Anda di halaman 1dari 69

METODOLOGI STUDI ISLAM

1. MSI merupakan salad sate komponen


mata kuliah dasar umum (MKDU) yang
harus diikuti oleh semua mahasiswa di
setiap fakultas dan jurusan dalam
lingkungan Perguruan Tinggi Islam
dengan bobot 2 SKS, dan diberikan pada
semester pertama. Mata Kuliah ini mulai
diberikan pada tahun 1997 dengan SK
Menag. No 383 yang merupakan
pengembangan dari mata kuliah
DIRASAH ISLAMIYAH.
 MSI merupakan kulich yang penting (urgen) untuk diberikan
pada mahasiswa dalam rangka :
a. Memberikan bekal metodologis, yaitu kemampuan memilih
dan menerapkan metode yang dianggap tepat, cepat
serta efektif dan efesien dalam menempuh studi
Islam sekaligus menjadi dasar dalam mempelajari mata
kuliah lainnya yang terkait dengan mata kuliah keislaman.
b. Diharapkan dengan bantuan metodologi akan mendapatkan
pengetahuan yang komprehensif tentang Islam dalam
berbagai aspeknya baik yang terdapat pada sumber ajaran,
Islam sebagai interpretasi ulama dan ilmuwan
Muslim, historis dan aktualisasinya.
c. Menjawab permasalahan terkait dengan masih lemahnya
penguasaan metodologi umat Islam yang berakibat
amat variatif dan parsialnya pemahaman umat Islam
terhadap ajaran Islam.
d. Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap
Islam maupun diluar Islam yang selama ini seringkali
dilakukan oleh para orientalis Barat
Methodology Study Islam
 Metodologi terdiri dari : Met ode dan Logos. Metode berasal dari
bahasa Yunani, Metha (sepanjang/melewati, hoods (jalan/cara). Jadi
Metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang
ditempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu. Sedangkan logos berarti ilmu. M. Santra Praja mengartikan
metode : ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain. JS.
Badudu dan Sutan M. Zaini metode disebut dengan pengajaran atau
penelitian. Dalam bahasa arab disitilahkan dengan Thariqah,
manhaj dan Wasilah (Nata, )

 Dalam Kamus Bahasa Indonesia metodologi diartikan suatu untuk


mengungkapkan cara yang paling cepat dan tepat dalam melakukan
sesuatu atau dengan kata lain cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan
yang ditentukan.
 Metode menurut istilah adalah ajaran yang
memberi uraian, penjelasan, dan penentuan
nilai. Hugo F. Reading mengatakan metode
adalah kelogisan penelitian ilmiah, sistem
tentang prosedur dan teknik riset (Hugo dalam
Yatimi, 2006 :147)

 Metode adalah suatu ilmu yang memberi


pengajaran tentang sistem dan langkah yang
harus ditempuh dalam mencapai suatu
penyelidikan keilmuan. Dalam berbagai
penelitian ilmiah, langkah-langkha pasti harus
ditempuh agar kelogisan penelitian ilmiah benar-
benar nyata dan dapat dipercaya semua
masyarakat. (M. Yatimi Abdullah, 2006 :147)
 Abraham Kaflan metodologi adalah pengkajian
(study), mengenal penggambaran (deskripsi),
penjelasan (eksplanasi) dan pembenaran
(justifikasi) sehingga melahirkan generalisasi
(penyimpulan). Dengan kata lain cara atau
prosedur yang ditempuh dalam memecahkan
suatu masalah (mulai menemukan fakta hingga
sampai pada penyimpulan)

 Dalam penggunaannya Abraham Kafflan


membedakan metodologi dalam empat macam
penggunaan :
1. Teknik-teknik atau prosedur yang digunakan
dalam ilmu pengetahuan (science) atau
dalam konteks penelitian seperti survey,
statistik, interview, analisis fakta dll.
2. Basa-basi (honorific) menerangkan “apa itu
metode pengetahuan yang digunakan”, tanpa
penjelasan lebih lanjut (konsep yang belum
jelas)
3. Epistimologi (teori pengetahuan) atau terkait
dengan cara mendapatkan pengetahuan.
4. Metode, teknik-teknik umum yang digunakan
dalam berbagai ilmu pengetahuan.
Mengapa diperlukan
metodologi dalam studi
Islam?
1. Sebagaimana gagasan awal lahirnya MSI
untuk mengupayakan cara yang cepat dan
tepat dalam mempelajari Islam karena pada
mata kuliah sebelumnya tidak banyak memuat
tentang metodologi
2. Untuk menampilkan kembali sejumlah
hasanah dan intelektual dari masa lalu hingga
sekarang’
3. Karena keilmuan selalu berkembang seiring
dengan perkembangan pemikiran, peradaban
dan kebudayaan yang berkembang.
4. Luasnya ruang lingkup ajaran Islam, (material dan spiritual,
transenden dan imanent) jasmani dan rohani, kongkrit dan
abstrak) sehingga dengan mengunakan metodologi yang
benar diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan yang tepat
dan benar tentang Islam.

5. Mukti Ali mengatakan bahwa salah satu penyebab


kemunduran umat Islam karena metodologi dan pendekatan
yang digunakan selama ini masih pincang. Ahli ilmu
pengetahuan spt orientalis mendekati Islam hanya dengan
menggunakan kacamata ilmiah, akibatnya penelitian yang
dilakukan belum menyeluruh, mereka tidak mengerti Islam
secara utuh, yang mereka ketahuan ttg ISlam hanya
eksternalistis (bagian luarnya). Sementara itu para ulama
sudah terbiasa memahami ajaran ISlam secara doktrin dan
dogmatis, akibatnya penafsiran tersebut sulit diterapkan di
tengah-tengah kehidupan masyarakat yang modern dan
semakin global.
Metodologi Studi Islam
1. Pengertian Studi Islam (Dirasah Islamiah/Islamic Studies)
adalah usaha sadar, sistematis dan metodologis untuk
mempelajari (mengetahui, memahami dan membahas
secara mendalam) hal-hal yang berkaitan dengan Islam baik
yang berhubungan dengan normativitasnya, historisitasnya
maupun aktualisasi secara nyata dalam kehidupan sehari-
hari sepanjang sejarah kehidupan manusia (Muhaimin)
2. Pengertian Metodologi Studi Islam adalah suatu
ilmu yang memuat/berisi prosedur atau langkah-langkah
yang ditempuh dalam mempelajari Islam, secara tepat cepat,
efektif dan efesien dari mulai menemukan fakta sampai
melakukan generalisasi baik Islam sebagai sumber ajaran,
Islam sebagai pemahaman, sebagai pengalaman (historis).
Siapa yang mempelajari
Islam ?
Usaha mempelajari Islam tidak hanya dilakukan
oleh orang Islam tetapi juga para orientalis
Barat. Mempelajari Islam bagi orang Islam
dengan Para orientalis memiliki perbedaan
dalam tujuan. Orang Islam mempelajari Islam
untuk dijadikan keyakinan dan sebagai pedoman
atau petunjuk hidup, sedangkan bagi para
orientalis tujuannya ada yang hanya sekedar
untuk ilmu pengetahuan, dan ada juga yang
memiliki tujuan politik.
Beberapa komentar
Orientalis ttg hadis
 Alois Sprenger, misionaris Jerman: hadis adalah kumpulan cerita
bohong tapi menarik.
 Wiliam Muir, orintalis Inggris, dalam literatur hadis, nama Nabi
Muhamamd sengaja dicatut untuk menutupi kebohongan dan
keganjilan, 4000 hadis yang dianggap sahih oleh Imam bukhari
separohnya harus ditolak.
 Goldziher, (orientalis paling mengerti ttg Islam) sebagian besar
hadis tidak dapat dijamin keasliannya dan tidak dapat dijadikan
sumber informasi sejarah awal Islam, ia hanya merupakan reflektif
interaksi dan konplik pelbagai aliran dan kecenderungan dikalangan
masyarakat Muslim pada periode kematangan, ketimbang sebagai
dokomen sejarah awal perkembangan Islam. Dalam arti hadis
merupakan produk bikinan masyarakat Islam beberapa abad
setelah Nabi wapat.
 David Samuel. Meragukan otentisitas hadis
dengan alasan, 1) karena tidak ada bukti
yang menunjukan bahwa hadis telah
dicatat sejak zaman Nabi, dan kedua
lemahnya ingatan para perawinya.
 Joseph Schacht, tidak ada hadis yang
benar-benar berasal dari Nabi, kalau pun
ada dan bisa dibuktikan, jumlahnya amat
sedikit. Hadis baru muncul pada abad ke 2
H, dan beredar luas pada zaman Syafi’i
abad ke-3 H. Hadis dalam Kutubus Sittah
tidak dapat dijamin keasliannya.
 Goethe-seorang filosuf asal Jerman berkata : ”Bagaimana juga saya
membaca al-Qur’an itu, pertama ia menggerakan saya pada setiap
waktu dengan kesegaran dan dengan cepat menganjurkan pendirian
hati serta keheranan yang akhirnya ia mendorong saya kepada
pengetahuan agama. Al-Qur’an mempunyai susunan kata yang
molek dan indah, isi dan tujuannya mengandung sesuatu pedoman.
Ia adalah kemuliaan yang maha tinggi. Demikianlah al-Qur’an akan
berjalan terus dan bekerja disepanjang masa dengan pengaruh yang
amat kuat serta gagah dan teguh.

 Seorang kritikus non muslim bernama Siir William Muyer yang


menerangkan tentang kerendahan hati dan kesederhanaan
rasulullah antara lain katanya : Kesederhanaan adalah merupakan
ilustrasi (gambaran) seluruh kehidupan Muhammad. Perasaan dan
sopan santun adalah termasuk sifatnya yang sangat menonjol dalam
pergaulan terhadap pengikutnya yang paling rendah. Sifat-sifat yang
melekat pada dirinya mampu menarik orang yang ada
disekelilingnya.
Mengapa Islam penting untuk
dipelajari ?
1. Sebagai tanggung jawab moral dan konsekwensi manusia yang
mengakui dan meyakini Islam sebagai agamanya. (attaubah : 122,
albaqarah : 208, Ali Imran : 85, Al-an’am : 125, Ali Imran : 102, Yunus :
25, Azzumar : 22)
2. Islam dihadapkan dengan perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan berbagai dampak yang
ditimbulkannya.
3. Islam membawa missi sebagai rahmatan lil’alamin dan diyakini
sebagai agama yang memiliki ajaran yang universal dan lengkap.
Harun Nasution mengatakan bahwa Islam memiliki multi aspek.
4. Abudin Nata, kehadiran Islam sebagi agama diyakini menjamin
terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan bathin :
ISlam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif,
menghargai akal mellaui pengembangan ilmu penget. Dan
pengembangan iptek, seimbang dalam memenuhi kebutuhan material
dna spiritual, mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu,
bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, kemitraan,
anti feodalistik, cinta kebersihan, mengutamakan persaudaraan,
mementingkan ahklak dan sebagainya.
4. Harun Nasution, Fakta menunjukan bahwa pemahaman
umat Islam terhadap ajaran Islam amat variatif, situasi
keberagamaan di Indonesia cenderung menampilkan
kondisi keberagamaan yang legalistik formal, sehingga
terkesan lebih mementingkan bentuk daripada isi,
akibatnya agama kurang dipahami sebagai seperangkat
aturan moral dan etika yang membebaskan umat dari
kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan, posisi
umat Islam masih berada pada posisi marginal dan
problematis.
5. Masdar F, Mas’udi : Sebagian umat Islam di Indonesia
masih mengabaikan sistem nilai dan etika dalam
kehidupan. Survey Global Corruption Indec International
(1999/2000) dan ICW, Indo terkurop di Asia dan no. 3 di
dunia. Tahun 2003, hasil survey Transparance
Internasional peringkat 6 dari 133 negara.
6. Terjadinya konflik dan gesekan-gesekan antar
umat beragama dan tantangan dari pihak-pihak
tertentu yang tidak menginginkan Islam
berkembang di muka bumi.
7. Untuk menjadikan Islam sebagai agama yang
fungsional baik yang berkenaan dengan fungsi
edukatif, yakni upaya transper nilai dan norma
agama, fungsi salfatif (penyelamatan,
kedamaian, ketenangan), fungsi sosial
(pengawasan/kontrol sosial), fungsi integratif
(integrasi sosial), fungsi pembatasan (limitasi)
dan pengkondisian terhadap tindakan atau
prilaku individu dan masyarakat.
Tujuan Studi Islam
 Mempelajari secara mendalam ttg apa hakikat agama
Islam (agama firah/tauhid) dan bagaimana posisinya
dan hubungannya dengan agama lain dalam kehidupan
budaya manusia.
 Mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran
agama Islam dan bagaimana aktualisasinya sepanjang
sejarah kehidupan manusia
 Mempelajari secara mendalam tentang isi-isi pokok
ajaran Islam dan penjabaran serta operasionalisasinya
dalam perkembangan budaya dan peradaban umat
Islam.
 Mempelajari secara mendalam prinsif-prinsif dan
nilai dasar serta bagaimana realisasinya dalam
membimbing dan mengontrol serta
mengarahkan perkembangan budaya dan
peradaban manusia terlebih di zaman modern
sekarang ini.
 Dengan tujuan diatas diharapkan juga
bermanfaat bagi peningkatan dan
pengembangan kurikulum pendidikan Islam
dalam usaha transpormasi kehidupan sosial
budaya serta agama umat Islam sekarang dan
akan datang.
PENDEKATAN STUDI ISLAM
 Pendekatan “approach, artinya cara pandangan atau
paradigma terhadap sesuatu.
JENIS-JENIS PENDEKATAN STUDI ISLAM
Holistik
Teologi Normatif
Sosiologis
Sosial -Budaya
Antropologis
Sejarah
Filsafat
Psikologis
BEBERAPA PENDEKATAN
STUDI ISLAM.
 Pendekatan atau dalam bahasa Inggris disitilahkan dengan “approach, artinya cara
pandangan atau paradigma terhadap sesuatu (Nata, 1997 : 28). Yang dimaksud
dengan pendekatan dalam konteks studi Islam adalah cara pandadang atau
paradigma dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami
agama.
 Beberapa Pendekatan dalam Memahami Agama.
1. Pendekatan Teologi Normatif
Pendekatan teologi dalam memahami agama adalah diartikan sebagai
upaya memahami agama dengan menggunakan empiris dari suatu
keagamaan dianggap paling benar. Pendekatan yang menekankan
bentuk-bentuk formal simbol-simbol keagamaan, sehingga memandang
orang lain keliru, kafir, sesat dan murtad demikian juga sebaliknya.
Antara satu aliran dengan aliran lain tidak terbuka dilaog dan saling
menghargai. Pendekatan teologi dalam memahami agama cendrung
bersikap tertutup dan dengan pendekatan ini agama cendrung hanya
merupakan keyakinan dan pembentukan sikap keras dan napak
asosial.
Pendekatan teologi dalam memahami
agama cenderung menggunakan cara
berfikir deduktif, cara berfikir yang
berawal dari keyakinan yang diyakini
benar dan mutlak adanya krn ajaran
berasal dari Tuhan sudah pasti benar,
sehingga tidak perlu dipertanyakan lagi.
Pendekatan normatif yaitu suatu
pendekatan yang memandang agama
dari segi ajarannya yang pokok dan asli
dari Tuhan yang didalamnya belum
terdapat penalaran pemikiran manusia.
2. Pendekatan Sosiologis,
Sosiologis adalah ilmu kemasyarakatan, ilmu
yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan
dengan masyarakat atau sifat masyarakat. Atau ilmu
yang menggambarkan tentang keadaan
masyarakatnya lengkap dengan struktur, lapisan, serta
berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan.
Pentingnya sosiologis digunakan sebagai salah satu
pendekatan dalam memahami Islam, karena banyak
bidang kajian agama yang baru dapat dipahami
dengan menggunakan bantuan ilmu sosial. Melalui
pendekatan sosiologi agama dapat dipahami dengan
mudah, karena agama itu sendiri diturunkan untuk
kepentingan masyarakat.
Mengapa Pendekatan Sosiologis Perlu?
Jalaluddin Rahmat : Islam Alternatif

 Proporsi terbesar dalam al-quran adalah bicara tentang


kemasyarakatan/sosial. 100 : 1
 Terkait dengan ibadah yg melibatkan org banyak penghargaan
lebih besar dari yg dikerjakan sendiri. 27 :1
 Pelaggaran hak Allah, penyelesaiannya dengan manusia.
 Bila bersamaan antara hak Allah dengan keinginan
bermuamalah, maka hak Allah bisa ditunda dan dikurangi.
 Seseorang yang bekerja untuk menyantuni seorang janda dan
anak yatim, maka seolah-olah dia puasa dan sholat lail secara
terus menerus. (Hadis)
 Alasan lain krn Agama diturunkan sesuai dengan setting sosial
masyarakatnya.
3. Pendekatan Sosial-Budaya
Budaya adalah pikir dan akal budi. Budaya adalah segala
sesuatu yang dilakukan oleh manusia sebagai hasil pemikiran
dan akal budi. Atau hasil kegiatan dan penciptaan batin manusia
baik dalam bentuk keseniaan, adat istiadat. Kebudayaan yang
demikian selanjutnya dapat digunakan untuk memahami agama
yang terdapat pada data empirisnya atau agama yang tampil
dalam bentuk formal di masyarakat. Agama yang tampil tersebut
berkaitan dengan kebudyaan yang berkembang di masyarakat
tempat agama tersebut berkembang.

4. Pendekatan Antropologi
Antropologi adalah ilmu tentang manusia khususnya ttg asal
usul, aneka warna bentuk fisik, perkembangannya, jenis
(bangsanya) adat istiadat dan kepercayaan masa lampau.
Pendekatan antropologi dalam memahami agama adalah dapat
diartikan sebagai salah satu upaya dalam memahami agama
dengan melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat. Melalui pendekatan ini juga
akan dapat dilihat hubungan agama dengan berbagai masalah
kehidupan manusia.
5. Pendekatan Sejarah
Historis merupakan suatu ilmu yang
didalamnya dibahas berbagai peristiwa
dengan memperhatikan unsur tempat, waktu,
objek, latar belakang peristiwa tersebut.
Pendekatan kesejarahan ini sangat penting
dan dibutuhkan dalam memahami agama,
karena agama itu sendiri turun dari situasi
yang kongkrit dan berhubungan dengan
kondisi sosial kemasyarakatan. Seorang yang
ingin memahami Alquran secara benar
misalnya, ia harus mempelajari turunnya
Alquran atau kejadian yang mengiring
turunnya Alquran
6. Pendekatan Filsafat
Filsafat dapat diartikan sebagai aktivitas berpikir murni
atau kegiatan akal dalam usaha memahami secara mendalam
segala sesuatu. Berfikir secara filosofis dapat digunakan dalam
emmahami agama terkait dengan hikmah, hakikat atau inti dari
ajaran agama sehingga melalaui pendekatan ini seseorang tidak
akan terjebak pada pengamalan ajaran agama yang bersifat
formalistik, sementara nilai-nilai spiritual yang terkandung
didalamnya tidak mereka rasakan.

7. Pendekatan Psikologi
Dalam Islam banyak dijumpai istilah-istilah yang
menggambarkan sikap bathin, mislanya beriman dan bertakwa,
orang shaleh, baik dan jujur. Semua itu adalah gejala-gejala
kejiwaan yang terkait dengan agama.Dengan bantuan ilmu jiwa
seseorang dapat mengetahui tingkat keberagamaan yang
dihayati, dipahami dan diamalkan seseorang.
Pendekatan yang dilakukan dalam membangun psikologi Islam
yang pernah dipraktikan oleh para psikolog Muslim terdahulu
meliputi 3 aspek :
1. Aspek skriptualistis, yaitu pendekatan
pengkajian Islam yang didasarkan atas teks-
teks Al-Qur’an dan Hadis secara literal
2. Aspek filosofis, pendekatan pengkajian
psikologi Islam yang didasarkan atas prosedur
berfikir spekulatif, yang mencakup berfikir
yang sistimatis, radikal dan universal yang
ditopang oleh kakuatan akal.
3. Pendekatan sufistik tasawuf, pendekatan
pengkajian psikologi Islam yang didasarkan
pada prosedur intuitif, ilham, cita rasa (Zauq).
METODE MEMAHAMI
AGAMA ISLAM
A. Metode Perbandingan (Komparasi) dari Ali Syari’ati
dengan langkah :
1. Mengenal Allah dan membandingkan dengan persembahan
agama lain
2. Mempelajari kitab Al-qur’an dan membandingkan dengan
kitab samawi lainnya/yang dikatakan kitab samawi
3. Mempelajari kepribadian rasulullah dan membandingkan
dengan tokoh-tokoh besar pada agama lain
4. Mempelajari tokoh-tokoh Islam terkemuka dan mambanding
dengan tokoh agama atau pemikiran agama lain.
B. Metode Tipologi dari Mukti Ali, yaitu usaha
untuk mengklasifikasi topik atau tema-
tema tertentu dari ajaran Islam
dibandingkan dengan tipe atau tema
tertentu yang sama pada agama lain,
yakni :
1. Aspek ketuhanan berikut ciri-cirinya (99
aspek)
2. Aspek kenabian; (Rasul dan Nabi)
3. Aspek Kitab suci,
4. Aspek situasi/setting sosial sewaktu
kemunculan pembawa agama/Nabi
C. Menurut Amin Abdullah, untuk melihat Islam
sebagai sebuah ilmu dapat digunakan
pendekatan ilmiah dengan cirinya : rasional,
empiris dan obyektif. Untuk melihat Islam
sebagai agama dapat digunakan
metode/pendekatan normatif teologis.

D. Mukti Ali, untuk melihat Islam sebagai agama


dapat digunakan metode doktriner,
sedangkan melihat islam sebagai sebuah
disiplin ilmu dengan menggunakan metode
ilmiah. Metode ini selanjutnya disebutnya
sebagai metode sintesis.
E. Menurut Nasruddin Razaq cara untuk
memahami Islam dapat dilakukan dengan
cara :
1. Mempelajari sumber asli ajaran Islam
(Al_qur’an dan Hadis) tidak dari berbagai buku-
buku klasik.
2. Islam harus dipelajari secara komprehensif dan
integral sebagai satu kesatuan.
3. Islam dipelajari melalui studi kepustakaan.
4. Islam dipelajari dari ketentuan normatif ajaran
Islam selanjutnya dikorelasikan dengan
kenyatan historis dan sosiologis yang ada
dimasyarakat (Melihat idealitas ajaran Islam
dan realitas yang dipahami/dilakukan umatnya.
F. Metode Filologi yaitu metode penelitian yang
mempelajari dan meneliti naskah-naskah
lama untuk mengerti apa yang ada di
dalamnya, sehingga dimengerti latar
belakang kebudayan masyarakat melahirkan
naskah-naskah tersebut. Nabilah Lubis
menyebutnya dengan tahqiq yakni penelitian
yang cermat tentang suatu karya seseorang
ttg kebenaran pengarangnya, isi karangan
apa sesuai dengan mazhabnya, tingkat
kebenaran materinya, kebenaran dan
ketelitian dalil yang digunakan serta
memberikan penjelasan yang dianggap perlu.
G.Metode Hermeunetika, yaitu metode
menginterpretasi sebuah teks dalam
rangka untuk menemukan hubungan
pemikiran yang diteliti dengan gejala
sosial yang ada.
H.Metode Filsafat (berpikir mendalam).
J.Metode Holistik (menyeluruh-
menggunakan multi pendekatan)
K. Metode Memahami Islam menurut Versi Depag :
1. Metode diakronis atau sosio historis, metode belajar islam
yg menonjolkan aspek sejarah, dengan melihat suatu
kenyataan yg mempunyai hubungan dengan waktu,
tempat, budaya, lingkungan dimana kepercayaan dan
budaya itu muncul.
2. Metode singkronis analitik, metode memahami Islam yg
memberikan kemampuan analisis teoritik, yg
menekankan telaah kritik dan aplikatif praktis.
3. Metode problem solving, mengajak pemeluknya untuk
melatih menghadapi berbagai masalah dari cabang
suatu ilmu pengetahuan dengan sulosinya.
4. Metode empiris, mempelajari Islam melalui proses realisasi,
aktualisasi dan internalisasi norma dan kaidah Islam
dalam suatu interaksi sosial.
5. Metode deduktif, yaitu menyusun kaidah-kaidah secara
logis dan filosofis dan kaidah tersebut diaplikasikan
dalam menentukan masalah yang dihadapi. Metode ini
berguna bagi istimbath hukum.
ISLAM DAN STUDI AGAMA
1. PERLUKAN ISLAM DITELITI DENGAN MENGGUNAKAN
INTERDISIPLINER ? : 2 (DUA) KELOMPOK YAKNI YANG PRO
DAN KONTRA. KENAPA ?
2. Alasan yang kontra beralasan karena akan merusak akidah para
mahasiswa, dan meninggalkan pendekatan konvensional , agama
sudah mapan dan wahyu dari Allah yang mutlak benar, Dieropa
juga menolak dengan alasan ilmu dan nilai, ilmu dengan agama
(kepercayaan) tidak bisa disingkronkan.
3. Yang pro beralasan, karena dengan menggunakan berbagai
pendekatan, akan sangat membantu dalam memahami ajaran
islam, dan dengan melakukan kajian terhadap ISlam, bukan
mempertanya/meragukan kebenaran Islam.
4. Atho Mudzhar dan Mukti Ali tahun 1970-an mengatakan boleh
diteliti.
5. Jika boleh, wilayah-wilayah apa yang memungkinkan untuk diteliti
?
BENTUK GEJALA AGAMA YANG DAPAT
DITELITI
 NASKAH/SKRIPTURE KEAGAMAAN DAN SIMBOL KEAGAMAAN

 TOKOH DAN PEMELUK AGAMA (SIKAP, PRILAKU, PENGHAYATAN


DAN PEMIKIRAN KEAGAMAAN) CONT. PERANAN ELIT AGAMA DALAM
MEMBANGUN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI KOTA P.RAYA.

 RITUS, LEMBAGA DAN IBADAT KEAGAMAAN (SHOLAT, ZAKAT DAN


HAJI) CONTOH : PENGARUH PEMBERIAN ZAKAT DALAM MENGATASI
KEMISKINAN UMAT DI ……………………

 ALAT-ALAT KEAGAMAAN (MASJID, KA’BAH, LONCENG, GEREJA, KUIL,


BEDUK, DLL) CONTOH : MASJID DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
ISLAM (STUDI TENTANG IMPLEMENTASI FUNGSI SOSIAL MASJID DI
KOTA PALANGKA RAYA)

 ORGANISASI KEAGAMAAN TEMPAT PARA PENGANUT AGAMA


BERKUMPUL SEPERTI MUI, BKPRMI, DMI, NU, MUHAMMADIYAH,
HIZBUT TAHRIR, LDII DLL. CONTOH : PERANAN BKPRMI DALAM
MENGATASI BUTA HURUF AL-QUR’AN DI KOTA P.RAYA.
Islam sebagai gejala budaya
(Fisik dan Non Fisik)

Islam sebagai gejala sosial


(Interaksi sosial/Pengaruh agama
Wilayah
Penelitian Agama Islam sebagai wahyu
(Ulumul Qur’an dan Hadis)

Islam produk sejarah


Teologi/Khulafah Ar-Rasyidin/
Sejarah Perkembangan Islam
 Konsep metode pendidikan menurut Al-Qur’an (Telaah atas surat alnahl ayat 125)
 Konsep materi pendidikan menurut alqur’an
 (telaah atas surat Luqman ayat 10 -15 dst)
 Gender dalam perspektif Al-Qur’an
 Tujuan pendidikan menurut Al-Qur’an
 Syair Fatawa Kiyamat (Karya…….)
 Teori kepemimpinan dalam al-Qur’an)
 Korelasi antara pelaksanaan ritual keagamaan terhadap sikap sosial (Studi pada
masyarakat Kereng Pangi)
 Korelasi pemahaman keagamaan terhadap etos kerja (Studi pada masyarakat Dayak
Muslim Bakumpai desa Tumbang Samba)
 Konsep kurikulum pendidikan menurut imam Al-Ghazali
 Pendidikan Akhlak menurut Athiyah Al-Abrasyi.
 Korelasi antara pemberian zakat terhadap pengentasan kemiskinan (Studi terhadap
para muzakiki dan mustahik zakat di kelurahan puntun Palangka Raya)
 Problemtika Pengelolaan Zakat di Keluarhan Puntun Palangka Raya.
 Nilai-Nilai Pendidikan Pada upacara Bahantar Jujuran (Studi Pada masyarakat
Banjarmasin di Kota Palangka Raya)
 Nilai-nilai pendidikan pada upacara tasmiyah dan akikah (Studi Pada masyarakat…..)
 Motivasi Ziarah Ke Makam Wali (Studi Pada Masyarakat …….)
 Korelasi antara mengikuti pengajian pada majlis taklim terhadap peningkatan amaliyah
keagamaan.
 Optimalisasi Fungsi Pendidikan Masjid di Desa Basarang)
Wilayah Penelitian Agama
 Islam sebagai gejala budaya (fisik maupun non fisik)
 Islam sebagai gejala sosial (hubungan timbal balik
antara agama dan masyarakat atau pengaruh agama
terhadap tingkah laku masyarakat/pengaruh
masyarakat terhadap pemikiran keagamaan)
 Islam sebagai wahyu (Persoalan terkait dengan Al-
Qur’an/terkait dengan ulumul Qur’an dan Hadis)
 Islam produk sejarah (Terkait dengan Teologi Islam,
Khilafah Ar-Rasyidin, sejarah pertumbuhan dan
perkembangan agama dan umat Islam)
PETA STUDI ISLAM
 PADA ZAMAN AWAL, STUDI ISLAM DILAKUKAN DI MASJID
(RASULULLAH MENGAJARKAN AGAMA DI MULAI DARI MASJID
DEMIKIAN JUGA MENGEMBANGKAN MASYARAKAT ISLAM)
 MUHAMMAD YUNUS, MENGKLASIFIKASI PUSAT STUDI ISLAM
DALAM 3 PERIODE :
1. ZAMAN KLASIK : MEKAH-MADINAH, (HIJAZ) KUFFAH,
BASHRAH, (BAGDAD) DAMASKUS-(SYIRIA)-
PALESTINA (SYAM) DAN MESIR). Di MAKAH DI
MOTORI OLEH MU’ADZ BIN JABAL, DI MADINAH
OLEH ABU BAKAR, UMAR DAN USMAN, DI
KUFFAH OLEH ALI BIN ABI THALIB DAN
ABDULLAH BIN MAS’UD, DI BASHRAH OLEH
ABU MUSA AL ASY’ARI DAN ANAS BIN MALIK
DAN DI DAMASKUS OLEH ABU DARDA DAN
UBADAH, DI MESIR OLEH ABDULLAH BIN
AMR BIN ASH.
2. ZAMAN PERTENGAHAN (BAGDAD DGN BAIT
ALHIKMAH OLEH ALMAKMUN PUTRA HARUN AR-
RASYID,(BANI ABBASYIAH 813-833 M), MADRASAH
NIDZAMIYAH OLEH NIZAM AL MULK, DI MESIR
DENGAN UNIV. AL -AZHAR OLEH FATIMIYAH
(SYIAH)/ UBAIDILLAH JAUHAR AL KATIB AL SIKILI,
SYIAH. ABDUL AZIS MENDIRIKAN DARUL
HIKMAH (PUSAT KAJIAN) 1005 M DAN
SPANYOL DENGAN UNIV. CORDOVA OLEH
ABDUL RAHMAN III (BANI UMAYYAH - 929-961 M)
SEKITAR ABAD KE 9 DAN KE 10 DAN DISINILAH
BANYAK LAHIR PARA FILOSOF MUSLIM.
3. ZAMAN MODERN (ZAMAN SEKARANG BAIK DIDUNIA TIMUR MAUPUN
DUNIA BARAT)

 DI TEHERAN (IRAN) ADA UNIVERSITAS THEHERAN DENGAN FAKULTAS KULIYYAH


ILAHIYYAH (FAKULTAS AGAMA), ADA PERPUSTAKAAN KHUSUS YG MENYIMPAN NASKAH-
NASKAH KONO/KLASIK DALAM BAHASA PERSIA

 UNIVERSITAS IMAM SHADIQ, BELAJAR TTG ISLAM DAN ILMU UMUM

 DI ARAB SAUDI ADA UNIVERSITAS UMMUL QORA’

 DI SYIRIA (UNIVERSITAS DAMASKUS) ADA FAKULTAS SYARI’AH YG DIDALAMNYA ADA


FAKULTAS USHULUDDIN, TASAWUF, TAFSIR DAN SEJENISNYA, DISAMPING MEMILIKI
FAKULTAS UMUM

 DI MESIR ADA UNIVERSITAS AL-AZHAR (DIBAWAH TAHUN 1961 MASIH MENGEMBANGKAN


ILMU AGAMA TP SETELAH 1961 SUDAH MEMBUKA FAKULTAS UMUM

 DI MALAYSIA ADA UNIVERSITAS ISLAM INTERNASIONAL MALAYSIA DENGAN PROGRAM


STUDI ISLAM FAKULTAS KEWAHYUAN DAN ILMU KEMANUSIAAN

 DI INDIA ADA UNIVERSITAS ALIGARCH UNIVERSITY YANG MEMBAGI STUDI ISLAM


MENJADI 2 : A) MENGENAI ISLAM SEBAGAI DOKTRIN (FAKULTAS USHULUDDIN, MAZHAB
SYIAH DAN SUNNI) DAN B) ISLAM SEBAGAI SEJARAH PADA FAKULTAS HUMANIORA .
Pusat Studi Islam di Barat
 Universitas Chicago studi Islam menekankan pada : pemikiran Islam,
bahasa Arab, naskah klasik dan bahasa Islam non Arab (Turki, Urdo,
Persia dll)
 Di Amerika studi Islam umumnya menekankan pada Sejarah Islam,
Bahasa Islam selain Arab, Sastra dan Ilmu Sosial.
 Di Ucla studi Islam : 4, yakni 1) Doktrin dan sejarah Islam dan
sejarah pemikiran Islam ; 2) Bahasa Arab, teks-teks klasik mengenai
sejarah dan hukum; 3) Bahasa non Arab muslim; 4) Ilmu-ilmu sosial
Islam
 Di London studi Islam di gabung dalam fakultas Studi Ketimuran dan
Afrika salah satu prodinya adalah masyarakat dan budaya Islam
 Di Kanada, menitik beratkan pada : 1) kajian budaya dan peradaban
Islam dari zaman Nabi hingga kontemporer; 2) Ajaran Islam dan
masyarakat Islam di seluruh dunia; 3) mempelajari bahasa Muslim.
 Di Belanda belakangan lebih menekankan kajian Islam di Indonesia
dan daerah-daerah tertentu.
Pusat Studi Islam di Barat
 Di Jerman terutama setelah perang dunia II studi Islam dilakukan : a)
Institut Perguruan Tinggi; b) Studi ketimuran secara umum, c) koleksi
perpustakaan dan d) Institusi dan organisasi diluar perguruan Tinggi.
Berdasarkan laporan Dewan Ilmu Pengetahuan Jerman bulan
November 1960 merekomendasikan berdirinya 32 lembaga baru bagi
studi ISlam meskipun tahun 1972 dari 21 lembaga kajian ketimuran
yang didirikan hanya 3 yang terkait dengan lembaga studi ISlam.
Program terkait dengan studi ISlam berada pada fakultas filsafat
meliputi budaya dan sejaran orang Islam. Program studi ISlam
meliputi program dasar selama 4 semester ( 2 tahun) dan program
utama juga selam 4 semester (2 tahun) untuk program magister (MA)
dan program doktoral selama 2 tahun.
 Di Perancis,
 Di Inggris,
 Di Rusia,
 Di Indonesia dilaksanakan di UIN, IAIN, STAIN dan Perguruan Tinggi
Islam Swasta.
PENELITIAN AGAMA DAN
MODEL-MODELNYA
 Penelitian (research) adalah upaya sistematis dan obyektif utk
mempelajari suatu masalah dan menemukan prinsif-prinsif
umum atau upaya pengumpulan informasi yg bertujuan
menambah pengetahuan. Pengt. mns tumbuh dan berkembang
berdasarkan kajian–kajian sehingga melahirkan penemuan-
penemuan, shg ia siap merevisi pengetahuan masa lalu melalui
penemuan baru.
 PENELITIAN ADALAH UPAYA MENEMUKAN JAWABAN ATAS
SEJUMLAH MASALAH BERDASARKAN DATA-DATA YG
TERKUMPUL. PENELITIAN MENUNTUT KEPADA PELAKU-
PELAKUNYA AGAR PROSES PENELITIAN YG DILAKUKAN ITU
BERSIFAT ILMIAH YAKNI SISTEMATIS, TERKONTROL,
BERSIFAT EMPIRIS (BUKAN SPIKULATIF) DAN HARUS KRITIS
DALAM PENGANALISAAN DATA-DATANYA SEHUBUNGAN DGN
DALIL-DALIL HIPOTESIS YG MENJADI PENDORONG MENGAPA
PENELITIAN DILAKUKAN (Nata, MSI, 1998, 119)
 TUJUAN PENELITIAN ADALAH UNTUK
MENEMUKAN JAWABAN TERHADAP SUATU
PERSOALAN / MASALAH MELALUI
PENERAPAN PROSEDUR ILMIAH.
 Penelitian dipandang sebagai kegiatan ilmiah ?
Krn menggunakan metode keilmuan, yakni gab.
Antara pendekatan rasional (logis/akal) dan
empiris. Met. Pendekatan empiris merupakan
kerangka pengujian dalam memastikan
kebenaran.
 Metode ilmiah adalah usaha untuk mencari
jawaban ttg fakta-fakta.
Kriteria metode ilmiah
menurut Moh. Nazir :

1.Berdasarkan fakta.
2.Bebas dari prasangka.(Bukan menduga)
3.Menggunakan prinsif-prinsif analisis.
4.Menggunakan hipotesis.
5.Menggunakan ukuran obyektif.
6.Menggunakan teknik kuantitatif.
Langkah yg ditempuh
dalam metode ilmiah :
1. Memilih dan mendefinisikan masalah,
2. Survey terhadap data yg tersedia
3. Memformulasikan hipotesis
4. Membangun kerangka analisis serta alat-alat
dalam menguji hipotesis
5. Mengumpulkan data primer
6. Mengolah, menganalisis dan membuat
interpretasi
7. Membuat generalisasi atau kesimpulan
8. Membuat laporan
Pengabsahan data:
 Pengabsahan data : ialah upaya yang
dilakukan untuk mencek data guna
mejamin bahwa data yang kita kumpulkan
memang benar-benar terjadi menurut
Moeleong dilakukan dengan teknik
triangulasi : Sumber, Metode,
Penyelidikan dan Teori:
 Triangulasi dengan sumber dapat dilakukan
dengan cara :
1. Membanding data hasil pengamatan dengan
hasil wawancara
2. Memabnding apa yang dikatakan orang di
depan umum dengan apa yang dikatakan secara
pribadi.
3. Membanding apa yang dikatakan orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dikatakan
sepanjang waktu.
4. Membanding perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat orang.
5. Membanding hasil wawancara dengan isi suatu
dokumentasi
 Triangulasi dengan metode, dilakukan dengan
jalap :
1. Mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil
enelitian dengan beberapa teknik pengumpulan
data.
2. Mengecek derajat kepercayaan beberapa sumber
data dengan metode yang sama.
Triangulasi dengan Penyidik yakni dengan jalap
memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya
untuk kepercayaan data atau dengan cara
membandingkan hasil pekerjaan seorang analis
dengan analis lainnya.
 Triangulasi dengan teori, yaitu
membandingkan dengan teori-teori,
penjelasan dari para ahli/pakar
dibidangnya sebagai penjelas
pembanding.
 Analisis Data (Kualitatif) versi Miles dan
Hubberman :
1. Collection Data
2. Reduction Data
3. Display Data atau penyajian
4. Conclusion atau penarikan kesimpulan.
 Analisis data kuantitatif :
1. Editing, memeriksa kembali data yang
diperoleh untuk meyakinkan apakah data sudah
terkumpul secara lengkap.
2. Coding, melakukan pengelompokan data
berdasarkan jenis data dan memberikan kode
tertentu.
3. Tabulating, menyusun tabel-tabel untuk tiap-
tiap data dan menghitungnya dalam frekwensi
sehingga tersusun data secara nyata.
4. Analizing, membuat analisa sebagi dasar
penarikan kesimpulan yang dibuat dalam
bentuk uraian dan penafsiran.
Agama sebagai objek
penelitian
 Agama sebagai obyek kajian tlh lama menjadi perdebatan karena
agama sesuatu yg transendent. Agamawan cenderung
berkeyakinan bahwa agama memiliki kebenaran mutlak sehingga
tidak perlu diteliti
 Pada dasarnya agama menjadi dua kelompok ajaran. Pertama
ajaran yg diwahyukan Tuhan melalui Rasul-Nya yg terdapat
dalam kitab suci. Ajaran dlm kitab suci tersebut memerlukan
penjelasan ttg arti dan pelaksanaannya. Penjelasan oleh pemuka
agama/pakar agama membentuk ajaran agama kedua (Harun
nasution dalam Pardi Suparlan)
 Ajaran dasar agama krn merupakan wahyu dari Tuhan bersifat
absolut, mutlak benar, kekal, tidak berubah dan tidak bisa diubah,
sedangkan penjelasan ahli agama terhadap ajaran dasar agama
krn merupakan penjelasan dan hasil pemikiran, tidak absolut, tdk
mutlak dan tdk kekal. Bentuk ajaran agama kedua ini bersifat
relatif, nisbi, berubah dan dapat diubah sesuai dgn perkembangan
zaman.
 Para ilmuan beranggapan bahwa agama merupakan objek kajian
atau penelitian.
Perbedaan Agama dan Keagamaan

Agama Keagamaan
• Kebenaran Absolut • Kebenaran Relatif
• Bersifat Ilahiyah • Bersifat Basyariyah
• Berada diluar Nalar • Bersifat Humanis
• Bersifat Ruhani • Bersifat Lahiriyah
• Konsep • Tataran
Doktrin/Ritual Praktis/Phraxis
• Single Interpretasi • Multi Interpretasi
• Teks • Konteks
Penelitian Agama (research on
relegion) dan Keagamaan (relegius
research).
 Penelitian agama bukanlah meneliti hakikat agama dalam arti
wahyu, melainkan meneliti manusia yg menghayati, meyakini
dan memperoleh pengaruh agama dalam arti penelitian agama
bukan meneliti kebenaran teologi atau filosofi tetapi bagaimana
agama itu ada dalam kebudayaan dan sistem sosial
berdasarkan fakta atau realitas sosio-kultural.
 M. Atho Mudzhar mengutif pendapat Middleton (guru besar
antropologi di New York University mengemukakan bahwa
penelitian agama (research on relegion) berbeda dengan
penelitian keagamaan (relegius research). Penelitian agama
lebih mengutamakan pada materi agama, sehingga sasarannya
terletak pada 3 elemen pokok, yakni ritus, mitos dan magik.
Sedangkan penelitian keagamaan lebih mengutamakan pada
agama sebagai sistem atau sistem keagamaan (relegius
system)
 Menurut Middleton penelitian agama Islam adalah penelitian yg
obyeknya adalah substansi agama Islam : kalam, fiqh, akhlak
dan tasawuf. Sedangkan Penelitian keagamaan Islam adalah
penelitian yg obyeknya adalah agama sebagai produk interaksi
sosial.
Typologi Keagamaan
(Komarudin Hidayat)
 Ekslusivisme, yakni pandangan bahwa ajarannya yang
paling benar hanyalah agama yang dipeluknya. Agama
lain sesat dan wajib dikikis, atau pemeluknya
dikonversi karena, baik agama maupun pemeluknya,
dinilai terkutuk dalam pandangan Tuhan.
 Inklusivisme, yakni pandangan bahwa agama yang
diluar yang dipeluknya juga terdapat kebenaran,
meskipun tidak seutuh dan sesempurna agama yang
dianutnya, (3) Pluralisme, yakni secara teologis
pluralitas agama dipandang sebagai suatu realitas,
masing-masing berdiri sejajar sehingga semangat
missionaris atau dakwah diangap tidak relevan;
 (4)Eklektivisme, yakni sikap
keberagaamaan yang berusaha memilih
dan mempertemukan berbagai segi
ajaran agama yang dipandang baik dan
cocok untuk dirinya sehingga format
akhir dari sebuah agama menjadi
semacam mozaik yang bersifat eklektika,
(5) Universalisme, yakni pandangan
bahwa pada dasarnya semua agama
satu dan sama. Hanya karena faktor
historis-antropologis agama kemudian
tampil dalam format plural.
 Penelitian agama yg sasarannya adalah doktrin, pintu bagi
pengembangannya metodologi penelitian tersendiri sudah terbuka bahkan
sudah dirintis seperti adanya ilmu ushul fiqh dan filsafat hukum islam sbg
metode istimbath hukum dan ilmu musthalah hadis utuk menilai akurasi
hadis.

 Untuk penelitian keagamaan yg sasarannya agama sebagai gejala sosial


cukup meminjam metodologi penelitian sosial yg telah ada.
 Middleton, Penelitian agama Islam adalah penelitian yang obyeknya
substansi agama ISlam : Kalam, fikh, akhlak dan tasawuf. Sedangkan
penelitian keagamaan Islam adalah obykenya agama sebagai produk
interaksi sosial. (Keduannya menjadi obyek kajian agama)
 Menurut Juhaya S. Praja ada penelitian agama dan penelitian hidup
keagamaan
 Menurut Juhaya S. Praja (guru besar fil. Hukum Islam IAIN Sunan Gunung
Jati Bandung) penelitian agama adalah penelitian ttg asal usul agama,
pemikiran dan pemahaman penganut ajaran agama thp ajaran yg terkandung
didalamnya. Dengan demikian terdapat 2 bidang penelitian agama :
1. Penelitian ttg sumber ajaran agama yg telah melahirkan disiplin ilmu tafsir dan
ilmu hadis
2. Pemikiran dan pemahaman terhadap ajaran yg dikandung dalam sumber ajaran
agama itu, yakni ushul fiqh yg merupakan metodologi ilmu agama. Penelitian
dalam bidang ini melahirkan filsafat Islam, ilmu kalam, tasawuf dan fiqh.
 Penelitian ttg hidup keagamaan adalah penelitian ttg praktik
ajaran agama yg dilakukan oleh manusia baik secara individual
maupun kelompok yg meliputi :

1. Prilaku individu dlm hubungannya dgn masyarakat yg didasarkan


atas agama yg dianutnya
2. Prilaku masyarakat atau suatu komunitas, baik prilaku politik,
budaya maupun alinnya yg mendefinisikan dirinya sebagai
penganut suatu agama.
3. Ajaran agama yg membentuk pranata sosial, corak prilaku, dan
budaya masyarakat beragama.

 Menurut Ahmad Syafi’i Mufid terkait dgn penelitian agama yg


berkenaan dgn pemikiran atau gagasan, maka metode yg tepat
adalah seperti filsafat, Visiologi. Bila berkaitan dengan
sikap/prilaku maka yg tepat digunakan adalah ilmu-ilmu sosial
seperti sosiologi, antropologi dan psikologi. Bila terkait
dengan benda keagamaan, maka metode arkeologi atau
metode ilmu naturan yang relevan tepat digunakan.
PETA PENELITIAN AGAMA

Wahyu/Agama Bukan Objek Penl.

Wjd.Penget./Pemikir Sikap dan Tindakan mns Benda Suci/keramat

Obyek Penelitian

Filsafat/Kebudayaan Ilmu Sosial/Sejarah Sains/Antropologi/Ark.


 Yang masuk pada wilayah budaya atau filsafat :
Pemikiran ahli filsafat, ahli kalam, ahli hukum
(fiqh) dan para sufi.
 Agama yang diturunkan dan terwujud dalam
bentuk produk interaksi sosial dan sejarah:
bentuk, sikap dan tindakan manusia seperti :
Hubungan kiyai-santri di pesantren, hub. Ulama
dan umara dalam olitik, interaksi kiayi dan
masyarakat, guru dan jamaah pengajian.
 Agama yang diturunkan dan terwujud dalam
bentuk benda-benda suci atau keramat seperti
bangunan majid bernilai historis tinggi, bangunan
candi, bangunan ka’bah dll. Ini merupakan wilayah
kajian antropologi dan arkeologi.
Telaah Konstruksi Teori
Penelitian Agama
 Konstruksi adalah cara membuat/menyusun bangunan
(jembatan dan sebagainya) atau susunan atau hubungan kata
di kalimat atau dikelompok kata (KBBI)

 Teori adalah pendapat yg dikemukakan sebagai suatu


keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian) dan berarti
asas-asas dan hukum-hukum umum yg menjadi dasar suatu
kesenian atau ilmu pengetahuan. Teori juga berarti pendapat,
cara-cara atau aturan untuk melakukan sesuatu (KBBI)

 Dalam konteks ilmu penelitian teori adalah merupakan


pernyataan mengenai sebab akibat atau mengenai adanya
suatu hubungan positif antara gejala yang diteliti dari satu atau
beberapa faktor tertentu dalam masyarakat. Misalnya meneliti
ttg gejala bunuh diri kita sudah mengetahui ttg teori integrasi
atau kohesi sosial dari emile Durkheim (seorang sosiologi
Perancis) yg mengatakan bahwa ada hubungan positif antara
lemahnya dan kuatnya integrasi sosial dan gejala bunuh diri.
 Konstruksi teori adalah susunan atau
bangunan dari suatu pendapat asas-
asas, hukum-hukum mengenai sesuatu
yg antara satu dengan lainnya saling
berkaitan sehingga membentuk suatu
bangunan (Teori itu sendiri)
 Telaah konstruksi penelitian agama
adalah suatu upaya untuk mempelajari
dan menguraikan kaidah-kaidah dan
dimensi ilmiah ttg ajaran agama Islam
secara ilmiah.
KASUS BUNUH DIRI
 MENGAPA ORG MELAKUKAN BUNUH DIRI ?
 BEBERAPA ALASAN ORG MELAKUKAN BUNUH DIRI :

1. DITINGGAL SUAMI
2. KARENA FAKTOR EKONOMI
3. BROKEN HOME
4. MERASA TERASING/KEKECEWAAAN DENGAN
LINGKUNGAN
5. DLL

TEORI YG DIBANGUN (KONSTRUKSI TEORITISNYA ADALAH


BAHWA ADA HUBUNGAN POSITIF ANTARA KASUS BUNUH
DIRI DENGAN INTEGRASI/KOHESI SOSIAL (TEORI SIFATNYA
RELATIF DAN SELALU BERKEMBANG SEHINGGA ADA TESA,
ANTI TESA, DAN SINTESA)
ISI - ISI UMUM SEBUAH PROPOSAL
(RANCANGAN) PENELITIAN
1. JUdul
2. Harus ada latar belakang
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan penelitian dan Manfaat penelitian
5. Penelitian terdahulu
6. Landasan Teori/Kajian Pustaka
7. Hipotesis (jika penelitian kuantitatif)
8. Konsep dan pengukuran (jika bentuknya kuantitatif)
9. Kerangka Pikir dan Pertanyaan Penelitian (jika Kualitatif) Jika perlu
10. Metode Peneitian
- Waktu dan Tempat
- Pendekatan yang digunakan
- Subyek dan Obyek penelitian
- Metode pengumpulan data
- Teknik Analisis data
Bahan Rujukan.
Terkait dengan Proposal bg Mahasiswa STAIN dapat dicermati lebih lanjut
dalam pedoman penelitian
Metode Hermeneutika dan Fenomenologis
 Hermeunetik pada mulanya meruju kepada nama Yunani Kuno,
Hermes, yang tugasnya menyampaikan berita dari Sang Maha Dewa
yang dialamatkan kepada manusia. Menurut Hossein Nasr yang dikutif
oleh Komarudin Hidayat , Hermes tak lain adalah Nabi Idris AS yang
disebutkan dalam Al-qur'an (Hidayat; 1996 ; 125). Sementara menurut
legenda yang beredar di kalangan pesantren pekerjaan Nabi Idris
adalah sebagai tukang tenun. Jika propesi sebagai tukang tenun di
kaitkan dengan mitos Yunani tentang peran Dewa Hermes, ternyata
terdapat korelasi positif.. Kata kerja "memintal" padanannya dalam
bahasa Latin adalah tegere, , sedang produknya disebut textus atau
text, yang merupakan isu sentral dalam kajian hermeunetika. Jadi kata
hermeunetik yang diambil dari peran hermes sebuah ilmu atau seni
menginterpretasikan sebuah teks. Metode hermeunetik dimaksudkan
untuk menemukan hubungan pemikiran yang diteliti
dengan gejala-gejala sosial yang ada. Sedangkan jika yang
dicari hubungan-hubungan pemikiran tersebut dengan kondisi-kondisi
sosial yang ada sebelum dan sesudah pemikiran tersebut muncul,
maka yang dipergunakan adalah metode fenomenologi. (Shodikin,
2002 : 34).
 Dalam metode hermeunetik, ada tiga hal yang perlu diperhatikan
yaitu, dunia pengarang, dunia teks dan dunia pembaca. Menurut
Noerhadi ada langkah yang diikuti dalam melakukan penelitian
hermeunetik. Langkah-langkah tersebut antara lain :
 a. Telaah hakikat teks.
Dunia teks diperlakukan sebagai suatu yang mandiri dilepaskan
dalam pengarangnya , waktu penciptaannya, dan konteks budayanya.
Oleh karena itu wujud teks adalah tulisan dan yang ditulis adalah
bahasa, maka yang menjadi pusat perhatiannya adalah hakikat
bahasa. Tujuannya adalah mengerti apa yang dsampaikan 'dengan
cara menginterpretasi teks atau bahasa".
 b. Proses apresiasi.
Pembaca yang melakukan penelitian melakukan proses apresiasi
terhadap dunia teks dengan kemampuan "menyelami" dunia
pengarang masa lalu kemudian diaktualisasikan kedalam dunia
pembaca masa sekarang;
 c. Proses interpretasi
Peneliti menerka dan menginterpretasikan arti yang tampak dalam
teks, dan mencoba mengerti apa yang tidak tampak dibelakang teks
seperti geografis, budaya dan bahkan spiritual pengarangnya. (Anwar,
1999 : 10)

Anda mungkin juga menyukai