Anda di halaman 1dari 17

Pasar Modal Syariah

Muhammad Muallifurrahmi Arramidly

Pasar Modal Syariah , 27/08/2019


Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia

• Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana


Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada tanggal 3 Juli 1997.
Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan
PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index
(JII) pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang
ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks
tersebut, maka para investor telah disediakan saham-saham yang dapat
dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah.
• Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung
dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang
Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya,
instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran
Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini
merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad
Mudharabah.
Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia

• Pasar modal syariah bersifat universal, dapat dimanfaatkan tanpa


melihat latar belakang Agama dan Ras tertentu. Dalam praktiknya,
industri pasar modal syariah mengacu pada prinsip-prinsip syariah yang
sejalan dengan konsep islam dalam pemerataan dan peningkatan
kemakmuran.
• Pasar Modal Syariah adalah kegiatan yang bersangkutan dengan jual-beli
surat berharga yang menganut prinsip-prinsip syariah.Prinsip syariah
yang dimaksud adalah prinsip yang tidak bertentangan dengan Al-Quran
dan Al-Hadits, karena sesungguhnya Allah swt membolehkan segala
bentuk kegiatan yang bersifat Muamalah kecuali yang jelas-jelas
dilarang, seperti Gharar, Maysir, dan Riba.
Visi Pasar Modal Syariah

Visi :
Menjadi Pasar Modal Syariah yang
memberikan Kontribusi signifikan bagi
perekonomian Sosial, berkeadilan, dan
melindungi kepentingan Masyarakat.
Misi Pasar Modal Syariah

• Menjadikan Pasar Modal Syariah sebagai sarana


pembiayaan bagi pemerintah dan sector swasta,
serta sebagai sarana investasi pilihan masyarakat.
• Mewujudkan Pasar Modal Syariah yang tumbuh,
stabil,berkelanjutan dan akuntabel.
• Mewujudkan sumberdaya manusia di Pasar Modal
Syariah yang berkualitas dan Amanah.
Peranan Pasar Modal Syariah

Pasar Modal Syariah Memiliki dua peran


penting yaitu
• Sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan
untuk pengembangan usahanya melalui
penerbitan efek atau surat berharga.
• Sebagai sarana investasi bagi investor
Dasar Hukum Pasar Modal Syariah

Sebagai bagian dari sistem pasar modal Indonesia , kegiatan di Pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah juga mengacu kepada Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal berikut peraturan pelaksananaannya (Peraturan
Bapepam-LK, Peraturan Pemerintah, Peraturan Bursa dan lain-lain). Bapepam-LK
selaku regulator pasar modal di Indonesia, memiliki beberapa peraturan khusus
terkait pasar modal syariah, sebagai berikut:
• Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efeek Syariah
• Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah
• Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan
Efek Syariah

BAPEPAM-LK = ( Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan )


Undang undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK. selain itu kegiatan di pasar modal yang menerapkan
prinsip prinsip Syariah juga mengacu pada Undang undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
berikut peraturan pelaksanaannya.
Selain dasar hukum diatas yang menjadi dasar kegiatan pasar modal syariah, Antara lain :

PERATURAN TENTANG
POJK No. 15/POJK.04/2015 Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal
POJK No. 16/POJK.04/2015 Ahli Syariah di Pasar Modal
POJK No. 17/POJK.04/2015 Penerbitan dan Persyaratan Efek Syariah Berupa Saham oleh
Emiten Syariah atau Perusahaan Publik Syariah

POJK No. 18/POJK.04/2015 Penerbitan dan Persyaratan Sukuk


POJK No. 19/POJK.04/2015 Penerbitan dan Persyaratan Reksa Dana Syariah

POJK No. 20/POJK.04/2015 Penerbitan dan Persyaratan Efek Beragun Aset Syariah

POJK No. 53/POJK.04/2015 Akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar
Modal
POJK No. 30/POJK.04/2016 Dana Investasi Real Estate Syariah berbentuk Kolektif

POJK No. 61/POJK.04/2016 Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal pada Manager Investasi

POJK No. 35/POJK.04/2017 Kriteria Penerbitan Daftar Efek Syariah (DES)


Fatwa DSN MUI
Fatwa DSN MUI
Produk Pasar Modal Syariah
1. Saham Syariah
Secara konsep, saham syariah tidak bertentangan dengan prinsip syariah
karena saham merupakan bukti penyertaan modal kepada perusahaan dan
investor akan mendapatkan bagi hasil berupa deviden, akan tetapi tidak
semua saham langsung dapat dikategorikan sebagai saham syariah kecuali
memenuhi 2 sebab berikut
• Saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang secara aktif
mendeklarasikan sebagai perusahaan syariah.
• Saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang tidak menyatakan
sebagai perusahaan syariah akan tetapi memenuhi kriteria sebagai
saham syariah oleh OJK atau pihak Penerbit DES (Daftar Efek Syariah).
DES diterbitkan oleh OJK 2 kali dalam setahun yaitu Akhir Bulan Mei
dan Akhir Bulan November
2. Sukuk

Sebagai salah satu Efek Syariah sukuk memiliki karakteristik yang


berbeda dengan obligasi. Sukuk bukan merupakan surat utang,
melainkan bukti kepemilikan bersama atas suatu aset/proyek. Setiap
sukuk yang diterbitkan harus mempunyai aset yang dijadikan dasar
penerbitan (underlying asset ). Klaim kepemilikan pada sukuk
didasarkan pada aset/proyek yang spesifik. Penggunaan dana sukuk
harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal. Imbalan bagi
pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau marjin,
sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk.
Akad yang digunakan sukuk Antara lain Ijarah, Mudharabah ,
Musyarakah, Istishna & Salam.
3. Reksadana Syariah

Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa dana pada


umumnya merupakan salah satu alternatif investasi bagi
masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan
pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian
untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana
dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari
masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan
untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu
dan pengetahuan yang terbatas.
4. Exchange Traded Fund (ETF) Syariah

ETF syariah atau Exchange Traded


Fund syariah adalah salah satu bentuk dari
reksa dana yang memenuhi prinsip-prinsip
syariah di pasar modal dimana unit
penyertaannya dicatatkan dan ditransaksikan
seperti saham syariah di Bursa Efek.
5. Efek Beragun Aset (EBA) Syariah
Berdasarkan peraturan OJK No. 20/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan
Persyaratan Efek Beragun Aset Syariah, Efek beragun aset syariah (EBA syariah)
yang diterbitkan di pasar modal Indonesia terdiri dari dua jenis, yaitu:
• EBA syariah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif antara manajer investasi dan
bank kustodian (KIK-EBAS) adalah efek beragun aset yang portofolio (terdiri
dari aset keuangan berupa piutang, pembiayaan atau aset keuangan
lainnya), akad dan cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah di pasar modal.
• EBA syariah berbentuk surat partisipasi (EBAS-SP) adalah Efek Beragun Aset
Syariah yang diterbitkan oleh penerbit yang akad dan portofolionya (berupa
kumpulan piutang atau pembiayaan pemilikan rumah) tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal serta merupakan bukti kepemilikan
secara proporsional yang dimiliki bersama oleh sekumpulan pemegang EBAS-
SP.
6. Dana Investasi Real Estate (DIRE) Syariah
Berdasarkan peraturan OJK No. 30/POJK.04/2016 tentang Dana Investasi
Real Estate Syariah Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, yang di maksud
dengan Dana Investasi Real Estate Syariah (DIRE Syariah) adalah wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan pada aset real estate, aset yang berkaitan
dengan real estate, dan/atau kas dan setara kas yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah di pasar modal.
DIRE Syariah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dikatakan memenuhi
prinsip syariah di pasar modal jika akad, cara pengelolaan dan aset real
estate, aset yang berkaitan dengan real estate, dan/atau kas dan setara
kas, tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal sebagaimana
diatur dalam Peraturan OJK tentang Penerapan Prinsip Syariah di Pasar
Modal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai