Penyehatan Lingkungan
Febrian Hadinata
1. Keterkaitan antara sanitasi
/penyehatan lingkungan dan
rekayasa sipil
1.1 Definisi Sanitasi
• Sanitasi: perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan
berbahaya lainnya, untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
• Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan: tinja manusia atau
binatang, sisa bahan buangan padat, air limbah domestik (cucian, air seni, bahan
buangan mandi atau cucian), limbah industri dan limbah pertanian.
• Sanitasi merupakan bagian dari rumpun ilmu teknik sipil dan perencanaan.
1.2 Kenapa Perlu (Belajar) Sanitasi ?
1.2 Kenapa Perlu (Belajar) Sanitasi ?
lalat
Asap sampah
tikus
Estetika buruk
Bau
http://palembang.tribunnews.com/2018/04/03
1.2 Kenapa Perlu (Belajar) Sanitasi ?
https://aictsurabaya.wordpress.com/2017/04/18
1.3 AIR DAN SANITASI
WATER QUALITY
2 juta ton limbah manusia memasuki sumber air saat ini.
(a) Kesehatan. Semua penyakit yang berhubungan dengan air terkait dengan pengumpulan dan
pembuangan limbah manusia yang tidak benar (diare, malaria, kolera, dsb).
(b) Penggunaan air. Contoh: Toilet siram desain lama menghabiskan 40% dari penggunaan air
untuk kebutuhan rumah tangga. Pengganti toilet ini dengan desain baru bisa menghemat 25%
penggunaan air. Peningkatan konsumsi air akan meningkatkan jumlah limbah cair yang harus
dibuang dengan cara yang benar.
(c) Peningkatan biaya pengumpulan, pengolahan dan pembuangan limbah seiring peningkatan
konsumsi.
1.4 SANITASI BAIK BERDAMPAK (POSITIF) PADA SELURUH
ASPEK KEHIDUPAN
BETTER EDUCATION
IMPROVING HEALTH 443 juta hari sakit dialami oleh anak-
Setiap hari, 1.000 anak meninggal akibat anak setiap tahun akibat penyakit
diare, yang seharusnya dapat dicegah terkait WASH.
dengan meningkatkan Water, Sanitation
and Health (WASH). Hanya 47% sekolah memiliki fasilitas
sanitasi memadai..
NUTRITION
Pada tahun 2014, 159 juta anak di dunia
mengalami stunting karena kekurangan gizi
REDUCING INEQUALITY
(Indonesia no-5 di dunia, = 37%). Salah satu
Sanitasi yang buruk mempengaruhi
penyebab utamanya adalah penyakit terkait
wanita, anak-anak, orang tua dan
WASH seperti diare yang mencegah
disabilitas.
penyerapan nutrisi yang tepat dari makanan.
1.5 Sanitasi dan Kesehatan
• Sarana dan prasarana sanitasi yang buruk, berpengaruh pada penyebaran
penyakit (diare, kolera, malaria, infeksi trakhoma, kecacingan, kurang gizi, dsb)
melalui jalur penularan yang dikenal dengan 5F (Fluids/cairan, Fields/tanah,
Flies/lalat, Fingers/tangan dan Foods/makanan (Peal dkk. 2010).
• Badan kesehatan dunia menyatakan bahwa sanitasi dan mencuci tangan dengan
sabun dapat mengurangi angka kesakitan diare sebanyak 37,5% dan 35%[8].
• Terdapat hubungan antara sanitasi dan kasus diare pada anak, intervensi sanitasi
dapat menurunkan kejadian diare pada balita sebesar 12,9%, dibandingkan
dengan intervensi air bersih yang hanya mencapai 7,3% (Gunther dan Fink, 2010).
1.6 SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS
Target 2030:
• mencapai akses universal dan adil untuk air minum
yang aman dan terjangkau untuk semua
• mencapai akses ke sanitasi dan kebersihan yang
memadai bagi semua
• mengakhiri buang air besar sembarangan,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan
perempuan dan anak perempuan dan mereka
yang berada dalam situasi rentan
• meningkatkan kualitas air dengan mengurangi
polusi dan menghilangkan dumping.
1.7 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Tahap 2 •Implementasi
•Kampanye, edukasi, •Penyusunan Tahap 6
advokasi dan Rencana Tahap 4
pendampingan •Pengembangan
Strategis •Pemantauan,
Kelembagaan •Penyusunan Tahap 5
dan Peraturan Memorandum Pembimbingan, Evaluasi,
Tahap 1 Tahap 3 dan Pembinaan
Program
1.9 Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)
-> Indikator Outcomes:
26
2.1 Debit Air Limbah
Kriteria air limbah domestik yang berasal dari pusat permukiman dan non permukiman
antara lain :
a. Air mandi, air cucian, air dapur -> “grey water “
b. Air Kakus (WC) -> “ black water” (mengandung patogen tinggi)
Rata-rata timbulan air limbah pemukiman: (Met Calf &Eddy, 2003)
1. Apartemen:
a) High-rise (≥ 10 lantai): 35 – 75 gal/orang/hari (tipikal: 50)
b) Low rise: 50 – 80 gal/orang/hari (tipikal: 65)
2. Rumah individu:
a) Sederhana: 45 – 90 gal/orang/hari (tipikal: 70)
b) Menengah: 60 – 100 gal/orang/hari (tipikal: 80)
c) Mewah: 70 – 150 gal/orang/hari (tipikal: 95)
3. Hotel: 30-55 gal/orang.hari (100)
4. Motel:
a) Dengan dapur: 90 – 180 gal/orang/hari (tipikal: 100)
b) Tanpa dapur: 75 – 150 gal/orang/hari (tipikal: 95) 27
2.2 Kriteria Perencanaan
2.2.1 Klasifikasi pencemaran dan taktis penanganannya:
• BOD < 20 mg/l -> tercemar ringan -> dipantau, masuk program jangka panjang.
• BOD > 20 mg/l - <80 mg/l -> tercemar sedang -> ditangani, masuk program jangka menengah.
• BOD > 80 mg/l -> tercemar berat -> ditangani, masuk program mendesak.
2. Chemoautotrophs: organisme yang menggunakan NH3 sebagai sumber energi dan biasanya
mengkomsumsi oksigen dalam memperoleh energi. Misalnya nitrifikasi, konversi mikrobial dari
amonia menjadi nitrat.
NH 3 2O2 NO3 H 2O H Energi (persamaan 2.2)
32
2.3 Sistem pengolahan terpusat/off-site system (2)
34
2.3 Sistem pengolahan terpusat/off-site system (4)
36
2.4 Sistem pengolahan setempat/on-site system (1)
41
2.5 Sistem pengolahan setempat/on-site system (6)
42
2.5 Sistem pengolahan setempat/on-site system (7)
Kompos biogas
Lampu biogas
Gas holder
46
Tipikal MCK Komunal Kap. 200 KK.
47
3. Pengelolaan Persampahan
3. Pengelolaan Persampahan
Paradigma lama pengelolaan sampah Paradigma baru pengelolaan sampah
Pemrosesan Akhir
49
• Data dasar sampah:
1. Laju timbulan sampah. 2.Komposisi sampah 3. Karakteristik sampah (densitas (ton/m3), kadar
air, kandungan bahan kering, kadar abu, rasio C/N, dsb)
• Laju Timbulan Sampah
• Laju Timbulan Sampah per sumber (Damanhuri dan Tri Padmi, 2016):
No. Komponen Sumber Sampah Satuan Volume (Liter) Berat (kg)
1 Rumah Permanen /orang/hari 2,25 – 2,50 0,350 – 0,400
2 Rumah Semi Permanen /orang/hari 2,00 – 2,25 0,300 – 0,350
3 Rumah Non Permanen /orang/hari 1,75 – 2,00 0,250 – 0,300
4 Kantor /pegawai/hari 0,50 – 0,75 0,025 – 0,100
5 Ruko/Toko /pegawai/hari 2,50 – 3,00 0,150 – 0,350
6 Sekolah /murid/hari 0,10 – 0,15 0,010 – 0,020
7 Jalan Arteri Sekunder /m/hari 0,10 – 0,15 0,020 – 0,100
8 Jalan Kolektor Sekunder /m/hari 0,10 – 0,15 0,010 – 0,050
9 Jalan Lokal /m/hari 0,05 – 0,10 0,005 – 0,025
10 Pasar /m2/hari 0,20 – 0,60 0,100 – 0,300
• Laju Timbulan Sampah per klasifikasi kota (SNI 3242:2008):
Catatan:
- Dalam melakukan perencanaan, harus dilakukan estimasi s/d beberapa tahun ke depan (minimal 5 tahun)
- Misal: kota A, dengan penduduk (2017) = 1,5 juta jiwa dan laju pertumbuhan penduduk 2%/tahun. Hitung
kebutuhan TPS, alat angkut dan kebutuhan luas TPA s/d 2023 !!
- catatan:
A. perencanaan ini dibuat tahun 2018. Wadah tidak dalam perencanaan karena tanggung jawab
masyarakat/korporasi itu sendiri !!
B. Estimasi laju pertumbuhan dengan pola geometrik (sebenarnya ada 3 pola pertumbuhan penduduk;
aritmatik, geometrik dan eksponensial -> cari mana yang paling cocok berdasarkan data historikal dengan
metode selisih kuadrat terkecil -> silahkan dipelajari sendiri !!
C. Densitas sampah di TPS sekitar 0,25 ton/m3, di truk sekitar 0,4 ton/m3, di TPA sekitar 1 ton/m3.
Catatan
(SNI 19-3694-1994: Metode Pengambilan Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan):
Sesaat setelah jumping, sampel segera diambil sesuai takaran jumlah sampel
(gunakan box 200 liter)
Gambar Pengambilan sampel dari sebuah truk ke dalam box 200 liter harus
dilakukan secara acak/random
Sampel sampah dari box 200 liter dibawa
dan dimasukkan ke dalam box sampel
1000 liter.
Alangke lamonyo
penuh setuo ini....
Lakukan pengukuran untuk truk selanjutnya (dari wilayah/rute lain), sampai semua
wilayah layanan terwakili dan box 1000 liter penuh.
12
komponen
Plastik...plastik!!!
Sampel sampah per komponen dikumpulkan di dalam kantong sampel yang telah
di-label sebelumnya.
Belum yuk, masih nak ditimbang
Dan terselesaikanlah galo per komponen
pemillahan ini....
Nunggu makan
siang...
Dari sampel 5 kG, ambil 1 kG untuk selanjutnya dibagi menjadi tiga bagian yang
relatif sama beratnya dan letakkan masing-masing pada cawan sampel yang telah
kering dan ditimbang beratnya.
6. masukkan cawan berisi sampel ke dalam oven pada temperatur
105 – 110 oC selama 2 (dua) jam
7. setelah 2 jam keluarkan cawan berisi sampel dan masukkan ke
dalam desiccator hingga dingin, kemudian timbang berat cawan
berisi sampel
8. masukkan kembali cawan berisi sampel ke dalam oven pada
temperatur 105 – 110 oC selama 1 jam, kemudian keluarkan,
dinginkan dalam desiccator, dan timbang kembali.
9. jika berat cawan belum konstan, ulangi prosedur pengeringan
tersebut di atas (selama 1 jam) hingga berat cawan berisi
sampel konstan
10. catat berat akhir cawan berisi sampel kering (C gram)
11. terapkan prosedur di atas untuk komponen sampah yang lain.
Sampah dimasukkan ke dalam oven pengering (105 – 1100C).
Formula Penentuan Kandungan Bahan Kering
94
Rasio Tenaga Pengumpulan vs
Jumlah Penduduk / Volume Sampah
Dengan gerobak:
2 petugas dengan 1 gerobak kapasitas 1 m3
Satu hari 2 trip melayani 100 penduduk
Radius pelayanan tidak lebih dari 1000 m.
Alur Proses:
• Sampah dari rumah (kondisi tercampur), dibawa ke Tempat Penampungan Sementara
(TPS) dengan gerobak/motor sampah.
• Di TPS, sampah dipilah menurut jenisnya: sampah organik, sampah non-organik dan
sampah residu.
• Sampah non-organik -> dikumpulkan dan dijual.
• Sampah organik -> dikomposkan.
• Sampah residu -> ditampung dan diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
100
3.3 Pengolahan Sampah Skala Kawasan (2)
3.3.1 Bank Sampah
101
3.3 Pengolahan Sampah Skala Kawasan (3)
3.3.2 Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST)
102
3.3 Pengolahan Sampah Skala Kawasan (4)
3.3.3 Sistem Komunal Instalasi Pengolahan Anaerob Sampah (SIKIPAS)
Gas bio.
Kompos cair.
103
3.3 Pengolahan Sampah Skala Kawasan (5)
3.3.4 TPS -> Transfer Station
104
3.3 Pengolahan Sampah Skala Kawasan (6)
3.3.5 Persampahan di Hunian Vertikal
MiniTruck/Pick-Up:
Mengumpulkan dan mengangkut sampah dari tong di pinggir jalan,
serta dari kawasan pemukiman teratur.
Kapasitas 1 – 2,5 m3 per rit.
Dump Truck:
Mengumpulkan dan mengangkut sampah dari titik komunal,
kawasan komersial dan kantor.
Kapasitas 6 dan 10 m3 per rit
Biaya operasional dan perawatan/ton sampah lebih murah.
Truk Jenis Arm Roll:
Untuk mengumpulkan dan mengangkut sampah dari TPS
dilengkapi dengan steel kontainer.
Kapasitas 6 dan 10 m3 per rit.
Biaya operasional dan perawatan lebih mahal.
107
Ketentuan Pengangkutan (1)
MiniTruck/Pick-Up:
Untuk mengumpulkan dan mengangkut sampah
dari tong di pinggir jalan, serta dari kawasan
pemukiman teratur.
Kapasitas 1 – 2,5 m3 per rit
Lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan
gerobak atau becak sampah.
Pemeliharaan pencegahan:
1. Pembersihan (cleaning)
2. Inspeksi (pemeriksaan)
3. Running maintenance
4. Predictive maintenance
Pemeliharaan Peralatan Pengumpulan
dan Pengangkutan
Pemeliharaan Perbaikan
Pemeliharaan perbaikan dilakukan setelah peralatan
atau kendaraan mengalami kerusakan
Perbaikan ini biasanya harus dilakukan di bengkel
khususnya untuk komponen yang sulit atau rumit
Dilakukan oleh unit pelaksana pemeliharaan
Setiap peralatan perlu mendapat giliran untuk
diperbaiki sesuai dengan interval waktu yang telah
ditentukan sebelumnya.
Contoh Perencanaan
alternatif: Static Container System/kontainer tetap
alternatif: Hauled Container System/kontainer angkat
Permen PU No.03/2013:
“TPS bukan merupakan wadah permanen”
Pemilahan dan pegolahan di TPA
122
3.6 Tempat Pemrosesan Akhir/TPA (1)
Sumber:
PipaKunjungan lapangan di Bukit Tagar Landfill, 2013
gas horizontal 125
3.6 Tempat Pemrosesan Akhir/TPA (4)
3.6.2 Penanganan Landfill Gas (2)
Flow
Monitoring meter
CH4 1 MW
Power
Demister Fan Gas Engine
meter
Landfill CH4
Electricity supply Flow Excess
LFG Flow
meter CH4 Flaring
126
3.6 Tempat Pemrosesan Akhir/TPA (5)
3.6.2 Pengolahan Lindi
128