2019
Salah satu Indikator Kinerja Utama Kementerian
LHK 2015 – 2019 adalah : Jumlah kumulatif
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang
memproduksi barang dan jasa secara lestari
berbasis desa pada Tahun 2019 sebanyak 347
unit. (Permen LHK Nomor : P.78/MENLHK/SETJEN/SET.1/9/2016)
Mendukung kemandirian Kesatuan Pengelolaan
Hutan.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalam
dan sekitar desa hutan.
Meningkatkan potensi dan fungsi sumberdaya
hutan.
A. TUGAS DAN FUNGSI KPHP
1. Menyelenggarakan pengelolaan hutan yang meliputi:
tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan;
pemanfaatan hutan;
penggunaan kawasan hutan;
rehabilitasi hutan dan reklamasi; dan
perlindungan hutan dan konservasi alam.
Kedaulatan
Negara
Akuntabilitas Kerakyatan
Keterbukaan
Prinsip Keadilan
Kerjsama
Keterpaduan Kemanfatan
Kebersamaan Kelestarian
Pelaksanaan Prinsip Kerjasama
Kelompok
Masyarakat BUMSI
Setempat
Koperasi
BUMD
Setempat
UMKM
2. Kerja sama pemanfaatan hutan pada KPH
dengan perorangan dan kelompok
masyarakat setempat dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai
perhutanan sosial.
Pemanfaatan Rotan
Hasil Hutan Madu
Getah
Bukan Kayu
Buah
Jamur
Sarang Burung Walet
2.Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu dengan tetap
memperhatikan potensi yang ada.
3.Kerja sama pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa
lingkungan dan pemungutan hasil hutan bukan kayu
pada hutan lindung dilakukan dengan ketentuan:
a. tidak mengurangi, mengubah atau menghilangkan
fungsi utamanya;
b. pengelolaan tanah terbatas;
c. tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
biofisik dan sosial ekonomi;
d. tidak menggunakan peralatan mekanis dan alat
berat;
e. tidak membangun sarana dan prasarana yang
mengubah bentang alam;
f. tidak merusak keseimbangan unsur lingkungan;
g. dilarang memungut hasil hutan bukan kayu yang
banyaknya melebihi kemampuan produktifitas
lestarinya; dan/atau
h. dilarang memungut beberapa jenis hasil hutan
bukan kayu yang dilindungi oleh Undang-Undang.
Kerjasama Pemanfaatan Hutan Pada Hutan Produksi
Budidaya Tanaman Obat
Usaha Budidaya Tanaman Hias Pemanfaatan Hasil
Pemanfaatan Budidaya Jamur Hutan Kayu yang
Budidaya Lebah telah menjadi asset
Kawasan Budidaya Ulat Sutera KPHL atau KPHP,
(Agroforestry, Penangkaran Satwa dilakukan dalam hal
Silvopastura, Budidaya Sarang Burung Walet
sudah tidak ada lagi
potensi
Silvofishery) Budidaya Hijauan Makanan Ternak Pemanfaatan
Kawasan,
Pemanfaatan Aliran Air Pemanfaatan Jasa
Kerjasama Pemanfataan Air Lingkungan,
Pemanfaatan Wisata Alam
Pemanfaatan Pemanfaatan Hasil
Perlindungan Keanekaragaman Hayati Hutan Bukan Kayu.
Hutan Jasa Lingkungan Penyelamatan dan Perlindungan Lingkungan
Produksi Penyerapan dan atau Penympanan Karbon
Pemanfaatan Panas Bumi (Geothermal)
Hasil Hutan Kayu yang berasal dari hasil
tanaman/budidaya
Hasil Hutan
Hasil Hutan Kayu yang berasal dari kawasan hutan
Kayu
produksi yang telah menjadi asset KPHL atau KPHP
Pemanfaatan
dilakukan dengan sistem silvikultur sesuai dengan
Hasil Hutan ketentuan peraturan perundang-undangan
Kayu dan Bukan Kegiatan pemanfaatan rotan, sagu, nipah dan
Kayu Hasil Hutan bambu
Bukan Kayu Kegiatan pemanfaatan getah, kulit kayu, daun,
buah atau biji, gaharu
1. Luasan areal kerjasama :
a. luasan di areal kerja pengelola hutan paling luas 2 (dua) hektar untuk
setiap kepala keluarga
b. pada areal yang sedang berkonflik antara pengelola atau pemegang izin
dengan masyarakat setempat diatur sesuai dengan kondisi lapangan dan
secara bertahap luasan areal untuk kemitraan dibatasi.
c. Kerjasama pemungutan HHBK tidak dibatasi dengan kententuan luasan
diatas.