Anda di halaman 1dari 35

Isu Kesehatan Lingkungan &

Permasalahannya

Dipersiapkan :
Teguh Budi P., SKM., M.Kes

teguh.budip@yahoo.co.id 1
PROSES KAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN TERHADAP GANGGUAN
KESEHATAN MANUSIA
3. Konsentrasi 5. Efek
4. Dosis Zat
Ambien Zat Kesehatan
1. Sumber 2. Emisi/ Pencemar yang
Pencemar di Manusia yang
Penghasil Zat Buangan Zat Masuk Tubuh
udara, air, Tidak
Pencemar Pencemar Manusia
makanan, dll Diinginkan

Dampak Akhir
atau Resiko

Pengendalian Dinamika dan Pola Pajanan Hubungan


Teknologi Mekanisme Manusia Dosis-Respons
Transport

TEGUH.BUDIP@YAHOO.CO.ID 2
Target Organ

teguh.budip@yahoo.co.id 3
Gambar : Main Targets of Major Environmental Pollutants
‘Biomarker’
Biological Exposure Indices
• Penilaian keseluruhan pemajanan (overall
exposure) terhadap zat kimia di lingkungan
melalui pengukuran dari faktor-faktor penentu
(determinants) yang sesuai, dalam spesimen
biologi pada waktu tertentu.

• Faktor-faktor penentu dapat berupa zat kimia itu


sendiri atau metabolitnya.

• Spesimen biologi dapat berupa darah, air seni,


rambut, atau spesimen biologi lainnya.

teguh.budip@yahoo.co.id 4
Mengkorelasikan antara Pencemaran Lingkungan
dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Tidak
Mudah karena :

1. Jumlah dan keanekaragaman zat pencemar.


2. Kesulitan dalam mendeteksi zat pencemar yang
membahayakan pada konsentrasi rendah.
3. Interaksi sinergistik antara zat-zat pencemar.
4. Kesulitan dalam mengisolasi faktor-faktor tunggal,
bilamana masyarakat terpajan terhadap sejumlah
besar zat/senyawa kimia selama bertahun-tahun.
5. Penyebab jamak dan panjangnya masa inkubasi dari
penyakit-penyakit.
teguh.budip@yahoo.co.id 5
The ‘Causal’ Variable
Guidelines for the assessment of causation
Bila ditemukan peningkatan yang tidak diharapkan dari kejadian penyakit, dan
telah diidentifikasi faktor lingkungan yang dicurigai, apakah dapat dipastikan
bahwa kedua fenomena tersebut mempunyai hubungan kausal?

Jawabannya adalah TIDAK.


Namun ada ‘guidelines’ yang dapat digunakan untuk membuat keputusan
mengenai kausalitas :

1. Temporality : Apakah faktor penyebab mendahului efek yang timbul?


(essential)

2. Plausibility : Apakah kejadian tersebut didukung oleh argumentasi ilmiah


yang dapat dipercaya?

3. Consistency : Apakah kejadian serupa dihasilkan pula oleh studi-studi di


tempat lain?

4. Strength of association : Sejauh mana kuatnya kemaknaan dari asosiasi


antara sebab dan akibat?

5. Specificity : Apakah faktorteguh.budip@yahoo.co.id


lingkungan dan efek kesehatan yang diketahui 6
terisolasi dengan jelas?
The ‘Causal’ Variable
Guidelines for the assessment of causation
6.Dose-response relationship : Apakah peningkatan pajanan dari
kemungkinan penyebab berhubungan dengan
peningkatan penyakit?

7. Reversibility : Apakah peniadaan kemungkinan penyebab diikuti penurunan


resiko penyakit?

8. Study design : Apakah peristiwa yang terjadi dilandasi dengan desain studi
epidemiologi yang kuat?

9. Experimental evidence : Apakah kaitan toksikologi dapat dibuktikan pada


kondisi laboratorium?

teguh.budip@yahoo.co.id 7
ISU-ISU LINGKUNGAN

• Energi
• Pemanasan Global
• Penipisan Ozon
• Kualitas Udara
• Kualitas Air
• Kualitas Tanah
• Ekologi dan Perusakan Ekosistem

teguh.budip@yahoo.co.id 8
Isu Mengenai Energi
 Ketersediaan sumber energi yang memadai merupakan hal yang perlu
untuk sebagian besar kegiatan ekonomi dan memenuhi standar
kehidupan sosial yang layak.
 Meskipun sumber energi yang tersedia cukup banyak, namun ada
sebagian seperti batu bara dan minyak bumi merupakan energi yang
tidak dapat diperbaharui, dan sebagian lagi, seperti tenaga surya,
meskipun tersedia dalam jumlah yang tak ada habisnya, namun saat ini
kurang ekonomis untuk sebagian besar aplikasi.
 Penggunaan energi secara global tetap terus mengalami peningkatan
semenjak revolusi industri.
 Kesenjangan penggunaan energi antara negara berkembang dan
negara maju masih tinggi.
 Konsumsi energi banyak berpengaruh terhadap isu lingkungan.

teguh.budip@yahoo.co.id 9
Isu Pemanasan Global
 Pembangunan gedung-gedung besar dan tinggi serta pembabatan hutan
secara liar
 Tidak seimbangnya kadar karbon dioksida dan beberapa gas rumah kaca
lainnya di udara akibat polusi yang ditimbulkan oleh kegiatan indutri, asap
kendaraan bermotor, dan lain-lain.

Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

teguh.budip@yahoo.co.id 10
Efek Rumah Kaca
• Pengaruh rumah kaca terbentuk dari interaksi antara atmosfer yang
jumlahnya meningkat dengan radiasi solar. Meskipun sinar matahari
terdiri atas bermacam-macam panjang gelombang, kebanyakan
radiasi yang mencapai permukaan bumi terletak pada kisaran sinar
tampak. Hal ini disebabkan ozon yang terdapat secara normal di
atmosfer bagian atas, menyaring sebagian besar sinar ultraviolet.
• Uap air atmosfer dan gas metana dari pembusukan -
mengabsorbsikan sebagian besar inframerah yang dapat dirasakan
pada kulit kita sebagai panas. Kira-kira sepertiga dari sinar yang
mencapai permukaan bumi akan direfleksikan kembali ke atmosfer.
• Sebagian besar sisanya akan diabsorbsikan oleh benda-benda
lainnya. Sinar yang diabsorbsikan tersebut akan diradiasikan
kembali dalam bentuk radiasi inframerah dengan gelombang
panjang atau panas jika bumi menjadi dingin.
• Sinar dengan panjang gelombang lebih tinggi tersebut akan
diabsorbsikan oleh karbon dioksida atmosfer dan membebaskan
panas sehingga suhu atmosfer akan meningkat.
• Karbon dioksida berfungsi sebagai filter satu arah, tetapi
menghambat sinar dengan panjang gelombang lebih untuk
melaluinya dari arah yang berlawanan. Aktivitas filter dari karbon 11
teguh.budip@yahoo.co.id
dioksida mengakibatkan suhu atmosfer dan bumi akan meningkat.
Peningkatan Gas Rumah Kaca
No. Gas Konsentrasi di Udara
Pra - industri 1989
1. Karbondioksida 274 ppm 354 ppm
(CO2)
2. Metana (CH4) 0,7 ppm 1,7 ppm
3. Nitrogen Oksida 280 ppb 306 ppb
(NOx)
4. Klorofluorokarbon 0 ppb 0,3 ppb
(CFC)-11
5. Klorofluorokarbon 0 ppb 0,5 ppb
(CFC)-12
teguh.budip@yahoo.co.id 12
Perubahan Temperatur Global Akibat Efek
Rumah Kaca

teguh.budip@yahoo.co.id 13
Penipisan Lapisan Ozon
• Penggunaan bahan-bahan kimia sebagai bahan
perusak lapisan ozon (ozone depleting substance,
seperti CFCs) dan gas NOx yang dapat berasal dari
hasil proses aktivitas alam seperti aktivitas vulkanik
dan kegiatan manusia seperti pembakaran dalam
kendaraan bermotor dan industri.

Lapisan Ozon di atmosfer berlubang

teguh.budip@yahoo.co.id 14
Dampak Berlubangnya Lapisan
Ozon
• Meningkatnya intensitas sinar ultra violet yang
mencapai permukaan bumi, sehingga dapat
menyebabkan gangguan terhadap kesehatan, seperti
kanker kulit, katarak, dan penurunan daya tahan
tubuh, dan bahkan terjadinya mutasi genetik.
• Mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan,
keterbatasan sumber air bersih, kerusakan rantai
makanan di laut, musnahnya ekosistem terumbu
karang dan sumber daya laut lainnya, menurunnya
hasil produksi pertanian yang dapat mengganggu
ketahanan pangan, dan bencana alam lainnya.
• Mata rantai dampak penipisan lapisan ozon
berikutnya adalah terjadinya pemanasan global
(global warming).
teguh.budip@yahoo.co.id 15
Isu Kualitas Udara
• Udara di atmosfer dikatakan tercemar, bila komposisi
gas yang terkandung di dalamnya tidak lagi sesuai
dengan komposisi alaminya.
• Fenomena ini bisa disebabkan oleh masuknya partikel
atau senyawa kimia lain yang secara alami seharusnya
tidak terdapat di dalam susunan kimia atmosfer, atau
meningkatnya konsentrasi suatu komponen alami
atmosfer, sehingga melebihi jumlah seharusnya.

mengurangi kualitas udara di atmosfer

teguh.budip@yahoo.co.id 16
Jenis Pencemar Udara
• Pencemar Primer
 zat kimia berbahaya yang langsung masuk ke
atmosfer. Senyawa-senyawa berbahaya tersebut
dilepaskan oleh berbagai sebab, baik oleh gejala
alam maupun kegiatan manusia, langsung dalam
bentuknya.
• Pencemar Sekunder
 Pencemar ini merupakan turunan dari pencemar
primer, atau hasil reaksi dari berbagai senyawa kimia
di atmosfer.

teguh.budip@yahoo.co.id 17
Bagan Klasifikasi Pencemar Udara

teguh.budip@yahoo.co.id 18
Isu-Isu Regional Kualitas Udara
• Hujan Asam
• Kabut Asap Fotokimia
• Kualitas Air Hujan di Indonesia

teguh.budip@yahoo.co.id 19
Hujan Asam
• Hujan asam disebabkan oleh polusi udara yang terjadi
akibat pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara,
minyak dan gas bumi. Asap yang merupakan sisa
pembakaran dari bahan-bahan tersebut naik ke atmosfer
dan bereaksi dengan uap air yang ada di udara. Dengan
bantuan radiasi matahari, komposisi tersebut berubah
menjadi larutan asam, dan terbawa turun ke permukaan
bumi dalam bentuk hujan, salju, atau kabut asap.
• Diantara semua senyawa kimia yang terkandung di
dalam zat-zat pencemar diatas, senyawa yang
bertanggung jawab atas terbentuknya hujan asam
adalah senyawa sulfur dioksida dan nitrogen oksida.
Hujan asam biasanya terbentuk di awan, dimana
senyawa-senyawa sulfur dioksida dan nitrogen oksida
bereaksi dengan oksigen, air dan oksidan lain,
membentuk asam sulfat dan asam nitrat.
teguh.budip@yahoo.co.id 20
Skema Terjadinya Hujan Asam

teguh.budip@yahoo.co.id 21
Dampak Hujan Asam
• Menurunkan kemampuan fotosintesis tanaman.
• Mengancam kehidupan hewan dan tanaman di
lingkungan perairan.
• Mengganggu kesehatan manusia Gas NO dan SO2
dapat berakibat buruk pada sistem pernafasan manusia
dan menyebabkan penyakit astma atau bronchitis.
Sedangkan kabut asap yang mengandung asam, selain
mengurangi jarak pandang, dapat menyebabkan iritasi
mata.
• merusak benda-benda buatan manusia, seperti
konstruksi logam dan beton, kendaraan, dll.

teguh.budip@yahoo.co.id 22
Kabut Fotokimia
• Berbentuk seperti asap hitam, tetapi memiliki massa
yang cukup berat, seperti kabut. Biasanya terjadi di
atas wilayah industri atau jalan raya yang sibuk.
• Kabut fotokimia terjadi akibat reaksi senyawa nitrat
dan beberapa senyawa organik volatile yang ada di
udara. Dengan bantuan sinar matahari (radiasi
ultraviolet), gas-gas ini bereaksi dengan uap air,
oksigen, dan hidrokarbon yang ada di udara,
membentuk emulsi aerosol.
• Selain menghalangi pandangan, kabut ini dapat
menyebabkan iritasi mata, dan karena mengandung
asam, dapat merusak konstruksi beton dan logam.
• Sumber pencemar seperti gas buangan kendaraan
dan industri mengandung NO, CO, dan senyawa
hidorkarbon yang tidak terbakar (pencemar primer),
sedangkan pencemar sekunder, terutama NO2 dan23
teguh.budip@yahoo.co.id
O3 yang akan membentuk kabut (smog).
Kualitas Air Hujan di Indonesia
• Pemantauan kualitas air hujan dilakukan oleh BMG,
yang mempunyai 27 stasiun pemantau.
• Batas nilai rata-rata pH air hujan adalah 5.6, merupakan
nilai yang dianggap normal.
• Secara umum, unsur kimia paling dominan yang dapat
menurunkan kualitas air hujan adalah unsur sulfat dan
unsur nitrat. Kedua senyawa tersebut mudah larut
dalam air hujan, dan bersifat asam kuat. Sumber utama
senyawa tersebut adalah akibat aktivitas manusia
(antrophogenic sources) seperti sisa pembakaran
bahan bakar fosil untuk industri maupun transportasi.
Selain itu, juga berasal dari sumber alami (natural
sources) seperti proses denitrifikasi tanaman dan
aktivitas gunung berapi. Apabila kadar sulfat dan nitrat
dalam air hujan meningkat, maka akan memberikan
dampak terhadap penurunan kualitas air hujan, dimana
teguh.budip@yahoo.co.id 24
pH air hujan akan turun dibawah 5.6.
Isu Kualitas Air
• Masalah global yang dihadapi dunia pada abad 21
berkaitan dengan air adalah kecenderungan dunia
menghadapi krisis air yang berkepanjangan,
meningkatnya pencemaran air, dan kebutuhan akan
air yang semakin meningkat.
• Turunnya kualitas air terutama diakibatkan oleh
pencemaran badan perairan.
• Pencemaran air berarti turunnya kualitas air sampai
ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Berdasarkan sumbernya pencemaran air
diklasifikasikan menjadi dua yaitu sumber tertentu
(point source pollution) dan sumber tak tentu (non-
point source pollution)

teguh.budip@yahoo.co.id 25
Perbandingan Sumber Pencemaran Air Antara Sumber
Tertentu dan Sumber Tak Tentu
Sumber Tak Tentu Sumber Tertentu

Sumber Sumber tidak tentu Sumber dapat diketahui


pencemaran karena sumber dan dengan jelas karena
cara memasuki air sumber dan cara
tersebar secara luas memasuki air dapat
dideteksi
Contoh Zat pencemar dari Pipa pembuangan
pertambangan & limbah suatu industri
pertanian yang
terbawa aliran hujan
teguh.budip@yahoo.co.id 26
Isu Kualitas Tanah
• Pencemaran tanah merupakan kasus yang
terkait dengan pencemaran air, karena
pencemar tanah memiliki kecenderungan
masuk ke dalam badan air.
• Polutan tanah biasanya berasal dari
pertanian, yaitu pestisida dan pupuk.
• Tanah memiliki kemampuan menyimpan
kontaminan dan secara kontinu
melepaskannya ke air permukaan dan air
tanah dalam jangka waktu yang lama.

teguh.budip@yahoo.co.id 27
Kecepatan penyerapan kontaminan ke dalam
tanah dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :

• Tekstur tanah
 Tekstur tanah menggambarkan ukuran partikel
penyusun tanah yang sangat menentukan
berapa banyak air yang dapat ditahan oleh
tanah dan seberapa mudah partikel masuk
melewati lapisan tanah itu.
• struktur dan distribusi ukuran pori-pori
 Semakin besar ukuran pori akan menyebabkan
makin cepat dan makin dalam meresapnya
kontaminan dalam tanah.

teguh.budip@yahoo.co.id 28
Pencegahan Pencemaran Tanah
• Dengan memperbaiki praktek-praktek
pertanian yang buruk dan mereduksi
kebutuhan zat kimia dalam jumlah besar.
• Teknik pertanian alternatif mungkin dapat
mengatasi masalah ganda antara
memproduksi pangan yang cukup dan
mencegah pencemaran lingkungan.

teguh.budip@yahoo.co.id 29
Ekologi dan Isu Perusakan
Ekosistem
• Ekosistem, baik itu akuatik maupun terestrial, mengambil energi
dari matahari dan menyimpan energi ini dalam bentuk biomassa
(senyawa karbon) dalam proses fotosintesis. Fungsi ekosistem
lainnya adalah melakukan proses siklus terhadap materi dan
unsur melalui lingkungan, dari bentuk organik menjadi inorganik
dan sebaliknya yang melibatkan karbon, nitrogen, fosfor, dan
sulfur.
• Ekologi diperlukan dalam kaitannya dengan pencegahan
pencemaran karena kemungkinan polutan yang masuk ke
dalam ekosistem akan mengganggu siklus nutrien dan unsur
yang penting dalam menopang kehidupan.
• Adanya polutan akan menggangu keseimbangan ekosistem.
Polutan kimia yang bersifat hidrofob ( senyawa organik non
polar dengan molekul besar dan tak larut dalam air ), menetap
secara terus menerus ( tidak terdegradasi secara biologis dalam
ekosistem ), dan beracun harus mendapat perhatian khusus
karena zat-zat ini akan terakumulasi secara biologis dalam
makhluk hidup melalui rantai makanan.
teguh.budip@yahoo.co.id 30
Contoh Perusakan Ekosistem

• Kasus Minamata, pencemaran oleh


limbah merkuri.
• Pencemaran pestisida jenis DDT
• Pencemaran limbah rumah tangga dan
pertanian  eutrofikasi (pengkayaan
air)

teguh.budip@yahoo.co.id 31
Dampak Proses Eutrofikasi pada
Ekosistem Akuatik
• Terbentuknya lapisan alga di permukaan air sehingga
sinar matahari tidak dapat masuk ke dasar perairan.
Akibatnya produktivitas tumbuhan air yang hidup di
dasar perairan berkurang sehingga oksigen yang
dihasilkan fotosintesis tumbuhan tersebut berkurang
pula.
• Turunnya kandungan oksigen dalam perairan. Kematian
alga dalam jumlah besar dapat menurunkan kandungan
oksigen lebih banyak lagi saat proses dekomposisi alga.
• Kandungan oksigen yang terlalu rendah dapat
mematikan organisme yang hidup di dalam air seperti
ikan.

teguh.budip@yahoo.co.id 32
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan hidup berasaskan pelestarian kemampuan
lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang
pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan
kesejahteraan manusia.

Tujuan pengelolaan Lingkungan hidup.


a. Tercapainya keselarasan hubungan antar manusia dengan
lingkungan hidup sebagai tujuan pembangunan.
b. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana
c. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan
hidup
d. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk
kepentingan generasi sekarang dan mendatang.
e. Terlindungnya negara dari kegiatan negara lain yang berakibat
merusak Lingkungan

teguh.budip@yahoo.co.id 33
Perlindungan Lingkungan Hidup
Perlindungan hidup ditujukan terhadap :

Sumber daya alam non hayati


Konservasi Sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya
Perlindungan sumber daya buatan
Perlindungan cagar budaya
Perlindungan lingkungan hidup dilakukan
berdasarkan Baku Mutu Lingkungan (BML) yang
diatur dengan peraturan perundang-undangan.

teguh.budip@yahoo.co.id 34
TERIMA KASIH

teguh.budip@yahoo.co.id 35

Anda mungkin juga menyukai