Acyclovir
Zat Aktif Acyclovir
Sediaan krim dapat menjadi rusak bila terganggu sistem campurannya terutama
disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi karena penambahan salah
satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak
tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui
pengencer yang cocok.Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu satu
bulan.
Informasi Obat
Golongan Anti Infeksi Dan Antiviral Topikal
Kategori Obat resep
Metode :
1. Gunakan piknometer bersih dan kering
2. Timbang piknometer kosong (W0), lalu isi dengan air suling, bagian luar piknometer dilap sampai kering dan ditimbang
(W1)
3. Buang air suling tersebut, keringkan piknometer lalu isi dengan cairan yang akan diukur bobot jenisnya pada suhu yang
sama pada saat pengukuran air suling, dan timbang (W2)
4. Hitung bobot jenis cairan menggunakan persamaan.
Keterangan :
d = bobot jenis (%b/v)
W0 = bobot piknometer kosong (gram)
d=
W1 = bobot piknometer + pelarut (gram)
W2 = bobot piknometer + zat + pelarut (gram)
3. Kemurnian Metode :
A. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dimasukkan ke dalam gelas kimia. Dilarutkan dalam HCl encer 10 mL,
Metode pemisahan secara KLT dapat diterapkan dalam kemudian disaring dengan ketas saring.
menganalisis adanya senyawa asiklovir dalam sediaan, dan untuk
mengetahui apakah sediaan memenuhi persyaratan mutu atau Disiapkan botol eluen (pengganti camber), kemudian dimasukkan 3 mL
tidak. Sehingga dengan kadar yang tepat, obat dapat memberikan
efek terapi yang dikehendaki. metanol dan 1 mL etil asetat ke dalam botol eluen. Lalu dihomogenkan dan
larutan campuran tersebut dijenuhkan dengan menggunakan kertas saring
yang dimasukkan kedalam botol eluen.
Ditotolkan larutan sampel di atas permukaan silika gel-254 (panjang 7 cm,
jarak dari bagian bawah ke titik totol 1 cm dan jarak dari bagian atas 0,5
cm) dengan menggunakan pipet kapiler. Dimasukkan silika gel yang telah
ditotoli dengan larutan sampel ke dalam botol eluen dan tunggu beberapa
menit.Diangkatdandikeringkan.
Dipaparkan silica gel-254 tadi di bawah sinar UV 254 untuk melihat jarak
yang ditempuh oleh zat terlarut. Kemudian hitung nilai Rf dengan membagi
jarak yang ditempuh oleh zat terlarut dengan jarak yang ditempuh pelarut.
Kemudian dibandingkan dengan Rf pembanding.
4. Kadar
Penentuan kadar bahan baku menggunakan metode KCKT. Digunakan untuk mengetahui kadar zat aktif asiklovir memenuhi
persyaratan mutu atau tidak.
Metode : Larutan stok baku asiklovir 200 µg/mL dipipet sebanyak 100 µL, 200µL, 300 µL, 400 µL, 500 µL, dan 600 µL,
masing-masing dimasukkan kedalam labu takar 10 mL. Kemudian masing-masing larutan stok tersebut ditambah fase
gerak campuran asetonitril:asamfosfat (80:20 v/v) sampai tanda batas dan kocok hingga homogen sehingga diperoleh
kadar Asiklovir 2 µg/mL, 4 µg/mL, 6 µg/mL, 8 µg/mL, 10 µg/mL, 12 µg/mL. Lalu masing-masing larutan disaring dengan
membrane penyaring nylon 0,2 µm, dan diinjeksikan kesistem KCKT dengan volume penyuntikan 20 µL. Kemudian diuji
Validasi (meliputi uji ketelitian, ketepatan, linieritas, selektivitas, dan sensitivitas).
5. Alasan
1. Preparasi Sampel
A. Penimbangan bahan
Dibuat sebanyak 5 tube (@ 5 gram) = 25 g
Agar krim yang dimasukkan ke dalam tube tidak kurang, massa krim di lebihkan 10 %
2 Ac x 27,5 g = 3,575 g
1. Fase air
3. Gerus halus acyclovir didalam mortar
Larutkan nipagin dan nipasol kedalam gliserin, aduk
hingga larut 4. Tambahkan sebagian basis krim, gerus hingga homogen
Dimasukan kedalam gelas kimia yang berisi aquadest 5. Tambahkan sisa basis krim sedikit demi sedikit gerus hingga homogen
Tambahkan Na2 EDTA dan TEA , panaskan pada suhu 6. Timbang krim untuk setiap tube sebanyak 5,5 g, diatas kertas perkamen
60-70ºC, Aduk hingga homogen
7. Kertas perkamen digulung menutupi sediaan krim
2. Fase minyak
8. Gulungan kertas perkamen yang berisi krim kemudian dimasukan kedalam
Campurkan asam stearat , adeps lanae, paraffin cair
dan BHT (yang sebelumnya dilarutkan dalam paraffin tube dengan kondisi ujung tube keluar dalam keadaan tertutup
cair) dalam cawan penguap 9. Tekan ujung tube dengan pinset
Panaskan hingga semua bahan melebur pada suhu 60- 10.keluarkan kertas perkamen dengan cara menarik kertas perkamen dengan
70ºC, aduk hingga homogen
menggunakan pinsen
3. Panaskan mortar dan keringkan
11.Tube ditutup dengan melipat bagian belakang yang terbuka menggunakan
4. Masukan fase air dan fase minyak secara bersamaan selagi
masih panas kedalam mortar yang telah dipanaskan, gerus pinset
kuat hingga terbentuk massa krim yang homogen 12.Sediaan diberi etiket dan brosur kemudian dikemas dalam wadah sekunder
5. Dinginkan basis krim hingga suhu kamar
2. Identifikasi
Organoleptik
Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan
indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk. Uji ini merupakan uji pendahuluan dari suatu
analisis kualitatif terhadap berbagai jenis bahan obat. Pada uji ini, bahan baku yang tersedia diamati warna dan bentuknya,
dirasakan untuk mengetahui bagaimana rasa dan dicium untuk mengetahui bagaimana bau dan aroma dari zat tersebut.
Metode : Amati bentuk, warna, rasa dan aroma pada sediaan krim acyclovir.
Reaksi Kimia
Pengujian ini bertujuan untuk mengenali gugus fungsi yang terdapat dalam suatu senyawa melalui reaksi kimia tertentu yang
spesifik, yaitu reaksi kimia yang hanya dapat bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus fungsi tertentu dan tidak
dapat beraksi dengan gugus fungsi lain.
Metode :
1. Krim dilarutkan + 2-3 tetes H2SO4 + 3-4 tetes pereaksi mayer à endapan kekuningan atau kotor
2. Krim dilarutkan + 2-3 tetes H2SO4 + 3-4 tetes pereaksi dragendorf à endapan coklat merah, merah bata atau orange
3. krim dilarutkan + 2-3 tetes H2SO4 + 3-4 tetes pereaksi bouchardat à endapan coklat merah
Karena asiklovir mengandung Nitrogen, maka digunakan 3 pereaksi diatas untuk mengidentifikasi
senyawa alkaloid. Reaksi positif bila hasil menujukkan perubahan kimia berupa warna yang berbeda dari warna larutan
sebelumnya atau berupa endapan.
Metode :
3. Kemurnian Disiapkan alat dan bahan
Larutan (1) Masukkan sejumlah krim yang telah dicampur homogen setara dengan lebih
kurang 30 mg asiklovir ke dalam 10 ml tabung sentrifuga berskala dan bertutup, tambah 3
A. Kromatografi Lapis ml natrium hiroksida 0,1 M dan kocok hingga krim terdispersi. Tambah 5 ml campuran
Tipis (KLT) kloroform P- 1-propanol P , kocok, sentrifus dan pindahkan lapisan atas ke dalam tabung
Metode pemisahan secara sentrifuga yang berbeda, encerkan dengan natrium hiroksida 0,1 M hingga 5 ml. Campur,
sentrifus dan gunakan lapisan air bagian atas.
KLT dapat diterapkan
dalam menganalisis Larutan (2) Encerkan Larutan (1) dengan natrium hidroksida 0,1 M
adanya senyawa asiklovir Larutan (3) Timbang saksama lebih kurang 6 mg Asiklovir larutkan dalam 10 ml
dalam sediaan, dan untuk natrium hidroksida 0,1 M.
mengetahui apakah Totolkan secara terpisah masing-masing 10 ml Larutan (1), Larutan (2),dan Larutan
(3) pada lempeng kromatografi yang dilapisi selulosa F254.
sediaan memenuhi
persyaratan mutu atau Masukkan lempeng ke dalam bejana yang berisi etil asetat P dan biarkan pelarut
merambat hingga bagian atas lempeng. Angkat lempeng, keringkan dalam aliran
tidak. Sehingga dengan udara dan ulangi pengembangan dengan arah yang sama menggunakan
kadar yang tepat, obat campuran1-propanol P-amonia 13,5 M-amonium sulfat 5% b/v (biarkan pelarut merambat
dapat memberikan efek 8 cm di atas garis penotolan.
terapi yang dikehendaki. Angkat lempeng, biarkan kering di udara dan amati di bawah sinar ultraviolet 254 nm.
Bercak sekunder yang diperoleh dari Larutan (1) tidak lebih intensif dari bercak Larutan (4)
(1,0%). Abaikan bercak lain yang muncul tepat di bawah batas rambat fase gerak.
Kemudian hitung nilai Rf yang dihasilkan, kemudian bandingkan dengan Rf pembanding
4 Kadar
Kadar yang telah diperoleh harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Farmakope Indonesia Edisi V (2014),
yaitu asiklovir mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%.
Metode :
Proses ekstrasi dilakukan dengan cara Asiklovir ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian dilarutkan dengan 50 ml aquabidest suasana asam
HCl. Lalu dipanaskan larutan dalam tabung reaksi selama beberapa menit, setelah itu dibekukan dengan es. Untuk memisahkan zat maka
disentrifugasi pada 30 rpm selama 15 menit. Disaring masing-masing dengan membrane filter 0,45 µm. Kemudian larutan sampel diambil 1
ml diarutkan dengan fase gerak sebanyak 50 ml. Sampel dianalisis dengan menggunakan KCKT dengan fase gerak asetonitril:asam fosfat
(80:20 v/v) dan fase diam C18. Detektor diatur pada panjang gelombang 254 nm. Sebanyak 20 µL diinjeksikan dengan kecepatan alir 1
mL/menit.
Penetapan kadar sampel dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan untuk salep sampel. Dihitung kadar Asiklovir dengan mensubstitusikan
luas area sampel Y kedalam persamaan regresi linier y=bx+a.
5. Alasan