Anda di halaman 1dari 83

GLAUKOMA

Oleh :
Dr. Sri Ariani, Sp. M
• Glaukoma menjadi masalah yang serius
• Diperkirakan 300 dari seratus ribu penduduk
dunia menderita glaukoma.
• Statistik WHO yang dipublikasikan tahun 1995
menyatakan bahwa jumlah kebutaan oleh
glaukoma 5,1 juta atau 13,5 persen dari total
kebutaan setelah katarak.
• Glaukoma bisa menimbulkan Kebutaan
• Kebutaan akibat Glaukoma bersifat permanen
• Namun Glaukoma masih bisa dicegah
Prevalence Kebutaan di Indonesia

Data Survey Kesehatan Indera Tahun 1993 - 1996


Epidemiologi
Survei Depkes RI tahun 1993 - 1996
• Glaukoma merupakan penyebab kebutaan
utama yang kedua setelah katarak.
• Prevalensi sekitar 15% jumlah penduduk
Indonesia.
• Glaukoma sering ditemukan pada orang dengan
usia lebih dari 40 tahun.
• Penderita Glaukoma mempunyai riwayat
keluarga yang menderita glaukoma
Definisi Glaukoma
• Kelainan Mata berupa: Neuropati Optik
• Dengan Tanda Khas:
- Kelainan Papil Saraf Optik (Gaung Papil
Excavatio Papil = Cupped Disk).
- Defect Lapangan Pandang
• Dengan atau tanpa Peningkatan Tekanan Intra
Okuler sebagai faktor Resiko.
Anatomi Sudut Filtrasi
• Sudut filtrasi = Bagian Anatomi dalam bola
mata yang penting dalam Dinamika Humor
Aquos ( HA) .
• Terdapat di dalam Limbus Kornea.
• Bagian yang membentuk Sudut Filtrasi :
▫ 1. Trabecular Meshwork
▫ 2. Canalis Schlemm
▫ 3. Garis Schwalbe
▫ 4. Corpus Ciliaris
▫ 5. Sclera Spur
▫ 6. Iris Perifer
Anatomi Sudut Filtrasi
Batasan Sudut Filtrasi
• Sudut Filtrasi = istilah dari Sudut Bilik Mata Depan
• Batas2:
1. Anterior:
- Trabecular Meshwork
- Sclera spur
2. Lekuk Sudut:
- Permukaan Anterior dari
Corpus Siliaris
3. Posterior :
- Pangkal dari Iris Perifer
Fisiologi Humor Aquos
Humor aquos :
• Cairan jernih yang mengisi Bilik Mata Depan
dan Bilik Mata Belakang Bola Mata.
• Diproduksi oleh Corpus Ciliaris
• Volumenya 250 μL/menit.
• Kecepatan pembentukannya 2,5 μL/menit.
• Tekanan osmotiknya lebih tinggi dari Plasma.
• Komposisi Humor Aquos = Komposisi Plasma.
Dinamika Humor Aquos
• Sangat menentukan Tekanan Intra Okuler
• Tekanan Intra Okuler yang Normal = Dinamika
Humor Aquos konstan
• Produksi = Pembuangan
Dinamika Humor Aquos
Corpus Siliaris
Produksi
HUMOR AQUOS

Bilik Mata Belakang (BMB) AQUOS


HUMOR
Pupil
DYNAMICS
Bilik Mata Depan (BMD)

Sudut BMD
+ 20%
80%
Trabecular Meshwork
Kanal Schlemm Jalur Uvea Sklera
TIO
Plexus Vena Episklera Supra khoroid
VENA
PRODUKSI = OUTFLOW
HUMOR AQUOS HAMBATAN

BMB
1
PUPIL 1
Blok Pupil

BMD

Sudut Filtrasi 2 Sudut BMD Tertutup

Trab. Mesh W. 3
Kan. Schlemm Rongga Sempit/Tertutup

4 Tekanan Vena
Vena Episclera
PEMBUANGAN - BENDUNGAN

OUT FLOW -
TIO
Patofisiologi Glaukoma
Peningkatan T I O
(Faktor Resiko).

