Anda di halaman 1dari 22

Peristiwa G30S/PKI

Kelompok 1 1.
Anggota Kelompok :
Adelia Erdyah Nur Afifah (01)
2. Adiek Yogi Pranata (02)
XII MIPA 5 3.
4.
Maharani Tina Amalia
M. Bagas Setiawan
(17)
(19)
5. Zenith Aditya R.N (37)
Latar Belakang
Munculnya Komunis di Indonesia

• Dimulai dari kedatangan Neevliet (1883-1942) yang membawa paham komunis di I


ndonesia setelah setahun kedatangannya, ia mendirikan Indische Social –Democratisch
e Vereningging atau ISDV (Perserikatan Sosial Demokrat Hindia)
• Pada zaman Hindia Belanda terjadi pemberontakan Komunis, antara lain pada tah
un 1926 di daerah sekitar pulau jawa, di Sumatera Barat tahun 1927 tetapi mengalami k
egagalan, setelah itu PKI tidak muncul kembali dan baru muncul kembali tahun 1947.
TUJUAN

1. Gerakan Anti Pemerintah Hindia Belanda


2. Menghapuskan Kapitalisme
3. Menghapuskan Kelas-Kelas Sosial
4. Membentuk Persatuan Buruh
5. Mengubah Dasar Negara Pancasila
Latar Belakang

G30S PKI adalah satu bentuk kudeta di malam hari tanggal 30


September hingga awal 1 Oktober 1965 , dimana tujuh jenderal militer
Indonesia dibunuh.
PKI berani melakukan kudeta atas kepercayaan dirinya yang tinggi
karena menjadi partai berhaluan komunis terkuat ketiga setelah Uni Soviet
dan Tiongkok.
Dalang G30S/PKI D.N Aidit
Dipa Nusantara Aidit (lahir di Tanjung Pandan,
Belitung, 30 Juli 1923 – meninggal di Boyolali, Jawa
Tengah, 22 November 1965 pada umur 42
tahun) adalah seorang pemimpin senior Partai
Komunis Indonesia (PKI). Lahir dengan
nama Ahmad Aidit di Pulau Belitung, ia akrab
dipanggil "Amat" oleh orang-orang yang akrab
dengannya. Aidit mendapat pendidikan dalam
sistem kolonial Belanda.
Latar Belakang

Angkatan Kelima
Latar belakang G30S/PKI yang pertama adalah Angkatan Kelima. Angkatan
Kelima adalah ide dari PKI yang ingin mempersenjatai kaum buruh dan kaum petani. Ide
dari PKI ini terjadi karena situasi politik yang ruwet, seruan revolusi dari Soekarno,
Ganyang Malaysia, sejarah pengembalian Irian Barat dan perjuangan pembebasan irian
barat yang butuh banyak sukarelawan
Penolakan Angkatan Kelima oleh Angkatan Darat membuat hubungan Angkatan
Darat dan PKI menjadi panas. Situasi malah lebih panas ketika PKI yang melatih
sukarelawan dari Gerwani dan Pemuda Rakyat yang merupakan organisasi bentukan PKI..
Masalah Tanah dan Bagi Hasil
Di tahun 1960, muncullah UU Pokok Agraria (UUPA) dan UU Pokok
Bagi Hasil (UUBH). Meski UU sudah dirilis, tapi dalam praktiknya sering terjadi
perselisihan antara pemilik tanah dan petani yang mengerjakan tanah. Contoh
peristiwa yang terkenal adalah Peristiwa Klaten dan Peristiwa Bandar Betsi.
Bandar Betsi adalah peristiwa dimana PKI yang melakukan aksi sepihak dan
berusaha menjarah tanah negara salah satunya kebun karet milik Perusahaan
Perkebunan Negara (PPN).
Masalah Tanah dan Bagi Hasil
Di tahun 1960, muncullah UU Pokok Agraria (UUPA) dan UU Pokok
Bagi Hasil (UUBH). Meski UU sudah dirilis, tapi dalam praktiknya sering terjadi
perselisihan antara pemilik tanah dan petani yang mengerjakan tanah. Contoh
peristiwa yang terkenal adalah Peristiwa Klaten dan Peristiwa Bandar Betsi.
Bandar Betsi adalah peristiwa dimana PKI yang melakukan aksi sepihak dan
berusaha menjarah tanah negara salah satunya kebun karet milik Perusahaan
Perkebunan Negara (PPN).
Bung Karno Sakit
Isu menyedihkan Bung Karno sakit berkembang mulai tahun 1964
hingga dimulainya kudeta 30 September. Tentu rakyat akan bergosip dan
memulai isu siapa yang berhak memegang kekuasaan jika Bung Karno
meninggal. Tapi menurut Subandrio, Aidit tahu bahwa penyakit yang diderita
Bung Karno tidak begitu parah atau sakit ringan.
Adanya Gerakan Ganyang Malaysia
.
PKI didekati oleh Bung Karno karena Bung Karno menyadari Angkatan Darat yang
tidak terlalu niat untuk berperang. Tentu PKI langsung senang karena selain bisa menunggangi
Bung Karno, juga bisa ikut “Ganyang Malaysia” yang mereka nilai sebagai pengikut nekolim. Di
masa ini, PKI semakin kuat secara internal dan eksternal. Bung Karno yang mengetahui
kekuatan PKI, memilih tidak melakukan apapun karena butuh kekuatan PKI untuk
mengganyang Malaysia. Selain dari Bung Karno, beberapa anggota Angkatan Darat yang tidak
suka dengan kepengecutan para petinggi Angkatan Darat menjalin hubungan dengan PKI.
Keterlibatan Amerika Serikat
Peperangan di Vietnam dan penularan komunisme dari negara
ke negara membuat Amerika Serikat kewalahan. Kini mereka sebisa
mungkin agar Indonesia tidak tertular oleh virus komunisme. Tapi
beberapa pendapat menyatakan bahwa peranan Amerika Serikat di
Indonesia tidak terlalu besar karena bukti-bukti fisiknya kecil.
Peristiwa G30S/PKI
Isu Keterlibatan Dewan Jendral
Pada saat-saat yang genting sekitar bulan September 1965 muncul isu adanya Dewan
Jenderal yang mengungkapkan adanya beberapa petinggi Angkatan Darat yang tidak puas terhadap
Soekarno dan berniat untuk menggulingkannya. Menanggapi isu ini, Soekarno disebut-sebut
memerintahkan pasukan Cakrabirawa untuk menangkap dan membawa mereka untuk diadili oleh
Soekarno. Namun yang tidak diduga-duga, dalam operasi penangkapan jenderal-jenderal tersebut,
terjadi tindakan beberapa oknum yang termakan emosi dan membunuh Letjen Ahmad Yani, Panjaitan,
dan Harjono.
Sedangkan tiga perwira tinggi yang lain yaitu Mayor Jenderal Soeprapto, Mayor Jenderal S.
Parman dan Brigadir Jenderal Sutoyo ditangkap hidup-hidup. Untungnya, target utama yaitu Jenderal
A.H. Nasution, berhasil kabur dengan cara melompat pagar ke kebun kedutaan besar Irak. Sayangnya,
ajudan Nasution, Letnan Satu Pierre Tendean ditangkap karena dikira Nasution dan putri Nasution yang
bernama Ade Irma Suryani tertembak dan meninggal pada tanggal 6 Oktober. Seorang brigadir polisi
yang bernama Karel Sadsuitubun juga gugur. Korban terakhir yaitu Albert Naiborhu, keponakan
Jenderal Panjaitan, yang terbunuh ketika rumah sang jenderal diserbu. Jasad para jenderal dibawa ke
daerah bernama Lubang Buaya di dekat Halim lalu dibuang ke sumur.
Letnan Jenderal Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi
Tertinggi)

Mayjen Haryono Mas Tirtodarmo (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan
Pembinaan)

Mayjen R.Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi)

Mayjen Siswono Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen)

Brigjen Donald Izacus Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik)

Brigjen Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat)


G30S/PKI Menguasai Jakarta
Di pagi yang sama, sekitar dua ribu tentara dari dua divisi menguasai Lapangan
Merdeka dan tiga sisi lapangan termasuk kantor Radio Republik Indonesia (RRI). Mereka
tiak menguasai sisi timur lapangan (yang merupakan markas KOSTRAD yang dipimpin
oleh Mayor Jenderal Suharto). Di malam sebelumnya, Aidit sang pemimpin PKI dan
Marsekal Udara Omar Dani pergi ke Halim dan ini adalah bukti keterlibatan mereka di
G30S/PKI.
Pada pukul tujuh pagi, RRI menyiarkan berita dari Letkol Untung bahwa lokasi
strategis di Jakarta sudah diambil. Dengan dalih untuk mencegah terjadinya percobaan
kudeta oleh Dewan Jenderal yang didukung oleh CIA kepada Bung Karno. Mereka juga
mengatakan bahwa Bung Karno berada di perlindungan G30S. Mendengar kabar ini, Bung
Karno langsung menuju ke Halim dan berdiskusi dengan Marsekal Udara Omar Dani untuk
mengisi jabatan komandan Angkatan Darat yang sekarang kosong.
Pergerakan di Jawa Tengah
Jawa Tengah juga memiliki cerita sendiri. Ketika RRI
menyiarkan kabar di pukul tujuh pagi, tentara dari Divisi Diponegoro
langsung mengambil lima dari tujuh batalion di bawah nama Gerakan 30
September. Petinggi PKI di Solo langsung mengumumkan dukungan.
Pasukan pemberontak di Jogjakarta yang dipimpin oleh Mayor Mulyono
menculik dan membunuh Kolonel Katamsan dan Letnan Kolonel
Sugiono. Untungnya, ketika beredar kabar kegagalan kudeta di Jakarta,
pasukan pemberontak menyerah.
Pasca Peristiwa
G30S/PKI
Penumpasan Gerakan PKI dan Pembekuan PKI
• Tindakaan Kostrad
Pada hari Jum’at tanggal 1 Oktober 1965 pangkostrad Mayjend TNI
Soeharto melakukan tindakan penumpasan gerakan PKI, karena pengkh
ianatanya terhadap bangsa Indonesia, dan melakukan pembunuhan terh
adap Jenderal-jenderal.
Tanggal 3 Oktober 1965 sekitar 17.00 ditemukan timbunan tanah d
an sampah yang diperkirakan sebagai tempat penguburan kemudian dila
kukan penggalian terhadap timbunan tanah dan sampah tersebut yang te
rnyataa adaalah sebuah sumur tua.
• Tuntutan Massa Dalam Pembubaran PKI
a.Reaksi Partai Politik dan Organisasi Massa
Parpol maupun ormas belum menentukan sikap karena sama sekali
tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan latar belakang
terjadinya peristiwa G 30 S PKI.
b.Tindakan Spontan Massa terhadap PKI
Pada tanggal 8 Oktober 1965 mulai terjadi aksi-aksi massa
menyerbu gedung-gedung kantor PKI serta ormas-ormasnya.
Tri Tuntutan Rakyat (Tritura)
tiga buah tuntutan yang kemudian dikenal sebagai Tritura itu, yang
isinya adalah:
• Pembubaran PKI;
• Pembersihan kabinet dari unsur-unsur G-30-S/PKI; dan
• Penurunan harga dan perbaikan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai