Anda di halaman 1dari 8

ANTIDIABETES

NAMA KELOMPOK :
1. ISNAINI (17334730) 8. SETIAWATI ISLAMIYAH (18334763)
2. PUTRI GYAR PERTIWI (18334606) 9. NI MADE FENY SURYA (18334764)
3. ERLINDA WATI (18334703) 10. AYUNDA DWI SULISTYA A (18334765)
4. NUR UKHIYAH (18334709) 11. SITI KORIAH (18334766)
5. WALENTYNA AMBARITA (18334711) 12. ARIANSANDY (18334768)
6. FILDA SARI AYUNDA (18334712) 13. DANIEL JANUARTO (18334770)
7. EIS HANDAYATI (18334743) 14. PUTU DIAH KIRANA M (18334771)

DOSEN : DRA. HERDINI. M.,Si.

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI – ISTN
2018
ANTIDIABETES

Diabetes mellitus ialah suatu


penyakit dimana terdapat
Diklasifikasikan menjadi :
kerusakan sebagian atau
• Diabetes mellitus tergantung insulin
keseluruhan dari sel beta prankreas
(DM tipe I/IDDM)
untuk menghasilkan insulin yang
•Diabetes tidak tergantung insulin
cukup, salah satu hormon yang
(DM tipe II/NIDDM).
diperlukan untuk mengatur kadar
glukosa.
PATOFISIOLOGI DIABETES
MANIFESTASI KLINIK
MELLITUS

Diabetes mellitus terdiri dari : 1. Diabetes Tipe 1


1. Diabetes Melitus Tipe 1 (IDDM) • Penderita DM tipe 1 biasanya memiliki tubuh
DM tipe 1 terjadi pada 100% dari semua yang kurus den cenderung berkembang menjai
kasus diabetes.Secara umum disebabkan oleh diabetes ketoasidosis
kerusakan sel pankreas akibat autoimun, • Sejumlah 20-40% pasien mengalami polyuria,
sehingga terjadi defisiensi insulin absolut. polydipsia, polifagia dan kehilangan bobot badan
Reaksi autoimun umumnya terjadi setelah • Gejala klinik dari sedang sampai berat
waktu panjang (9-13 tahun) yang ditandai berkembang dengan cepat
oleh adanya parameter-parameter sistem • Relatif kaitannya dengan genetika dan terjadi
imun rusak. dibawah usia 30 tahun

2. Diabetes Melitus Tipe 2 (NIDDM) 2. Diabetes Tipe 2


DM tipe 2 terjadi pada 90% dari semua kasus • Pasien dengan DM tiep 2 sering simptomatik.
diabetes dan biasanya ditandai dengan Munculnya komplikasi dapat megindikasikan
resistensi insulin dan defisiensi insulin bahwa pasien telah menderita DM selama
relative. Resistensi insulin ditandai dengan bertahun-tahun
peningkatan lipolysis dan produksi asam • Pada diagnosis umumnya terdeteksi adanya
lemak bebas peningkatan produksi glukosa letargi, poliuriam nokturiam dan polydipsia
hepatik, dan penurunan pengambilan glukosa sedangkan penurunana bobot badan secara
pada otot skelet. signifikan jarang terjadi.
a. Sulfonilurea
Mekanisme kerja
* Golongan sufonilura, dapat merangsang pengeluaran insulin dari sel -islet pankreatik, menurunkan
pemasukan insulin endogen ke hati
* Turunan sulfonylurea digunakan sebagai penunjang diet untuk menurunkan kadar glukosa darah pada
penderita dengan Non-Insulin-Dependent Diabetes Melitus (NIDDDM).

Hubungan struktur dan aktivitas


* R= gugus alifatik (asetil, amino, kloro, metil, metitio dan trifluorometil) akan berpengaruh terhadap masa
kerja obat dan meningkatkan aktivitas hipoglikemik.
* R’ = Gugus alifatik lain, yang berpengaruh terhadap sifat lipofil senyawa
* R’ = metil, senyawa relatif tidak aktif
* R’= etil, senyawa aktivitasnya lemah, dan bila senyawa mengandung 3-6 atom C, aktivitasnya maksimal aktivitas
senyawa hilang bila mengandung atom C=12 rantai lebih.

Contoh Produk :
1. Tolbutamid (Rastinon), diserap secara cepat dalam saluran cerna, kadar obat dalam darah minimum dicapai
setelah 5-8 jam pemberian oral. Masa kerja tolbutamid relative pendek karena cepat mengalami oksidasi pada
gugus p-metil menjadi gugus karboksilat yang tidak aktif.

2. Klorpropamid (Diabenese), diserap secara cepat dalam saluran cerna. Kadar maksimum obat dalam darah
dicapai dalam 2-4 jam stelah pemberian oral, waktu paro biologisnya 36 jam. Klorpropamid menunjukkan efek
hipoglikemik 1 jam setelah pemberian secara oral, mencapai maksimum setelah 3-6 jam dan efeknya hilang setelah
24 jam. Aktivitasnya kurang lebih 6 kali lebih besar disebanding tolbutamid.

3. Glikasid (Diamieron, Glikamel), diserap secara cepat dalam saluran cerna, 85% obat terikat oleh protein
plasma. Kadar obat dalam darah maksimum dicapai setelah 2-4 jam pemberian oral, dengan waktu paru eliminasi
10-12 jam.
4. Glibenklamid (gliburil, Daonil, Eugleuon, Renabetik), adalah turunan sulfonylurea yang mempunyai efek
antidiabetes cukup kuat.

5. Glipizid (Minidiab), merupakan turunan sulfonylurea dengan efek antidiabetes yang kuat dicapai 30
menit setelah cepat dalam saluran cerna, kadar obat dalam darah maksimum dicapai 30 menit setelah
pemberian oral

6. Glikuidon (Glurenorm), merupakan turunan sulfonylurea dengan efek antidiabetes cukup kuat.
Aktivitasnya kurang lebih 3 kali lebih besar disbanding tolbutamid.

b. Biguanid
Mekanisme Kerja
Biguanid tidak menyebabkan rangsangan sekresi insulin.Biguanid bekerja dengan menurunkan produksi
glukosa di hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adi posa terhadap insulin.

Hubungan struktur dan aktivitas


* Metformin memiliki subsituen 2 metil memberikan lipofilitas lebih rendah daripada rantai sisi feniletil di
phenformin, sehingga metformin memiliki sifat yang kurang non polar dibanding phenformin.
* Pada phenformin memiliki 10 atom karbon yang mengikat fenil dan etil.
* Buformin memiliki 6 atom carbon dan mengikat metil dan etil.
* Metformin memiliki 4 atom karbon dan mengikat 2 metil.
* Bila diurutkan mulai dari senyawa polar hingga non polar, yaitu metformin, buformin dan phenformin
c. Tiazolidindion
Tiazolidinedione merupakan suatu golongan obat antidiabetes oral yang baru-baru ini dikenalkan yang
meningkatkan sensitivitas insulin terhadap jaringan sasaran. Kerja utama mereka adalah untuk mengurangi
resistensi insulin dengan meningkatkan ambilan glukosa dan metabolisme dalam otot dan jaringan adipose.

Hubungan Struktur dan Aktivitas


* Cincin piridin = bersifat polar, karena adanya atom N dalam rantai siklik yang mempunyai elektron bebas
* Atom N pada rantai alifatik dirosiglitazon memiliki 2 rantai elektron bebas sehingga bersifat polar
* Cincin benzene dan cincin alkena heterosiklik menyumbangkan sifat nonpolar
* Cincin benzene pada troglitazon terdapat subsitusi gugus metil sehingga bersifat nonpolar.
* Berdasarkan urutan polar ke nonpolar yakni, rosiglitazone, pioglitazone dan troglitazon

d. Meglitinid
Mekanisme kerja menglitinid mirip dengan sulfonylurea dalam berinteraksi dengan binding site pada ATP
dependent saluran kalium dalam membrane sel. Ikatan menglitinid pada kalsium kanal bloker menyebabkan
depolarizes sel dan mengarah kepermukaan saluran kalsium sehingga meningkatkan masuknya kalsium yang
mengiduksi sekresi insulin dengan demikin tidakan repaglinid tergantung pada sel-sel fungsional dalam
pankreas.

Hubungan Struktur dan Aktifitas


*Aktivitas biologis obat dipengaruhi oleh struktur isomer dimana nateglinid berupa isomer geometri pada
posisi trans dan repaglinid pada posisi cis.
* Golongan menglitinid memiliki mekanisme kerja sama seperti sulfonylurea. Dimana terdapat gugus
fenilalanin pada nateglinid bersif non polar cenderung hidrofobik.Pada repegnilnid terdapat gugus
piridin bersifat polar, karena adanya atom N dalam rantai siklik yang mempunyai elektron bebas.
e. Inhibitor -Glukosidase
Mekanise Kerja
Memperlambat absorpsi polisakarida, dekstrin, dan disakarida di intestine. Dengan menghambat kerja enzim
α-glukosidase di brush border intestine, dapat mencegah peningkatan glukosa plasma.

Hubungan Struktur dan Aktifitas


*Secara struktural miglitol berbeda dengan acarbose miglitol 6 kali lebih kuat dalam menghambat sucrase.
*Miglitol lebih kuat dari acarbose karena adanya p-nitrofenil α Dglukopiranosida menjadi paranitrofenol
yang berwarna kuning dari glukosa sehingga meningkatkan kerja miglitol sebagai inhibitor α-glukosidasedan
pada glukosidase –b .
* Pada acarbose tidak terdapat paranitrofenol, namun hanya terdapat banyak gugus –OH pada hampir tiap
atom C sehingga acarbose lebih hanya pada sasaran minimal terhadap enzim amylase-α.
* Berdasarkan kepolarannya acarbose lebih polar dari miglitol sehinga acarbose memiliki masa kerja obat
leih cepat.
* TERIMA
KASIH *

Anda mungkin juga menyukai