Anda di halaman 1dari 129

HOTNIATI SIMAMORA, M.M (SR.

ERICA, SDC)
082148929249, 08982316791
erica.niati@gmail.com
 Menyajikan pengetahuan tentang
pengelolaan keuangan
perusahaan/organisasi terutama
dalam raising of fund maupun
allocation of fund.
 Peserta didik dapat
merencanakan, mengendalikan,
menyusun dan menganalisis
laporan keuangan secara praktis.
 Brigham, Eugene F, et. Houston, Joel F.,
Fundamentals of Financial Management. edisi
8., Buku 1, 2001 Erlangga, Jakarta.
 Munawir, S., Analisa Laporan Keuangan. edisi
4, 2002 Liberty Yogyakarta
 Riyanto, Bambang., Dasar-dasar Pembelanjaan
Perusahaan. Edisi 4., 2013 BPFE, Yogyakarta
 Husnan, Suad, et. Pudjiastuti, Enny., Dasar-
dasar Manajemen Keuangan. edisi 7, 2015 UPP
STIM YKPN Yogyakarta
 www.bapepam.go.id
 www.jsx.co.id
 UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
 Menitikberatkan pada aktivitas
peserta didik melalui pngerjaan
tugas, presentasi, analisis kasus
baik secara individual maupun
kelompok.
 Kehadiran 10%
 Tugas 15%
 Keaktifan 5%
 UTS 35%
 UAS 35%
 Fungsi Manajemen Keuangan
 Analysis Keuangan;
 Manajemen Modal Kerja;
 Perencanaan Laba dan Penganggaran
 Investasi Persediaan
 Investasi Piutang
 Kasus
Materi Pertemuan Ket.
1. Fungsi Manajemen Keuangan 1- 2 Teori
2. Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas dan 3- 4 Tugas Soal
Analysis Keuangan;
Teori
3. Manajemen Modal Kerja; 5-6 Tugas Soal

3. Tugas menelaah laporan Keuangan 7 Perorangan


Perusahaan
4. UTS
5. Investasi Persediaan 8 -9 Teori
Tugas Soal
6. Investasi Piutang 10- 11 Teori

7. Investasi dalam Kas dan Anggaran 12-13 Tugas Soal

7. Tugas Membahas Soal 14 Perorangan


/Kelompok
8. UAS
 Pertemuan 1
 Pertemuan 2
MANAJEMEN KEUANGAN
Definisi Manajemen Keuangan :
Manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian
dana dalam berbagai bentuk investasi maupun usaha
pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi.
Jadi, perusahaan setiap saat dapat dipandang sebagai
kumpulan dana dari berbagai sumber dana. Pemegang saham
dan investor menanamkan dananya dalam bentuk penyertaan
modal, Kreditur menanamkan dananya sebagai pinjaman.
Fungsi Manajer Keuangan :
a. Bidang Keputusan Investasi
Investasi merupakan aktivitas penggunaan dana
dalam keseluruhan aset perusahaan. Secara garis
besar keputusan investasi dapat dikelompokkan ke
dalam investasi jangka pendek maupun investasi
jangka panjang.
b. Bidang Keputusan Pendanaan
Untuk melakukan investasi diperlukan sejumlah dana
yang harus diperoleh / digali oleh perusahaan
(financing decision)
c. Kebijakan Dividen
Menyangkut tentang keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan seharusnya dibagikan dalam
bentuk dividen kepada pemegang saham ataukah
laba tersebut sebaiknya ditahan guna investasi
dimasa mendatang.
Ruang Lingkup Manajemen Keuangan :
Manajemen keuangan menyangkut kegiatan-kegiatan
perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan
keuangan. Terkait dengan bidang-bidang yang
menjadi tanggung jawab manajer keuangan, maka
ruang lingkup manajemen keuangan secara skematis
dapat digambarkan sebagai berikut :
2 Manajer 1
3 Keuangan 4b
4a
Keterangan :
1. : Aliran kas dari investor (penjual saham dan obligasi)
2. : Alokasi dana untuk operasi perusahaan
3. : Aliran kas hasil operasi perusahaan
4a. : Pembayaran deviden / bunga
4b : Laba ditahan
MANAJEMEN KEUANGAN

Semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan yang berhubungan


dengan usaha untuk memperoleh sumber dana dengan biaya yang relatif
murah dan usaha untuk menggunakan dana tersebut
secara efisien

Fungsi-fungsi Manajemen Keuangan

Financing
Investment
Dividend Policy
Fungsi pendanaan ( financing )

Fungsi pendanaan melahirkan keputusan pendanaan atau kebijakan struktur modal

Keputusan pendanaan berkaitan dengan masalah bagaimana manajer keuangan


harus mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber–sumber dana
yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan–kebutuhan investasi
serta kegiatan usahanya

Fungsi investasi ( investment )

Fungsi investasi melahirkan keputusan investasi

Keputusan investasi berkaitan dengan masalah bagaimana manajer keuangan


harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk–bentuk investasi yang dapat
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan di masa yang akan datang
Fungsi pembagian laba ( dividend policy )

Fungsi pembagian laba melahirkan keputusan dividen

Keputusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk


menentukan : (a) Besarnya persentase laba yang dibagikan kepada
para pemegang saham dalam bentuk cash dividend, (b) stabilitas
dividen yang dibagikan, (c) dividen saham (stock dividend),
(d) pemecahan dividend (stock splits), (e) penarikan kembali saham
yang beredar.
Tujuan manajemen keuangan

Maksimalisasi nilai perusahaan (kesejahteraan pemegang saham)

Peranan Manajer Keuangan

2 1
Operasi perusahaan Manajer Pasar modal / pasar uang
(sekelompok aktiva riil ) keuangan (pemodal yang memiliki
3 4 aktiva riil)
Keterangan :

1. Manajer keuangan memperoleh dana / kas dari pasar modal /


pasar uang dengan cara menjual financial assets (saham, obligasi,
dan surat berharga lainnya), atau memperoleh kredit dari bank
atau sumber dana lainnya.

2. Dana / kas yang diperoleh tersebut diinvestasikan pada berbagai


aktiva (real asset) untuk mendanai kegiatan / operasi
perusahaan, contohnya tanah, mesin, dll.

3. Apabila aktiva perusahaan berjalan dengan baik, maka dari real


asset akan dihasilkan laba (berupa cash in flow) yang lebih besar
dari jumlah yang diinvestasikan.

4. Laba / kas yang diperoleh dapat dikembalikan kepada pemilik


dana atau diinvestasikan kembali (reinvestasi) ke dalam
perusahaan
Asas - Asas Pembelanjaan

1. Asas Likuiditas :
Mengajarkan bahwa dalam kebijakan financing harus memperhatikan
lamanya dana digunakan oleh perusahaan. Dalam asas ini berlaku
maturity matching principles.
2. Asas Solvabilitas :
Mengajarkan bahwa dalam kebijakan financing harus memperhatikan
faktor psikologis dari calon investor.
3. Asas Rentabilitas :
Mengajarkan bahwa dalam kebijakan financing harus memperhatikan
konsekuensi kewajiban memberikan balas jasa dari perusahaan yang
bersangkutan kepada para calon investor.
4. Asas Kekuasaan :
Mengajarkan bahwa dalam kebijakan financing harus memperhatikan
kebijakan manajemen perusahaan.
Jenis – Jenis Pembelanjaan

Berdasarkan aktivitas

Pembelanjaan aktif : aktivitas untuk menginvestasikan dana


Pembelanjaan pasif : aktivitas untuk memperoleh dana

Berdasarkan sumber dana

Pembelanjaan intern : sumber dana berasal dari dalam


perusahaan
Pembelanjaan ekstern : sumber dana berasal dari luar
perusahaan
Sumber-sumber Dana

Sumber intern ( internal sources ), yaitu sumber dana yang


dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, meliputi :
laba ditahan dan akumulasi penyusutan

Sumber ekstern ( external sources ), yaitu sumber dana yang


berasal dari luar perusahaan, yaitu dari kreditur, pemilik, peserta
atau pengambil bagian di dalam perusahaan
Laporan Keuangan
1. Neraca (balance sheet)
Neraca dapat diartikan sebagai suatu bentuk laporan keuangan
yang menunjukkan posisi harta (aktiva), utang dan modal
(ekuitas dan disusun pada setiap akhir periode (tahun, semester,
triwulan).
Bentuk Skontro PT. X
Neraca
Per ....
Aktiva Pasiva

Operating Assets Aktiva lancar Utang lancar


(Current Assets) (Current liabilities) Modal
Asing
Aktiva tetap Utang jangka panjang
Tangible Assets (fixed assets) (long tarm debt)
(Aktiva Berwujud)
Aktiva lain Modal sendiri
(Other assets) (Equity)

Aktiva tidak berwujud


(Intangible assets)
Contoh format perusahaan produksi
PT. X
Neraca per 31 – 12 – 19..
Aktiva Pasiva

AL Kas / Bank xx UL Utang Dagang xx


Surat Berharga xx Utang Wesel xx
Piutang Usaha xx Utang Pajak xx
Persediaan Barang xx UJPJ
Biaya Dibayar Dimuka xx Utang Obligasi xx
Utang Bank xx
AT Mesin / Peralatan xx MODAL SENDIRI
Gedung xx Modsal Saham xx
Tanah xx Cadangan xx
Laba Ditahan (RE)xx
xx xx
Keterangan :
AL : Aktiva lancar (Current Assets)
AT : Aktiva Tetap (Fixed Assets)
AT + AL : Aktiva Operasi (Operation Assets)
UL : Utang Lancar (Current Liabilities)
UJPJ : Utang Jangka Panjang (Lebih dari 1 tahun)
RE : Retained Earning (Laba Ditahan)
Untuk contoh yang konkrit, dapat disajikan sebagi berikut :

PT. ZA
Neraca 31 – 12 - 00
Aktiva Pasiva
AKT Lancar Kewajiban Lancar
Kas/Bank 350 Hutang Dagang 800
Surat berharga 25 Hutang pajak 120
Piutang 1125 Hutang Wesel 130
Persediaan 2150
Hutang Jangka Panjang
AKT Tetap Hutang Obligasi 1750
Mesin 1850 Hutang Investasi 2000
Kendaraan 1100
Gedung 2900 Modal Sendiri
Tanah 4000 Modal Saham 7500
RE 1200
Jumlah 13500 Jumlah 13500
Manajemen Keuangan
PT. ZA
Neraca 31 – 12 - 00

