SUMBAWA BARAT EARLY WARNING SYSTEM (EWS) Early Warning System (EWS)
▪ Merupakan tools yang digunakan untuk
melakukan asesmen tingkat kegawatan pada pasien. ▪ Sistem yang sederhana yang menggunakan parameter fisiologis. ▪ Produknya dapat digunakan mengidentifikasi pasien secara cepat, mendeteksi pasien yang mengalami perburukan dan membutuhkan intervensi segera. ▪ Setiap parameter dinilai dan dijumlahkan dan Jumlah parameter menunjukkan intervensi Petunjuk Umum :
1) Early Warning Skor (EWS) tidak menggantikan penilaia klinis yang
kompeten 2) Ketika anda khawatir tentang perawatan pasien harus ditingkatkan, perawatan dapat ditingkatkan terlepas dari skor. 3) EWS dilanjutkan skrining untuk Sepsis saat ada EWS dari ≥ 4 (atau 5 jika pasien menggunakan oksigen tambahan) 4) Protokol diaktifkan dengan skor 3 dalam satu parameter atau total skor 3. 5) Observasi dan pencatatan Early Warning Skor (EWS) ini dilakukan: Pada saat masuk : I. Setiap 8 jam (sesuai protokol RS) II. Sesuai clinical pathway III. Jika pasien mengalami perubahan kondisi IV. Jika anda khawatir tentang perubahan kondisi pasien ▪ Ruang Lingkup : 1. Instalasi Rawat Inap 2. Instalasi Maternal dan Perinatal 3. Ruang Nifas 4. Ruang Perinatologi Metode yang digunakan :
1) Untuk Pasien Dewasa menggunakan Modified
Early Warning System 2) Untuk Pasien Anak-anak menggunakan : Pediatric Early Warning System 3) Untuk Pasien Obstetry menggunakan : Modified Obstetric Warning System Pediatric Early Warning System Score (PEWS) PEWS
1) PEWS digunakan pada pasien anak/ pediatrik ( berusia saat lahir -
14 tahun) 2) PEWS dapat digunakan untuk untuk mengasesmen penyakit akut, mendeteksi penurunan klinis, dan menginisiasi respon klinis yang tepat waktu dan sesuai. 3) PEWS tidak digunakan pada: a.Pasien dewasa lebih dari >14 tahun b.Pasien anak dengan TOF (Tetralogi of Fallot), sindrom VACTERL 1) PEWS juga dapat diimplementasikan untuk asesmen prehospital pada kondisi akut oleh first responder seperti pelayanan ambulans, pelayanan kesehatan primer, Puskesmas untuk mengoptimalkan komunikasi kondisi pasien sebelum diterima rumah sakit tujuan. Pediatric Early Warning System Score
Setiap skor diberi kode
warna • Hijau = skor 0-2 • Kuning = skor 3 • Oranye = skor 4 • Merah = skor 5 atau lebih • Kode warna yang diperoleh akan menentukan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan jenjang kompetensi ditempat masing-masing.
Sari Pediatri, Vol. 18, No.1, Juni 2016
CODE BLUE RUMAH SAKIT KEBIJAKAN CODE BLUE RUMAH SAKIT RSUD ASY-SYIFA’ SUMBAWA BARAT
▪ Tim code blue dibentuk berdasarkan surat keputusan direktur.
▪ Beranggotakan sumberdaya manusia yang terlatih dan kompeten di bidangnya. ▪ Tim code blue bekerja untuk menolong pasien gawat darurat / pasien yang memerlukan Resusitasi Jantung Paru diseluruh bagian Rumah Sakit kecuali IGD dan ICU. ▪ Koordinator tim code blue adalah seorang dokter, kepala Instalasi IGD atau ICU. ▪ Penanggungjawab medis tim code blue adalah dokter jaga atau dokter ruangan denganuraian tugas yang ditetapkan sebagai tim code blue. ▪ Alat komunikasi untuk tim code blue adalah telepon antar ruangan ▪ Setiap jam dinas harus ada tim code blue yang ditunjuk minimal terdiri dari 1 dokter penanggungjawab medis, 2 perawat terlatih, dan 1 perawat pelaksana. ▪ Peralatan Resusitasi yang dibutuhkan tim code blue harus di monitoring supaya selaludalam keadaan lengkap. ▪ Semua tim code blue wajib mengikuti semua pelatihan yang ditetapkan oleh coordinator tim. ▪ Tim code blue pada setiap periode dinas adalah dokter IGD, Supervisor Perawat , 1 perawat ICU, dan 1 perawat pelaksana yang berdinas pada jam code blue diaktifkan. ▪ Tim code blue hanya bekerja dilingkungan RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat