Anda di halaman 1dari 13

SENYAWA ORGANIK TOKSIK

KELOMPOK 7 :
Siti Anisa Fitria Z 21080118130059
Tasha Rifanti A 21080118100068
Devi Nurkhayati 21080118130077
Azah Irma Putri 21080116120033
Senyawa Toksik
Toksik adalah sebuah zat beracun yang diproduksi di dalam sel atau organisme
hidup dan atau zat buatan manusia yang diciptakan melalui proses artifisial sebagai
produk sampingan dan aktivitas industri, pertanian dan sebagainya.
Sifatnya tidak mudah terurai (persisten) melalui proses kimia, fisika dan biologi, dan
cenderung berakumulasi pada jaringan lemak manusia, hewan dan tumbuhan. Selain itu,
bahan-bahan ini mudah menyebar sehingga udara, air bersih, tanah, pangan dan
minuman bahkan tubuh manusia dapat terkontaminasi.
Proses Toksik Zat Racun di Dalam Lingkungan
• Fase Eksposur
Fase eksposur adalah fase dimana zat racun mulai keluar dari sumbernya. Fase ini
meliputi cara bagaimana lingkungan terkontaminasi oleh bahan pencemar, termasuk
kondisi sumber pencemar (racun)
• Fase Kinetik
Fase ketika zat racun mulai menyebar pada medium fisik, seperti tanah, air dan udara
• Fase Dinamik
Fase dimana zat racun sudah mulai berinteraksi dengan target serta menimbulkan efek
terhadap target atau reseptor (flora, fauna, ataupun manusia).
Karakteristik Zat Toksik
 Biokonsentrasi

 Bioakumulasi

 Biomagnifikasi

 Biotransformasi
Terdapat perbedaan antara zat toksik yang dihasilkan secara alami dengan yang buatan
manusia:
1. Pada umumnya, jumlah zat toksik yang berasal dari alam lebih sedikit ketimbang
buatan manusia
2. Penyebaran dan efek yang ditimbulkan dari sumber zat toksik yang berasal dari
alam bersifat global, sedangkan toksik buatan manusia bersifat lokal,
misalnya hanya berada di areal industri ataupun pemukiman yang terjangkau efek
merugikan dari penggunaan zat toksik tersebut
Contoh Senyawa Organik Toksik, Dampak bagi Lingkungan serta Solusinya

Carbon Monoksida (CO)


• CO adalah gas beracun yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
Karbon monoksida memiliki titik didih -192 derajat celcius dengan berat
sekitar 96,5% dari berat udara. Gas CO dihasilkan dari proses pembakaran
tidak sempurna senyawa-senyawa yang mengandung karbon, khususnya
batubara, minyak bumi, dan gas alam. Gas CO di temukan dalam jumlah
besar pada buangan gas kendaraan bermotor dan gas buangan dari proses
industri.
• Dampak
Di udara, CO terdapat dalam jumlah yang sedikit, hanya sekitar 0.1 ppm. Di
perkotaan dengan lalu lintas yang padat, konsentrasi gas CO antara 10-15 ppm.
Sudah sejak lama diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak (konsentrasi tinggi)
dapat menyebabkan gangguan pada ekosistem dan lingkungan.
• Solusi
• Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
• Menggunakan bahan bakr minyak atau batu bara dengan kadar CO rendah.
• Menggunakan alat pelindung (APD) seperti masker gas.
• Menutup/ menghindari tempat-tempat yang di duga mengandung CO seperti
sumur tua, goa, dan lain-lain.
Carbon Dioksida (CO₂)
• Carbon dioksida (CO₂) adalah salah satu komponen udara yang tidak
berwarna, tidak berbau dan mudah larut dalam Air. Pada kondisi normal,
kadar gas CO₂ di udara sekitar 330 ppm. Akan tetapi dengan adanya
pembakaran senyawa-senyawa organik,fermentasi, respirasi makhluk hidup,
dan letusan gunung berapi. Kadar gas CO₂ udara dapat meningkat sehingga
menjadi zat pencemaran udara.
Dampak
 Karbondioksida yang berlebihan efeknya :
 Melubangi lapisan Ozon
 Efek rumah kaca
 Meningkatkan suhu bumi secara global beberapa derajat
 Mencairkan es kutub sehingga meningkatkan permukaan air laut
Solusi
 Reboisasi atau penghijauan.
 kendaraan yang berbahan bakar alternatif, seperti gas, air, dan udara.
 pengembangan transportasi massal.
 Meningkatkan pembangkit listrik tenaga angin
 Menghentikan penggundulan hutan atau deforestasi
Oksida belerang (SO2)
Oksida belerang (SO2) adalah senyawa-senyawa mengandung belerang dan
oksigen, Oksida Belerang yang menyebabkan pencemaran lingkungan udara
terutama adalah gas SO2 yang di hasilkan pembakaran minyak bumi dan
batubara yang mengandung unsur belerang (s) dan dari pengolahan logam
yang menggunakan biji sulfida.
Apabila gas CO3 bereaksi dengan air, akan membentuk senyawa asam sulfat
(H2SO4) yang bersifat korosif. Zat inilah yang menjadi salah satu pemicu
hujan asam.
Dampak
Tingginya kadar SO2 di udara merupakan salah satu penyebab terjadinya hujan asam.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan
bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur
dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air
untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh
bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman
tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman
Solusi
 Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik
 Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala
 Memasang filter pada knalpot
 Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar Sulfur rendah.
 Pengelolaan bahan baku SO2 sesuai dengan prosedur pengamanan.
Oksida Nitrogen (NOx)
Oksida Nitrogen (NOx) adalah kelompok gas nitrogen yang terdapat di atmosfir
yang terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Walaupun
ada bentuk oksida nitrogen lainnya, tetapi kedua gas tersebut yang paling banyak
diketahui sebagai bahan pencemar udara. Nitrogen monoksida merupakan gas yang
tidak berwarna dan tidak berbau sebaliknya nitrogen dioksida berwarna coklat
kemerahan dan berbau tajam. Nitrogen monoksida terdapat diudara dalam jumlah
lebih besar daripada nitrogen dioksida. Pembentukan NO dan NO2 merupakan
reaksi antara nitrogen dan oksigen diudara sehingga membentuk NO, yang bereaksi
lebih lanjut dengan lebih banyak oksigen membentuk NO2.
Dampak
Di udara oksida nitrogen dapat menimbulkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates) yang dapat menyebabkan iritasi mata
(pedih dan berair). PAN bersama senyawa yang lain akan menimbulkan kabut foto kimia (Photo Chemistry
Smog) yang dapat mengganggu lingkungan dan dapat merusak tanaman. Daun menjadi pucat karena selnya mati.
Jika hidrokarbon bercampur bahan lain toksitasnya akan meningkat (Anonim, 2008).

Solusi

 Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik

 Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala

 Memasang filter pada knalpot

 Memasang scruber pada cerobong asap.

 Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.

 Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar Sulfur, CO rendah.

 Pembersihan ruangan dengan sistem basah.

Anda mungkin juga menyukai