Anda di halaman 1dari 30

1. macam-macam gangguan mood?

Menurut DSM-IV:
Gangguan mood yang utama adalah gangguan depresif berat dan gangguan
bipolar Igangguan afektif
 Gangguan Depresif berat (unipolar)pasien hanya menderita episode
depresif
 Gangguan bipolar Ipasien dengan episode manic dan depresif atau
pasien dengan episode manic saja
Gangguan mood tambahan:
 Distimik
 Siklotimik
Kedua gangguan diatas adalah:
 Ditandai dengan adanya gejala yang kurang parah daripada gejala gangguan depresif
berat dan gangguan bipolar I
 Adalah sindrom yang berhubungan dengan depresi (gangguan depresif ringan,
gangguan depresif rekuren, gangguan disforik pasca menstruasi) dan gangguan bipolar
II
 Gangguan mood karena kondisi medis umum
 Gangguan mood akibat zat
 Gangguan mood yang tidak ditentukan lain
Menurut PPDGJ III:
 F30: Episode Manik
Saat ini dalam keadaan mania, sebelum dan sesudahnya tidak ada
 F31: gangguan afektif bipolar
Sebelumnya sudah menglami ggg afektif dulu
 F32: episode depresif
Pasien menglami suasana perasaan yang sangat depresif,
kehilangan minat dan kegembiraan
 F33: gangguan depresif berulang
Episode berulang dari depresi, biasanya ada jeda antara 2
serangan
 F34: gangguan suasana perasaan (mood/afektif)
menetap
Gangguan suasana perasaan yang berfluktuasi dan menetap
 F38: gangguan suasana perasaan (mood/afektif) lainnya
 F39: gangguan suasana perasaan (mood/afektif) YTT
2. Etiologi gangguan mood?
Factor biologis
 Kelainan di dalam metabolit amin biogenic, seperti
5-hydroxyindoleacetic acid, homovanilic acid (HVA),
dan 4-moehoxy-4-hydroxyphenylglycol (MHPG) di
dalam darah, urin, dan cairan serebrospinal.
 Norepinefrin dan serotonin merupakan dua
neurotransmitter yang paling berperan dalam
patofisiologi gangguan mood.
 Aktivasi reseptor adrenergic alfa2penurunan
jumlah norepinefrin yang dilepaskan, juga mengatur
jumlah serotonin yang dilepaskan.
 Penurunan serotoninmencetuskan depresi.
 Dopamine juga berperandepresiaktivitas
dopamine menurunmaniaaktivitas dopamine
meningkat.
 Factor neurokimiawi lainGABA dan peptide
neuroaktif (vasopressin, opiate endogen).
 Regulasi neuroendokrin
 Hipotalamus menerima input neuronal yang menggunakan
neurotransmitter amin biogenic
 Neuron yang mengandung amin biogenic
abnormaldisregulasi pada sumbu neuroendokrin (sumbu
adrenal, tiroid, hormone pertumbuhan)penurunan
sekresi nocturnal melantonin, penurunan pelepasan
prolaktin, penurunan FSH dan LH, penurunan testosterone
pada laki-laki.
 Neuroanatomis
 Patologi di system limbic, ganglia basalis (emosi),
hipotalamus (perubahan tidur, nafsu makan, perilaku
seksual).
Factor genetika
 Komponen genetika lebih kuat untuk transmisi
gangguan bipolar I daripada untuk transmisi
gangguan depresif berat.
 Gangguan mood menurun saat derajat hubungan
kekeluargaan melebar.
Factor psikososial
 Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan.
 Factor kepribadian pramorbisdependen, obsesis-
kompulsif, histeris.
Kaplan & Saddock, Harlock 1, Kaplan MD, Benjamin
D, Saddock.” Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis”.Gangguan Mood, bab 15. Jilid
I .Ed. VII, Jakarta. Binarupa Aksara, 1997.
3. Gejala klinis dari gangguan mood?
Episode depresif
 Mood depresi, hilangnya minat atau kesenangan,
penurunan energy yang menyebabkan kesulitan
dalam menyelesaikan tugas, sekolah, dan
pekerjaan, dan penurunan untuk mengambil proyek
baru., sulit tidur, terbangun pada pagi hari, sering
terbangun pada malam hari, penurunan nafsu
makan, penurunan BB (tetapi beberapa meningkat
nafsu makannya dan BB nya juga meningkat),
menstruasi tidak normal, penurunan aktivitas
seksual.
Episode manic
 Mood yang meningkat, meluap-luap atau lekas
marah.
4. Apa saja yang menyebabkan
seseorang dapat menjadi depresi?
Biologis
 Suatu bidang pengetahuan yang semakin berkembang
mengimplikasikan faktor-faktor genetis pada gangguan
mood. Kita mengetahui bahwa gangguan mood,
termasuk depresi mayor dan gangguan bipolar
cenderung menurun pada keluarga. Namun, bukti yang
mengacu pada suatu dasar genetis untuk gangguan
mood berasal dari penelitian-penelitian yang
menunjukkan bahwa semakin dekat hubungan genetis
yang dibagi seseorang dengan orang lain yang
menderita suatu gangguan mood mayor (depresi mayor
atau ganguan bipolar), semakin besar kecenderungan
bahwa orang tersebut juga akan menderita suatu
gangguan mood mayor (Nevid dkk, 2005).
 Penelitian awal mengenai dasar penyebab biologis dari depresi
berfokus pada berkurangnya tingkat neurotransmiter dalam
otak, pada tahun 1950-an. Penemuan yang dilaporkan pada
masa itu adalah pasien hipertensi (tekanan darah tinggi) yang
meminum obat reserpine sering menjadi depresi. Reserpine
menurunkan suplai dari berbagai neurotransmiter di dalam otak,
termasuk norepinephrine dan serotonin. Kemudian muncul
penemuan bahwa obat-obatan yang menaikkan tingkat
neurotransmiter seperti norepinephrine dan serotonin di otak
dapat mengurangi depresi (Nevid dkk, 2005).
 Metode lain dari penelitian berfokus pada kemungkinan
abnormalitas dalam korteks prafrontal (preforontal cortex), area
dari lobus frontal yang terletak di depan area motorik. Peneliti
menemukan bukti dari aktivitas metabolism yang lebih rendah
dan ukuran korteks prefrontal yang lebih kecil pada diri orang
yang secara klinis mengidap depresi bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol yang sehat. Korteks prefrontal terlibat dalam
pengaturan neurotransmiter yang dipercaya terlibat dalam
gangguan mood, termasuk serotonin dan norepinephrine,
sehingga tidak mengagetkan bila bukti menunjukkan
ketidakteraturan pada bagian otak ini (Nevid dkk, 2005).
Psikologis
a. Faktor kepribadian premorbid. Tidak ada satu kepribadian atau
bentuk kepribadian yang khusus sebagai predisposisi terhadap
depresi. Semua orang dengan ciri kepribadian manapun dapat
mengalami depresi, walaupun tipe-tipe kepribadian seperti oral
dependen, obsesi kompulsif, histerik mempunyai risiko yang besar
mengalami depresi dibandingkan dengan lainnya.
b. Kehilangan harga diri. Depresi sebagai suatu efek yang dapat
melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan kedalam dirinya.
Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai
dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan mereka putus
asa.
c. Teori kognitif menurut A.T. Beck menunjukkan perhatian gangguan
kognitif pada depresi. Beck mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama
pada depresi yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu pandangan
negatif terhadap masa depan, pandangan negatif terhadap diri
sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh, pemalas,
tidak berharga, pandangan negatif terhadap pengalaman hidup
(Durand dan Barlow, 2006).
d. Learned Helplessness. Teori Seligman mengatakan bahwa orang
menjadi cemas dan depresi ketika membuat atribusi bahwa mereka
tidak memiliki kontrol atas stres dalam kehidupannya baik sesuai
kenyataan maupun tidak (Durand dan Barlow, 2006).
Sosial
 Peristiwa hidup yang penuh tekanan, seperti kehilangan
seseorang yang dicintai atau lama menganggur. Kurangnya
reinforcement. Interaksi yang negatif dengan orang lain
menghasilkan penolakan. Selain hal tersebut ada beberapa hal
yang dapat memicu terjadinya depresi yaitu hubungan
perkawinan yang tidak memuaskan, kurangnya dukungan sosial
dari orang-orang terdekat (Durand dan Barlow, 2006).
Spiritual
 Depresi dapat terjadi karena rendahnya kadar kagamaan dalam
diri seseorang. Orang yang kadar imannya atau ketakwaannya
rendah, cenderung lebih mungkin menderita depresi karena
kurangnya pegangan hidup. Tanpa pegangan hidup yang
berupa kaidah-kaidah keagamaan, kehidupan seseorang akan
terombang ambing tak menentu, dan dapat mengakibatkan
kekurang-mampuan dalam menghadapi tantangan, sehingga
dapat menimbulkan depresi. Sebab-sebab yang di kemukakan
di atas saling berkaitan satu dengan lainnya, dan semuanya
bermuara pada diri individu masing-masing (Sivalintar,
sivalintar.tripod.com/sebab_depresi.html).
5. Perbedaan gangguan mood dengan
afek?
Mood
 Definisi: keadaan emosiaonal internal yang
meresap dari seseorang dan dipertahankan, yang
dialami secara subjektif dan dilaporkan oleh pasien
 Gangguan mood: suatu kelompok kondisi klinis
yang ditandai dengan hilangnya perasaan kendali
dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat,
perubahan tingkat aktivitas, kemampuan kognitif,
pembicaraan, dan fungsi vegetative (tidur, nafsu
makan, aktivitas seksual)menyebabkan gangguan
fungsi interpersonal, social, dan pekerjaan.
Afek
 Definisi:
 ekspresi eksternal dari isi emosional saat itu
 ekspresi emosi yang terlihat, mungkin tidak konsisten
dengan emosi yang dikatakan pasien.
Kaplan & Saddock, Harlock 1, Kaplan MD,
Benjamin D, Saddock.” Sinopsis Psikiatri, Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis”.Gangguan
Mood, bab 15. Jilid I .Ed. VII, Jakarta. Binarupa
Aksara, 1997.
Macam-macam mood dan afek
Macam-macam afek:
 Afek yang sesuai (appropriate affect): suatu kondisi dimana
irama emosional adalah harmonis dengan gagasan, pikiran,
atau pembicaraan yang menyertai
 Afek yang tidak sesuai (inappropriate affect):
ketidakharmonisan antara irama perasaan emosional dengan
gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang menyertainya
 Afek yang tumpul (blunted affect): gangguan pada afek yang
dimanifestasikan oleh penurunan berat pada intensitas irama
perasaan yang diungkapkan ke luar
 Afek yang terbatas (restricted or constricted affect):
penurunan intensitas irama perasaan yang kurang parah
daripada afek yang tumpul
 Afek yang datar (flat affect): tidak adanya atau hamper tidak
adanya tanda ekspresi afek; suara yang monoton, wajah yang
tidak bergerak
 Afek yang labil (labile affect): perubahan irama perasaan yang
cepat dan tiba-tiba, yang tidak berhubungan dengan stimuli
eksternal
Macam-macam mood:
 Mood disforik: mood yang tidak menyenangkan
 Mood eutimik: mood dalam rentang normal
 Mood yang meluap-luap (expansive mood): ekspresi perasaan seseorang
tanpa pembatasan, seringkali dengan penilaian yang berlebihan terhadap
kepentingan atau makna seseorang
 Mood yang iritabel (irritable mood): mudah diganggu atau dibuat marah
 Pergeseran mood (mood yang labil): osilasi antara euphoria dan depresi
atau kecemasan
 Elevated mood: suasana mood yang meninggi
 Euphoria: elasi yang kuat dengan perasaan kebesaran
 Kegembiraan yang luar biasa (ecstasy): perasaan kegairahan yang kuat
 Depresi: perasaan kesedihan yang psikopatologis
 Anhedonia: hilangnya minat terhadap dan menarik diri dari semua aktivitas
rutin dan menyenangkan, sering kali disertai dengan depresi
 Dukacita atau berkabung: kesedihan yang sesuai dengan kehilangan yang
nyata
 Aleksitimia: ketidakmampuan atau kesulitan dalam menggambarkan atau
menyadari emosi atau mood seseorang
Kaplan & Saddock
6. Mengapa pasien merasa sedih, kehilangan
minat dan kegembiraan, dan kurang
semangat serta tidur terganggu?
 Stressor respon terhadap stressormenekan
kortikalamin biogenikterjadi penurunan norepinefrin,
serotoninmerasa sedih, kehilangan minat dan
kebahagiaan, kurang semangat
 Serotoninmerangsang faktor pembentukan
tidurmenurungangguan tidur
Kaplan & Saddock, Harlock 1, Kaplan MD,
Benjamin D, Saddock.” Sinopsis Psikiatri, Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis”.Gangguan
Mood, bab 15. Jilid I .Ed. VII, Jakarta. Binarupa
Aksara, 1997.
7. Bagaimana penatalaksanaan pasien
depresi?
 Tujuan terapi: keamanan pasien, pemeriksaan
diagnosis, rencana pengobatan, kesehatan
pasien.
 Perawatan di Rumah Sakit
Indikasi untuk perawatan di Rumah Sakit adalah
 Perlu prosedur diagnostik
 Resiko bunuh diri atau membunuh
 Penurunan jelas kemampuan pasien untuk
mendapatkan makanan atau tempat berlindung
 Riwayat gejala yang berkembang dengan cepat
 Hancurnya sistem pendukung pasien.
 Terapi psikososial
 Tiga jenis psikoterapi jangak pendek yaitu : terapi kognitif,
terapi interpersonal, dan terapi perilaku.
 Tujuan terapi kognitif adalah menghilangkan episode
depresif dan mencegah rekurennya dengan membantu
pasien mengidentifikasi dan uji kognitif negatif;
mengembangkan cara berpikir alternatif, fleksibel, dan
positif; dan melatih kembali respon kognitif dan perilaku
yang baru.
 Terapi interpersonal efektif di dalam pengobatan gangguan
depresif berat. Program tersebut terdiri dari 12-16 sesi
mingguan. Terapi ditandai dengan pendekatan terapetik
aktif.
 Terapi perilaku didasarkan pada hipotesisi bahwa pola
perilaku maladaptif menyebabkan seseorang mendapatkan
sedikit umpan balik positif dari masyarakat dan
kemungkinan penolakan yang palsu. Dengan demikian
pasien belajar untuk berfungsi di dunia dengan cara
tertentu di mana mereka mendapatkan dorongan positif.
 Farmakoterapi
Pemberian antidepressan: misalnya amitriptilin (lebih
responsif kepada), tetapi tidak boleh diberikan pada
pasien dengan skizofrenia, aritmia jantung, peka
terhadap trisiklik.
 Trisiklik: amitriptilin (utama), imipramin, clomipramin,
teaneptine, apipramol
 Tetrasiklik: amoxapine, mianserin, maprotilin,
 Maoi (monoamine oxyde inhibitor): maklobemit
 Selective serotonin Reuptake inhibitor: sertalin,
parakcetin, fufloksamine,
 Atipikal antidepresan: trazodone, mektazapine.
Kaplan & Saddock, Harlock 1, Kaplan MD, Benjamin D,
Saddock.” Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis”.Gangguan Mood, bab 15. Jilid I .Ed. VII,
Jakarta. Binarupa Aksara, 1997.H; 777-857.
Mekanisme kerja obat antidepresan:
8. Bagaimana proses pertahanan jiwa
seseorang?
Tubuh akan bereaksi jika seorang individu mengalami
stres, tahap reaksi tersebut adalah tahap reaksi alarm,
tahap resistance, dan tahap exhaustion.
1. Tahap reaksi Alarm (waspada)
Tahap ini melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari
tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi
psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Stres
menstimulasi pesan fisiologis tubuh dari hipotalamus ke
kelenjar (misalnya, kelenjar adrenal untuk mengirim adrenalin
dan norepinefrin sebagai pembangkit emosi) dan organ-organ
(misalnya, hati untuk mengubah kembali simpanan glikogen
menjadi glukosa sebagai makanan) untuk mempersiapkan
kebutuhan pertahanan potensial.
2. Tahap Resistance (melawan)
Stres yang terus berlanjut, sistem pencernaan
mengurangi kerjanya dengan mengalirkan darah ke area
yang dibutuhkan untuk pertahanan, paru-paru
memasukkan lebih banyak udara, dan jantung berdenyut
lebih cepat dan keras sehingga dapat menngalirkan
darah yang kaya oksigen dan nutrisi ke otot untuk
mempertahankan tubuh melalui perilaku fight, flight, atau
freeze. Individu yang berhasil beradaptasi terhadap
stres, tubuh berespon dengan rileks dan kelenjar, organ,
serta respon sistemik menurun.
3. Tahap Exhaustion (kelelahan)
Tahap kelelahan terjadi ketika individu berespon negative
terhadap ansietas dan stres, cadangan tubuh berkurang
atau komponen emosional berubah sehingga timbul
respon fisiologis yang kontinu dan kapasitas cadangan
menjadi sedikit.
Macam-macan Mekanisme pertahanan Jiwa (Sigmund Freud):
1. Represi yaitu menekan keinginan, pikiran yang tidak
menyenangkan ke alam sadar dengan tidak sadar.
2. Supresi yaitu menekan secara sadar pikiran, perasaan tidak
menyenangkan ke alam tidak sadar.
3. Reaksi formasi yaitu tingkah laku berlawanan dengan
perasaan.
4. Kompensasi yaitu tingkah laku menggantikan kekurangan
dengan kelebihan lain.
5. Rasionalisasi yaitu berusaha berperilaku yang rasional untuk
menutupi kelemahan.
6. Subtitusi yaitu mengganti obyek yang bernilai tinggi dengan
benda yang aneh tapi dapat diterima.
7. Restitusi yaitu mengurangi rasa bersalah dengan tindakan
penggantian.
8. Displacement yaitu pindahkan persaan emosional dari obyek
sebenarnya.
9. Proyeksi yaitu proyeksikan kenginan, perasaan pada orang lain
untuk mengingkari.
10. Simbolisasi yaitu menggunakan obyek lain untuk memiliki ide
atau emosi yang menyakitkan.
11. Regresi yaitu ego kembali pada tingkat perkembangan
sebelumnya dalam pikiran perasaan dan tingkah laku.
12. Denail yaitu mengingkari pikiran, keinginan, faktor-faktor
kesediahan yang tidak dapat ditoleransi.
13. Sublimasi yaitu memindahkan energi mental yang tidak dapat
diterima atau disukai masyarakat.
14. Konvensi yaitu pemindahan konflik mental ke fisik.
15. Fantasi yaitu harapan-harapan, keinginan dibayangkan seolah-
olah terpenuhi.
16. Un Doing yaitu kebalikan dari reaksi formasi.
17. Isolasi yaitu perasaan yang berhubungan dengan pikiran
ingatan, pengalaman tetapi tidak mengalami kembali emosi
yang menyertai.
18. Introyeksi yaitu ambil alih semua sifat dari orang yang berarti
menjadikan bagian dari kepribadiannya.
ocw.usu.ac.id/course/.../1129.../psi_kom_slide_konflik_dan_frustasi
9. Apa perbedaan bipolar dan
unipolar?
A. Diagnosis Depresi (Depresi Mayor/ Unipolar)
 Minimal 2 minggu kehilangan minat dan kesenangan dan mood depresif.
 Minimal muncul 4 diantara simptom additional berikut ini, yaitu: gangguan tidur
dan nafsu makan, hilang energi, worthlessness, suicidal thought, dan sulit
konsentrasi.
 Subclinical depression: individu yang simtomnya kurang dari 5, memiliki
kesulitan dalam fungsi psikologisà mirip
 Depresi 2-3x lebih sering pada wanita daripada pria; lebih sering terjadi pada
golongan ekonomi bawah; dewasa muda
 Depresi cenderung muncul berulang 80 % penderita mengalami episode lain

B. Diagnosis Gangguan Bipolar


 Gangguan Bipolar I: episode mania/ campuran, terdapat simtom mania dan
depresi. Episode mania disini minimal muncul 3 simtom additional (4 simptom
jika mood hanya irrirable).
 Gangguan bipolar lebih jarang muncul daripada depresi mayor
 Rata-rata onset: umur 20an, seimbang antara pria dan wanita
DSM IV-TR
10. Apa yang dimaksud dengan mania?
 Maniamenunjukkan sikap meluap – luap,
gagasan yang meloncat – loncat, penurunan
kebutuhan tidur, peninggian harga diri dan
gagasan kebesaran.
http.//www.geocities.com.fkupn
11. Cara mendiagnosis gangguan
mood?
 Px. Status Mental
 Episode Depresif:
 Deskripsi umum: Retradasi psikomotor menyeluruh merupakan gejala
yang paling umum, walaupun agitasi psikomotor juga sering ditemukan
khususnya pada pasien lansia. Secara klasik, seorang pasien depresi
memiliki postur yang membungkuk tidak terdapat pergerakan spontan,
pandangan mata yang putus asa dan memalingkan pandangan.
 Mood, afek dan perasaan: Pasien tersebut sering kali dibawa oleh
anggota keluarganya atau teman kerjanya karena penarikan sosial dan
penurunan aktifitas secara menyeluruh.
 Bicara: Banyak pasien terdepresi menunjukkan suatu kecepatan dan
volume bicara yang menurun, berespon terhadap pertanyaan dengan
kata tunggal dan menunjukkan yang lambat terhadap suatu
pertanyaan.
 Gangguan Persepsi: Pasien terdepresi dengan waham atau halusinasi
dikatakan menderita episode depresi berat dengan ciri psikotik.
Waham sesuai mood pada pasien terdepresi adalah waham bersalah,
memalukan, tidak berguna, kemiskinan, kegagalan, kejar, dan penyakit
somatik terminal.
 Pikiran: Pasien terdepresi biasanya memiliki pandangan
negatif tentang dunia dan dirinya sendiri. Isi pikiran mereka
sering kali melibatkan perenungan tentang kehilangan,
bersalah, bunuh diri, dan kematian. Kira – kira 10%
memiliki gejala jelas gangguan berpikir, biasanya
penghambatan pikiran dan kemiskinan isi pikiran.
 Sensorium dan Kognisi: Daya ingat, kira – kira 50 – 70%
dari semua pasien terdepresi memiliki suatu gangguan
kognitif yang sering kali dinamakan pseudodemensia
depresif, dengan keluhan gangguan konsentrasi dan
mudah lupa.
 Pengendalian Impuls: Kira – kira 10 – 15% pasien
terdepresi melakukan bunuh diri dan kira – kira dua pertiga
memiliki gagasan bunuh diri. Resiko meninggi untuk
melakukan bunuh diri saat mereka mulai membaik dan
mendapatkan kembali energi yang diperlukan untuk
merencanakan dan melakukan suatu bunuh diri (bunuh diri
paradoksikal / paradoxical suicide).
 Reliabilitas: Semua informasi dari pasien terlalu
menonjolkan hal yang buruk dan menekankan yang baik.
 Episode Manik:
 Deskriksi Umum: Pasien manik adalah tereksitasi, banyak bicara,
kadang – kadang mengelikan dan sering hiperaktif. Suatu waktu
mereka jelas psikotik dan terdisorganisasi, memerlukan pengikatan
fisik dan penyuntikan intra muskular obat sedatif.
 Mood, afek dan perasaan: Pasien manik biasanya euforik dan lekas
marah. Mereka memiliki toleransi frustasi yang rendah, yang dapat
menyebabkan perasaan kemarahan dan permusuhan. Secara
emosional adalah labil, beralih dari tertawa menjadi lekas marah
menjadi depresi dalam beberapa menit atau jam.
 Bicara: Pasien manik tidak dapat disela saat mereka bicara dan sering
kali rewel dan penganggu bagi orang – orang disekitarnya. Saat
keadaan teraktifitas meningkat pembicaraan penuh gurauan, kelucuan,
sajak, permainan kata – kata dan hal – hal yang tidak relefan. Saat
tingkat aktifitas meningkat lagi, asosiasi menjadi longgar, kemampuan
konsentrasi menghilang, menyebabkan gagasan yang meloncat –
loncat (flight of idea), gado – gado kata dan neologisme. Pada
kegembiraan manik akut pembicaraan mungkin sama sekali inkoheren
dan tidak dapat membedakan dari pembicaraan skizofrenik.
 Gangguan Persepsi: Waham ditemukan pada 75% dari semua pasien
manik. Waham sesuai mood seringkali melibatkan kesehatan,
kemampuan atau kekuatan yang luar biasa. Dapat juga ditemukan
waham dalam halusinasi aneh yang tidak sesuai mood.
 Pikiran: Isi pikirannya termasuk tema kepercayaan dan
kebesaran diri, sering kali perhatiannya mudah dialihkan.
Fungsi kognitif ditandai oleh aliran gagasan yang tidak
terkendali cepat.
 Sensorium dan Kognisi: Secara kasar orientasi dan daya
ingat adalah intak walaupun beberapa pasien manik
mungkin sangat euforik sehingga mereka menjawab
secara tidak tepat. Gejala tersebut disebut “mania delirium”
(delirious mania) oleh Emil Kraepelin.
 Pengendalian Impuls: Kira – kira 75% pasien manik adalah
senang menyerang atau mengancam.
 Perimbangan dan Tilikan: Gangguan pertimbangan
merupakan tanda dari pasien manik. Mereka mungkin
melanggar peraturan dengan kartu kredit, aktifitas seksual
dari finansial, kadang melibatkan keluarganya dalam
kejatuhan finasial.
 Reliabilitas: Pasien manik terkenal tidak dapat dipercaya
dalam informasinya.
http.//www.geocities.com.fkupn

Anda mungkin juga menyukai