keadaan Lingkungan dan Kejadian Leptospirosis

PEMBIMBING : PROF. DR. HJ. RIKA SUBARNIATI, DR., SKM


D ISUSUN OL EH:
K ELOMPOK I II - PUSKESMAS SIDOARJO
AZIMATUN NIKMAH 16710343 MUHHAMAD ARDHI F 17710052
ANNISA FITRI SHAZA N 17710026 KADEK PUTRI RINRIANI 17710058
LUH KOMANG PRIMADENY 17710031 K ADEK ADI SUDARMIKA 17710064
SRI WI JI L ESTARI 17710041 NYOMAN GEDE TRISNA A 17710096
Latar Belakang
Leptospirosis terjadi di seluruh dunia baik di desa/kota, tropis/subtropis

Disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans

Pada daerah endemis, puncak kejadian saat musim hujan dan banjir

Iklim yang sesuai untuk perkembangan leptospira Udara yang hangat


Tanah yang basah
pH alkalis
Latar Belakang
 Leptospira dapat menyerang semua jenis mamalia seperti tikus, anjing, kucing,
landak, sapi, burung dan ikan

 Menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urine
hewan pembawa bakteri

Thailand 27%
 Morbility rate vietnam 23%

Daerah pedesaan Belize 37%


Rumusan Masalah
 Bagaimana penjelasan mengenai penyakit leptospira ?
 Bagaimana penanggulangan dan pencegahan penyakit leptospirosis
kecamatan B ?
 Bagaimana upaya perbaikan dan penyediaan sarana sanitasi khususnya
penanganan sampah dan air limbah?
Tujuan
Tujuan umum Tujuan umum
 Melakukan perencanaan upaya  Mengetahui tentang penyakit
penanggulangan dan pencegahan Leptospirosis
penyakit leptospirosis  Penyuluhan kesehatan masyarakat
tentang penyakit leptospirosis
 Melakukan perencanaan perbaikan
dan penyediaan sarana sanitasi
khususnya penanganan sampah dan
air limbah
 Melakukan perencanaan upaya
pembasmian hama tikus
Skenario : “Keadaan Lingkungan dan Kejadian
Leptospirosis”
Leptospirosis adalah salah satu emerging infection disease di Indonesia, di beberapa daerah belum mendapat
prioritas dalam penanganannya. Penyakit ini termasuk zoonosis dan sering terjadi di daerah yang mengalami
banjir dengan permukiman yang kurang sehat. Angka kematian di Indonesia cukup tinggi, antara 2,5-16,45%.
Pada usia lebih dari 50 tahun kematian mencapai 56% (Anies et al, 2009). Di Rumah Sakit Umum Kabupaten A
tercatat penderita leptospirosis sebanyak 62 pasien termasuk rujukan dari puskesmas. Penyakit tersebut
terdistribusi di 9 Kecamatan. Wilayah Puskesmas B merupakan wilayah dengan kejadian tertinggi di
Kabupaten tersebut yaitu 12 kasus. Kecamatan B, termasuk daerah yang sering dilanda luapan air sungai yang
mengalir membelah wilayah tersebut sehingga menggenangi permukiman. Pembuangan air limbah masih
sebatas mengalirkannya ke selokan. Area yang tidak terkena luapan banjir sungai juga terkena luapan air
selokan pada waktu musim hujan karena penataan pembuangan air kotor yang belum baik. Masih banyak
dijumpai tempat penyimpanan sampah yang tidak tertutup dan tidak terawat, bahkan masih banyak dijumpai
keluarga yang belum memiliki bak sampah. Tikus pun dijumpai berkeliaran terutama di malam hari. Lebih dari
separuh penduduk masih berpendidikan SMP ke bawah, sementara yang mengenyam pendidikan tinggi hanya
sekitar 4-5%. Kebiasaan mandi dan cuci di sungai merupakan hal yang sering dijumpai sehari-hari. Sebagian
besar penduduk (61%) bekerja sebagai petani atau buruh tani, yang bekerja biasa tanpa alat pelindung diri
terutama dalam kontak dengan air. Puskesmas sebagai ujung tombak upaya kesehatan masyarakat berupaya
menanggulangi penyakit tersebut. Bagaimana penyelenggaraannya?
Dari data pada skenario diatas dapat diidentifikasi
terdapat permasalahan sebagai berikut:
1.Kejadian tertinggi penyakit Leptospirosis di wilayah Puskesmas B
2.Penataan pembuangan air kotor atau air limbah yang belum baik
3.Tempat penyimpanan sampah yang tidak tertutup dan tidak terawat
4.Terdapat tikus berkeliaran terutama pada malam hari
5.Kebiasaan mandi dan cuci di sungai
6.Separuh penduduk masih berpendidikan SMP ke bawah
7.Sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani/buruh tani tanpa alat pelindung diri saat
kontak dengan air
8.Promosi kesehatan
Definisi
Leptospirosis adalah penyakit
zoonosis yang disebabkan oleh
infeksi Leptospira interrogans semua
serotipe.
Etiologi
L. biflexa
Leptospira (non-
patogen)

L. interrogans
(patogen)

> 250
serotipe
Faktor Risiko

Anda mungkin juga menyukai