Modul PPF
Modul PPF
4. Pendekatan Antropologi
Antropologi adalah ilmu tentang manusia khususnya ttg asal
usul, aneka warna bentuk fisik, perkembangannya, jenis
(bangsanya) adat istiadat dan kepercayaan masa lampau.
Pendekatan antropologi dalam memahami agama adalah dapat
diartikan sebagai salah satu upaya dalam memahami agama
dengan melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat. Melalui pendekatan ini juga
akan dapat dilihat hubungan agama dengan berbagai masalah
kehidupan manusia.
5. Pendekatan Sejarah
Historis merupakan suatu ilmu yang
didalamnya dibahas berbagai peristiwa
dengan memperhatikan unsur tempat, waktu,
objek, latar belakang peristiwa tersebut.
Pendekatan kesejarahan ini sangat penting
dan dibutuhkan dalam memahami agama,
karena agama itu sendiri turun dari situasi
yang kongkrit dan berhubungan dengan
kondisi sosial kemasyarakatan. Seorang yang
ingin memahami Alquran secara benar
misalnya, ia harus mempelajari turunnya
Alquran atau kejadian yang mengiring
turunnya Alquran
6. Pendekatan Filsafat
Filsafat dapat diartikan sebagai aktivitas berpikir murni
atau kegiatan akal dalam usaha memahami secara mendalam
segala sesuatu. Berfikir secara filosofis dapat digunakan dalam
emmahami agama terkait dengan hikmah, hakikat atau inti dari
ajaran agama sehingga melalaui pendekatan ini seseorang tidak
akan terjebak pada pengamalan ajaran agama yang bersifat
formalistik, sementara nilai-nilai spiritual yang terkandung
didalamnya tidak mereka rasakan.
7. Pendekatan Psikologi
Dalam Islam banyak dijumpai istilah-istilah yang
menggambarkan sikap bathin, mislanya beriman dan bertakwa,
orang shaleh, baik dan jujur. Semua itu adalah gejala-gejala
kejiwaan yang terkait dengan agama.Dengan bantuan ilmu jiwa
seseorang dapat mengetahui tingkat keberagamaan yang
dihayati, dipahami dan diamalkan seseorang.
Pendekatan yang dilakukan dalam membangun psikologi Islam
yang pernah dipraktikan oleh para psikolog Muslim terdahulu
meliputi 3 aspek :
1. Aspek skriptualistis, yaitu pendekatan
pengkajian Islam yang didasarkan atas teks-
teks Al-Qur’an dan Hadis secara literal
2. Aspek filosofis, pendekatan pengkajian
psikologi Islam yang didasarkan atas prosedur
berfikir spekulatif, yang mencakup berfikir
yang sistimatis, radikal dan universal yang
ditopang oleh kakuatan akal.
3. Pendekatan sufistik tasawuf, pendekatan
pengkajian psikologi Islam yang didasarkan
pada prosedur intuitif, ilham, cita rasa (Zauq).
METODE MEMAHAMI
AGAMA ISLAM
A. Metode Perbandingan (Komparasi) dari Ali Syari’ati
dengan langkah :
1. Mengenal Allah dan membandingkan dengan persembahan
agama lain
2. Mempelajari kitab Al-qur’an dan membandingkan dengan
kitab samawi lainnya/yang dikatakan kitab samawi
3. Mempelajari kepribadian rasulullah dan membandingkan
dengan tokoh-tokoh besar pada agama lain
4. Mempelajari tokoh-tokoh Islam terkemuka dan mambanding
dengan tokoh agama atau pemikiran agama lain.
B. Metode Tipologi dari Mukti Ali, yaitu usaha
untuk mengklasifikasi topik atau tema-
tema tertentu dari ajaran Islam
dibandingkan dengan tipe atau tema
tertentu yang sama pada agama lain,
yakni :
1. Aspek ketuhanan berikut ciri-cirinya (99
aspek)
2. Aspek kenabian; (Rasul dan Nabi)
3. Aspek Kitab suci,
4. Aspek situasi/setting sosial sewaktu
kemunculan pembawa agama/Nabi
C. Menurut Amin Abdullah, untuk melihat Islam
sebagai sebuah ilmu dapat digunakan
pendekatan ilmiah dengan cirinya : rasional,
empiris dan obyektif. Untuk melihat Islam
sebagai agama dapat digunakan
metode/pendekatan normatif teologis.
1.Berdasarkan fakta.
2.Bebas dari prasangka.(Bukan menduga)
3.Menggunakan prinsif-prinsif analisis.
4.Menggunakan hipotesis.
5.Menggunakan ukuran obyektif.
6.Menggunakan teknik kuantitatif.
Langkah yg ditempuh
dalam metode ilmiah :
1. Memilih dan mendefinisikan masalah,
2. Survey terhadap data yg tersedia
3. Memformulasikan hipotesis
4. Membangun kerangka analisis serta alat-alat
dalam menguji hipotesis
5. Mengumpulkan data primer
6. Mengolah, menganalisis dan membuat
interpretasi
7. Membuat generalisasi atau kesimpulan
8. Membuat laporan
Pengabsahan data:
Pengabsahan data : ialah upaya yang
dilakukan untuk mencek data guna
mejamin bahwa data yang kita kumpulkan
memang benar-benar terjadi menurut
Moeleong dilakukan dengan teknik
triangulasi : Sumber, Metode,
Penyelidikan dan Teori:
Triangulasi dengan sumber dapat dilakukan
dengan cara :
1. Membanding data hasil pengamatan dengan
hasil wawancara
2. Memabnding apa yang dikatakan orang di
depan umum dengan apa yang dikatakan secara
pribadi.
3. Membanding apa yang dikatakan orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dikatakan
sepanjang waktu.
4. Membanding perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat orang.
5. Membanding hasil wawancara dengan isi suatu
dokumentasi
Triangulasi dengan metode, dilakukan dengan
jalap :
1. Mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil
enelitian dengan beberapa teknik pengumpulan
data.
2. Mengecek derajat kepercayaan beberapa sumber
data dengan metode yang sama.
Triangulasi dengan Penyidik yakni dengan jalap
memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya
untuk kepercayaan data atau dengan cara
membandingkan hasil pekerjaan seorang analis
dengan analis lainnya.
Triangulasi dengan teori, yaitu
membandingkan dengan teori-teori,
penjelasan dari para ahli/pakar
dibidangnya sebagai penjelas
pembanding.
Analisis Data (Kualitatif) versi Miles dan
Hubberman :
1. Collection Data
2. Reduction Data
3. Display Data atau penyajian
4. Conclusion atau penarikan kesimpulan.
Analisis data kuantitatif :
1. Editing, memeriksa kembali data yang
diperoleh untuk meyakinkan apakah data sudah
terkumpul secara lengkap.
2. Coding, melakukan pengelompokan data
berdasarkan jenis data dan memberikan kode
tertentu.
3. Tabulating, menyusun tabel-tabel untuk tiap-
tiap data dan menghitungnya dalam frekwensi
sehingga tersusun data secara nyata.
4. Analizing, membuat analisa sebagi dasar
penarikan kesimpulan yang dibuat dalam
bentuk uraian dan penafsiran.
Agama sebagai objek
penelitian
Agama sebagai obyek kajian tlh lama menjadi perdebatan karena
agama sesuatu yg transendent. Agamawan cenderung
berkeyakinan bahwa agama memiliki kebenaran mutlak sehingga
tidak perlu diteliti
Pada dasarnya agama menjadi dua kelompok ajaran. Pertama
ajaran yg diwahyukan Tuhan melalui Rasul-Nya yg terdapat
dalam kitab suci. Ajaran dlm kitab suci tersebut memerlukan
penjelasan ttg arti dan pelaksanaannya. Penjelasan oleh pemuka
agama/pakar agama membentuk ajaran agama kedua (Harun
nasution dalam Pardi Suparlan)
Ajaran dasar agama krn merupakan wahyu dari Tuhan bersifat
absolut, mutlak benar, kekal, tidak berubah dan tidak bisa diubah,
sedangkan penjelasan ahli agama terhadap ajaran dasar agama
krn merupakan penjelasan dan hasil pemikiran, tidak absolut, tdk
mutlak dan tdk kekal. Bentuk ajaran agama kedua ini bersifat
relatif, nisbi, berubah dan dapat diubah sesuai dgn perkembangan
zaman.
Para ilmuan beranggapan bahwa agama merupakan objek kajian
atau penelitian.
Perbedaan Agama dan Keagamaan
Agama Keagamaan
• Kebenaran Absolut • Kebenaran Relatif
• Bersifat Ilahiyah • Bersifat Basyariyah
• Berada diluar Nalar • Bersifat Humanis
• Bersifat Ruhani • Bersifat Lahiriyah
• Konsep • Tataran
Doktrin/Ritual Praktis/Phraxis
• Single Interpretasi • Multi Interpretasi
• Teks • Konteks
Penelitian Agama (research on
relegion) dan Keagamaan (relegius
research).
Penelitian agama bukanlah meneliti hakikat agama dalam arti
wahyu, melainkan meneliti manusia yg menghayati, meyakini
dan memperoleh pengaruh agama dalam arti penelitian agama
bukan meneliti kebenaran teologi atau filosofi tetapi bagaimana
agama itu ada dalam kebudayaan dan sistem sosial
berdasarkan fakta atau realitas sosio-kultural.
M. Atho Mudzhar mengutif pendapat Middleton (guru besar
antropologi di New York University mengemukakan bahwa
penelitian agama (research on relegion) berbeda dengan
penelitian keagamaan (relegius research). Penelitian agama
lebih mengutamakan pada materi agama, sehingga sasarannya
terletak pada 3 elemen pokok, yakni ritus, mitos dan magik.
Sedangkan penelitian keagamaan lebih mengutamakan pada
agama sebagai sistem atau sistem keagamaan (relegius
system)
Menurut Middleton penelitian agama Islam adalah penelitian yg
obyeknya adalah substansi agama Islam : kalam, fiqh, akhlak
dan tasawuf. Sedangkan Penelitian keagamaan Islam adalah
penelitian yg obyeknya adalah agama sebagai produk interaksi
sosial.
Typologi Keagamaan
(Komarudin Hidayat)
Ekslusivisme, yakni pandangan bahwa ajarannya yang
paling benar hanyalah agama yang dipeluknya. Agama
lain sesat dan wajib dikikis, atau pemeluknya
dikonversi karena, baik agama maupun pemeluknya,
dinilai terkutuk dalam pandangan Tuhan.
Inklusivisme, yakni pandangan bahwa agama yang
diluar yang dipeluknya juga terdapat kebenaran,
meskipun tidak seutuh dan sesempurna agama yang
dianutnya, (3) Pluralisme, yakni secara teologis
pluralitas agama dipandang sebagai suatu realitas,
masing-masing berdiri sejajar sehingga semangat
missionaris atau dakwah diangap tidak relevan;
(4)Eklektivisme, yakni sikap
keberagaamaan yang berusaha memilih
dan mempertemukan berbagai segi
ajaran agama yang dipandang baik dan
cocok untuk dirinya sehingga format
akhir dari sebuah agama menjadi
semacam mozaik yang bersifat eklektika,
(5) Universalisme, yakni pandangan
bahwa pada dasarnya semua agama
satu dan sama. Hanya karena faktor
historis-antropologis agama kemudian
tampil dalam format plural.
Penelitian agama yg sasarannya adalah doktrin, pintu bagi
pengembangannya metodologi penelitian tersendiri sudah terbuka bahkan
sudah dirintis seperti adanya ilmu ushul fiqh dan filsafat hukum islam sbg
metode istimbath hukum dan ilmu musthalah hadis utuk menilai akurasi
hadis.
Obyek Penelitian
1. DITINGGAL SUAMI
2. KARENA FAKTOR EKONOMI
3. BROKEN HOME
4. MERASA TERASING/KEKECEWAAAN DENGAN
LINGKUNGAN
5. DLL