Kerusakan Sel Ganglion


Retina & Axon SGR

Penipisan Nerve Fibre Layer


& Inner Nuclear LayerRetina

Gangguan Visus dan


Gangguan Lapang Pandang
Faktor Resiko Glaukoma
1. Usia : lebih banyak pada usia 40 tahun lebih
2. Ras : tergantung jenis glaukoma
3. T I O yang Meningkat
4. Kelainan Refraksi
5. Faktor Keturunan
6. Penyakit Sistemik
Pemeriksaan Klinis Glaukoma
1. Pemeriksaan Visus dan Refraksi
- Menggunakan Snellen Chart / Chart Projector
- Stadium Awal : visus Normal
- Stadium Lanjut : Gangguan visus
- Gangguan visus terjadi apabila kerusakan
sarafnya sudah mencapai daerah sentral
- Visus 6/6 belum tentu tidak terkena glaukoma
- Pemeriksaan refraksi tujuannya untuk koreksi
dan untuk menentukan jenis glaukoma.
Pemeriksaan Klinis Glaukoma
2. Pemeriksaan Biomicroscopic Slit Lamp
Memeriksa kondisi dari:
a. Konjungtiva
b. Kornea
c. Bilik Mata Depan
d. Iris
e. Pupil
f. Lensa
Pemeriksaan Klinis Glaukoma
4. Pemeriksaan Tekanan Intra Okuler:
- Mengetahui ukuran Tekanan Intra Okuler (N:
10,5 – 20,5 mmHg).
- Kebanyakan pada glaukoma, didapatkan
Tekanan Intra Okuler melebihi batas normal.
- Cara pemeriksaan:
1. tonu digiti
2. tonometer dari Schiotz
3. tonometer aplanasi Goldmann
4. tonometer non kontak
Pemeriksaan Klinis Glaukoma
5. Pemeriksaan Gonioskopi
Tujuan :
1. Menilai lebar sempitnya sudut Bilik Mata
Depan. (Glaukoma Sudut Terbuka atau Sudut
Tertutup),
2. Mengetahui apakah terdapat perlekatan iris
perifer ke kornea mata.
Tehnik:
Meletakkan lensa sudut (goniolens) di bagian
anterior kornea setelah pemberian local anestesi.
Pemeriksaan Klinis Glaukoma
Hasil pemeriksaan:
1. Sudut terbuka: sudut BMD 30 – 40 derajat,
artinya bila keseluruhan strukur anatomis
Trabecular Meshwork,Sclera spur dan
Prosesus Iris terlihat.
2. Sudut sempit adalah sudut BMD 10 -20
derajat, bila hanya Garis Schwalbe atau
sebagian kecil Trabecular Meshwork terlihat
3. sudut tetutup adalah 0 derajat, bila Garis
Schwalbe sudah tidak terlihat.
Pemeriksaan Klinis Glaukoma
2. Pemeriksaan Lapang Pandang
- Tujuan : mengetahui beratnya kerusakan Papil
Saraf Optik Perifer

- Pola Kelainan Lapang Pandang pd Glaukoma


sangat khas: bersifat Progresif dan berhubungan
dg kelainan Diskus Optik

- Pemeriksaan Lapang Pandang secara teratur


berperan penting dlm Diagnosis & Tindak
Lanjut Glaukoma.
Pemeriksaan Klinis Glaukoma
Lanjutan:
Berbagai cara yang dipakai untuk memeriksa
Lapang Pandang:
1. Automated Perimeter (Humphrey)
2. Perimeter Goldmann
3. Tangent Screen
4. Friedmann Field Analyzer
5. Tekhnik Konfrontasi
Pemeriksaan Klinis Glaukoma
4. Penilaian Discus Opticus
• Menggunakan alat ophthalmoskop
• Pada penderita glaukoma, terdapat :
- Penggaungan atau cupping dari papil saraf
optik
- Atropi N. Optikus
Pemeriksaan Klinis Glaukoma
• Tanda khas dari Atrofi Optikus :
1. Pembesaran cup dari optik disk
2. Luasnya cupping dari optik disk yang pucat

