Berdasarkan klinis:
1. Tipikal
2. Atipikal
PATOFISIOLOGI
Patologi optik neuritis ditandai oleh serangan sel T autoreaktif kepada
antigen saraf optik sehingga terjadi demielinisasi, kematian sel
ganglion retina dan gangguan visual kumulatif.9 Pada teori juga
dikemukakan bahwa setelah terjadi neuritis optik dapat menimbulkan
gangguan penglihatan karena adanya demielinisasi dengan perbaikan
suboptimal pada saraf optik retrobulbar, hilangnya neuron yang
mempengaruhi sel ganglion retina, axonal injury yang yang tampak
sebagai penipisan nerve fiber layer retina atau kombinasi ketiganya.10
MANIFESTASI KLINIS
1. Hilangnya penglihatan yang bersifat akut, terjadi dalam 2-7
hari.
2. Penurunan tajam penglihatan (1/3 lebih baik dari 20/40, 1/3
lebih buruk dari 20/200).
3. Defek lapang pandang.
4. Penurunan penglihatan warna.
5. Penurunan respon pupil terhadap cahaya pada mata yang
mengalami kelainan (relative afferent pupillary defect).
6. Nyeri periokular pada 90% pasien, diperparah oleh gerakan
mata pada 50% pasien.8
ANAMNESIS
1. Visus bisa 6/60 pada atau lebih buruk, walaupun pada beberapa
pasien hanya memiliki gangguan penglihatan ringan atau visus 6/12.
2. Terdapat nyeri tekan terutama pada tempat melekatnya tendon m.
rectus superior
3. Refleks pupil bisa tampak sluggish, ill-sustained dan terdapat Marcus
Gunn’s pupil (relative afferent pupillary defect)
4. Terdapat gangguan penglihatan warna
5. Adaptasi terhadap gelap yang menjadi lambat
6. Pada lapang pandang terdapat skotoma sentral, sentrosekal atau
parasentral
PEMERIKSAAN FUNDUSKOPI
1. Pembengkakan ringan optic disc dengan obliterasi cup fisiologis pada
papilitis, sedangkan pada neuritis retrobulbar optic disc dan nerve-fiber layer
terlihat normal
4. Eksudat retina dan cotton-wool spots tidak terjadi dan sugestif terhadap
etiologi infeksi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Terapi kortikosteroid
-Metilprednisolone i.v 1 gm per hari selama 3 hari dilanjutkan dengan prednisolone oral 1
mg / kg / hari selama 11 hari. Lalu lakukan tapering off prednisolone selama 4 hari. (untuk
risiko multiple slecosis tinggi)7
Penglihatan akan terus mengalami perbaikan menjadi 20/40 atau lebih baik lagi pada 90%
kasus 1 tahun hingga 15 tahun setelah onset, bahkan hilangnya kemampuan persepsi cahaya
dapat diikuti dengan pemulihan tajam penglihatan hingga 20/20. Apabila penyakit berjalan
destruktif, optic disc akan menjadi pucat dan terlihat defek pada nerve-fiber layer retina.
Terdapat 50% risiko untuk terjadinya multiple sclerosis dalam 15 tahun setelah episode pertama
dengan stratifikasi risiko berdasarkan abnormalitas MRI otak, jenis kelamin perempuan, tidak
adanya pembengkakan optic disc dan cerebrospinal fluid oligoclonal bands.8
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 5. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2017.
2. Toosy AT, Mason DF, Miller DH. Optic neuritis. Lancet Neurol. 2014;13(1):83-99.
3. Gal RL, Vedula SS, Beck R. Corticosteroids for treating optic neuritis. Cochrane Database Syst
Rev. 2015;8(1):1-45.
4. Langer-Gould A, Brara SM, Beaber BE, Zhang JL. The incidence of clinically isolated
syndrome in a multi-ethnic cohort. J Neurol. 2014;261(7):1349-55.
5. Jenkins TM, Toosy AT. Optic neuritis: the eye as a window to the brain. Curr Opin Neurol.
2017;30(1):61-6.
6. Basak SK. Essentials of Ophthalmology. 6th edition. New Delhi: Jaypee Brothers Medical
Publishers; 2016
DAFTAR PUSTAKA
7. Khurana AK, Khurana AK, Khurana B. Comprehensive Ophthalmology. 6th edition. New Delhi:
Jaypee Brothers Medical Publishers; 2015.
8. Riordan-Eva P, Augsburger JJ. Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology. 19th edition.
New York: McGraw Hill Education; 2018
9. Smith AW, Rohrer B, Wheless L, Samantaray S, Ray SK, Inoue J et al. Calpain inhibition
reduces structural and functional impairment of retinal ganglion cells in experimental optic
neuritis. J Neurochem. 2016;139(2):270-84.
10. Costello F, Pan YI, Yeh EA, Hodge W, Burton JM, Kardon R. The temporal evolution of
structural and functional measures after acute optic neuritis. J Neurol Neurosurg Psychiatry.
2015;86(12):1369-73.
11. Wilhelm H, Schabet M. The diagnosis and treatment of optic neuritis. Dtsch Arztebl Int.
2015;112(37):616-25.
12. Gabilondo I, Martinez-Lapiscina EH, Fraga-Pumar E, Ortiz-Perez S, Torres-Torres R, Andorra
M et al. Dynamics of retinal injury after acute optic neuritis. Ann Neurol. 2015;77(3):517-28.