Kelompok 1 g30
Kelompok 1 g30
Kelompok 1 1.
Anggota Kelompok :
Adelia Erdyah Nur Afifah (01)
2. Adiek Yogi Pranata (02)
XII MIPA 5 3.
4.
Maharani Tina Amalia
M. Bagas Setiawan
(17)
(19)
5. Zenith Aditya R.N (37)
Latar Belakang
Munculnya Komunis di Indonesia
Angkatan Kelima
Latar belakang G30S/PKI yang pertama adalah Angkatan Kelima. Angkatan
Kelima adalah ide dari PKI yang ingin mempersenjatai kaum buruh dan kaum petani. Ide
dari PKI ini terjadi karena situasi politik yang ruwet, seruan revolusi dari Soekarno,
Ganyang Malaysia, sejarah pengembalian Irian Barat dan perjuangan pembebasan irian
barat yang butuh banyak sukarelawan
Penolakan Angkatan Kelima oleh Angkatan Darat membuat hubungan Angkatan
Darat dan PKI menjadi panas. Situasi malah lebih panas ketika PKI yang melatih
sukarelawan dari Gerwani dan Pemuda Rakyat yang merupakan organisasi bentukan PKI..
Masalah Tanah dan Bagi Hasil
Di tahun 1960, muncullah UU Pokok Agraria (UUPA) dan UU Pokok
Bagi Hasil (UUBH). Meski UU sudah dirilis, tapi dalam praktiknya sering terjadi
perselisihan antara pemilik tanah dan petani yang mengerjakan tanah. Contoh
peristiwa yang terkenal adalah Peristiwa Klaten dan Peristiwa Bandar Betsi.
Bandar Betsi adalah peristiwa dimana PKI yang melakukan aksi sepihak dan
berusaha menjarah tanah negara salah satunya kebun karet milik Perusahaan
Perkebunan Negara (PPN).
Masalah Tanah dan Bagi Hasil
Di tahun 1960, muncullah UU Pokok Agraria (UUPA) dan UU Pokok
Bagi Hasil (UUBH). Meski UU sudah dirilis, tapi dalam praktiknya sering terjadi
perselisihan antara pemilik tanah dan petani yang mengerjakan tanah. Contoh
peristiwa yang terkenal adalah Peristiwa Klaten dan Peristiwa Bandar Betsi.
Bandar Betsi adalah peristiwa dimana PKI yang melakukan aksi sepihak dan
berusaha menjarah tanah negara salah satunya kebun karet milik Perusahaan
Perkebunan Negara (PPN).
Bung Karno Sakit
Isu menyedihkan Bung Karno sakit berkembang mulai tahun 1964
hingga dimulainya kudeta 30 September. Tentu rakyat akan bergosip dan
memulai isu siapa yang berhak memegang kekuasaan jika Bung Karno
meninggal. Tapi menurut Subandrio, Aidit tahu bahwa penyakit yang diderita
Bung Karno tidak begitu parah atau sakit ringan.
Adanya Gerakan Ganyang Malaysia
.
PKI didekati oleh Bung Karno karena Bung Karno menyadari Angkatan Darat yang
tidak terlalu niat untuk berperang. Tentu PKI langsung senang karena selain bisa menunggangi
Bung Karno, juga bisa ikut “Ganyang Malaysia” yang mereka nilai sebagai pengikut nekolim. Di
masa ini, PKI semakin kuat secara internal dan eksternal. Bung Karno yang mengetahui
kekuatan PKI, memilih tidak melakukan apapun karena butuh kekuatan PKI untuk
mengganyang Malaysia. Selain dari Bung Karno, beberapa anggota Angkatan Darat yang tidak
suka dengan kepengecutan para petinggi Angkatan Darat menjalin hubungan dengan PKI.
Keterlibatan Amerika Serikat
Peperangan di Vietnam dan penularan komunisme dari negara
ke negara membuat Amerika Serikat kewalahan. Kini mereka sebisa
mungkin agar Indonesia tidak tertular oleh virus komunisme. Tapi
beberapa pendapat menyatakan bahwa peranan Amerika Serikat di
Indonesia tidak terlalu besar karena bukti-bukti fisiknya kecil.
Peristiwa G30S/PKI
Isu Keterlibatan Dewan Jendral
Pada saat-saat yang genting sekitar bulan September 1965 muncul isu adanya Dewan
Jenderal yang mengungkapkan adanya beberapa petinggi Angkatan Darat yang tidak puas terhadap
Soekarno dan berniat untuk menggulingkannya. Menanggapi isu ini, Soekarno disebut-sebut
memerintahkan pasukan Cakrabirawa untuk menangkap dan membawa mereka untuk diadili oleh
Soekarno. Namun yang tidak diduga-duga, dalam operasi penangkapan jenderal-jenderal tersebut,
terjadi tindakan beberapa oknum yang termakan emosi dan membunuh Letjen Ahmad Yani, Panjaitan,
dan Harjono.
Sedangkan tiga perwira tinggi yang lain yaitu Mayor Jenderal Soeprapto, Mayor Jenderal S.
Parman dan Brigadir Jenderal Sutoyo ditangkap hidup-hidup. Untungnya, target utama yaitu Jenderal
A.H. Nasution, berhasil kabur dengan cara melompat pagar ke kebun kedutaan besar Irak. Sayangnya,
ajudan Nasution, Letnan Satu Pierre Tendean ditangkap karena dikira Nasution dan putri Nasution yang
bernama Ade Irma Suryani tertembak dan meninggal pada tanggal 6 Oktober. Seorang brigadir polisi
yang bernama Karel Sadsuitubun juga gugur. Korban terakhir yaitu Albert Naiborhu, keponakan
Jenderal Panjaitan, yang terbunuh ketika rumah sang jenderal diserbu. Jasad para jenderal dibawa ke
daerah bernama Lubang Buaya di dekat Halim lalu dibuang ke sumur.
Letnan Jenderal Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi
Tertinggi)
Mayjen Haryono Mas Tirtodarmo (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan
Pembinaan)