• Tanda khas dari penggaungan atau cupping


dari papil saraf optik:
1. Pinggir papil bagian temporal menipis
2. Penggauangannya melebar dan mendalam
3. Pembuluh darah di sentral papil tidak jelas
4. Pembuluh darah hanya tampak dipingir papil
Pemeriksaan Klinis Glaukoma
Normal Optic Disk Optic Disk Cupping
Klasifikasi Glaukoma
1. Glaukoma Primer Sudut Terbuka :
A. Glaukoma Sudut Terbuka Primer
B. Glaukoma dengan Tekanan Normal
2. Glaukoma Primer Sudut Tertutup
A. Akut
B. Subakut
C. Kronik
D. Iris Plateau
3. Glaukoma sekunder : Trauma, Akibat
operasi mata, Uveitis, Steroid.
4. Glaukoma Absolut
5. Glaukoma kongenital : Primer, Rubela,
Aniridia.
Glaukoma Sudut Terbuka Primer
Definisi
• Neuropati optik, bersifat kronik dan progesif.
• Tanda : atrofi, gaung papil saraf optik dan
hilangnya penglihatan lapangan pandang.
• Sebab : Hambatan outflow Humor Aquos akibat
kondisi primer berupa kelainan anatomis pada
saluran pembuangan.
Faktor Resiko
1. Usia : > 40th
2. Ras : kulit hitam > kulit putih
3. Genetik : Diduga diturunkan secara dominan
atau resesif
4. TIO Tinggi : Semakin tinggi TIO, semakin
besar kemungkinan terkena glaukoma
5. Miopi Tinggi
Patogenesis
Pembengkakan & Sklerosis Endotel Trabecular Meshwork

Degenerasi Trabekular Meshwork

Penyempitan ruang antar Trabekular Meshwork

Sudut BMD terbuka dan terjadi penutupan Trabecular Meshwork

Hambatan Drainase Humor Aquos

TIO meningkat
Manifestasi Klinik
1. Tak ada keluhan atau gejala
Tak ada nyeri mata, Visus sentral masih baik,
Tak ada hiperemia , Kornea jernih,
Diameter pupil normal, Refleks pupil normal
2. Hampir selalu bilateral
3. TIO Meningkat secara progresif
4. Penderita merasa matanya normal, kecuali
bila sudah stadium lanjut dimana Lapang
Pandangan sudah menyempit sehingga
merasa penglihatan di sekelilingnya gelap
(Tunnel Vision)
5. Sudut BMD terbuka
6. Papil saraf optik  Atrofi & Gaung Papil
atau cupping optic disk (Neuropati Optik)
7. Lapang Pandang  Defek Lapang Pandang
Glaukoma
Diagnosis
1. Anamnesis
 Mata Tidak Merah
 Penurunan tajam penglihatan dan
lapangan pandang terjadi secara
perlahan
 Tunnel Vision
Diagnosis
1. Pemeriksaan Visus
- Stadium Awal Baik, pada stadium lanjut menurun
2. Pemeriksaan segmen anterior
1. Hiperemi konjungtiva dan ciliar (-)
2. Kornea Jernih
3. BMD dalam dan sudutnya terbuka
4. Pupil bentuk dan diameter normal & refleks normal
3. Pemeriksaan TIO meningkat (tidak lebih dari 30
mmHg)
4. Pemeriksaan Gonioskopi
- Sudut bilik mata depan terbuka
5. Pemeriksaan Lapangan Pandang
- Menyempit
6. Pemeriksaan Opthalmoskopi
Didapatkan gaung papil saraf optik atau atropi
I. Medikamentosa
1. Carbonic Anhidrase Inhibitor
• Asetazolamid 250 mg, 4 dd 1 tablet
• Fungsi dari obat ini adalah untuk menghambat
produksi humor akuos.
• Efek samping penggunaan obat ini adalah
adanya gangguan pada sistemik mayor sehingga
tidak boleh untuk terapi jangka panjang.
2. Beta-bloker

• Timolol maleat 0,25-0,5%, 1-2 dd 1 tetes sehari.


• Fungsi : untuk menghambat produksi humor
akuos.
• Kontra indikasi pemakaian obat ini adalah
penyakit obtruksi jalan nafas kronik terutama
asma.
3. Parasimpatomimetik

Pilokarpin 2-4 % , 3-6 dd 1 tetes sehari.


Fungsi : meningkatkan aliran keluar akuos humor.
Efek samping :
• dapat menimbulkan penglihatan suram terutama pada
pasien katarak
• spasme penglihatan akomodatif yang mungkin
menganggu pada pasien usia muda
• bisa juga terjadi ablasio retina walaupun jarang.
II. Non Medikamentosa
Indikasi Pembedahan :
• TIO tidak dapat di pertahankan di bawah
22mmHg.
• Lapang pandang terus menyempit.
• Pemakaian obat yang tidak teratur.
Macam pembedahannya
laser trabekulopasti, dan trabekulektomi
Prognosis
Prognosis baik bila TIO terkontrol dan belum
mengalami kerusakan luas saraf optik akibat
glaukoma

Prognosis buruk bila TIO tidak terkontrol akan


menjadi Glaukoma Absolut
Glaukoma Tekanan normal
Definisi
• Glaukoma tekanan rendah, merupakan
glaukoma sudut terbuka primer, dengan ciri ciri:
• Rata rata TIO kurang dari sama dengan 21 mHg
• Defek lapangan pandang
• Pemeriksaan gonioskopi : sudut bilik mata
depan terbuka
• Tidak ada penyebab lain
Glaukoma Tekanan Normal
Patogenesis
• Patogenesis yang mungkin adalah kepekaan
yang abnormal terhadap tekanan intra okuler
karena kelainan vaskuler atau mekanis di caput
nervi optici atau bisa juga murni karena
penyakit vaskuler
Glaukoma Tekanan Normal
Faktor Resiko:
• Umur : lebih banyak pada umur tua
• Jenis kelamin: Rasio Perempuan : laki laki = 2:1
• Ras: Banyak diderita di Jepang
• Genetik

• Tes Provokasi
- Digunakan untuk penderita yang mempunyai
bakat glaukoma.
- Glaukoma sudut terbuka : Tes minum air, tes
midriasis dan tes posisi prone.
Penatalaksanaan
• Tindakan bedah drainase Glaukoma dengan
kombinasi anti metabolit
Glaukoma Primer Sudut Tertutup
Definisi
• Sudut tertutup primer = kondisi mata dengan
presdiposisi anatomis tertutupnya sudut filtrasi
oleh aposisi dari iris perifer menyebabkan
hambatan aliran keluar Humor Aquos.
• Glaukoma Primer Sudut Tertutup = bila sudut
tertutup primer dihubungkan dengan kenaikan
tekanan intra okuler menimbulkan kerusakan
saraf Optik (Neuropati Optik) dan defek lapang
pandang
Faktor Resiko
1. Faktor Demografi
• Riwayat Keluarga menderita GPST
• Usia : rata-rata usia 40 – 60 tahun
• Gender: dominant wanita; rasio Wanita : Pria = 4: 1
• Suku bangsa: benua Asia (China , India, Birma,
Singapura); keturunan Inuit dan orang Eskimo
2. Faktor Okuler
• Hipermetropia
• Bilik Mata Depan yang dangkal
• Sudut Bilik Mata Depan yang menyempit
• Kurvatura kornea yang curam
• Axial length yang pendek
• Lensa yang tebal
Patogenesis
• Apposisi dari iris terhadap trabekula Meshwork

• Sudut bilik mata depan tertutup

• Menghalangi outlow dari humor aquos

• Bendungan humor aquos

• TIO meningkat
ETIOLOGI dan MEKANISME SUDUT TERTUTUP
TRAB. MESHWORK
Sudut Tertutup
TARIKAN
IRIS PERIFER
Mekanisme Mekanisme Anterior
Posterior TEKANAN

+ 90% + 10%
Mekanisme Dasar Mekanisme Dasar
BLOK PUPIL LAIN atau KOMBINASI
Etiologi & Mekanisme Dasar Sudut Tertutup
1. Mekanisme Posterior :
• Iris didorong dari belakang ke depan
• Penyebab : 90% menyebabkan STP
• Terutama oleh karena Blok Pupil
2. Mekanisme anterior :
• Iris ke depan hingga Iris menempel di
trabecular Meshwork (Irido Trabecular
Contact).
• Hanya 10% menyebabkan STP.
Faktor Predisposisi & Presipitasi Blok Pupil
1° PREDISPOSISI
•BMD dangkal
(sumbu axial lebih pendek),
(diameter kornea lebih kecil)
(iris lebih tebal)
•Lensa lebih ke anterior
•Lensa tebal
• Sudut BMD sempit
2° USIA Lanjut * BMD lebih dangkal
Jarak Lensa-Iris * Lensa lebih ke depan
jadi lebih dekat * Lensa lebih tebal

Blok Pupil Relatif


* Pupil dilatasi sedang
3° CETUSAN * Pupil miosis hebat
* Lensa bergerak kedepan
BLOK PUPIL
SUDUT TERTUTUP PRIMER karena BLOK PUPIL
Blok Pupil Primer

Hambatan aliran HA dari BMB ke BMD

Humor Aquos >>> di BMB

Tekanan di BMB >>> daripada di BMD

Perbedaan Gradien di perm. iris anterior dan posterior

Pendorongan iris Perifer Ke Trab. Meshwork


Sudut Tertutup
Iris Cembung Ke Depan
(Iris Bombe) Peningkatan TIO

DX : SUDUT TERTUTUP PRIMER (STP)


Glaukoma Primer Sudut Tertutup
Akut
Definisi
• Merupakan kelainan mata yang terjadi karena
Tekanan Intra Okuler meningkat sangat cepat
• Sebagai hasil tertutupnya sudut Bilik Mata
Depan secara menyeluruh
• Karena kondisi primer mata dengan faktor
predisposisi anatomis.
• Menyebabkan kerusakan papil saraf optikus dan
Defek Lapang pandang
Gejala Klinik
1. Fase Prodomal : Penderita seperti Flu
2. Fase Kongesif Akut
a. Nyeri Periokuler
b. Penglihatan kabur
c. Hallo
(melihat warna pelangi sekitar sumber cahaya)
a. Mual muntah
Diagnosis
1. Anamnesa
▫ Onset gejala klinisnya akut
▫ Nyeri mata yang hebat
▫ Mata merah
▫ Penglihatan yang kabur
▫ Mual dan muntah
Diagnosis
2. Pemeriksaan klinis
• Pemeriksaan visus : sangat menurun
• Pemeriksan Biomikroskopik Slit lamp :
1. Hiperemi konjungtiva dan limbal,
2. Oedema kornea,
3. BMD dangkal
4. Abnormalitas Iris (Atrofi Iris, Iris bombe)
5. Pupil mid-dilatasi dan menetap,
6. Reflek pupil kurang sampai negarif,
Diagnosis
3. Pemeriksaan TIO
Menunjukkan TIO sangat tinggi ( > 30 mmHg)
4. Pemeriksaan Gonioskopi
Sudut BMD tertutup
Tata Laksana
1. Segera menurunkan TIO
* Larutan Hiperosmotik, Gliserin, Manitol
* Obat topikal Beta Blocker
* Carbonic Anhidrase Inhibitor
* Prostglandin analogues
2. Membuka Sudut BMD yang tertutup dilakukan
setelah 1 jam sampai 1 ½ jam setelah TIO turun
* Agonis Kolinergik (Miotikum)
3. Terapi Suportif
* anti radang, anti nyeri dan anti emetik
4. Lakukan pemeriksaan Gonioskopi,
5. Cegah sudut BMD tertutup ulang dg segera
Iridektomi Perifer
6. Mencegah Sudut tertutup pada fellow eye
Glaukoma Primer Sudut Tertutup
Subakut
• Blok pupil terjadi secara intermitten
• Saat terjadi blok pupil, sudut BMD tertutup dg
cepat berakibat peningkatan mendadak TIO.
• Setelah 2 jam blok pupil menghilang dan sudut
BMD terbuka dan TIO kembali normal
• Faktor etiologinya = Sudut Tertutup Akut
Diagnosis
1. Anamnesa
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat
serangan berulang berupa nyeri, kemerahan,
penurunan visus sementara
disertai hallo, ketidaknyamanan pada mata,
sakit kepala.
• Sering terjadi malam hari
• Di antara serangan mata tampak normal
meskipun sudut Bilik Mata Depan yang sempit.
Diagnosis
2. Pemeriksaan Klinis
a. Pengukuran TIO = TIO meningkat secara
spontan dalam waktu singkat dan bersifat
berulang, setelah beberapa jam TIO kembali
nomal
b. Gonioskopi = Sudut BMD yang sempit dengan
atau tanpa terlihatnya sinekia anterior perifer
Tatalaksana
• Terapi yang utama adalah profilaksis Iridektomi
perifer.
Glaukoma Primer Sudut Tertutup Kronik

• Peningkatan tekanan intra okuler secara


bertahap dikarenakan predisposisi anatomi
sudut BMD tertutup yang berlangsung lama
sehingga menjadi sinekia anterior perifer
Gambaran Klinis Utama
• Visus menurun
• Penyempitan Lapang Pandang (Tunnel Vision)
Pemeriksaan Klinis
• Atrofi Iris,
• Fixed Semidilated Pupil,
• BMD yang dangkal,
• Terdapat Glaukomfleckle,
• Tekanan Intra Okuler tinggi dlm jangka waktu lama
• Sudut Bilik Mata Depan yang tertutup
• Sinekia Anterior Perifer yang permanent
• Pemeriksaan optalmoskop: atrofi dari papil saraf
optik dan Gaung Papil Saraf Optik
Tatalaksana
Bila SAP tidak luas, langsung dilakukan Laser
Peripheral Iridektomi.
Iris Plateau
• Disebabkan oleh posisi prosesus siliaris lebih ke
anterior
• Jarang mengalami blok pupil
• Pada usia muda
• Terapi: Terapi Miotik kerja singkat – sampai
menengah dalam jangka waktu lama dan
tindakan operasi laser Iridoplasty
Klasifikasi Glaukoma Sekunder :
1. Sindroma Dispersi Pigmen
2. Sindroma Eksfoliasi
3. Kelainan Lensa
4. Kelainan Traktus Uvea
5. Sindrom Iridokorneoendotelial / ICE
6. Trauma
7. Paska operasi
8. Rubeosis Iridis
9. Peningkatan Tekanan Vena Episklera
10. Obat Kortikosteroid
Lens induced Glaucome
Dibagi 3 :
a. Glaukoma Phakos
b. Glaukoma Phakomorfik
c. Glaukoma Phakothopik
a. Glaukoma Phakos
Kelainan pada komponen lensa

1. Glaukoma Phakolitik
Protein-protein lensa yang bocor menyebabkan
penyumbatan sudut BMD.
2. Glaukoma Kapsuler
Adanya kelainan patologis pada kapsul lensa.
3. Glaukoma Phakoanalitik
Adanya sinekia anterior/posterior dan
sumbatan sudut iridoskleral oleh eksudat
inflamasi.
Glaukoma fakolitik
Katarak hipermatur
b. Glaukoma Phakomorfik
Kelainan pada bentuk lensa.

1. Intumesensi Lensa

2. Mikrophakia / Spherophakia

3. Anterior Lentikonus
Glaukoma fakomorfik
Lensa bengkak ( intumesen) mendorong iris kedepan
c. Glaukoma Phakotopik
Akibat adanya dislokasi
dari lensa.
Contoh :
Trauma &
Sindroma Marfan.
4. Kelainan Traktus Uvea
a. Uveitis  Glaukoma Sudut Terbuka &
Tertutup
b. Tumor  Melanoma Traktus Uvea
c. Edema Corpus Ciliare
6. Trauma

Menyumbat
Cedera bola
Hifema trabekular
mata
meshwork

GLAUKOMA Aliran HA
TIO ↑
SEKUNDER terganggu
7. Paska Operasi
Glaukoma sumbatan siliaris (gl.
Maligna)
• Etiologi : Tindakan pembedahan.
• Patofisiologi :
TIO ↑↑ & BMD
Penekanan datar dan
Pembedah lensa
pada sudut
an terdorong jadi
lensa-iris
ke depan tertutup
8. Rubeosis Iridis

Merupakan suatu neovaskularisasi pada iris.


Etiologi :
- Iskemia kronik berat dan luas dari arteri retina
sentralis, DM > 10 tahun
- Penyebab lain : oklusi a. Retina, tumor, radang

Penatalaksanaan :
- ↓ TIO
- Fotokoagulasi
- Pembedahan pada retina
10. Kortikosteroid
• Kortikosteroid intraokular, periokular dan
topikal → gx mirip gl. sudut terbuka
primer
• Pada px dengan riwayat penyakit GSTP
• Pengidap GSTP → memperparah ↑TIO
Penggunaan kortikosteroid
jangka waktu tertentu

Peningkatan viskositas
dari HA

Peningkatan TIO
• Penatalaksanaan :
Penghentian penggunaan Kortiko Steroid
• Monitoring :
▫ Oftalmoskop
▫ Tonometri
GLAUKOMA ABSOLUT
Glaukoma Absolut adalah
Stadium akhir glaukoma baik sudut terbuka
maupun sudut tertutup, dimana sudah terjadi
kebutaan total (visus nol) akibat tekanan bola
mata yang tinggi.
Glaukoma Absolut
TIO tinggi kronis  Ggg integritas strutur PSO

Gaung papil  Iskemia papil

Skotoma  Ggg lapangan pandang

BUTA  Lapangan pandang


menyempit
Gejala Klinis :
• Visus nol
• Mata keras dengan rasa sakit.
• Epifora
• Fotofobia
• Kornea terlihat keruh,
• Bilik mata dangkal,
• Papil atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa,
Penatalaksanaan
• Nyeri (-) :
Tidak diperlukan pemberian obat-obatan ataupun
tindakan bedah apapun.
• Nyeri (+) :
a) Destruksi badan silier dengan krioterapi ataupun
dengan memberikan sinar beta pada badan silier.
b) Suntikan alkohol 70% retrobulbar
c) Apabila dengan cara pertama dan kedua tidak
berhasil dalam mengurangi nyeri 
Enukleasi bulbi atau pengangkatan bola mata.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai