Septum nasi bagian yang paling menonjol dari wajah
sehingga paling mudah terkena trauma Septum dibentuk oleh tulang rawan Septum dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang rawan dan periosteum pada bagian tulang, luarnya dilapisi mukosa hidung Septum nasi diperdarahi oleh : arteri etmoidalis anterior dan posterior meperdarahi hidung bagian dalam, yang mendarahi kedua bagian antero-superior dari septum dan dinding lateral hidung arteri sfenopalatina memperdarahi bagian posterior septum nasi dan dinding lateral hidung bagian posterior arteri palatina mayor dan arteri labialis superior. Etiologi Deviasi Septum Nasi
Umumnya disebabkan oleh trauma langsung (biasanya
berhubungan dengan fraktur os nasal) Teori birth moulding : posisi intra uterin yang abnormal dapat menyebabkan tekanan pada hidung dan rahang atas, sehingga dapat terjadi pergeseran septum. Trauma saat kelahiran : tekanan torsi pada hidung saat kelahiran dapat menambah trauma pada septum. Klasifikasi Deviasi Septum Nasi
Deviasi septum nasi dibagi berdasarkan Mladina
Tipe I. Benjolan unilateral yang belum mengganggu aliran udara. Tipe II. Benjolan unilateral yang sudah mengganggu aliran udara, namun masih belum menunjukkan gejala klinis yang bermakna. Tipe III. Deviasi pada konka media / area osteomeatal. Tipe IV. Disebut juga tipe S dimana septum bagian posterior dan anterior berada pada sisi yang berbeda. Tipe V. Tonjolan besar unilateral pada dasar septum, sementara di sisi lain masih normal. Tipe VI. Tipe V ditambah sulkus unilateral dari kaudal-ventral, sehingga menunjukkan rongga yang asimetri. Tipe VII. Kombinasi lebih dari satu tipe, yaitu tipe I - tipe VI. Klasifikasi Deviasi Septum Nasi menurut Mladina Jin RH dkk juga membagi deviasi septum berdasarkan berat atau ringannya keluhan yaitu : Ringan : deviasi kurang dari setengah rongga hidung dan belum ada bagian septum yang menyentuh dinding lateral hidung. Sedang : deviasi kurang dari setengah rongga hidung tetapi ada sedikit bagian septum yang menyentuh dinding lateral hidung. Berat : deviasi septum sebagian besar sudah menyentuh dinding lateral hidung Pemeriksaa Fisik Deviasi Septum Nasi
Pemeriksaan rinoskopi anterior
Pemeriksaan nasoendoskopi dilakukan bila memungkinkan untuk menilai deviasi septum bagian posterior atau untuk melihat robekan mukosa. Pemeriksaan radiologi sinus paranasal dilakukan bila dicurigai terdapat komplikasi sinus paranasal. Gejala Klinis Deviasi Septum Nasi
Sumbatan hidung dapat unilateral dan dapat pula bilateral
Rasa nyeri di kepala dan sekitar mata Penciuman dapat terganggu Faktor predisposisi sinusitis apabila deviasi septum meyumbat ostium sinus Penatalaksanaan Deviasi Septum
Obeservasi : pada deviasi septum nasi yang ringan dan
tidak bergajala Pembedahan seperti septoplasti dilakukan bila terdapat keluhan akibat deviasi septum nasi seperti hidung tersumbat, untuk memperbesar akses ke meatus media pada saat melakukan bedah sinus endoskopi fungsional, sakit kepala akibat kontak dengan septum deviasi, epistaksis dan sebagai akses untuk melakukan tindakan operasi tertentu dan alasan kosmetik. Kesimpulan
Deviasi septum merupakan keadaan yang sering terjadi, bervariasi dari
ringan yang tidak mengganggu, hingga deviasi septum berat yang dapat menyebabkan penyempitan hidung sehingga mengganggu fungsi fisiologis hidung dan menyebabkan komplikasi. Tidak semua deviasi septum nasi memberikan gejala sumbatan hidung. Gejala lain yang mungkin muncul dapat seperti hiposmia, anosmia, epistaksis dan sakit kepala. Untuk itu para ahli berusaha membuat klasifikasi deviasi septum nasi untuk memudahkan diagnosis dan penatalaksanaannya. Diagnosis septum deviasi ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik dengan melakukan rinoskopi anterior maupun dengan nasoendoskopi. Penatalaksanaan deviasi septum nasi sangat tergantung dari keluhan pasien maupun komplikasi yang ditimbulkannya.