Anda di halaman 1dari 20

Rancangan Mutu sediaan Krim

Acyclovir
Zat Aktif Acyclovir

Nama IUPAC 2-amino-9-[(2-hydroxyethoxy)methyl]-6,9-dihydro-3H-purin-


6-one

Rumus molekul C8H11N5O3

Titik lebur 256.5 °C (494 °F)


Pemerian Serbuk hablur;putih hingga hampir putih; melebur pada suhu
lebih dari 250 0 C disertai peruraian
Kelarutan Larut dalam asam klorida encer;sukar larut dalam air;tidak
larut dalam etanol.
Stabilitas Stabil pada suhu ruangan (250 C) (TPC, Hlm 712)
Keterangan lain Sebagai zat aktif
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu ruang, terlindung cahaya dan
lembab.
Kadar 5 % b/b
penggunaan
Bentuk Sediaan : Krim Definisi
 Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (mengandung air tidak kurang dari 60%).

 Bahan-bahan penyusun krim


 Formula dasar krim, antara lain :
- Fase minyak, yaitu bahan obat dalam minyak, bersifat asam
contoh : asam asetat, paraffin liq, octaceum,cera, vaselin, dan lain-lain.
- Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.
Contoh : natrium tetraborat (borax, na. Biborat), tea, naoh, koh, gliserin, dll

 Bahan – bahan penyusun krim, antara lain :


 zat berkhasiat
 minyak
 air
 pengemulsi
Stabilitas Sediaan Krim

Sediaan krim dapat menjadi rusak bila terganggu sistem campurannya terutama
disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi karena penambahan salah
satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak
tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui
pengencer yang cocok.Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu satu
bulan.
Informasi Obat
Golongan Anti Infeksi Dan Antiviral Topikal
Kategori Obat resep

Manfaat Meredakan gejala infeksi herpes simplex pada kulit

Kategori kehamilan dan Kategori B


menyusui

Bentuk obat Topikal (oles)

Penggunaan acyclovir topikalmemerlukanresepdokter. Pastikanuntukmengikutiresep dan petunjuk yang disarankan


oleh doktermenurutkondisikesehatan.
 Peringatan:
 Acyclovir topikal tidak boleh mengenai mata, hidung, dan mulut. Basuh dengan air jika masuk ke daerah-daerah tersebut.
Obat ini hanya boleh digunakan pada bagian luar kulit.
 Selalu bersihkan tangan dengan rutin setelah mengoleskan obat ini ke bagian tubuh yang terinfeksi agar tidak menyebar ke
bagian tubuh lainnya atau menular ke orang lain.
 Bagi wanita hamil, menyusui, atau yang sedang berencana untuk hamil, sesuaikan anjuran dokter tentang pemakaian obat
ini.
 Obat ini tidak menghambat penyebaran herpes genital. Hindari berhubungan seksual saat serangan infeksi muncul atau
kambuh.
 Jika gejala tidak membaik dalam satu minggu, segera temui dokter.
 Jika terjadi reaksi alergi, segera temui dokter.
 Pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap acyclovir dan valacyclovir sebaiknya tidak menggunakan obat ini.

 Dosis Acyclovir Topikal


Kandungan standar acyclovir dalam obat topikal adalah 5%. Obat ini sebaiknya dioleskan sekitar 5-6 kali sehari selama 5-10
hari, terutama pada saat sebelum tidur atau sebelum istirahat.
 Mengonsumsi Acyclovir Topikal dengan Benar
Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam menggunakan acyclovir topikal. Obat ini bekerja lebih
maksimal jika langsung dioleskan ketika gejala awal muncul. Oleskan acyclovir topikal setiap 4 jam sekali, paling baik adalah pada pukul 07.00, 11.00,
15.00, 19.00, dan 23.00.
Pastikan bahwa menyelesaikan dosis yang sudah diresepkan oleh dokter. Jika infeksi tidak membaik setelah menyelesaikan dosis yang diresepkan,
segera temui dokter. Jika memungkinkan, gunakan sarung tangan karet sekali pakai untuk mengoleskan acyclovir topikal pada luka untuk mencegah
penyebaran infeksi. Agar efek obat ini tidak hilang, jangan mandi atau berenang setelah memakainya.
Sebelum mengoleskan krim maupun salep, bersihkan dan keringkan daerah yang akan diolesi. Oleskan obat secara perlahan-lahan hingga menutupi
daerah yang terinfeksi. Cucilah tangan dengan sabun dan air sebelum dan setelah mengoleskan obat-obatan ini.
Obat ini hanya digunakan pada kulit luar, jangan dioleskan pada mata, hidung, bagian dalam dari mulut, atau vagina. Jika terkena bagian-bagian
tersebut, segera basuh dengan air hingga bersih.

 Kenali Efek Samping dan Bahaya Acyclovir Topikal


Acyclovir topikal dapat menimbulkan efek samping berupa kulit mengelupas, gatal-gatal, atau kering. Efek samping tersebut dapat juga terjadi pada
area genital bagi yang menggunakan obat ini untuk meredakan herpes simplex. Selain itu, obat acyclovir topikal khusus mata dapat menyebabkan
gangguan penglihatan pada pengguna, sehingga dapat membahayakan keselamatan diri pada saat mengemudi atau menjalankan mesin. Efek
samping acyclovir topikal muncul pada 1 dari 10 orang pengguna.
Formulasi Krim
No Nama bahan Konsentrasi Kegunaan
1 Acyclovir 5% b/b Zat aktif
2 Asam stearat 13 % b/b Emulgator
3 TEA 1,35 % b/b Emulgator
4 Adeps lanae 2,7% b/b Basis krim
5 Paraffin cair 22,5% b/b Emolien
6 Na2 EDTA 0,05 % b/b Pengkelat
7 Nipagin 0,08 % b/b Pengawet
8 Nipasol 0,02 % b/b Pengawet
9 BHT 0,01 % b/b Antioksidan
10 Gliserin 5 % b/b Pelarut
11 Aquadest 50,29 % b/b Pelarut
Usulan Metode Utama dan Alternatif Rancangan Mutu Bahan Baku
1. Identifikasi
 Organoleptik
Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan,
kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk. Uji ini merupakan uji pendahuluan dari suatu analisis kualitatif terhadap berbagai jenis bahan
obat. Pada uji ini, bahan baku yang tersedia diamati warna dan bentuknya, dirasakan untuk mengetahui bagaimana rasa dan dicium untuk
mengetahui bagaimana bau dan aroma dari zat tersebut.
Metode : Amati bentuk, warna, rasa dan aroma pada bahan baku.
 Reaksi Kimia
Pengujian ini bertujuan untuk mengenali gugus fungsi yang terdapat dalam suatu senyawa melalui reaksi kimia tertentu yang spesifik, yaitu reaksi
kimia yang hanya dapat bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus fungsi tertentu dan tidak dapat beraksi dengan gugus fungsi lain.
Metode :
1. Zat dilarutkan + 2-3 tetes H2SO4 + 3-4 tetes pereaksi mayer à endapan kekuningan atau kotor
2. Zat dilarutkan + 2-3 tetes H2SO4 + 3-4 tetes pereaksi dragendorf à endapan coklat merah, merah bata atau orange
3. Zat dilarutkan + 2-3 tetes H2SO4 + 3-4 tetes pereaksi bouchardat à endapan coklat merah
Karena asiklovir mengandung Nitrogen, maka digunakan 3 pereaksi diatas untuk mengidentifikasi senyawa
alkaloid. Reaksi positif bila hasil menujukkan perubahan kimia berupa warna yang berbeda dari warna larutan sebelumnya atau berupa endapan.
2. Atribut Mutu
A. Bobot Jenis
Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu tetentu (Biasanya 25oC). Dalam farmasi,
perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena
mudah didapat dan mudah dimurnikan. Di bidang farmasi, selain bobot jenis digunakan untuk mengetahui kekentalan suatu zat cair juga
digunakan untuk mengetahui kemurnian suatu zat dengan menghitung berat jenisnya kemudian dibandingkan dengan teori yang ada, jika
berat jenisnya mendekati maka dapat dikatakan zat tersebut memiliki kemurnian yang tinggi.

Metode :
1. Gunakan piknometer bersih dan kering
2. Timbang piknometer kosong (W0), lalu isi dengan air suling, bagian luar piknometer dilap sampai kering dan ditimbang
(W1)
3. Buang air suling tersebut, keringkan piknometer lalu isi dengan cairan yang akan diukur bobot jenisnya pada suhu yang
sama pada saat pengukuran air suling, dan timbang (W2)
4. Hitung bobot jenis cairan menggunakan persamaan.
Keterangan :
d = bobot jenis (%b/v)
W0 = bobot piknometer kosong (gram)
d=
W1 = bobot piknometer + pelarut (gram)
W2 = bobot piknometer + zat + pelarut (gram)
3. Kemurnian Metode :

 Disiapkan alat dan bahan. Kemudian serbuk asiklovir dihaluskan, lalu

A. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dimasukkan ke dalam gelas kimia. Dilarutkan dalam HCl encer 10 mL,
Metode pemisahan secara KLT dapat diterapkan dalam kemudian disaring dengan ketas saring.
menganalisis adanya senyawa asiklovir dalam sediaan, dan untuk
mengetahui apakah sediaan memenuhi persyaratan mutu atau  Disiapkan botol eluen (pengganti camber), kemudian dimasukkan 3 mL
tidak. Sehingga dengan kadar yang tepat, obat dapat memberikan
efek terapi yang dikehendaki. metanol dan 1 mL etil asetat ke dalam botol eluen. Lalu dihomogenkan dan
larutan campuran tersebut dijenuhkan dengan menggunakan kertas saring
yang dimasukkan kedalam botol eluen.
 Ditotolkan larutan sampel di atas permukaan silika gel-254 (panjang 7 cm,
jarak dari bagian bawah ke titik totol 1 cm dan jarak dari bagian atas 0,5
cm) dengan menggunakan pipet kapiler. Dimasukkan silika gel yang telah
ditotoli dengan larutan sampel ke dalam botol eluen dan tunggu beberapa
menit.Diangkatdandikeringkan.

 Dipaparkan silica gel-254 tadi di bawah sinar UV 254 untuk melihat jarak
yang ditempuh oleh zat terlarut. Kemudian hitung nilai Rf dengan membagi
jarak yang ditempuh oleh zat terlarut dengan jarak yang ditempuh pelarut.
Kemudian dibandingkan dengan Rf pembanding.
4. Kadar

Penentuan kadar bahan baku menggunakan metode KCKT. Digunakan untuk mengetahui kadar zat aktif asiklovir memenuhi
persyaratan mutu atau tidak.

 Metode : Larutan stok baku asiklovir 200 µg/mL dipipet sebanyak 100 µL, 200µL, 300 µL, 400 µL, 500 µL, dan 600 µL,
masing-masing dimasukkan kedalam labu takar 10 mL. Kemudian masing-masing larutan stok tersebut ditambah fase
gerak campuran asetonitril:asamfosfat (80:20 v/v) sampai tanda batas dan kocok hingga homogen sehingga diperoleh
kadar Asiklovir 2 µg/mL, 4 µg/mL, 6 µg/mL, 8 µg/mL, 10 µg/mL, 12 µg/mL. Lalu masing-masing larutan disaring dengan
membrane penyaring nylon 0,2 µm, dan diinjeksikan kesistem KCKT dengan volume penyuntikan 20 µL. Kemudian diuji
Validasi (meliputi uji ketelitian, ketepatan, linieritas, selektivitas, dan sensitivitas).
5. Alasan

1. Hanya membutuhkan sedikit pelarut.


2. Waktu analisis yang singkat (15-60 menit)
3. Preparasi sample yang mudah
4. Cocok untuk memonitor identitas dan kemurnian sampel
6. Usulan Metode Utama dan Alternatif Rancangan Mutu Bahan Sediaan

1. Preparasi Sampel
A. Penimbangan bahan
Dibuat sebanyak 5 tube (@ 5 gram) = 25 g
Agar krim yang dimasukkan ke dalam tube tidak kurang, massa krim di lebihkan 10 %

No. Nama Bahan Jumlah bahan yang ditimbang

1 Acyclovir x 27,5 g = 1,375 g

Bahan yang dilebur Jumlah

2 Ac x 27,5 g = 3,575 g

3 Triethanolamin x 27,5 g = 0,371 g

4 Adeps lanae x 27,5 g = 0,743 g

5 Paraffin liquid x 27,5 g = 6,188 g

6 Na2EDTA x 27,5 g = 0,013 g

7 Nipagin x 27,5 g = 0,022 g

8 Nipasol x 27,5 g = 0,006 g

9 BHT x 27,5 g = 0,003 g

10 Gliserin x 27,5 g = 1,375 g

11 Aquadest x 27,5 g = 13,829 g

Total basis yang akan ditimbang setelah dilebur 26,125 g


B. Cara pembuatan ( menggunakan metode triturasi/mortir panas )

1. Fase air
3. Gerus halus acyclovir didalam mortar
 Larutkan nipagin dan nipasol kedalam gliserin, aduk
hingga larut 4. Tambahkan sebagian basis krim, gerus hingga homogen
 Dimasukan kedalam gelas kimia yang berisi aquadest 5. Tambahkan sisa basis krim sedikit demi sedikit gerus hingga homogen
 Tambahkan Na2 EDTA dan TEA , panaskan pada suhu 6. Timbang krim untuk setiap tube sebanyak 5,5 g, diatas kertas perkamen
60-70ºC, Aduk hingga homogen
7. Kertas perkamen digulung menutupi sediaan krim
2. Fase minyak
8. Gulungan kertas perkamen yang berisi krim kemudian dimasukan kedalam
 Campurkan asam stearat , adeps lanae, paraffin cair
dan BHT (yang sebelumnya dilarutkan dalam paraffin tube dengan kondisi ujung tube keluar dalam keadaan tertutup
cair) dalam cawan penguap 9. Tekan ujung tube dengan pinset
 Panaskan hingga semua bahan melebur pada suhu 60- 10.keluarkan kertas perkamen dengan cara menarik kertas perkamen dengan
70ºC, aduk hingga homogen
menggunakan pinsen
3. Panaskan mortar dan keringkan
11.Tube ditutup dengan melipat bagian belakang yang terbuka menggunakan
4. Masukan fase air dan fase minyak secara bersamaan selagi
masih panas kedalam mortar yang telah dipanaskan, gerus pinset
kuat hingga terbentuk massa krim yang homogen 12.Sediaan diberi etiket dan brosur kemudian dikemas dalam wadah sekunder
5. Dinginkan basis krim hingga suhu kamar
2. Identifikasi
 Organoleptik
Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan
indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk. Uji ini merupakan uji pendahuluan dari suatu
analisis kualitatif terhadap berbagai jenis bahan obat. Pada uji ini, bahan baku yang tersedia diamati warna dan bentuknya,
dirasakan untuk mengetahui bagaimana rasa dan dicium untuk mengetahui bagaimana bau dan aroma dari zat tersebut.
Metode : Amati bentuk, warna, rasa dan aroma pada sediaan krim acyclovir.
 Reaksi Kimia
Pengujian ini bertujuan untuk mengenali gugus fungsi yang terdapat dalam suatu senyawa melalui reaksi kimia tertentu yang
spesifik, yaitu reaksi kimia yang hanya dapat bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus fungsi tertentu dan tidak
dapat beraksi dengan gugus fungsi lain.
Metode :
1. Krim dilarutkan + 2-3 tetes H2SO4 + 3-4 tetes pereaksi mayer à endapan kekuningan atau kotor
2. Krim dilarutkan + 2-3 tetes H2SO4 + 3-4 tetes pereaksi dragendorf à endapan coklat merah, merah bata atau orange
3. krim dilarutkan + 2-3 tetes H2SO4 + 3-4 tetes pereaksi bouchardat à endapan coklat merah
Karena asiklovir mengandung Nitrogen, maka digunakan 3 pereaksi diatas untuk mengidentifikasi
senyawa alkaloid. Reaksi positif bila hasil menujukkan perubahan kimia berupa warna yang berbeda dari warna larutan
sebelumnya atau berupa endapan.
Metode :
3. Kemurnian  Disiapkan alat dan bahan

 Larutan (1) Masukkan sejumlah krim yang telah dicampur homogen setara dengan lebih
kurang 30 mg asiklovir ke dalam 10 ml tabung sentrifuga berskala dan bertutup, tambah 3
A. Kromatografi Lapis ml natrium hiroksida 0,1 M dan kocok hingga krim terdispersi. Tambah 5 ml campuran
Tipis (KLT) kloroform P- 1-propanol P , kocok, sentrifus dan pindahkan lapisan atas ke dalam tabung
Metode pemisahan secara sentrifuga yang berbeda, encerkan dengan natrium hiroksida 0,1 M hingga 5 ml. Campur,
sentrifus dan gunakan lapisan air bagian atas.
KLT dapat diterapkan
dalam menganalisis  Larutan (2) Encerkan Larutan (1) dengan natrium hidroksida 0,1 M
adanya senyawa asiklovir  Larutan (3) Timbang saksama lebih kurang 6 mg Asiklovir larutkan dalam 10 ml
dalam sediaan, dan untuk natrium hidroksida 0,1 M.
mengetahui apakah  Totolkan secara terpisah masing-masing 10 ml Larutan (1), Larutan (2),dan Larutan
(3) pada lempeng kromatografi yang dilapisi selulosa F254.
sediaan memenuhi
persyaratan mutu atau  Masukkan lempeng ke dalam bejana yang berisi etil asetat P dan biarkan pelarut
merambat hingga bagian atas lempeng. Angkat lempeng, keringkan dalam aliran
tidak. Sehingga dengan udara dan ulangi pengembangan dengan arah yang sama menggunakan
kadar yang tepat, obat campuran1-propanol P-amonia 13,5 M-amonium sulfat 5% b/v (biarkan pelarut merambat
dapat memberikan efek 8 cm di atas garis penotolan.
terapi yang dikehendaki.  Angkat lempeng, biarkan kering di udara dan amati di bawah sinar ultraviolet 254 nm.
Bercak sekunder yang diperoleh dari Larutan (1) tidak lebih intensif dari bercak Larutan (4)
(1,0%). Abaikan bercak lain yang muncul tepat di bawah batas rambat fase gerak.
 Kemudian hitung nilai Rf yang dihasilkan, kemudian bandingkan dengan Rf pembanding
4 Kadar

Kadar yang telah diperoleh harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Farmakope Indonesia Edisi V (2014),
yaitu asiklovir mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%.

 Metode :
Proses ekstrasi dilakukan dengan cara Asiklovir ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian dilarutkan dengan 50 ml aquabidest suasana asam
HCl. Lalu dipanaskan larutan dalam tabung reaksi selama beberapa menit, setelah itu dibekukan dengan es. Untuk memisahkan zat maka
disentrifugasi pada 30 rpm selama 15 menit. Disaring masing-masing dengan membrane filter 0,45 µm. Kemudian larutan sampel diambil 1
ml diarutkan dengan fase gerak sebanyak 50 ml. Sampel dianalisis dengan menggunakan KCKT dengan fase gerak asetonitril:asam fosfat
(80:20 v/v) dan fase diam C18. Detektor diatur pada panjang gelombang 254 nm. Sebanyak 20 µL diinjeksikan dengan kecepatan alir 1
mL/menit.
Penetapan kadar sampel dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan untuk salep sampel. Dihitung kadar Asiklovir dengan mensubstitusikan
luas area sampel Y kedalam persamaan regresi linier y=bx+a.
5. Alasan

1. Hanya membutuhkan sedikit pelarut.


2. Waktu analisis yang singkat (15-60 menit)
3. Preparasi sample yang mudah
4. Cocok untuk memonitor identitas dan kemurnian sampel
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai