Anda di halaman 1dari 15

FERDINAN HUTAPEA

KOLOID
PENGERTIAN KOLOID
koloid adalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat
berukuran antara 1 hingga 1000 nm terdispersi (tersebar) merata dalam medium zat lain. Zat yang
terdispersi sebagai partikel disebut fase terdispersi, sedangkan zat yang menjadi medium
mendispersikan partikel disebut medium pendispersi.
Secara makroskopis, koloid terlihat seperti larutan, di mana terbentuk campuran homogen
dari zat terlarut dan pelarut. Namun, secara mikroskopis, terlihat seperti suspensi, yakni campuran
heterogen di mana masing-masing komponen campuran cenderung saling memisah.
Warna pada cat berasal dari warna pigmen yang sebenarnya tidak larut dalam air ataupun
medium pelarut lainnya. Namun demikian, cat terlihat seperti campuran yang homogen layaknya
larutan garam dan bukan seperti campuran heterogen layaknya campuran pasir dengan air. Hal ini
terjadi sebagaimana cat merupakan sistem koloid dengan pigmen terdispersi dalam air atau
medium pelarut cat lainnya.
JENIS JENIS KOLOID
Sistem koloid dapat dikelompokkan berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersinya.
Berdasarkan fase terdispersi, jenis koloid ada tiga, antara lain sol (fase tersispersi padat), emulsi
(fase terdispersi cair), dan buih (fase terdispersi gas). Koloid dengan fase pendispersi gas disebut
aerosol.
Fase Terdispersi Fase Pendispersi Jenis Koloid Contoh Koloid

Cair Gas Aerosol Kabut, awan, hair spray

Padat Gas Aerosol Asa, debu di udara

Gas Cair Buih Buih sabun, krim kocok

Cair Cair Emulsi Susu, santan, mayonnaise

Padat Cair Sol Sol emas, tinta, cat, pasta gigi

Gas Padat Buih padat Karet busa, Styrofoam, batu apung

Cair Padat Emulsi padat (gel) Margarin, keju, jelly, mutiara

Padat Padat Sol padat Gelas berwarna, intan hitam


SIFAT SIFAT KOLOID
Koloid memiliki sifat-sifat yang khas dalam sistem koloid. Ada macam-macam atau jenis-jenis koloid yang
ada dikehidupan sehari-hari dengan sifat-sifat tertentu yang ada pada sifat-sifat koloid.
1. Efek Tyndall
• Ketika seberkas cahaya diarahkan kepada larutan, cahaya akan diteruskan. Namun, ketika berkas cahaya diarahkan
kepada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. Efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid ini disebut efek
Tyndall. Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan sistem koloid dari larutan. Penghamburan cahaya ini
terjadi karena ukuran partikel koloid hampir sama dengan panjang gelombang cahaya tampak (400 – 750 nm).
• Penerapan Efek Tyndall kehidupan sehari-hari.
Contoh Efek Tyndall adalah sebagai berikut :
• Sorot lampu mobil atau senter di udara berkabut
• Pada sore hari munculnya warna biru dan jingga
• Sinar matahari melalui celah-celah dari daun pada waktu pagi hari
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus dan arah yang acak. Apabila dispersi
koloid diamati dibawah mikroskop dengan menggunakan pembesaran tinggi, akan terlihat adanya partikel yang
bergerak dengan arah yang acak atau tidak beraturan, gerakan-gerakan tersebut mempunyai lintasan lurus. Gerak
Brown terjadi akibat adanya tumbukan partikel-partikel pendispersi terhadap partikel terdispersi, sehingga partikel
terdispersi akan terlontar. Lontaran tersebut akan mengakibatkan partikel terdispersi menumbuk partikel terdispersi
yang lain dan akibatnya partikel yang tertumbuk akan terlontar. Kejadian tersebut berulang secara terus-menerus,
dan itu terjadi akibat ukuran partikel terdispersi yang relatif besar dibanding medium pendispersinya. Adapun gerak
Brown ini mengakibatkan partikel-partikel koloid relatif stabil meskipun ukuran yang relatif besar, sebab dengan
adanya partikel yang bergerak secara terus menerus, pengaruh dari gaya gravitasi kurang berarti.
Penerapan Gerak Brown dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh Gerak Brown adalah sebagai berikut :
*Susu Apabila susu didiamkan untuk waktu beberapa lama, tidak akan didapati endapan.

GERAK
BROWN
3. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan partikel koloid. Adsorpsi dapat
terjadi karena adanya kemampuan pada partikel koloid untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil.
Kemampuan menarik tersebut, dapat terjadi karena disebabkanya adanya tegangan permukaan koloid yang cukup
tinggi, sehingga bila ada partikel yang menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya. Bila partikel-
partikel koloid mengadsorbsi ion yang bermuatan positif pada permukaannya maka koloid kana menjadi bermuatan
positif, dan sebaliknya bila yang diadsorbsi ion negatif akan menjadi bermuatan negatif. Selain dari ion, partikel-
partikel koloid dapat menyerap muatan dari listrik statis, misalnya debu dapat menyerap muatan negatif atau positif
dari adanya elektron yang berak di udara atau dari arus listrik. Dari adanya peristiwa adsorpsi partikel koloid yang
bermuatan listrik, maka jika koloid tersebut diletakkan dalam medan listrik partikelnya akan bergerak menuju kutub
yang bermuatan listrik yang berlawanan dengan muatan koloid.
Penerapan Adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Adsorpsi adalah sebagai berikut :
• Penjernihan air dengan menggunakan tawas
• Penjernihan air tebu dalam pembuatan gula
• Penyembuhan sakit perut dengan norit akibat dari bakteri patogen
• Pencelupan serat wol pada proses pewarnaan
4. Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan partikel koloid. Peristiwa koagulasi pada koloid dapat
terjadi diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia. Peristiwa mekanis misalnya pemanasan
atau pendinginan. Darah merupakan sol butir-butir darah merah yang terdispersi dalam plasma darah,
bila dipanaskan akan menggumpal, sedangkan agar-agar akan mengumpal bila didinginkan. Peristiwa
kimia yang dapat menyebabkan terjadinya koagulasi. Hal-hal yang dapat menyebabkan koagulasi adalah
sebagai berikut...
• Pencampuran Koloid yang Berbeda Muatan. Bila sistem koloid yang berbeda muatan dicampurkan
akan terjadi koagulasi dan akhirnya mengendap. Misalnya sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan
mengalami koagulasi bila dicampur sol As2S3. Dengan adanya peristiwa tersebut maka bila anda
mempunyai tinta dari merek yang berbeda, yang satu merupakan koloid negatif dan yang lain
merupakan koloid positif, jangan sampai dicampurkan karena akan dapat terkoagulasi.
• Adanya Elektrolit. Bila koloid yang bermuatan positif dicampurkan dengan suatu larutan elektrolit maka
ion-ion negatif dari larutan elektrolit tersebut akan segera ditarik oleh partikel-partikel koloid tersebut,
dan akibatnya ukuran koloid menjadi sangat besar dan akan mengalami koagulasi. Sebaliknya, koloid
negatif akan menyerap ion-ion positif dari suatu larutan elektrolit.
Penerapan Koagulasi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh koagulasi adalah sebagai
beirkut...
• Penjernihan air
• Proses penggumpalan debu atau asap pabrik
• Pengolahan karet dengan lateks
• Pembentukan delta di muara
• Proses penetralan partikel albuminoid dalam darah oleh ion Fe3 + atau Al3+
5. Elektroforesis
Elektroforesis adalah Peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik. Manfaat Elektroforesis ini ada pada
proses pemisahan potongan-potongan gen pada proses bioteknologi, penyaringan debu pabrik pada cerobong asap yang disebut
dengan pesawat cottrel. Koloid logam atau basa umumnya mengadsorbsi ion-ion logam pada saat proses pembentuk sehingga
akan menjadi bermuatan positif. As2S3 dan kelompok koloid sulfida lainnya, dimana pada umumnya mengadsorbsi ion negatif,
sehingga akan menjadi koloid negatif.
Penerapan Elektroforesis dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Elektroforesis adalah sebagai berikut :
Identifikasi DNA
• Mendeteksi kelainan genetic
• Proses penyaringan debu pabrik
• 6. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi stabil. Misalnya penambahan
gelatin pada pembuatan es krim dimaksudkan agar es krim tidak dapat memisah sehingga tetap terus kenyal, serta
penambahan gum arab dalam pembuatan semir dan lain-lainnya. Penerapan Koloid Pelindung dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh Koloid Pelindung adalah sebagai berikut...
• Penambahan minyak silikon pada cat
• Penambahan kasein pada susu
• Penambahan gelatin pada es krim
• Penambahan lestin pada margarin
7. Dialisis
Dialisis adalah menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid ke dalam membran semipermeabel
dengan cara memasukkan koloid ke dalam membran semipermeabel. Membran ini mempunyai pori-pori yang mampu ditembus
oleh ion, tetapi tidak mampu ditembus partikel koloid. Bila kantong semipermeabel tersebut dimasukkan ke dalam aliran air,
maka ion-ion yang keluar dari membran semipermeabel akan terbawa aliran air, sedangkan koloidnya masih tetap di dalam
kantung semipermeabel.
Penerapan Dialisis dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Dialisis adalah sebagai berikut :
Proses cuci darah
8. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
• Memisahkan ion-ion sianida dan tepung tapioka
• Koloid liofil dan koloid liofob merupakan jenis koloid yang berbentuk sol. Berdasarkan sifat adsorpsinya sol dibedakan atas sol
liofil dan sol liofob.
• Koloid liofil
• Sol liofil atau koloid liofil merupakan jenis koloid yang fase terdispersinya dapat mengikat atau menarik medium
pendispersinya. Jika medium pendispersinya air disebut hidrofil.
• Contoh : protein, sabun, deterjen, agar-agar, kanji, dan gelatin
• Koloid liofob
• Koloid liofob atau sol liofob merupakan koloid yang fase terdispersinya tidak dapat menarik medium pendispersinya (tidak suka
cairan). Jika medium pendispersinya air disebut hidrofob.
• Contoh : susu, mayonaise, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol sulfida, dan sol-sol logam
Perbandingan sifat koloid liofil dengan koloid liofob

Koloid liofil Koloid liofob


Mengadsorpsi mediumnya. Tidak mengadsorpsi
Dapat dibuat dengan mediumnya
konsentrasi yang relatif Hanya stabil pada konsentrasi
besar. kecil
Tidak mudah digumpalkan Mudah menggumpal pada
dengan penambahan penambahan elektrolit
elektrolit. Viskositas hampir sama
Viskositas(kekentalan) lebih dengan mediumnya.
besar daripada mediumnya. Tidak reversibel
Bersifat reversibel Efek Tyndall lebih jelas.
Efek Tyndall lemah
PEMBUATAN KOLOID
A. Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid.
• Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau dengan
pergantian pelarut.
1. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
• Contoh 1:
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan
mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
H2S(g) + SO2(aq) ⎯⎯→ 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
• Contoh 2:
Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3 dan HCHO (formaldehida).
2 HAuCl4(aq)+6 K2CO3(aq) + 3 HCHO(aq) ⎯⎯→ 2 Au(koloid) + 5 CO2(g) + 8 KCl(aq) + KHCO3(aq) + 2 H2O(l)
2. Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
• Contoh:
• Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk
sol Fe(OH)3.
FeCl3(aq)+ 3 H2O(l) ⎯⎯→ Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
B. Cara Dispersi
3. Dekomposisi Rangkap Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah
Contoh 1: menjadi partikel koloid.
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik,
H3AsO3 dengan larutan H2S. peptisasi, atau dengan loncatan bunga listrik
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) ⎯⎯→ As2S3(koloid) + 6 (cara busur Bredig).
H2O(l)
Contoh 2: 1. Cara Mekanik
Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus
larutan perak nitrat encer dengan larutan HCl dengan lumping atau penggiling koloid sampai
encer. diperoleh tingkat kehalusan
AgNO3(aq) + HCl(aq) ⎯⎯→ AgCl(koloid) + HNO3(aq) tertentu, kemudian diaduk dengan medium
dispersi.
4. Penggantian Pelarut Contoh:
Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid – Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus
juga dapat terjadi dengan penggantian pelarut. serbuk belerang bersama-sama dengan suatu
Contoh: zat inert (seperti gula pasir),
Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur – kemudian mencampur serbuk halus itu
dengan alkohol, maka akan terbentuk suatu koloid dengan air.
berupa gel.
2. Cara Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari 3. Cara Busur Bredig
butir-butir kasar atau dari suatu endapan Cara busur Bredig digunakan untuk
dengan bantuan suatu zat pemeptisasi membuat sol-sol logam.
(pemecah). Logam yang akan dijadikan koloid
Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar digunakan sebagai elektrode yang
menjadi butir-butir koloid. dicelupkan dalam medium dispersi,
Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, kemudian diberi loncatan listrik di antara
yaitu proses pemecahan protein (polipeptida) kedua ujungnya.
yang dikatalisis oleh enzim pepsin. Mula-mula atom-atom logam akan
Contoh: terlempar ke dalam air, lalu atom-atom
– Agar-agar dipeptisasi oleh air tersebut mengalami kondensasi,
– Nitroselulosa oleh aseton sehingga membentuk partikel koloid.
– Karet olehbensin Jadi, cara busur ini merupakan gabungan
– Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S cara dispersi dan cara kondensasi.
– Endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.

Anda mungkin juga menyukai