Anda di halaman 1dari 15

RHEUMATID ARTHRITIS

Nama Anggota kel :


Debi Agustina (02)
Devita enggar (06)
Esli Firdausa u. (08)
Putri mei (21)
Riska putri e (23)
Ihda atsna ( 14 )
DEVINISI PENYAKIT
Rheumatoid arthritis (RA) merupakan suatu
penyakit autoimun dimana persendian
mengalami peradangan sehingga terjadi
pembengkaan nyeri dan seringkali akhirnya
menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.
ETIOLOGI
Belum diketahui dengan pasti. Namun, kejadiannya
dikorelasikan dengan interaksi yang kompleks antara
faktor genetik dan lingkungan (Suarjana, 2009)
a. Genetik, berupa hubungan dengan gen HLA-DRB1
dan faktor ini memiliki angka kepekaan dan ekspresi
penyakit sebesar 60% (Suarjana, 2009).
b. Faktor Infeksi, beberapa agen infeksi diduga bisa
menginfeksi sel induk semang (host) dan merubah
reaktivitas atau respon sel T sehingga muncul
timbulnya penyakit RA (Suarjana, 2009).
c. Hormon Sex, perubahan profil hormon berupa
stimulasi dari Placental Corticotraonin Releasing
Hormone yang mensekresi dehidropiandrosteron
(DHEA), yang merupakan substrat penting dalam
sintesis estrogen plasenta. Dan stimulasi esterogen dan
progesteron pada respon imun humoral (TH2) dan
menghambat respon imun selular (TH1). Pada RA
respon TH1 lebih dominan sehingga estrogen dan
progesteron mempunyai efek yang berlawanan
terhadap perkembangan penyakit ini (Suarjana, 2009)

d. Heat Shock Protein (HSP), merupakan protein


yang diproduksi sebagai respon terhadap stres. Protein
ini mengandung untaian (sequence) asam amino
homolog. Diduga terjadi fenomena kemiripan molekul
dimana antibodi dan sel T mengenali epitop HSP pada
agen infeksi dan sel Host. Sehingga bisa menyebabkan
terjadinya reaksi silang Limfosit dengan sel Host
sehingga mencetuskan reaksi imunologis (Suarjana,
MANISFESTASI KLINIS
1. nyeri persendian
2. bengkak (rheumatoid nodule)
3. kekakuan pada sendi terutama setelah bangun
tidur pada pagi hari
4.terbatasnya pergerakan
5. sendi sendi terasa panas
6. demam
7. anemia
8. berat badan menurun
9. kekuatan berkurang
10. tampak warna kemerahan pada sendi
11. perubahan ukuran sendi dari ukuran normal
12. pasiean tampak anemik
KOMPLIKASI
1. Cervical myelopathy
Kondosi ini terjadi ketika rheumatoid arthritis menyerang
sendi pergelangan tangan ,sehingga menekan saraf di
sekitarnya.

2. Sindom Sjogren
Kondisi ini terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang
kelenjar airmata dan ludah sehingga menimbulkan keluhan
mata kering dan mulut

3. Limfoma
Limfoma merupakan sejenis kanker darah yang tumbuh pada
sistem getah bening.

4. Penyakit jantung
Kondisi ini dapat terjadi bila sistem kekebalan tubuh
menimbulkan peradangan di pembuluh darah jantung
Penatalaksanaan
MEDIKA MENTOSA
1. Pengobatan oains mampu untuk menguangi
kekakuan yang terjadi pada reumatoid atrithis
2. Pengobatan agen biolik dapat digunakan
untuk mengontrok penyakit rheumatoid
atritis
3. Sulfasalasin adalah suatu prodrug yang
diubah menjadi obat oleh bakteri didalam
kolon, dimana obat ini metabolitnya
diekskresikan lewat urin.
4. Terapi DMARDs yaitu perawatan tahap awal untuk
menghambat dan meredakan gejala rheumatoid
arthritis, serta mencegah kerusakan permanen pada
persendian dan jaringan lainnya. Obat DMARDs yang
bisa digunakan adalah hydroxychloroquine,
methotrexate, sulfasalazine, dan leflunomide.
5. Pengobatan kortikosteroid yaitu obat yang
mengandung hormon steroid yang berguna untuk
menambah hormon steroid dalam tubuh bila
diperlukan, dan meredakan peradangan atau inflamasi,
serta menekan kerja sistem kekebalan tubuh yang
berlebihan.
NONMEDIKA MENTOSA
1. Total joint replacement.
saat operasi dokter bedah akan mengangkat bagian sendi
yang rusak dan memasukan alat bantuan dari metal dan
plastik
2. Tendon repair
Sendi yang mengalami peradangan dan kerusakan dapat
menyebabkan tendon di sekitar sendi melonggar atau
sobek dokter bedah dapat memperbaiki tendon di
sekitar sendi
3. Fusi sendi
Operasi penyatuan sendi di anjurkan untuk menstabilkan
sendi atau meluruskan sendi kembali akan tetapi metode
ini di gunakan apabila metode lainnya tidak dapat di
lakukan.
4. Edukasi pasien
5. Diet dan terapi komplemeter
6. Latihan atau program rehabilitasi
 Pemeriksaan daasar
- riwayat penyakit keluarga : disebabkan karena
ada gen tertentu yang dapat meningkatkan
resiko radang sendi
- obat obatan : Obat NSAID, seperti naproxen
dan ibuprofen dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri dan bengkak jika rematik
Anda kambuh. Dokter juga dapat memberikan
obat disease-modifying antirheumatic drugs
(DMARDs). Obat ini dapat memperlambat
perkembangan RA dan menyelamatkan sendi
dan jaringan lain dari kerusakan permanen
-Alergi : tidak ada
- riwayat penyakit terdahulu : tidak ada
Pemeriksaan fisik
Inspeksi :
ekspresi wajah yang terlihat nyeri, adanya
bengkak, memar, tampak warna kemerahan
pada sendi, pasien tampak anemik
Palpasi :
Perubahan ukuran sendi dari ukuran normal,
sendi terasa panas, demam, adanya bengkak
Perkusi : -
Auskultasi : -
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang rheumatoid athritis dilakukan
dilakukan untuk menunjang diagnosis .
Beberapa pemeriksaan penunjang rheumatoid
arthritis
1. Pemeriksaan antibodi citrulline yaitu pemeriksaa
protein yang berada dalam kandungan darah
2. Pemeriksaan darah
3. Pemeriksaan pencitraan. Tes pencitraan lain yang
digunakan termasuk USG dan Magnetic Resonance
Imaging (MRI).
4. Arthrocentesis Yaitu Sebuah prosedur aspirasi sendi,
dapat dilakukan untuk mendapatkan cairan sendi untuk
diuji di laboratorium.
5. Pemeriksaan laboratorium :
a. Rheumatoid factor N : < 1: 80
b. Antiniculer antibody ANA N : <120
c. Serum complement
d. Serum protein electrophoresis
6. Pemeriksaan laboratorium
X-Ray
CT Scan
 ADA YANG DITANYAKAN ?

Anda mungkin juga menyukai