Anda di halaman 1dari 15

FRAKTUR PELVIS

Mutia allifa purnama


Rani triani
DEFINISI

 Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang


yang ditandai oleh rasanyeri, pembengkakan,
deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan
krepitasi.
ETIOLOGI

1. Trauma langsung
2. Trauma tidak langsung
3. Proses penyakit
4. Compresion force
MANIFESTASI KLINIS

 Fraktur panggul sering merupakan bagian dari


salah satu trauma multipel yang dapat
mengenai organ-organ lain dalam panggul.
Keluhan berupa gejala pembengkakan,
deformitas serta perdarahan subkutan sekitar
panggul. Penderita datang dalam keadaan
anemia dan syok karena perdarahan yang
hebat.
PATHWAY
KLASIFIKASI

Menurut Marvin Tile disruption of pelvic ring


dibagi :
1. Stable (Tipe A)

2. Unstable (Tipe B)

3. Miscellaneous (Tipe C) Fraktur Tipe A


PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan radiologis
2. Pemeriksaan urologis dan lainnya
• Kateterisasi
• Ureterogram
• Sistogram retrograd dan postvoiding
• Pielogram intravena
• Aspirasi diagnostik dengan lavase peritoneal
PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Tindakan operatif bila ditemukan kerusakan alat


– alat dalam rongga panggul
2. Stabilisasi fraktur panggul, misalnya:
 Fraktur avulsi atau stabil diatasi dengan
pengobatan konservatif seperti istirahat, traksi,
pelvic sling
 Fraktur tidak stabil diatasi dengan fiksasi eksterna
atau dengan operasi yang dikembangkan oleh
grup ASIF
DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan

1. Domain 12 kenyamanan
Kelas 1 kenyamanan fisik
00132 nyeri akut

2. Domain 11 keamanan / perlindungan


Kelas 1 infeksi
00004 resiko infeksi

3. Domain 4 aktivitas / istirahat


Kelas 2 aktivitas / olahraga
00085 hambatan mobilitas fisik
PRIORITAS MASALAH

Prioritas Diagnosa keperawatan


masalah

1 Domain 12 kenyamanan
Kelas 1 kenyamanan fisik
00132 nyeri akut

2 Domain 11 keamanan / perlindungan


Kelas 1 infeksi
00004 resiko infeksi

3 Domain 4 aktivitas / istirahat


Kelas 2 aktivitas / olahraga
00085 hambatan mobilitas fisik
INTERVENSI
DIAGNOSA NOC NIC
Domain 12 Setelah dilaukukan tindakan Domain I fungsi dasar
kenyamanan keperawatan manajemen nyeri Kelas E peningkatan
Kelas 1 kenyamanan selama lebih dari 1 jam, di kenyamanan fisik
fisik harapkan masalah dapat teratasi 1400 manajemen nyeri
00132 nyeri akut dengan kriteria hasi :  Lakukan pengkajian
Domain IV pengetahuan tentang nyeri komprehensif yang
kesehatan dan perilaku meliputi lokasi,
Kelas Q perilaku sehat karakteristik, onset /
• 1605 kontrol nyeri durasi, frekuensi,
• 160501 menggambarkan kualitas, insensitas atau
faktor nyeri (3-5) beratnya nyeri dan faktor
• 160502 mengenali kapan nyeri pencetus
terjadi (3-5)  Lakukan perawatan
nalgesik bagi pasien
dengan pemantauan
yang tepat
 Pilih dan
implementasikan
tindakan yang beragam
(misalya, farmakologi,
nonfarmakologi,
interpersonal) untuk
memfasilitasi penurunan
nyeri, sesuai dengan
kebutuhan.
Setelah di laukukan tindakan Domain 1 fisiologis : dasar
keperawatan peningkatan Kelas A manajeman
mekanika tubuh selama 16-30 aktivitas dan karihan
menit diharapkan masalah dapat 0140 peningkatan
teratasi dengan kriteria hasil : mekanika tubuh
Domain III kesehatan psikososial  Kaji komitmen pasien
Kelas N adaptasi psikososial untuk belajar dan
1308 adaptasi terhadap menggunakan postu
disabilitas fisik tubuh yang benar
• 130801 menyampaikan
sacara lisan kemampuan
untuk menyesuaikan terhadap
disabilitas (3-5)
• 130803 beradaptasi  Kaji kesadara pasien
terhadap ketebatasan tentang abnormalitas
secara fungsional (3-5) muskuloskeletalnya dan
• 1308012 menerima efek yang mungkin
kebutuhan akan timbul pada jaringan
bantuan fisik (3-5) otot dan postur
 Berikan informasi
tentang kemungkinan
posisi penyebab nyeri
oto atau sendi
Setelah dilakukan tindakan Domain 4 keamanan
keperawtan kontrol infeksi Kelas V manajemen resiko
selama 31-45 menit. 6540 kontrol infeksi
Diharapkan masalah dapat  Bersihkan lingkungan
teratasi dengan kriteria dengan baik setelah
hasi : digunakan untuk setiap
Domain 11 pengetahuan pasien
tentang kesehatan dan  Dorong untuk
resiko beristirahat
Kelas 1 kontrol resiko dan  Berikan terapi antibiotik
keamanan yang sesuai
1902 kontrol resiko
• 190202 memonitor  Ajarkan pasien dan
faktor resiko di anggota keluarga
lingkungan (3-5) mengenai bagaimana
• 190214 menggunakan menghindari infeksi
sistem dukungan
personal untuk
Menguragi faktor resiko
(3-5)
• 190217 memonitor
perubahan status
kesehatan (3-5)
KESIMPULAN
Managemen fraktur pelvis yang makin maju telah
memperbaiki hasil pengobatan. pengenalan CT scan dan
arteriografi dengan embolisasi dan teknik fiksasi eksterna.
Setelah lebih dari 25 tahun, modalitas semakin rumit
sehingga pengambilan keputusan fiksasi awal, mobilisasi
awal, dan profilaksis tromboemboli tekah dilakukan sebisa
mungkin pada pasien. Dibutuhkan pemahaman anatomi
dan fisiologi yang baik untuk dapat mengerti tentang
pengelolaan dan managemen fraktur pelvis, terutama
yang mengancam kehidupan. Dalam hal ini dibutuhkan
kerjasama tim yang baik untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik untuk pasien trauma yang berat
seperti pada fraktur pelvis.

Anda mungkin juga menyukai