Aktiva
Aktiva lancar
Kas / Bank 350
Surat berharga 25
Piutang 1125
Persediaan 2150
Aktiva tetap
Mesin 1850
Kendaraan 1100
Gedung 2900
Tanah 4000
13500
Pasiva
Kewajiban lancar
Hutang dagang 800
Hutang pajak 120
Hutang wesel 130
Hutang Jangka Panjang
Hutang obligasi 1750
Hutang investasi 2000
Modal Sendiri
Modal saham 7500
Laba ditahan 1200
13500
2) Laporan Laba / Rugi (income statement)
Pada prinsipnya, laporan rugi / laba adalah bentuk laporan
keuangan yasng menunjukkan hasil kegiatan operasi perusahaan,
untuk suatu periode akuntansi tertentu (satu tahun, satu semester,
satu triwulan atau satu bulan).

Struktur laporan
Laporan R/L secara prinsip dibedakan antara laporan perusahaan
produksi dengan perusahaan jasa, yang dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Perkiraan Perusahaan Produksi Perusahaan Jasa
Hasil Penjualan Penjualan Pendapatan
Harga Pokok Harga Penjualan Beban Usaha
Struktur Umum (perusahaan produksi)

Penjualan (net sales) xx


Harga pokok (cost of good sold) (xx)

Laba kotor (gross sales) xx


Biaya operasi (operating expenses) (xx)

Laba operasi (operating income atau earning before


interest & tax / EBIT) xx
Bunga (interest expenses) (xx)
Pendapatan lain (other income) xx
Biaya lain (other expenses) (xx)
Laba sebelum pajak (earning before tax / EBT) xx
Pajak (tax) (xx)

Laba bersih (earning after tax / EAT) xx


Deviden (xx)

Laba ditahan (retained earning / RE) xx


PT. ZA
Penjualan 36.200
Harga Pokok (21.100)
Laba Kotor 15.100
Beaya Operasi (3.800)
Laba operasi 11.300
Bunga (300)
Pendapatan lain 400
Beaya lain (250)
Laba sebelum pajak 11.150
Pajak 30% (3.345)
Laba bersih 7.805
Deviden (7.100)
Laba ditahan 705
 PT. ABC
 LAPORAN ARUS KAS
 2004
 (dalam jutaan Rp)
 _____________________________________________________________________
 Kas dari Operasi
 Pendapatan bersih (Net income) 329
 Biaya tidak tunai :
 Depresiasi 48
 Pajak terhutang 8
 Lain-lain, termasuk amortisasi 19
 Perubahan pada modal kerja :
 Penurunan (kenaikan) pada persediaan 116
 Penurunan (kenaikan) pada piutang (74)
 Penurunan (kenaikan) pada aktiva lancar lainnya (8)
 Kenaikan (penurunan) pada hutang dagang (31)
 Kenaikan (penurunan) pada hutang lancar lainnya 28

Kas dari Operasi 435
 Kas dari (digunakan) investasi
 Tambahan pada gedung, tanah, perlengkapan (102)
 Tambahan pada aktiva tetap lainnya (8)

 Kas dari (digunakan) investasi (110)
 Kas dari (digunakan) pendanaan
 Tambahan (pengurangan) hutang (152)
 Dividen (45)
 Lainnya 10

 Kas dari (digunakan) pendanaan (187)
 Kenaikan bersih pada kas dan sekuritas 140
 Kas pada awal tahun 138

 Kas pada akhir tahun 278

 Neraca

 Laporan laba-rugi

 Laporan laba ditahan

 Laporan arus kas


 Neraca perusahaan menunjukkan aktiva di sisi kiri
sementara kewajiban dan ekuitas atau klaim
terhadap aktiva ditunjukkan di sisi kanan

 Neraca adalah potret posisi keuangan perusahaan


pada periode tertentu
 Laporan laba-rugi menunjukkan hasil operasi
selama periode tertentu

 Laporan ini juga menunjukkan laba per saham


sebagai “bottom line”
 Laporan laba ditahan menunjukkan perubahan
laba ditahan di antara dua tanggal neraca

 Laba ditahan menunjukkan klaim terhadap


aktiva, alih-alih menunjukkan aktiva per ekuitas
pemegang saham
 Laporan arus kas mencakup faktor-faktor yang
berdampak terhadap arus kas (selama periode
akuntansi tertentu), antara lain:
◦ Aktivitas operasi
◦ Investasi
◦ Pembiayaan
 Arus kas bersih sering dinyatakan sebagai:
laba bersih ditambah penyusutan
karena penyusutan adalah pos nonkas terbesar
 Laba akuntansi mungkin mencantumkan laba dan
beban yang tidak tercantum dalam arus kas bersih,
karena tidak diterima/dibayarkan dalam satu
periode akuntansi

 Investor lebih tertarik pada proyeksi arus kas


bersih daripada laporan laba, karena kas
menentukan dividen yang dibayarkan atau modal
yang diinvestasikan untuk menunjang
pertumbuhan
 Arus kas operasi adalah arus kas yang berasal dari
operasi normal:
perbedaan antara pendapatan kas dan biaya kas,
termasuk pajak atas laba operasi

 Arus kas ini berbeda dengan arus kas bersih,


karena tidak memasukkan beban bunga
 Nilai tambah pasar atau market value added
(MVA) menunjukkan perbedaan antara nilai
saham dan jumlah ekuitas yang telah
ditanamkan oleh investor
 Nilai tambah ekonomi atau economic value added
(EVA) adalah perbedaan antara laba operasi setelah
pajak dan total biaya modal, termasuk biaya modal
ekuitas

 EVA adalah estimasi nilai yang dihasilkan


manajemen selama setahun berjalan

 EVA sangat berbeda dengan laba akuntansi, karena


tidak membebankan biaya penggunaan atas modal
ekuitas
 Nilai dari aktiva ditentukan oleh arus kas setelah
pajak yang dihasilkannya

 Tarif pajak dan aspek lain dari sistem pajak


ditentukan secara tahunan oleh Kongres

 Amerika Serikat menerapkan tarif pajak progresif,


di mana semakin tinggi laba maka semakin tinggi
juga persentase pajak yang harus dibayarkan
 Aktiva modal adalah aktiva seperti saham, obligasi,
dan real estat

 Keuntungan modal (capital gain) diperoleh bila


aktiva modal terjual di atas harga perolehannya

 Kerugian modal (capital loss) diperoleh bila aktiva


modal terjual dengan mengalami kerugian

 Kerugian/keuntungan jangka panjang terjadi bila


aktiva dimiliki lebih dari jangka waktu satu tahun
 Laba operasi yang dibayarkan sebagai dividen
akan menjadi subjek pajak berganda:
◦ Pertama, laba tersebut dibebani
pajak di tingkat perusahaan
◦ Lalu, para pemegang saham harus
membayar pajak pribadi atas dividen
yang mereka terima
 Seperti halnya pendapatan biasa, pendapatan
bunga yang diterima perusahaan akan dikenai
pajak

 Tapi, 70 persen dividen yang diterima oleh satu


perusahaan dari perusahaan lain berasal dari laba
kena pajak, karena diketahui bahwa pendapatan
dividen perusahaan akan terkena pajak tiga kali

 Karena bunga yang dibayar perusahaan adalah


beban yang bisa dikurangkan (sedangkan dividen
tidak) maka sistem pajak lebih menyukai
pembiayaan dengan utang daripada dengan ekuitas
 Kerugian operasi perusahaan dapat:
◦ Dikompensasi ke belakang, untuk setiap 3 tahun
◦ Dikompensasi ke depan untuk setiap 15 tahun
◦ Dipakai mengoffset laba kena pajak dalam tahun
berjalan
 Perusahaan S adalah perusahaan kecil yang
keuntungannya adalah kewajiban yang terbatas

 Meskipun demikian, perusahaan S tetap dibebani


pajak seperti perusahaan perorangan atau
persekutuan
 Pertemuan 3
 Pertemuan 4
FINANCIAL RATIO ANALYSIS

Teknik analisis yang dilakukan dengan cara


membandingkan variabel keuangan tertentu
dengan variabel keuangan lainnya sehingga
dapat diperoleh informasi mengenai berbagai
kondisi keuangan perusahaan, tingkat aktivitas,
hasil-hasil usaha dan tingkat pertumbuhan
perusahaan
Liquidity ratio

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


memenuhi kewajiban jangka pendeknya

a. Current ratio
Current assets
Current liabilities

b. Quick ratio
Current assets – inventory
Current liabilities

c. Cash ratio
Cash + marketable securities
Current liabilities
Neraca

Harta Lancar Rp 15.000,- Utang Lancar Rp 5.000,-

Net Working Capital Rp 10.000

Jadi utang lancar maksimal sebesar Rp


5.000,-

Current Ratio = 15.000/5.000 x 100 %


= 300 % (3 :1)
JAWAB :

Neraca

Harta Lancar Rp 16.000,- Utang Lancar Rp 6.000,-

Modal Kerja Rp 10.000,-

Current Ratio = 16.000/6.000 x 100 %


= 267 %
 RASIO LIKUIDITAS
 Aktiva Lancar
 Current ratio = --------------------- x 100 %.
 Hutang Lancar

 Kas + Efek
 Cash ratio = --------------------- x 100 %.
 Hutang Lancar

 Aktiva Lancar - Persediaan


 Acid test ratio / = ---------------------------------- x 100 %.
 Quick Ratio Hutang Lancar

 Aktiva Lancar - Persediaan


 Working Capital = ----------------------------------- x 100 %.
 to Total Assets Ratio Total Aktiva
 Dengan utang lancar tertentu, diusahakan
untuk menambah aktiva lancar.
 Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan
untuk mengurangi utang lancar.
 Dengan mengurangi jumlah utang lancar
bersama-sama dg mengurangi aktiva
lancar, dimana penurunan aktiva lancar
harus lebih kecil dari penurunan utang
lancar.
 Menjual Aktiva tetap secara tunai.
 Adanya setoran modal pemilik berupa kas
atau elemen aktiva lancar lainnya.
 Adanya pinjaman (utang) jangka panjang.
 Misalkan persediaan yang akan dibeli
secara kredit : x  current ratio 250%
 600 + x = 2,5
 200 + x 1
 600 + x = 500 + 2,5x
 600 – 500 = 2,5 x – x
 1,5 x = 100  x = Rp.66.666.667
 Jadi persediaan yang dapat dibeli secara
kredit dengan mempertahankan current
ratio sebesar 250% adalah
Rp.66.666.667,-
 600-x=4
 200-x=1
 600-x=800-4x
 -x+4x=800-600
 3x=200
 X=200/3=Rp 66.666.667
 Jadi jml kas yg dapat dibayarkan utk
membayar utang lancar dgn rasio 400%
adalah Rp. 66.666.667 .
 Misalkan persediaan/inventory yg akan dibeli = x
 600 + x = 2,5  600 + x = 500 + 2,5x
 200 + x 1
 100 = 1,5 x  x = 100 = 66,67
 1,5

 Persediaan yg bisa dibeli untuk mempertahankan


current ratio 250%, adalah Rp.66.666.667.
 Misalkan kas yang harus dibayar = x
 600 – x = 4
 200 – x = 1

 600 – x = 800 – 4x
 -x + 4x = 800 – 600
 3x = 200
 X = 66,7
 Jadi, kas yg bs dibayarkan untuk
mencapai current ratio 400 % adalah Rp
66.666.667
600.000.000 + X 2,5
----------------------- = ----
200.000.000 + X 1

(600.000 + X) : (200.000 + X) = 2,5 : 1


600.000 + X = 500.000 + 2,5 X
100.000 = 1,5 X --------- X = Rp 66.667
600.000.000 – X 4
------------------------- = -------------
200.000.000 – X 1

600.000 – X) : (200.000 – X) = 4 : 1
600.000 - X) = 800.000 – 4 X

3 X = 200.000
X = 66.667
a. Total debt to total assets ratio c. Time interest earned ratio
Total debt Earning before interest and tax
Total assets Interest Charge

b. Total debt to equity ratio d. Long term debt to equity ratio


Total debt Long term debt
Equity Equity

 Total Hutang
 Total Debt to Equity Ratio = ------------------ x 100 %.
 Modal sendiri

 Total Hutang
 Total Debt to capital Assets = ------------------- x 100 %.
 Total Aktiva

 Hutang Jangka Panjang


 Long Term Debt to = -------------------------------- x 100 %
 Equity Ratio Modal Sendiri
 Laba kotor
 Gross Profit Margin = ---------------------- x 100 %.
 Penjualan netto

 HPP + Biaya administrasi


 Operating Ratio = --------------------------------- x 100 %.
 Penjualan netto

 Laba setelah pajak


 Net Profit Margin = ---------------------------- x 100 %.
 Penjualan netto

 Laba setelah pajak


 Return On Investment = ----------------------------- x 100 %.
 Jumlah aktiva
 Rentabilitas EKONOMI
 Rentabilitas Modal Sendiri / USAHA
 Contoh :
Perusahaan X bekerja dengan modal sebesar Rp.200.000.000,- yang
terdiri dari Hutang Rp.100.000.000,- dengan bunga 10%/thn, dan
modal sendiri sebesar Rp.100.000.000,-. Keuntungan yang berasal
dari operasi perusahaan selama setahun sebesar Rp.40.000.000,-
Diminta : Rentabilitas Ekonomi ?
Pembahasan :
Laba 40.000
RE = ------- x 100% = ----------- x 100% = 20%
Modal 200.000

* Laba yang diperhitungkan dalam RE adalah LABA


USAHA.
 Contoh :
Perusahaan X bekerja dengan modal sebesar Rp.200.000.000,- yang terdiri
dari Hutang Rp.100.000.000,- dengan bunga 10%/thn, dan modal sendiri
sebesar Rp.100.000.000,-. Keuntungan yang berasal dari operasi perusahaan
selama setahun sebesar Rp.40.000.000,-
Diminta : Rentabilitas Usaha?
Pembahasan :
 Laba operasi/usaha Rp.40.000.000,-
 Bunga hutang 10% (RP.10.000.000,-
 Laba sebelum Pajak (Earning Before Income Tax/EBIT) Rp.30.000.000,-
 Pajak 25% Rp. 7.500.000,-
 Laba setelah pajak (Earning After Tax/EAT) Rp.22.500.000,-
 EAT 22.500.000
 RU = ------------------- X 100% = ----------------- X 100% = 22,5%
 Modal Sendiri 100.000.000
a. Total assets turnover d. Inventory turnover
Net sales Cost of goods sold
Total assets Average inventory

b. Receivable turnover e. Average day’s inventory


Net sales on credit Average inventory x 360
Average receivable Cost of goods sold

c. Average collection period f. Working capital turnover

Average receivable x 360 Net sales


Net sales on credit Current asset – current liabilities
 Menunjukkan sejauh mana efisiensi
perusahaan dalam menggunakan sumberdaya
untuk memperoleh pendapatan.
 Penjualan Netto
 Total Assets = ------------------------- x 1 kali.
 Turn Over Total aktiva

 Penjualan kredit
 Receivable Turnover = -------------------------- x 1 kali.
 Piutang rata-rata

 Piutang rata 2 x 360
 Average Collection = ----------------------------- x 1 hari.
 Periode Penjualan Kredit

 Harga Pokok Penjualan
 Inventory Turnover = ----------------------------- x 1 kali.
 Inventory rata-rata

 Inventory rata 2 x 360
 Average day’s = ------------------------------ x 1 hari.
 Inventory Harga Pokok Penjualan

 Penjualan neto
 Working Capital = ------------------------------------- x 1 kali.
 Turnover Aktiva Lancar - Hutang Lancar



a. Gross profit margin d. Earning power ratio
Gross profit Earning before interest and tax
Net sales Total assets

b. Operating profit margin e. Net earning power (rate of


return on investment)
Earning before interest and tax Earning after tax
Net sales Total assets

c. Net profit margin f. Rate of return on equity

Earning after tax Earning after tax


Net sales Equity
Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas

Likuiditas kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi


kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi

Solvabilitas kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi


semua kewajiban finansialnya apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi

Rentabilitas kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan


laba selama periode tertentu

Rentabilitas ekonomi Rentabilitas modal sendiri


Laba usaha Laba bersih
Total modal Modal sendiri
 PROFIT MARGIN, yaitu perbandingan antara
“net operating income” dengan “net sales”
perbandingan dinyatakan dalam persentase.
 TURNOVER OF OPERATING ASSETS (tingkat
perputaran aktiva usaha), yaitu kecepatan
berputarnya operating assets dalam suatu
periode tertentu. Turnover tersebut dapat
ditentukan dengan membagi “NET SALES”
dengan “OPERATING ASSETS”.
Contoh :
Suatu perusahaan selama setahun mempunyai net sales sebesar
Rp 80.000.000,- Jumlah modal atau kekayaan digunakan di dalam
Perusahaan tersebut sebesar Rp 40.000.000,-. Selama setahun dihasilkan
Laba usaha (net operating income) sebesar Rp 4.000.000,-
Ditanya :
1. Profit margin.
2. Turnover of Operating Assets .
 Net Operating Income
Profit Margin = ------------------------------------- x 100 %
Net Sales
 4.000.000
 = ---------------- x 100 %  PM = 5%
 80.000.000

 Net Sales
Turnover of Operating Assets = ------------------------
operating assets
 80.000.000
 = ------------------  TOA = 2 x
 40.000.000
 RASIO LIKUIDITAS
 Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban financialnya dalam jangka pendek tepat pada
waktunya.
 RASIO AKTIVITAS
 Menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam
menggunakan sumberdaya untuk memperoleh pendapatan.
 RASIO LEVERAGE (RASIO SOLVABILITAS)
 Menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi
kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang.
 RASIO PROFITABILITAS
 Untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
memperoleh laba.
Contoh

Neraca Perusahaan A
Per 31 Desember

Kas 100.000 Hutang dagang 100.000


Efek-efek 150.000 Hutang wesel 100.000
Piutang 50.000 Hutang pajak 50.000
Inventori 200.000 Hutang lancar 250.000
Aktiva lancar 500.000 Long term debt 500.000
Aktiva tetap 1.500.000 Saham 1.000.000
Laba ditahan 250.000
Total assets 2.000.000 Total hutang + modal sendiri 2.000.000
Laporan Rugi Laba Perusahaan A
Per 31 Desember

Penjualan 4.000.000
Harga pokok barang terjual 2.500.000
Laba kotor 1.500.000
Biaya-biaya administrasi penjualan dan biaya-biaya umum 950.000
Laba usaha 550.000
Bunga (10% obligasi) 50.000
Laba sebelum pajak 500.000
Pajak pendapatan 250.000
Laba setelah pajak 250.000
Berdasarkan financial statement tersebut,
akan dapat dihitung berbagai rasio sebagai berikut :

a. Liquidity Ratio
b. Leverage Ratio
c. Activity Ratio
d. Profitability Ratio
 Pertemuan 5
 Pertemuan 6
KONSEP MODAL KERJA

KUNTITATIF KUALITATIF FUNGSIONAL

WC = CA WC = CA – CL WC, PWC, NWC


Jenis-jenis Modal Kerja

Primary WC
Permanent Working Capital
Normal WC

Seasonal WC

Variable Working Capital Cyclical WC

Emergency WC
Kebijakan Modal Kerja

Kebijakan konservatif Kebutuhan dana


lebih banyak
dibelanjai
dengan sumber dana
jangka panjang
Kebijakan moderat Kebutuhan
dana jangka
panjang (pendek)
dibelanjai oleh
sumber dana jangka
panjang(pendek)

Kebijakan agresif Kebutuhan dana


lebih banyak
dibelanjai
dengan sumber dana
jangka pendek
Penentuan besarnya kebutuhan modal kerja

Besar kecilnya kebutuhan modal kerja


tergantung
pada 2 faktor :

Periode perputaran atau periode


terikatnya modal kerja

Pengeluaran kas rata–rata setiap


harinya
 Pertemuan 8
 Pertemuan 9
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan :

1. Lead time atau lamanya masa tunggu bahan baku yang


dipesan datang. Semakin lama masa tunggu, semakin besar
persediaan yang harus disediakan.
2. Frekuensi penggunaan bahan selama satu periode. Frekuensi
pembelian yang tinggi menyebabkan jumlah persediaan
menjadi lebih kecil untuk satu periode pembelian.
3. Jumlah dana yang tersedia. Dana kadang–kadang menjadi
kendala yang serius jika kebutuhan bahan meningkat. Jumlah
persediaan tidak dapat dipenuhi sesuai dengan standar yang
ideal jika dana yang tersedia terbatas
4. Daya tahan material. Daya tahan yang rendah jika tidak
diimbangi dengan teknologi penyimpanan yang tepat, akan
menimbulkan kerusakan kualitas bahan yang disimpan
sehingga perusahaan tidak berani menyimpan dalam jumlah
yang besar.
Analisis EOQ ( Economical Order Quantity ).
Analisis ini digunakan untuk menentukan jumlah pembelian
bahan mentah yang optimal, yaitu jumlah yang harus
dipesan dengan biaya yang paling rendah (ekonomis).

Asumsi dalam EOQ :


1. Jumlah kebutuhan bahan mentah sudah dapat
ditentukan terlebih dahulu secara pasti untuk
penggunaan selama satu periode tertentu
2. Penggunaan bahan selalu pada tingkat yang konstan
secara kontinyu
3. Pesanan persis diterima pada saat tingkat persediaan
sama dengan nol atau di atas safety stock (persediaan
minimal)
4. Harga konstan selama periode tersebut
Ordering cost (biaya Carrying cost (biaya
pesan), antara lain : penyimpanan), antara lain :

1. Biaya pengiriman 1. Sewa gudang


barang 2. Biaya pemeliharaan
2. Biaya penerimaan barang di dalam gudang
barang (penerangan, pemanasan,
3. Biaya penempatan pendinginan, dan lain–lain)
barang ke dalam 3. Asuransi
gudang
Reorder point (pemesanan kembali),
tergantung pada :

1. Penggunaan selama lead time , yaitu masa


tunggu sejak pemesanan dilakukan hingga
bahan yang dipesan tiba. Selama masa
tunggu ini persediaan tetap digunakan

2. Safety stock
Safety stock atau persediaan minimal yang
harus ada dalam perusahaan. Fungsi
safety stock adalah untuk berjaga–jaga
dari kemungkinan material datang
terlambat.
Rumus–rumus :

Q = 2oD/ i

Q= jumlah pembelian bahan yang paling ekonomis


o = biaya pesan
D= kebutuhan bahan selama 1 periode ( 1 tahun )
i = biaya penyimpanan per unit

Biaya penyimpanan = (Q / 2) i

Biaya pesan = (D / Q) o

Total biaya persediaan = (Q / 2) i + (D / Q) o

ROP = Pemakaian selama lead time + safety stock


 Pertemuan 10
 Pertemuan 11
MANAJEMEN PIUTANG
(RECEIVABLE MANAGEMENT)

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya


dana yang diinvestasikan ke dalam piutang :

1. Besar kecilnya volume penjualan kredit


2. Syarat pembayaran
3. Plafon kredit
4. Kebiasaan pelanggan dalam membayar
5. Kebijakan dalam pengumpulan piutang
Prinsip pemberian kredit

Character Capital Condition

Capacity Collateral

Pengukuran efisiensi piutang, melalui :

Receivable turnover
Average collection period

Receivable collection schedule :

Kegiatan perencanaan penerimaan piutang menjadi uang


tunai
Analisis Ekonomi terhadap Piutang

Tujuan : Untuk menilai apakah


manfaatmemilikipiutang
lebih besar atau lebih kecil dari
biayanya. Apabila diperkirakan bahwa
manfaatnya lebih besar, maka secara
ekonomi pemilikan piutang (atau penjualan
kredit) tersebut dibenarkan.

Setiap analisis ekonomi menyangkut


perbandingan antara manfaat dan
pengorbanan. Sejauh manfaat diharapkan
lebih besar dari pengorbanan, suatu
keputusan dibenarkan secara ekonomi.
Contoh :
Semula PT. A hanya menjual produknya dengan sistem tunai.
Melalui penjualan tunai tersebut, perusahaan mampu
memperoleh sales revenue sebesar Rp. 4 milyar. Kemudian
perusahaan berencana untuk mengubah sistem penjualannya ke
sistem kredit dengan syarat n/60. Diperkirakan dengan sistem
kredit tersebut sales revenue akan meningkat menjadi Rp. 5,4
milyar. Profit margin diperkirakan sebesar 20% dan cost of fund
sebesar 22% per tahun.
a. Apakah kebijakan kredit perusahaan ini layak secara
finansial ?
b. Jika perusahaan mempertimbangkan untuk memberikan
diskon dengan syarat 2/20 ; n/60, bagaimana keputusan
perusahaan, bila diperkirakan 50% pelanggan akan
memanfaatkan masa diskon tersebut dan 50% lagi
membayar pada saat jatuh tempo ?
c. Bagaimana pula keputusan perusahaan bila 1% dari piutang
tidak dapat ditagih ?
Manfaat :
Tambahan laba karena kenaikan sales revenue :
0,2 x (Rp.5,4 milyar – Rp.4 milyar) = Rp. 280 juta
Pengorbanan :
Perputaran piutang = 360 / 60 = 6 x
Rata-rata piutang = Rp. 5,4 milyar / 6
= Rp. 900 juta
Dana investasi pada piutang (net)
= Rp. 900 juta (1-0,2)
= Rp. 720 juta
Biaya dana untuk berinvestasi pada piutang
= 0,22 x Rp. 720 juta = Rp. 158,4
juta

Tambahan manfaat bersih Rp. 121,6


juta
Kesimpulan : ……..
Manfaat :
Rata-rata pembayaran piutang
0,5 (20) + 0,5 (60) = 40 hari
Perputaran piutang = 360 / 40 = 9 x
Rata-rata piutang = Rp. 5,4 milyar / 9
= Rp. 600 juta
Dana investasi pada piutang (net)
= Rp. 600 juta (1-0,2)
= Rp. 480 juta
Penurunan biaya dana
(0,22 x Rp. 720 juta) – (0,22 x Rp. 480 juta) = Rp.
52,8 juta
Pengorbanan :
Diskon yang diberikan
0,02 x Rp. 5,4 milyar = Rp. 108 juta
Manfaat bersih = ( Rp. 55,2
juta)
Kesimpulan : ……..
Manfaat :
Tambahan laba karena kenaikan sales revenue :
0,2 x (Rp.5,4 milyar – Rp.4 milyar) = Rp. 280
juta
Pengorbanan :
Perputaran piutang = 360 / 60 =6x
Rata-rata piutang = Rp. 5,4 milyar / 6
= Rp. 900 juta
Dana investasi pada piutang (net)
= Rp. 900 juta (1-0,2)
= Rp. 720 juta
Biaya dana untuk berinvestasi pada piutang
= 0,22 x Rp. 720 juta = Rp. 158,4 juta
Kerugian piutang tak tertagih
= 0,01 x Rp. 5,4 milyar = Rp. 54 juta

Total tambahan biaya Rp. 212,4 juta

Tambahan manfaat bersih Rp. 67,6 juta

Kesimpulan : ……..
 Pertemuan 12
 Pertemuan 13
Kas Bentuk aktiva yang paling likuid yang dapat dipergunakan
segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan.

Masalah utama dalam pengelolaan kas :

Bagaimana menyediakan kas yang memadai, tidak terlalu banyak


(agar keuntungan tidak berkurang terlalu besar) tetapi tidak terlalu
sedikit (sehingga akan mengganggu likuiditas perusahaan).

Motif memiliki kas bagi suatu perusahaan :

Motif transaksi Menyediakan kas untuk membayar berbagai


transaksi bisnis.
Motif berjaga–jaga Mempertahankan saldo kas guna memenuhi
permintaan kas yang sifatnya tidak terduga.
Motif spekulasi Memperoleh keuntungan dari memiliki atau
menginvestasikan kas dalam bentuk investasi
yang sangat likuid.
Model – Model Manajemen Kas :

1. Model Persediaan
Menurut Baumol (1952), kebutuhan terhadap kas dalam suatu
perusahaan mirip dengan pemakaian persediaan. Apabila
perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi, perusahaan akan
mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk
mengidentifikasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain
yang lebih menguntungkan. Sebaliknya apabila saldo kas terlalu
rendah, kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan likuiditas
akan makin besar.

2. Model Miller dan Orr


Model ini digunakan apabila kebutuhan kas per hari tidak konstan.
Dalam keadaan penggunaan dan pemasukan kas bersifat acak,
perusahaan perlu menetapkan batas atas dan batas bawah saldo
kas. Apabila saldo kas mencapai batas atas, maka perusahaan perlu
mengubah sejumlah tertentu kas agar saldo kas kembali ke jumlah
yang diinginkan. Sebaliknya, apabila saldo kas menurun dan
mencapai batas bawah, perusahaan perlu menjual sekuritas agar
saldo kas naik kembali ke jumlah yang diinginkan.
Anggaran Kas (Cash Budget)
Anggaran kas menunjukkan kebutuhan kas dalam jangka pendek
yang merupakan bagian dari financial planning perusahaan. Periode
anggaran kas umumnya disusun untuk jangka waktu satu tahun
yang dibagi dalam interval tertentu seperti bulanan, kuartalan dan
semesteran.

Kegunaan Anggaran Kas :


1. Dapat dipergunakan untuk mengantisipasi kebutuhan dana
karena adanya defisit atau surplus.
2. Dapat dipergunakan untuk mencapai target dan mengukur
keberhasilan.
3. Dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan kegiatan.

Keterbatasan Anggaran Kas :


1. Menyebabkan perusahaan terfokus pada target yang mungkin
kurang fleksibel.
2. Menghambat tanggapan terhadap perubahan situasi eksternal
yang dapat mengganggu estimasi penerimaan dan pengeluaran
kas, karena manager terfokus pada anggaran kas.
Bagian–bagian dalam Anggaran Kas :

Cash in Flows
- Mengidentifikasikan sumber–sumber penerimaan, jumlah, dan
waktu dari semua cash in flows yang diantisipasi dalam setiap
periode.
- Penerimaan kas dihasilkan dari penjualan tunai dan kredit.
- Penerimaan kas lainnya dapat berasal dari penjualan aktiva tetap,
pendapatan bunga, sewa, dan lain–lain.

Cash out Flows


Mengidentifikasi semua cash out flow yang diantisipasi, antara lain :
- Pembelian–pembelian tunai atau kredit
- Pembayaran utang dan bunga
- Pembayaran gaji dan upah
- Pembayaran asuransi, pajak dan biaya operasi
- Pembayaran dividen

Financing
Menunjukkan besarnya net cash flows dan besarnya kebutuhan dana
jika terjadi defisit.

Anda mungkin juga menyukai