Anda di halaman 1dari 30

METODE PENELITIAN KUANTITAIF

“PENGARUH BILATERAL ACTIVITY


TERHADAP
KEMANDIRIAN BERPAKAIAN PASIEN PASCA
STROKE”
DISUSUN OLEH :
AY U K U M A L A S A R I P27228016 141
LIA APRILIA P27228016 159
R I M A D I N A Z I FA AT I C H O I R I A H P27228016 172
S A L I S T YA W I D O WAT I P27228016 175
ZAHRA KHAIRUN NISSA P27228016 185
Latar Belakang
 Stroke merupakan penyakit yang paling mematikan nomor
dua di Indonesia. Defisit fungsional pada penderita stroke
antara lain gangguan kognitif, bicara, visual, sensorik, dan
motorik. Gangguan motorik yang dialami pasien stroke akan
menjadai hambatan pada mobilitas subjek dan memiliki
dampak negatif pada kualitas hidup penderita stroke (Behav,
2018).
Cont’d
 Gangguan motorik yang berupa kelemahan pada lengan
atas menjadi hambatan fungsional yang dominan pada lebih
dari 85% pasien stroke akut (Jorgensen et al 1995, Wolf et al
2006, Langhorne et al 2009, Safosnik et al 2010), sehingga
mereka meninggalkan sebagian besar aktivitas yang
menggunakan keterampilan bimanual. Salah satu aktivitas
yang membutuhkan keterampilan bimanual yang rumit
adalah aktivitas berpakaian.
Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh Bilateral Activity terhadap


kemandirian berpakaian pasien pasca stroke ?
Tujuan Penelitian
1. untuk mengetahui keefektifitasan bilateral activity
terhadap kemandirian pasien pasca stroke dalam
melakukan aktivitas berpakaian
2. Untuk mengetahui apakah kemampuan motorik halus
pada pasien pasca stroke dapat di tingkatkan dengan
terapi bilateral activity.
Manfaat Penelitian
1. Praktisi
2. Teoritis :
a. Bagi peneliti
b. Bagi Peneliti lain
Definisi stroke
Stroke didefinisikan sebagai cidera vaskular yang
mengurangi aliran darah otak pada bagian tertentu. Gejala
stroke ini terjadi secara tiba-tiba dengan kerugian sementara
atau permanen pada fungsi neurologis.
Cont’d
Menurut Suzanne dan Smeltzer (2001) stroke yang biasanya
disebabkan oleh salah satu dari empat etiologi berikut ini:

Trombosis serebri

Emboli serebri

Hemoragik

Hipoksia umum
Bilateral Activiy
Aktivitas bilateral merupakan salah satu aktivitas bertujuan
yang termasuk kedalam enabling activites. Terapi bilateral
berupa mengerjakan aktivitas dengan kedua anggota gerak
atas yaitu sisi lesi dan sisi sehat baik simetris maupun tidak
simetris (ismanto, wignyosumarto & sumarni, 2003)
Teori yang mendasari Bilateral Activity
 Didasarkan pada asumsi bahwa gerakan bilateral simetris
mengaktifkan jaringan saraf yang sama di kedua belahan otak,
mempromosikan plastisitas saraf dan perbaikan kortikal yang
menghasilkan peningkatan control motorik pada lengan yang
terkena

 Pelatihan lengan bilateral cocok untuk digunakan sebagai


tambahan untuk intervensi lengan atas lainnya dan harus
melibatkan gerakan berulang selama tugas fungsional
Metode Bilateral Activity

Menurut Sainburg (2013), dalan bilateral Activity, terdapat dua


metode yang digunakan untuk merehabilitasi pasien stroke, yaitu :

1. Interlimb Coupling: kontrol kedua lengan dapat disederhanakan


dengan “mengorganisir pengelompokan fungsional otot yang
diberasi unhuk bertindak sebagai satu kesatuan”

2. Interlimb Synergy : koordinasi “sinergi” sistemsuraf pusat


mengatur rangkaian efektor (otot, segmen ekstremitas, anggota
badan), Sehingga kontribusi efektor Individu bergantung pada
tugas.
Manfaat Bilateral Activity
Menurut Whitall dan Sandy (2008) ada beberapa manfaat
dari bilateral activity sebagai berikut:

1. Meningkatkan fungsional

2. Motor Control
Aktivitas Berpakaian
 Menurut Pargai, et al (2015), pakaian merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia.

 Peran penting pakaian , tidak hanya melindungi individu


dari berbagai faktor eksternal namun juga memberikan
kenyamanan secara psikologis dan juga dapat meningkatkan
self- esteem seseorang.
Pra-syarat Berpakaian
Kemampuan yang harus dimiliki pasien untuk aktivitas
berpakaian menurut Klein (1983) adalah:

1. Kemampuan Motorik

2. Kemampuan Sensori

3. Body Scheme
Metode Berpakaian
 Metode yang digunakan untuk mengajarkan aktivitas
berpakaian untuk pasien stroke adalah metode Forward
Chaining.

 Dalam prosedur ini, langkah pertama dari suatu tugas


diajarkan terlebih dahulu. Setiap individu dipandu
melakukan tugas dengan urutan maju (forward)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kemandirian berpakaian
1. Lingkungan
2. Kemampuan & fungsi fisik
3. Kognitif
4. Usia
5. Penyakit kronis & degenerative
6. Status emosional
7. Nutrisi
Penelitian yang Relevan
 Myoung Hyo Lee et al (2013) meneliti tentang efek dari aktivitas
bilateral pada ektremitas atas terhadap kemandirian pada aktivitas
keseharian pasien pasca stroke antara lain makan, mandi, merias
diri, berpakaian. Hasil dari penelitan tersebut menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan kemandirian AKS pasien stroke setelah
diberikan bilateral activity.

 Penelitian oleh Morris, et all (2008) yang berjudul “Bilateral and


unilateral in acute stroke patients” mengungkapkan bahwa
kelompok yang diuji menunjukkan peningkatan setelah intervensi.
Kerangka Teori
Kerangka Konsep
Hipotesis Penelitian
 Ha : Terdapat pengaruh antara bilateral activity terhadap
kemandirian berpakaian pasien pasca stroke.

 H0 : Tidak terdapat pengaruh antara bilateral activity


terhadap kemandirian berpakaian pasien pasca stroke.
Desain Penelitian
 Quasi experimental dengan one group pre-test post-test design.

 Penelitian tidak menggunakan kelas pembanding (kontrol).

 Menggunakan tes awal sehingga besarnya efek atau pengaruh


penggunaan bilateral activity dapat diketahui secara pasti.

O1----------X----------O2
Keterangan :

O1 : tes awal (pre-test)

O2 : tes akhir (post-test)

X : perlakuan
Variabel Penelitian
 Variabel independent (bebas) : bilateral activity

 Variabel dependent (terikat) : kemandirian


berpakaian pasien pasca stroke
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional
Bilateral Activity Aktivitas yang mengacu pada kemampuan
untuk mengorganisasikan kedua sisi tubuh
pada saat yang sama secara terkendali dan
terorganisir.
Kemandirian Kemampuan fungsional pasien pasca stroke
berpakaian pasien dalam melakukan aktivitas berpakaian
pasca stroke secara mandiri yang diukur menggunakan
Stroke Nottingham Dressing Assessment
(NSDA).
Populasi & Sampel
 Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pasien pasca stroke di Desa Ngemplak.
 Sampel dalam penelitian adalah sebagaian pasien pasca
stroke di Desa Ngemplak.
 Menurut tabel Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan
5% dan jumlah populasi 30 orang maka jumlah sampel yang
diperoleh pada penelitian ini sebanyak 28 orang.
Cont’d
Kriteria Inklusi: Kriteria Eksklusi:
• Pasien bersedia menjadi sampel • Pasien mengalami penurunan
penelitian kondisi fisik dan psikis
• Pasien yang mengerti konsep kanan • Pasien mengundurkan diri menjadi
kiri sampel penelitian
• Pasien dapat berkomunikasi dan
kooperatif
• Pasien yang tidak mengalami
gangguan kognitif
• Pasien tidak mengalami masalah
dalam Body Scheme
• Pasien tidak mengalami gangguan
sensori
Tempat & Waktu Penelitian
 Tempat penelitian akan dilaksanakan di RBM desa
Ngemplak.
 Pemilihan tempat berdasarkan prevalensi penderita
stroke di Kabupaten Boyolali.
 Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret- April 2019.
Instrumen Penelitian
Dalam studi kasus berpakaian untuk pasien pasca stroke,
assessment yang digunakan untuk mengetahui tingkat
kemandirian dalam aktivitas berpakaian sebelum intervensi
(pre-test) dan setelah intervensi (post-test), adalah Stroke
Nottingham Dressing Assessment (NSDA).
Analisis Data Penelitian
Menurut Notoadmojo (2010) melakukan analisis data pada
penelitian, meliputi:
Editing
Dilakukan untuk menelitii kembali apakah isian dalam
lembar pemeriksaan sudah lengkap. Editing dilakukan
ditempat pengumpulan data.
Coding
Teknik coding dilakukan dengan memberikan tanda pada
masing-masing jawaban dengan kode yang mengandung
simbol.
Entry data
Entry data adalah memasukkan data yang diperoleh dengan
menggunakan komputer. Data yang telah terkumpul akan diinstal
pada komputer untuk dianalisa.
Tabulating
Hasil pengkodean dimasukkan dalam tabel yang dilakukan secara
manual. Data yang telah ditabulasi kemudian diverifikasi
menggunakan uj-tes berpasangan dengan menggunakan komputer.
Analisis data
 Uji analisis univariat, untuk mengidentifikasi dan
mendeskripsikan karakteristik dari setiap variabel penelitian.
 Uji analisis bivariat, dilakukan untuk mengetahui pengaruh
bilateral activity terhadap kemandirian aktivitas berpakaian pada
pasien pasca stroke di desa ngemplak Boyolali.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai