Anda di halaman 1dari 29

ARUS KAS

1710111186 – aulya sukma


17101111 – rista wahyu
1710111195 – natalena sion
1710111198 – aribaah maisie
MEMPERKIRAKAN ARUS KAS
Konsep paling penting yang digunakan dalam proses ini adalah
hanya mempertimbangkan arus kas selisih (incremental cash
flows) yang didefinisikan sebagai perbedaan antara arus kas
perusahaan jika proyek kas diambil dan arus kas perusaahaan
tanpa proyek.
Arus Kas Proyek = Arus kas dengan proyek – Arus kas tanpa proyek

Menurut Akuntansi, arus kas dibedakan dari laba.Yang paling enting adalah
biaya perlakuan biaya depresiasi. Akuntansi menganggap depresiasi sebagai
biaya, sedangkan dalam penganggaran modal, depresiasi bukanlah arus keluar
atau biaya. Pada penganggaran modal, perhitungan didasarkan pada arus kas
yaitu rupiah sesungguhnya (the actual rupiah) yang keluar dan masuk ke
perusahaan dalam periode tertentu.
arus kas suatu proyek
dapat di kelompokan menjadi 3 :
- Arus kas permulaan (initial cash flow)
initial cash flow umumnya negatif (pengeluaran), pada umumnya
merupakan laba bersih sesudah pajak proyek + depresiasi

- Arus kas operasi (operating cash flow)


operating cash flow umumnya positif (penerimaan)
Operating cash flow = EAT + Depreciation

*EAT: Earning After Tax (Laba bersih setelah pajak)

- Arus kas terminal (terminal cash flow)


terminal cash flow umumnya positif (penerimaan)

Dalam penganggaran modal, arus kas ini arus didasarkan pada “afte tax basis”
• Contoh :
Penjualan : 1.600.000
Biaya operasi tunai : (600.000)
Depresiasi : (200.000) + Dalam perhitungan arus kas,
EBIT : 800.000 unsur biasa bunga tidak
dimasukan. Alesannya, biaya
Biaya Bunga : ( 0) + bunga sudah diperhitungkan
EBT : 800.000 dalam biaya modal proyek yang
direncanakan akan dibiayai
Pajak 34% : (272.000) +
dengan hutang (dicount rate)
EAT : 528.000 atau tingkat keuntungan yang
disyaratkan pada proyek.
Operating cash flow :
528.000 + 200.000 = 728.000
• Contoh :
Penjualan : 1.600.000
Biaya operasi tunai : (600.000)
Depresiasi : (200.000) +
EBIT : 800.000
Biaya Bunga : (100.000) +
EBT : 700.000
Pajak 34% : (238.000) +
EAT : 462.000

Arus kas :
462.000 + 200.000 + 100.000(1-0,34)
= 728.000 Arus Kas :
EAT + Depresiasi + Biaya Bunga (1-Pajak)
Operating Cash Flows suatu proyek dapat pula dihitung menggunakan rumus:

Operating Cash Flow = (R-C) (1-T) + T . D

Ket:
R = incremental project revenue
C = incremental project costs (tidak termasuk depresiasi)
D = depresiasi

Contoh :
Arus kas contoh sebelumnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus ini:

Operting cash flow = (R-C) (1-T) + T . D


= (1.600.000 – 600.000) (1-0,34) + (0,34) (200.000)
= 660.000 + 68.000
= 728.000
Hal – hal yang perlu diperhatikan

Biaya Tertanam (sunk cost) Eksternalitas (externalities)


atau suatu pengeluaran adalah efek dari proyek yang
yang telah terjadi dimasa akan diambil terhadap
silam tidak bersifat proyek-proyek perusahaan
incremental. Oleh sebab itu, yang sudah ada juga harus
sunk cost tidak dipertimbangkan.
diperhitungkan dalam analisi
arus kas proyek. Metode Depresiasi, yang
umum digunakan :
Biaya Kesempatan (pportunity 1) Garis Lurus
cost) harus diperhitungkan 2) Double Declining
secara tepat dalam analisis Balance
penganggaran modal. 3) Sun of The Years Digits
Contoh :
Suatu mesin senilai 30 juta memiliki usia ekonomis 3 tahun tanpa nilai sisa (salvage
value)

Depresiasi menurut Depresiasi menurut


“metode garis lurus” “Metode Sum of The Years Digits”
Tahun Depresiasi . Tahun Depresiasi .
1 1/3 x 30 = 10 juta 1 3/6 x 30 = 15 juta
2 1/3 x 30 = 10 juta 2 2/6 x 30 = 10 juta
3 1/3 x 30 = 10 juta 3 1/6 x 30 = 5 juta
30 juta 30 juta

Depresiasi menurut Kesimpulan: “Double Declining Balance”


“Metode Double Declining Balance” dan “Sum of The Years Digits” merupakan
: penyusutan per tahun = 2/n x nilai buku metode depresiasi yang dipercepat (biaya
depresiasi pada tahun-tahun awal lebih
Tahun Depresiasi .
besar). Untuk pembayaran pajak, metode
1 2/3 x 30 = 20 juta
ini lebih menguntungkan karena
2 2/3 x 10 = 6,7 juta perusahaan dapat menikmati
3 sisa = 3,3 juta penghematan pajak akibat biaya
30 juta depresiasi lebih awal (nilai waktu uang).
Metode depresiasi “MACRS”
Metode ini menghitung depresiasi aktiva-aktiva tetap yang telah dikategorikan menjadi:
3, 5, 7, 10, 27½ dan 31½
Untuk kategori 27½ dan 31½ tahun, digunakan metode garis lurus tanpa
memperhitungkan apakah ada nilai sisa atau tidak. Untuk kategori 3, 5, 7 dan 10
dihitung dengan daftar sebagai berikut:

Tahun 3 Tahun 5 Tahun 7 Tahun 10 Tahun


1 33% 20% 14% 10%
2 45 32 25 18
3 15 19 17 14
4 7 12 13 12
5 11 9 9
6 6 9 9
7 4 7
8 7
9 7
10 6
11 3
Contoh :
Suatu mesin senilai 30 juta dikategorikan sebagai
Depresiasi menurut MACRS : Investasi 3 tahun.

Tahun Depresiasi .
1 33% x 30 = 9,9 juta
2 45% x 30 = 13,5 juta
3 15% x 30 = 4,5 juta
4 7% x 30 = 2,1 juta
30 juta

Umumnya persediaan tambahan diperlukan untuk mendukung suatu proyek baru


dan perluasan penjualan juga akan menghasilkan tambahan piutang. Tambahan
persediaan dan piutang (aktiva lancar) ini harus dibiayai. Namun hutang lancar juga
cenderung meningkat (misalnya hutang dagang).
Perbedaan antara kenaikan aktiva lancar dan kenaikan. Hutang lancar disebut
perubahan pada modal kerja bersih (net working capital).
Modal kerja bersih = Aktiva lancar – Hutang lancar

Jika perubahan NWC positif, diperlukan dana tambahan untuk membiayai kenaikan
NWC. Ini biasanya terjadi pada awal proyek. Jika perubahan NWC negatif, proyek
menghasilkan suatu arus kas dari perubahan modal kerja.
ANALISIS ARUS KAS PROYEK BARU

Initial cash flows adalah arus kas yang


terjadi pada waktu investasi (t=0). Arus
kas ini biasanya terdiri dari: harga beli
suatu aktiva ditambah biaya transportasi
dan pemasangan, perubahan pada net Operating cash flows adalah arus kas
working capital, dll. Jumlah bersih semua yang dihasilkan dari operasi proyek. Mula
item pada t=0 merupakan pengeluaran – mula kita melihat efek proyek baru
investasi. terhadap biaya dan penghasilan.
Penghasilan incremental (R) merupakan
Terminal Cash Flows adalah arus kas masuk, Biaya Incremental (C)
arus kas yang terjadi pada merupakan arus kas keluar. Kemudian
akhir proyek, misalnya: 1) nilai biaya depresiasi (D) setiap tahun dihitung
sisa atau salvage value pada dan disesuaikan dengan pajak (T).
tahun terakhir. Dampak pajak
harus diperhitungkan dan 2) CF = (R-C) (1-T) + T . D
Net Working Capital yang
terjadi pada awal proyek arus
dikembalikan (offset).
contoh

Suatu proyek membutukan investasi pada tanah sebesar 1,2


juta (pembayaran pada akhir 1991) dan pada gedung 8 juta (4
juta pada akhir 1992, 4 juta sisanya pada tahun 1993) serta
mesin – mesin 10 juta (pada akhir 1993). Proyek ini memiliki
usia 3 tahun (perkiraan). Usia ekonomis gedung dan mesin
adalah 3 tahun tanpa nilai sisa. Pada akhir 1993, proyek juga
memerlukan tambahan net working capital sebesar 2 juta.
INITIAL CASH FLOW
1991 1992 1993
Tanah 1,2 jt 0 0
Gedung 0 4 jt 4 jt
Mesin 0 0 10 jt

Aktiva tetap total 1,2 jt 4 jt 14 jt


Net working 0 0 2 jt
capital
Investasi total 1,2jt 4 jt 16 jt

Selama usia proyek (1994 s/d 1996), setiap tahun


proyek ini dapat menghasilkan 25.000 unit penjualan
dengan harga jual 2000,-pada 1994. harga jual ini
naik 10%setiap tahun karena faktor inflasi. Biaya
variabel adalah 50% dari pernjualan. Biaya tetap
(overhead) konstan sebesar 8 juta pertahun.

Pada tahun 1996, modal kerja bersih dikembalikan


(recovery).
Terlebih dahulu kita menghitung depresiasi gedung dan mesin dengan
metode “Double Declining Balance “. (catatan : tanah tidak di depresiasi)

GEDUNG
Tahun Depresiasi
’94 2/3 x 8.000.000 = 5.330.000
’95 2/3 x 2.670.000 = 1.780.000
’96 sisa = 890.000
8.000.000

MESIN
Tahun Depresiasi
’94 2/3 x 10.000.000 = 6.670.000
’95 2/3 x 3.330.000 = 2.220.000
’96 sisa = 1.110.000
10.000.000
1994 1995 1996
Unit penjualan 25000 25000 25000
2.200 2.420
dikali
Harga jual 2.000
Penjualan bersih 50.000.000 55.000.000 60.500.000
Biaya variabel (50%) 25.000.000 27.500.000 30.250.000
Biaya tetap 8.000.000 8.000.000 8.000.000
Depresiasi (gedung) 5.330.000 1.780.000 890.000

Depresiasi (mesin) 6.670.000 2.220.000 1.110.000

Laba sebelum pajak 5.000.000 15.500.000 20.250.000


Pajak (15%) 750.000 2.325.000 3.037.500

Laba sesudah pajak (EAT) 4.250.000 13.175.000 17.212.500

Arus kas operasi (EAT + depresiasi) 16.250.000 17.175.000 19.212.500

Investasi pada Net Working capital (500.000) (50.000) 3.000.000

Total Arus kas 15.750.000 16.675.000 22.212.500


3.000.000 adalah recovery darii seluruh modal kerja bersih yang
dikeluarkan sepanjang usia proyek

Yaitu: 2 + 0,6 + 0,5 = 3 juta

Karena tidak ada nilai sisa, maka tidak ada Terminal Cash Flows.
Maka arus kas proyek iini adalah:

Tahun Arus Kas


1991 (1.200.000)
1992 (4.000.000)
1993 (16.000.000)
1994 15.750.000
1995 16.675.000
1996 22.212.500
ANALISIS ARUS KAS PROYEK PENGGANTIAN ( REPLACEMENT)
Menganalisis arus kas untuk proyek penggantian, lebih kompleks
daripada menganalisis arus kas untuk proyek baru. Dalam analisi
arus kas ini, kita harus menggunakan prinsip “Incremental”.

CONTOH

Penggantian MesIn
Perusahaan ingin mengganti mesin lama dengan mesin baru.
Nilai buku mesin lama 90 juta dan nilai ekonomisnya masih 3
tahun lagi tanpa ada nilai sisa. Harga mesin baru 180 juta
dengan nilai ekonomis 3 tahun tanpa nilai sisa. Mesin baru
dapat menghemat biaya operasi 50 juta per tahun. Mesin lama
dapat dijual senilai dengan menghemat biaya operasi 50 juta
per tahun. Mesin lama dapat dijual senilai dengan nilai
bukunya (90 juta)) sekarang. Pajak 15 15%. Depresiasi dengan
metode garis lurus.
1 2 3
Pengematan biaya 50 juta 50 juta 50 juta
Tambahan penyusutan: 30 juta 30 juta 30 juta
*)Depresiasi mesin baru 60 juta
Depresiasi mesin lama 30 juta
30 juta
Tambahan laba sebelum pajak 20 juta 20 juta 20 juta
Tambahan pajak (15%) 3 juta 3 juta 3 juta
Tambahan laba setelah pajak 17 juta 17 juta 17 juta
Tambahan arus kas 47 juta 47 juta 47 juta
1 2 3
Pengematan biaya 50 juta 50 juta 50 juta
Tambahan penyusutan: 30 juta 30 juta 30 juta
*)Depresiasi mesin baru 60 juta
Depresiasi mesin lama 30 juta
30 juta
Tambahan laba sebelum pajak 20 juta 20 juta 20 juta
Tambahan pajak (15%) 3 juta 3 juta 3 juta
Tambahan laba setelah pajak 17 juta 17 juta 17 juta
Tambahan arus kas 47 juta 47 juta 47 juta

Pada tahun ke 0 (awal tahun 1) ada pengeluaran Tahun Arus Kas Bersih
sebesar 180 juta untuk membeli mesin baru, 0 -90 juta
tapi juga ada pemasukan 90 juta dari penjualan 1 47 juta
mesin lama. Maka arus kas pada t = 0 adalah - 2 47 juta
90 juta (investasi) 3 47 juta
Contoh :

•Melanjutkan soal sebelumnya, tapi diandaikan mesin baru


memiliki usia ekonomis 5 tahun
•Problem : usia ekonomis mesin baru tidak sama dengan
usia ekonomis mesin lama yang hanya 3 tahun
•Pemecahannya : mesin baru diasumsikan dapat dijual pada
akhir tahun ke 3 senilai dengan nilai bukunya

Nilai buku mesin baru pada akhir tahun ke 3:

180 juta
180 jt - 3 x ( 5
)= 72 juta

atau

180 juta – depresiasi selama 3 tahun


1 2 3
Pengematan biaya 50 juta 50 juta 50 juta
Tambahan penyusutan: 6 juta 6 juta 6 juta
*)Depresiasi mesin baru 36 juta
Depresiasi mesin lama 30 juta
6 juta
Tambahan laba sebelum pajak 44 juta 44 juta 44 juta
Tambahan pajak (15%) 6,6 juta 6,6 juta 6,6 juta
Tambahan laba setelah pajak 37,4 juta 37,4 juta 37,4 juta
Tambahan arus kas 43,4 43,4 juta 43,4 juta
juta
Tambahan arus kas terminal 0 0 72 juta
Tambahan arus kas 43,4 juta 43,4 juta 115,4 juta

Tahun Arus Kas Bersih


0 -90 juta
1 43,4 juta
2 43,4 juta
3 115,4 juta
Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam
perhitungan arus kas
Beberapa hal yang harus operasi :
diperhatikan pada awal
proyek (t=0) : •Lihat efek perlengkapan
baru pada penghasilan
•Kas yang diterima dari (revenues) dan biaya
penjualan perlengkapan (costs). Selisih kenaikan
pada penghasilan akan
lama merupakan arus
menghasilkan arus kas
kas masuk keluar.

•Jika perlengkapan lama •Depresiasi pada


di jual dibawah nilai perlengkapan baru arus
bukunya, akan ada dibandingkan dengan
penghematan pajak. depresiasi pada
Jika dijual diatas perlengkapan lama untuk
nilai bukunya, ada memperole perubahan
pajak untuk keuntungan bersih pada depresiasi.
(selisih antara harga
•Setiap nilai sisa pada
ANALISIS PROYEK DENGAN USAI YANG BERBEDA
untuk menganalisis proyek dengan usia yang berbeda, digunakan 2 pendekatan:

Annuitas
Rantai
tahunan yang
Penggantian
sama
(Replacement
(Equivalent
Chain)
Annual Annuity)
REPLACEMENT CHAIN APPROACH

Contoh :
Memilih diantara 2 proyek yang mutually exclusive, proyek A dan proyek B
yang memiliki arus kas sebagai berikut :

Tahun Proyek A Proyek B Jika digunakan discount rate 10%, maka :


0 (40.000.000) (20.000.000)
NPV “A” = 9.280.000
1 8.000.000 7.000.000 NPV “B” = 6.120.000
2 14.000.000 13.000.000
3 13.000.000 12.000.000
4 12.000.000 -
5 11.000.000 - Apakah proyek A lebih baik dibanding
6 10.000.000 - proyek B?
Belum tentu karena usia ke2 proyek berbeda. Jika kita memilih proyek B, kita dapat
menginvestasikan uang kita pada awal tahun ke 4 pada proyek yag sama (proyek B).
Perhitungannya menjadi demikian :

Tahun Proyek A Proyek B


0 (40.000.000) (20.000.000)
1 8.000.000 7.000.000
2 14.000.000 13.000.000
3 13.000.000 12.000.000 + (20.000.000) = 8.000.000
4 12.000.000 7.000.000
5 11.000.000 13.000.000
6 10.000.000 12.000.000

NPV “B” = 10.720.000


Maka, sebenarnya proyek B lebih baik.
Cara lain :

0 1 2 3 4 5 6

NPV “B1” 6.120.000 NPV “B2” 6.120.000


PV = 4.600.000
10%

NPV “B” = 10.720.000

Pandanglah bahwa kita memiliki 2 proyek B; satu dimulai t=0 dan yang lain pada t=3.
Proyek B pada t=0 memiliki NPV = 6.120.000, sedangkan proyek B pada t=3 juga
memiliki NPV = 6.120.000 yang kalau dipresent valuekan ke t=0 adalah 4.600.000.
Maka, total NPV untuk B adalah 10.720.000
EQUIVALENT ANNUAL ANNUITY APPROACH
Contoh :
Melanjutkan soal sebelumnya,
NPV “A” = 9.280.000
NPV “B” = 6.120.000

Untuk membandingkan proyek A dan B kita cari Equivalent Annual Annuity (EAA)
sebagai berikut :
Untuk proyek “B” :
0 1 2 3

EAA EAA EAA


PV 1
PV 2
PV 3
6.120.000 = NPV “B”
Berapa penghasilan pertahun yang menghaslilkan
PV = 6.120.000? Hitunglah dengan rumus PV Annuity :
PVA = PMT (PVIFA, k, n)
6.120.000 = PMT (PVIFA, 10%, 3)
PMT = EAA = 2.460.000
Untuk proyek “A” :

0 1 2 3 4 5 6

PV1
PV2
PV3
PV4
PV5
PV6
9.280.000

9.280.000 = PMT (PVIFA, 10%, 6)


PMT = EAA = 2.130.000

Karena EAA proyek “B”, EAA proyek “A”, maka proyek B lebih baik

Catetan:
Metode EAA ini memerlukan asumsi bahwa proyek A dan B dapet berulang-ulang
hingga waktu yang tak terhingga. Sehingga tahun hingga waktu tak terhingga
proyek A memberikan arus kas 2.130.000 dan proyek B memberikan arus kas
2.460.000

Anda mungkin juga menyukai