Trauma Craniocerebral
Trauma Craniocerebral
Masalah mendasar:
› Sederhana tidak sulit menentukan
penyebabnya
› Kompleks ada efek cepat atau lambat pada
otak dan tempurung kepala
Cedera Kepala Cedera Kepala
Tertutup Terbuka
(non penetrasi) (penetrasi)
Otorrea
CT-scan
Battle Sign bone
Raccoon eye window
Adanya fraktur basis cranii
Kebutaan Paresthesia
Vertigo dan
atau Ptosis dan pada sisi
Anosmia gangguan
gangguan Diplopia wajah yang
pendengaran
penglihatan terkena
Pneumocepalus,
Fistula Carotid-
Aerocele dan
Cavernosus
Rhinorea
Benturan pada kepala
Kelumpuhan traumatis
Ada perubahan Kehilangan Kesadaran fungsi saraf yang
mendadak dari bersifat reversibel
momentum kepala
Manifestasi Klinis
Berat Ringan
Hilangnya langsung kesadaran
Tidak ada kehilangan kesadaran
Supresi refleks suportif
Kematian langsung akibat henti napas Periode singkat disorientasi tertegun,
Henti pernapasan sementara
terkejut, dan amnesia
Bradikardia singkat
Tanda vital normal
Penurunan tekanan darah
Hematoma
Kontusio
› lesi coup
› lesi contrecoup
degenerasi white
matter otak
diffuse axonal
injury
Keadaan koma
berkepanjangan
Penilaian status
mental dan
neurologis
GCS
•Penilaian kesadaran dan
pemeriksaan neurologis
Gegar lengkap
•CT-can dilakukan pada
dan kasus cedera kepala
dengan kehilangan
Cedera kesadaran (lebih dari 1
menit), sakit kepala yang
Kepala parah dan terus-menerus,
mual dan muntah, keadaan
Ringan kebingungan, dan temuan
tanda-tanda neurologis
baru
Perhatian Khusus pada
Cedera Kepala Ringan
Transient
Mengantuk,
paraplegia, Transient
sakit kepala, Hemiplegia
kebutaan, dan global
dan tertunda
fenomena amnesia (TGA)
kebingungan
migraine
Pasien • peningkatan ICP
yang • kontusio serebral
• perdarahan subaraknoid
Keadaan • adanya zona infark
Koma • pendarahan intracerebral
• cedera aksonal difus menonjol
Persisten
Perdarahan Epidural Akut
• Pembuatan burr hole
• Evakuasi hematom
• CT-scan serial
Pembengkakan
Otak akibat “Shaken Baby”
Trauma Akut Syndrome
pada Anak
•Oleh peluru dan fragmennya
Missile •Lesi koagulatif suhu tinggi yang steril tidak memerlukan operasi jika
proyektil tersebut sampai keluar dari tengkorak.
•Pertimbangan utama mengenai perkembangan infeksi atau kebocoran
Injuries CSF
•Jika otak ditembus pada posisi yang lebih rendah dari batang otak,
kematian dapat terjadi seketika karena henti napas dan henti jantung
Cedera
akibat •Barotrauma selalu menyebabkan pecahnya membran timpani, sebuah
tanda khas yang ditemui pada cedera akibat ledakan
Ledakan
Autonomic
Gangguan
Epilepsi Post- Dysfunction
Ekstrapiramidal
trauma (“Storm”)
dan Cerebellar
Syndrome
Ensefalopasti
Hidrosefalus Postconcussion
Traumatik Akut
Posttraumatik Syndrome
dan Kronis
•Belum diperbolehkan pulang sampai ada keputusan
Pasien dengan mengenai pemeriksaan lanjutan (CT scan, foto polos kepala)
•Pendekatan utama adalah konsultasi pasien seiring
Benturan dan penyembuhan gejala, ditambah dengan pengurangan
kinerja mental dan fisik yang sepadan dengan tingkat daya
Tatalaksana
selama lebih dari 48 jam
• Antiepilepsi diberikan hanya jika ada kejang
• Kegelisahan dikendalikan dengan diazepam, propofol,
Medis Umum atau obat serupa
• Demam diobati dengan antipiretik seperti asetaminofen
Pembedahan
trauma akut ditentukan oleh dua faktor: status klinis
pasien dan temuan pada imaging
• Keputusan terbaik hingga saat ini dan dipahami secara
Dekompresi luas adalah untuk tidak melakukan dekompresi
sembarangan untuk mengurangi ICP
Prognosis pada cedera berat sangat
mengecewakan, apalagi seiring bertambahnya usia
Tanda-tanda gangguan otak fokal, baik karena
cedera kepala tertutup atau terbuka dan
menembus, cenderung selalu membaik seiring
berlalunya waktu
Perubahan mental dan kepribadian ini adalah cacat
yang lebih berat daripada yang gangguan
neurologis fokal karerna berkaitan dengan
penyesuaian sosial yang bersangkutan