Anda di halaman 1dari 74

KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN

PESERTA DIDIK MASA KINI


ISI MATERI TAYANG

Karakteristik
Revolusi Industri 4.0 Generasi Muda Kecakapan Abad 21
Masa Kini
• Big Data • Generasi Z • Komunikasi
• Artificial • Kolaborasi
Intelligence • Berpikir Kritis
• Kreativitas
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Perkembangan TI semakin
hari semakin terjangkau,
semakin cerdas, dan
semakin merasuk ke
semua sendi kehidupan

Muncul fenomena
baru: Big Data,
Internet of Things, R.I. 4.0
Artificial Intelligence,
Virtual Reality,
3D Printing
Apa itu Big Data?
Artificial Intelligence (AI)
Artificial Intellegence atau kecerdasan buatan
adalah sebuah perangkat komputer yang mampu
memahami lingkungan di sekitarnya, sekaligus
mengambil tindakan, atau menyelesaikan
masalah layaknya manusia menggunakan
kecerdasannya

Dalam bahasa yang mudah dimengerti, AI itu


merupakan mesin yang bisa melakukan fungsi-fungsi
kognitif seperti seperti “berpikir” dan “memecahkan
masalah”.
ARTIFICIAL INTELLIGENCE
Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri keempat memanfaatkan kemajuan


pesat di bidang komputasi digital  konkritnya adalah
pertukaran data, komputasi awan (cloud) , data besar
(big data), kecerdasan buatan (AI), Internet of Things
(IOT), dan banyak lagi.

Kemampuan ini memicu integrasi antara dunia


aktual dan dunia virtual; yang fisik dan yang cyber
(Cyber physical System).
Revolusi Industri 4.0
Dampak Revolusi Industri 4.0
bagi Dunia Kerja

Pekerjaan yang butuh interaksi


manusia secara intensif: perawat,
pengasuh, dll
Pekerjaan berulang, buruh
pabrik, operator mesin, CS
dan teller bank, resepsionis, AI lebih jadi alat Pekerjaan yang butuh kreativitas :
dll. baik atau seniman, penulis, pekerja kreatif
daripada asisten kita
Pekerjaan standar: sopir, kita Profesi yang butuh kemampuan
analis, insinyur, reparasi, beripikir spekulatif-interdisipliner:
pialang saham, pedagang, filsuf, ilmuwan sosial, top managers,
dll. dll. Yang sulit digantikan dengan
mesin

AI digabung jasa: ahli hukum,


dokter, dosen/guru
Sumber: Juliawan H.B., “The Artificial Intelligence Impact: A Paradigm Shift in Technology, Society, and Entrepreneurship” Kuliah umum di Asia
Global Institute, University of Hongkong, 29 Agustus 2017
KARAKTERISTIK GENERASI
MUDA MASA KINI
Memahami karakteristik siswa
 akan menjadi pintu masuk bagi guru untuk keberhasilan proses
pendidikan.
 akan membantu guru dalam merumuskan peran strategisnya dan
menentukan pilihan sikap serta tindakan yang mesti diambil.
 membantu guru memposisikan diri dalam proses pendidikan di era
digital ini.
Memahami Karakteristik Generasi Z

Bangku-bangku sekolah saat ini didominasi oleh


anak-anak generasi Z (Gen Z),
Menurut Don Tapscott generasi Z merupakan
anak-anak yang terlahir antara 1998 hingga 2012.

Jika merujuk pada pembagian ini maka Gen Z itu


sedang mengisi bangku-bangku sekolah mulai
dari kelas 3 SD hingga tahun-tahun akhir
perguruan tinggi.
David Stillman dan Jonah Stillman
(2018), dalam bukunya “Generasi
Z” mengidentifikasi tujuh
karakteristik generasi Z, yaitu:

1. Figital (Fisik Digital)


2. Hiperkustomisasi
3. Realistis
4. Weconomist
5. Fear of missing out (FOMO)
6. Do it yourself (DIY)
7. Terpacu.
1. Figital

Bagi anak-anak Generasi Z, sekarang ini jarak


antara yang fisik dan yang digital semakin tipis
(=figital). Bagi Gen Z, dunia maya (virtual)
merupakan bagian dari realitas. Dunia adalah
perpaduan antara yang fisik dan digital, keduanya
tak ada bedanya.

Pembelajaran yang hanya menyampaikan informasi


akan membuat generasi Z merasa jenuh. Mereka
percaya bahwa apa yang disampaikan guru dapat
diperoleh di internet, bahkan lebih banyak, lebih
lengkap. Tidak hanya dapat diakses dalam format
teks, tetapi juga gambar dan video klip.
2. DIY – Do It Yourself
Ketika Gen Z mengerjakan tugas dari Atlet juara dunia lempar
guru, meneliti, atau mencari bahan, lembing Julius Yego dari
atau sekedar menjalankan hobby, Kenya – tidak hanya
mereka akan mengakses Google atau belajar sendiri, tapi
YouTube . menjadikan video
youtube sebagai satu-
Jika bukan Google, mereka akan satunya pelatih – telah
mengajukan pertanyaan kepada menaikkan standar di
jejaring pribadi mereka dan biasanya balik makna melakukan
dalam beberapa menit mendapat sesuatu sendiri.
sejumlah jawaban.
Masalahnya, kredibilitas informasi
yang diakses tidak selalu sejalan.
3. Hiper-Kustomisasi

Gen Z sangat menyukai hal- Resikonya mereka


hal yang terpersonalisasi. menganggap bahwa
Mereka berusaha mereka selalu benar.
menyesuaikan banyak hal Bahkan lebih buruk
sesuai dengan kebutuhan, lagi, mereka akan
bahkan seleranya sendiri. berpikir tidak ada
sudut pandang lain
Fokus Gen Z adalah belajar
yang perlu
menemukan, menafsirkan,
dan memanfaatkan informasi
dipertimbangkan
berdasarkan kebutuhan
mereka.
4. Realistis
Gen Z adalah generasi yang realistis dalam mencari
peluang. Kewajiban yang harus dijalankan gen Z harus
se-konkrit dan sejelas mungkin. Gen Z menginginkan
bukti nyata di balik pernyataan yang kita buat.

Pembelajaran dengan skenario dunia nyata lebih sesuai


untuk Gen Z. Tujuannya untuk menunjukkan hal-hal
yang mereka pelajari berguna bagi masa depan mereka.
5. Weconomist
Beberapa tahun ini kita bisa menikmati fenomena “sharing
economy”. Salah satu wujudnya antar lain adalah taksi atau
ojek online. Bagi Gen Z, memberi dan berbagi sudah melekat
pada diri mereka. Gen Z juga melihat perlunya memiliki
banyak akal – We-sourceful.

Konsekuensinya, kita harus bersiap mendidik mereka untuk


mengadopsi “kecakapan berbagi” dan berbagi kecakapan.

Melibatkan mereka dalam aktivitas pembelajaran yang


memungkinkan mereka untuk saling berkolaborasi akan lebih
sesuai bagi mereka.
6. Fear of missing out – Takut melewatkan sesuatu

Generasi Z berusaha untuk selalu terkoneksi.


Terkoneksi dengan informasi dan teman sebaya ibarat
bernafas bagi generasi Z. Jika tidak terhubung
mereka merasa seakan ada yang tidak beres.

Kebanyakan orang berpikir mereka adalah multitasker.


Faktanya, Gen Z tidak mahir multitasking. Mereka mahir
dalam task-switching, yaitu berpindah-pindah dari satu
pekerjaan ke pekerjaan yang lain dengan mulus dan
sering. Karena itu generasi ini mudah teralihkan dengan
rentang perhatian pendek  kurang mendalam.
7. Terpacu

Satu perbedaan besar antara millennial dan Gen Z adalah


Gen Z lebih kompetitif. Gen Z adalah generasi yang sangat
terpacu. Sementara millennial merupakan generasi yang
sangat kolaboratif.

Dengan terpacu Gen Z akan melesat maju. Gen Z


terprogram untuk mengambil keputusan secepat kilat. Sulit
membayangkan mereka meninggalkan pekerjaan atau
keluar dari internet dan mengendapkan dulu sampai
besok, membiarkan semua informasi benar-benar
meresap.
KECAKAPAN YANG DIPERLUKAN
MANUSIA DI ABAD 21

Kemampuan Kemampuan
apa yang apa yang
digantikan dibutuhkan di
oleh mesin? masa depan
siswa?
Tiga kemampuan umum yang sangat diperlukan untuk
semua jenis pekerjaan pada masa yang akan datang
adalah:
1) Kemampuan problem solving kompleks (36%);
2) Kemampuan sosial (19%); dan
3) Kemampuan proses (18%).

Kemampuan-kemampuan di atas sejalan dengan 4


kecakapan yang diharapkan dikuasai oleh generasi
masa depan yang dikenal dengan 4C
(Collaborative, Critical, Communication,
Creative).
Mendidik anak-anak kita,
secara teoretis, dimaksudkan Bagaimana kita dapat
untuk mempersiapkan mempersiapkan diri kita
mereka menyesuaikan diri dan anak-anak kita untuk
dengan dunia masa dunia transformasi dan
depan, memberdayakan ketidakpastian radikal
mereka untuk secara aktif yang belum pernah
bekerja untuk terjadi sebelumnya?
memperbaikinya lebih lanjut.
Kecakapan yang diperlukan di MASA DEPAN

4Cs – Kecakapan
Abad 21
New Vision for Education, World Economic Forum 2015
KETERAMPILAN KOMUNIKASI
APAKAH KOMUNIKASI ITU?

Menurut KBBI (2012), komunikasi diartikan


sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau
berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami.
Mengubah sikap, informasi yang disampaikan dapat dimengerti

Mengubah opini (pendapat) untuk memahami orang lain

Mengubah perilaku sehingga gagasan yang diberikan diterima orang lain


secara persuasif dan tidak memaksakan kehendak orang lain

Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu


• Komunikasi dengan menggunakan
Verbal kata-kata (Verbal Lisan dan Verbal
Tulisan)

• Komunikasi tanpa menggunakan kata-


Non Verbal kata atau pesan-pesan yang dinyatakan
lewat saran

(Putri, 2011)
Sedikit
Kasus
Komunikasi Masyarakat Luas
Komunikasi Organisasi
Komunikasi Antar Kelompok
Komunikasi Dalam Kelompok
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Intrapersonal
Banyak
Kasus

(Denis McQuail, 2000)


Gangguan saluran Prasangka yang keliru
Kurangnya motivasi komunikasi

Pengirim Tidak ada Penerima


umpan-balik

Situasi emosional Pilihan saluran Gangguan bersifat fisik


komunikasi yang buruk

(Fajar, 2009 : 62)


KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA ABAD 21
Trilling & Fadel, 2009
1. Mengartikulasikan pemikiran dan ide secara efektif menggunakan lisan,
tulisan dan keterampilan komunikasi nonverbal dalam berbagai bentuk dan
konteks;
2. Mendengarkan secara efektif untuk menguraikan makna, termasuk
pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan minat;
3. Menggunakan komunikasi untuk berbagai tujuan (Misalnya : Untuk memberi
informasi, menginstruksikan, memotivasi dan membujuk);
4. Memanfaatkan berbagai media dan teknologi dan tahu cara menilai
keefektifannya sebagai prioritas dan menilai dampaknya;
5. Berkomunikasi secara efektif di lingkungan yang beragam (multibahasa)
KETERAMPILAN KOLABORASI
(www.google.com)
APAKAH KOLABORASI ITU?
Kolaborasi diartikan sebagai “the skills of
teamwork, working in groups, and working
cooperatively with others” (Handsley, 2011 :1).
Pembelajaran Kolaboratif adalah suatu
pendekatan mengajar yang melibatkan
kelompok siswa untuk menyelesaikan masalah
atau menghasilkan produk (MacGregor, J.T.,
1990).
Peserta didik dapat bekerja sama dalam
sebuah kelompok dalam memecahkan
permasalahan yang ditemukan ( Bialek &
Fadel, 2015).
KEMAMPUAN BERKOLABORASI
Kemampuan berkolaborasi atau bekerja sama,
saling bersinergi, beradaptasi dalam berbagai
peran dan tanggungjawab; bekerja secara
produktif dengan yang lain; menempatkan
empati pada tempatnya; menghormati
perspektif berbeda.
KEMAMPUAN KOLABORASI
Kemampuan kolaborasi siswa abad 21 harus :
1. Menunjukkan kemampuan bekerja secara efektif
dengan berbagai kelompok;
2. Melatih keluwesan dan kesediaan membantu
dalam berkompromi mencapai tujuan bersama;
3. Setiap anggota merasa dirinya adalah milik
kelompok dan bertanggung jawab terhadap
kelompoknya

Trilling & Fadel, 2009


Contoh Pola Tempat Duduk untuk
Membangun Keterampilan Komunikasi
dan Kolaborasi
Jumlah anggota yang ideal itu berjumlah 3 atau 4 orang bertujuan untuk kelancaran komunikasi verbal antar siswa dan
memanfaatkan karakter masing-masing siswa.

Letak kursi kelompok yang ideal

LAKI-LAKI PEREMPUAN

PEREMPUAN LAKI-LAKI
Pola Interaksi dalam Pembelajaran
Berkolaborasi

“Tolong Aku
A Diajari”

B
C
Pembelajaran yg
menjadikan anak-anak
sebagai “pemeran utama”

Dari “mengajar” ke
“belajar” dan selanjutnya,
“saling belajar”
TATA CARA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

Paling diutamakan dalam pembelajaran adalah siswa dapat berpikir


atas dasar kemampuannya sendiri dalam memecahkan soal atau
tugas.
Aturan 1: siswa yang belum memahami cara penyelesaiannya soal
jangan malu namun harus bertanya pada teman.
Aturan 2: Siswa yang ditanya harus menjelaskan pemikirannya secara
terbuka dan menjelaskan sampai temannya memahami.
Aturan 3: Siswa yang memahami tidak boleh menawarkan untuk
mengajarkan kepada siswa yang belum paham dalam menyelesaikan
soal.
Peran Guru jika ada siswa yang merasa malu dan tidak
ingin ketahuan oleh pihak lain adalah mendorong kepada
siswa yang menyendiri itu dengan berkata “ Ayo, coba
bertanya kepada teman sebelahmu” dan memastikan
sampai siswa itu bertanya kepada kawannya. Dengan
demikian siswa yang mau bertanya pada teman lain akan
mampu mandiri.
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
(Critical Thinking Skills)
APAKAH BERPIKIR KRITIS ITU?
• Berpikir kritis merupakan
kemampuan untuk berpikir jernih
dan rasional, yang meliputi
kemampuan untuk berpikir
reflektif dan independen.
• Seorang pemikir kritis mampu menyimpulkan dari apa
yang diketahuinya, dan mengetahui cara
memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah,
dan mencari sumber-sumber informasi yang relevan
untuk dirinya.

• Berpikir kritis tidak sama dengan sikap argumentatif


atau mengecam orang lain.
Interpretasi

Pengaturan-
Analisis
diri

Keterampilan
Inti Berpikir
Kritis

Eksplanasi Evaluasi

Inferensi

(Facione, 2011)
Keterampilan dan Sub Keterampilan Berpikir Kritis

Keterampilan Sub Keterampilan


 mengkategorikan
Interpretasi  decoding significancy
 menjelaskan makna
 memeriksa ide
Analisis  mendeteksi argumen
 menganalisis argumen
 menilai klaim
Evaluasi  menilai argumen menggunakan penilaian
deduktif atau induktif
 menanyakan bukti
Inferensi  memberikan dugaan alternatif
 menarik kesimpulan
 menyatakan hasil
Explanasi  menilai prosedur
 menjelaskan argumen
 pemantauan terhadap diri sendiri
Pengaturan Diri
 menilai diri sendiri
MENGAPA BERPIKIR KRITIS PENTING?
• Berpikir kritis merupakan keterampilan universal
1

• Berpikir kritis sangat penting bagi seseorang yang hidup di abad ke 21


2

• Berpikir kritis meningkatkan keterampilan verbal dan analitik


3

• Berpikir kritis meningkatkan kreativitas


4
• Berpikir kritis penting untuk refleksi diri
5
KREATIVITAS (Creativity Skills)
APAKAH KREATIVITAS ITU?

Sebuah Sebuah Sebuah


kemampuan sikap proses
Sebuah kemampuan
Kreativitas adalah kemampuan untuk
membayangkan atau menciptakan sesuatu
yang baru.
Sebuah sikap
Kreativitas juga merupakan sikap:
kemampuan untuk menerima perubahan
dan kebaruan, kesediaan untuk bermain
dengan ide dan kemungkinan, fleksibilitas
pandangan, kebiasaan menikmati yang baik,
sambil mencari cara untuk memperbaikinya.
Sebuah proses
Orang kreatif bekerja keras dan terus-
menerus meningkatkan ide dan solusi, dengan
melakukan perubahan dan perbaikan
bertahap pada karya mereka.
Kreativitas adalah kemampuan untuk
menggunakan imajinasi atau ide-ide
orisinil untuk menciptakan sesuatu.
Orang sering menghubungkan
kreativitas dengan penulis, musisi,
pemahat, atau pelukis, dll .

Dalam kenyataan, kreativitas adalah


kekuatan yang dimiliki semua manusia.
Setiap kali kita berhasil menemukan
koneksi antara hal-hal yang tampaknya
tidak terkait dan menggunakan
koneksi itu untuk mengembangkan
sesuatu yang baru yaitu kreativitas.
Inovasi, di sisi lain, adalah proses
penerapan solusi yang lebih baik yang
memenuhi persyaratan baru atau Oleh karena itu,
kebutuhan (pasar) yang sudah ada kreativitas adalah
yang belum dikelola oleh siapa pun. langkah pertama
menuju inovasi,
Melihat kedua definisi tersebut, mudah sedangkan inovasi
dipahami mengapa orang sering dapat dianggap
mengacaukan kreativitas dengan sebagai penggunaan
inovasi dan sebaliknya. Bahkan praktis dari kreativitas.
keduanya lebih sering disamakan.
Dari mana ide-ide baru datang?
Jawabannya, ide-ide baru adalah ide-ide lama yang
digabungkan dengan cara-cara baru.

• Ponsel adalah telepon darat lama tanpa kabel.


• Smartphone adalah ponsel dengan fungsi
komputer.
• Einstein memiliki wawasan kreatif untuk
menyatukan persamaan terkenal E = mc2, tetapi
konsep energi, massa, dan kecepatan cahaya
sudah ada dan akrab bagi semua fisikawan.
Pengamatan bahwa ide-ide baru datang dari yang lama adalah
penting. Hal ini memberi tahu kita bahwa kreativitas
membutuhkan pengetahuan. Kreativitas tidak terjadi dalam
ruang hampa.

Imajinasi kita sebagian bergantung pada apa yang kita ketahui.


Ketika kita tahu lebih banyak, kombinasi ide-ide baru yang dapat
kita hasilkan meningkat secara eksponensial.

Untuk membuat sesuatu yang baru, ada baiknya mengetahui


apa yang telah dilakukan orang lain dan mana yang berfungsi
dan mana yang tidak. Salah satu caranya, dengan membaca.

Ingat kutipan terkenal Mark Twain bahwa “Orang yang tidak


membaca tidak memiliki keunggulan dibandingkan orang yang
tidak bisa membaca."
Ketika mengajarkan
kreativitas, penting untuk
diingat bahwa berpikir
kreatif dapat terjadi di
berbagai tingkatan.
Pertanyaan Diskusi
Berada di level apa kreativitas dalam tayangan Video Net TV?

Berikan argumentasi Bapak/Ibu.


Cara Melatih Kreativitas
= teknik kreativitas kelompok di mana kelompok mencoba
menemukan solusi untuk masalah tertentu dengan
mengumpulkan daftar ide yang dihasilkan secara spontan oleh
para anggotanya. Brainstorming dikembangkan dan diciptakan
oleh Alex Faickney Osborn pada tahun 1953 dalam buku “Applied
Imagination”.

Aturan Brainstorming
 Tunda dan tahan penilaian ide Anda
 Dorong ide-ide liar dan berlebihan.
 Kuantitas diperhitungkan pada tahap ini, bukan kualitas.
 Bangun ide-ide yang diajukan oleh orang lain
 Setiap orang dan setiap gagasan memiliki nilai yang sama.
Cara Melatih Kreativitas
Kreativitas dapat dilatih dengan Teknik S.C.A.M.P.E.R.

S– Substitute : Mengganti
C– Combine : Kombinasikan
A– Adapt : Adaptasi
M– Modify (or Magnify) : Modifikasi
P– Put to Other Uses : Fungsikan yang lain
E– Eliminate (or Minimize) : Eliminasi
R– Rearrange (or Reverse) : Pengaturan Ulang
Contoh Pertanyaan untuk Melatih Kreativitas: Teknik
Substitusi (Mengganti)

1. Adakah bagian yang bisa diganti?


2. Apa pengganti yang lebih… (misal: bermanfaat, murah, efisien)
3. Apakah ada pendekatan lain?
4. Bisakah mengubah aturan – aturan yang berlaku selama ini ?
5. Bisakah menggunakan bahan lain yang lebih …?
6. Bisakah menggunakan proses lain?
7. Bisakah mengganti namanya? Tentu tidak sekedar mengganti nama ubah produk
tersebut.
8. Adakah bagian produk yang bisa ditukar satu sama lain ?
9. Bisakah mengubah sikap terhadap satu persoalan?
Teknik Combine (kombinasikan)

Tahap/teknik ke-dua dari S.C.A.M.P.E.R yaitu teknik C


(combine). Teknik C (combine) mendorong kita menganalisis
kemungkinan untuk menggabungkan beberapa ide, tahap – tahap
dalam suatu proses.

Teknik C (combine) sejalan dengan pandangan para ahli


kreativitas yang menyatakan bahwa kreativitas erat hubungannya
dengan mengkombinasikan berbagai hal yang sudah ada ,
dengan cara/pendekatan yang baru.
Diskusi saat menggunakan teknik C (combine)
dapat menyertakan beberapa pertanyaan seperti

1. Dapatkah kita menggabungkan 2 atau beberapa produk


menjadi saty produk?
2. Dapatkah kita menggabungkan 2 tahap dalam suatu
proses ?
3. Dapatkah kita menerapkan 2 proses pada waktu
bersamaan ?
4. Dapatkah kita menggabungkan beberapa komponen ?
5. Dapatkah kita mengkombinasikan teknik X, Y dan Z ?
6. Dapatkah kita menggabungkan beberapa tujuan ke satu
produk ?
Dalam proses kreativitas, BEBASKAN PIKIRAN dari
prinsip-prinsip yang sudah mapan
Imaginasi lebih
kuat daripada
ilmu pengetahuan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai