Anda di halaman 1dari 19

Indonesia Kembali

ke Penjajahan
Pemerintahan
Belanda
Masa Van der Capellen
(1819-1826)
Van der Capellen berkuasa setelah Belanda Menerima kembali
wilayah Indonesia dari Inggris berdasarkan Konvensi London.
Peristiwa penting yang terjadi pada masa Van der Capellen ialah
dikeluarkannya peraturan tentang larangan penjualan tanah ke
pihak swasta.
Pemerintahan Van der Capellen pada awlalnya adalah pemerintahan
yang kolektif yang terdiri dari tiga orang yaitu, Elout, Buyskess, dan Van
Der Capellen. Mereka bertugas untuk menormalisasikan keadaan
Indonesia.
Kebijakan-Kebijakan
Van der Capellen
• Sistem Residen tetep dipertahankan
• Sistem juri dihapuskan
• Mempertahankan sistem Feodal
• Memanfaatkan pemimpin desa dalam pemungutan pajak
• Pembaharuan sistem perdagangan
Masa Van den Bosch
Van den Bosch berkuasa di ndonesia pada tahun 1830. Ia menjalankan
program baru yang dikenal dengan istilah Cultuurstelsel (tanam paksa).
Latar Belakang Cultuurstelsel
• Di Eropa Belanda terlibat perang sehingga mengahabiskan biaya besar
• Pemisahan Belgia dari Belanda, Belgia merdeka tahun1830
• Terjadinya perang Diponegoro yang menghabiskan biaya 20 juta gulden
• Pemasukan dari penanaman Kopi tidak banyak
• Gagalnya praktik liberalisme dalam mengeksploitasi tanah jajahan
Kebijakan-Kebijakan
• Mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagaian tanahnya 1/5 alias 20% untuk
tanaman ekspor
• Rakyat yang tidak memiliki tanah pertanian dipekerjakan di pabrik
pemerintahan selama 66 hari
• Kerusakan atau kerugian akibat gagal panen yang bukan disebabkan oleh
petani akan ditangung pemerintah
• Pengawasan panen dilakukan oleh kepala desa
Penyimpangan-penyimpangan
• Dilakukan dengan cara paksa
• Pajak tanah masih tetap dikenakan
• Kegagalan panen tanggungjawab petani
• Buruh menjadi tenaga paksa
• Luas tanah harus disediakan penduduk melebihi ketentuan
Akibat Tanam Paksa bagi Belanda
• Meningkatnya hasil tanaman ekspor dari negeri jajahan
• Perusahan pelayaran Belanda mendapat keuntungan
• Pabrik-pabrik gula Belanda mengalami keuntungan
• Belanda mendapat keuntungan besar mencapai 832 juta gulden
Akibat Tanam Paksa bagi Indoesia
• Kemiskinan dan penderitaan mental yang berkepanjangan
• Beban pajak yang berat
• Kelaparan dan kematian terjadi dimana mana
• Petani banyak yang gagal panen
• Jumlah penduduk Indonesia menurun
• Rakyat mengenal jenis tanaman ekspor
• Rakyat mengenal teknik menanam jenis tanaman baru
Reaksi Masyarakat
• Timbul perlawanan rakyat
• Kaum kapitalis menghendaki tanam paksa dihapus dan diganti dengan
kebebasan berusaha
• Kaum Humanis Belanda , Baron Van Hoevell memprotes tanam Paksa
sebagai tindakan yang tidak manusiawi, Douwes Dekker memprotes dalam
bukunya yang berjudul Max Havelar
Politik Pintu Terbuka (Masa Liberal)
Politik Pintu terbuka berlaku setelah munculnya undang-undang Agraria
(Agrarische Wet) dan undang-undang Gula (Suiker Wet). Tujuan dari undang-
undang Agraria adalah melindungi petani dari penguasa dan pemodal asing.
Berkembangnya paham Liberalisme di Eropa membawa dampak bagi
Belanda yang membuat Partai Liberal menang mutlak di Belanda. Sistem Tanam
Paksa membuat orang kaya baru dari pihak swasta bermunculan di Belanda.
Orang kaya baru inilah yang nantinya menjadi pendukung sekaligus pelaku
utama penerapan sistem Liberal.
Maksud dari politik pintu terbuka ialah membuka ruang seluas-luasnya bagi
pihak swasta untuk melakukan kegiatan ekonomi.
Politik Etis
Apa itu politik Etis ?
Politik Etis atau politik balas budi adalah suatu pemikiran yang menyatakan
bahwa pemerintah kolonial memegang tanggungjawab moral bagi kesejahteraan
bumiputera.
Trilogi Van deventer
• Irigasi
• Emigrasi
• Edukasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai