Dokter Pembimbing:
dr. Catur Pradono, Sp.An
Disusun Oleh:
Via Anggraeni
Alifah Rifka
• RM : 00.74.67.20
• Nama :Tn. K
• Umur : 76 tahun 5 bulan
• Alamat : Kranjan Rt 04 Rw 01, Sukapura,
Rawamerta
• Agama : Islam
• Tanggal masuk RS : 29 Juni 2019
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Penyakit Penyakit
Asma (-)
Jantung (-) kronis (-)
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Hipertensi Diabetes
Alergi (-)
(-) Melitus (-)
Penyakit
Asma (-)
Jantung (-)
RIWAYAT KEBIASAAN
Kebiasaan
olahraga (-)
RIWAYAT PENGOBATAN
Cystoscopy
Operasi 1x
TURBT
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
• Pencahayaan cukup
Tinggal bersama istri • Ventilasi cukup
dan anaknya • Lingkungan tidak
padat penduduk
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM
KESAN GIZI
120/80
97x/menit 20x/menit 36,4 'C 97%
mmHg
KETERANGAN
• Normocephali
KEPALA • Distribusi rambut merata
• Konjungtiva anemis (-)
Mata • Sklera ikterik (-)
• Mukosa basah
• Sianoisis (-)
• Mallampati grade I
Mulut & Leher • Pembesaran KGB (-)
• JVP (-)
KETERANGAN
PARU:
Bentuk tulang dada normal
SNV (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
THORAKS JANTUNG:
Bunyi jantung I II reguler, murmur (-),
gallop (-)
KETERANGAN
+ + - -
EKSTREMITAS AH + +
OE
- -
PEMERIKSAAN PENUNJANG (yg abnormal)
Tanggal : 24/07/2019 13.47
Diagnosis Pembedahan:Vesikolitiasis
Tindakan Pembedahan:Vesikolitotomi
Tanda Vital :
• Nadi : 68 x/menit
• Laju Napas : 20 x/menit
• Tekanan darah : 127/70 mmHg
• Saturasi : 100 %
INTRA OPERATIF
Pukul Tindakan Anestesi
11.15 Cek reaksi obat anastesi pada pasien, 5 menit stelah penyuntikan anastesi
regional tensi pasien turun menjadi 60/20, lalu di berikan Efedrin 20 mg
• Nyeri pada regio hypogastrik saat buang air kecil sejak 1 minggu yll → karena
batu cukup besar menyumbat VU saat miksi
• kejadian berulang → karena terbentuk dari endapan kristal-kristal dari bahan
organik dan anorganik yang tidak terlarut dalam urine makan terjadilah
presipitasi kristal dan menarik bahan-bahan lain membentuk kristal yang lebih
besar dan membentuk batu, keadaan ini mudah terjadi pada pasien BPH,
striktura, dan buli-buli neurogenik
• Tindakan Vesikolitotomi → tidak terdapat kontraindikasi, makan di lakukan
anastesi spinal di celah interspinosum L3-L4 dengan obat anestesi local
Bupivacain 5mg/ml , indikasi dari pasien ini karena akan dilakukan pembedahan
yang di persarafi T10 untuk pembedahan daerah yang di persarafi T10 ke bawah
(buli-buli)
• Reaksi obat 5 menit → hipotensi (127/70 → 60/20) → Efedrin 20 mg
• Analgesik
- Ondansetron 4 mg (antiemetic) → antagonis reseptor subtipe 5-HT3
(serotonin) di perifer (ujung nervus vagus) maupun di sentral yaitu di
chemoreceptor trigger zone pada area postrema.
- Ketorolak 30 mg (NSAID) → digunakan untuk mengatasi nyeri pasca operasi
(4-6 jam).
- Drip Tramadol 100 mg →bekerja secara sentral (SPP) menghambat sensasi dan
respon nyeri, bersifat agonis opioid dan bekerja pada reseptor opiate (4-6 jam).
Jika di bolus iv (mual, muntah, pusing, gatal, sesak nafas, mulut kering dan
berkeringat )
• Cairan 1350 cc
- Kebutuhan cairan basal (rutin,rumatan) ialah :
• 4 ml/kgBB/jam untuk berat badan 10 kg pertama
• 2 ml/kgBB/jam tambahkan untuk berat badan 10 kg kedua
• 1 ml/kgBB/jam tambahkan untuk sisa berat badan
• pada pasien ini kebutuhan cairan basal (rutin,rumatan) :
• (4x10) + (2x10) + (1x30) = 90 ml/jam
- Kebutuhan cairan selama operasi = operasi sedang = 6 ml/kgBB
= 6 ml X 50kg = 300 ml
• Kebutuhan cairan pengganti puasa = jumlah jam puasa X cairan pemeliharaan
=8 jam x 90 ml = 720 ml
• Operasi jam ke-1 = Cairan pemeliharaan + operasi + 1⁄2 pengganti puasa = 90 ml + 300 ml
+ 1⁄2 x 720 ml = 750 ml
• Operasi jam ke-2 = Cairan pemeliharaan + operasi + 1⁄4 pengganti puasa = 90 ml + 300
ml + 1⁄4 x 720 ml = 570 ml
• Operasi berlangsung selama 1 jam 30 menit dengan kebutuhan cairan selama operasi sebesar 1320 ml.
• Perawatan pasien pasca operasi dilakukan di recovery room (RR) untuk dilakukan pemantauan sebelum dibawa
kembali ke ruangan.
REFERENSI
• Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Petunjuk Praktis: Anestesiologi. Edisi Ketiga. Jakarta: Badan Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2007
• Tsai, T., Greengrass, R., Spinal Anesthesia., Textbook of Regional Anesthesia and Acute Pain Management., 2007 : 193 – 221.American Society of
Anesthesiologists. Continuum of depth of sedation: definition of general anesthesia and levels of sedation/analgesia. American Society of
Anesthesiologists 2014; 1-2
• Barash PG, Cullem BF, Stoelting RK. Clinical anesthesia. 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.
• Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anesthesiology. United States of America: Lange Medical Books McGraw-Hill. 2013. Ed 5
• Pearle, M.S., Lotan, Y. 2012. Campbell Walsh Urology 10th Edition: Urinary Lithiasis. Amerika Serikat: Saunders Elsevier
• Stoller, M.L., 2008. Smith’s General Urology 18th Edition: Urinary Stone Disease. Amerika Serikat: McGraw HillSjamsuhidajat. R, Jong WD. 2005.
Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
• Gunawan, SG,dkk. Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
• Saleh, Ahmad. Perbandingan efektivitas pemberian efedrin intramuscular dengan infuse kontinyu dalam mencegah hipotensi pada anestesi spinal.
Surakarta; Jakarta Kedokteran Universitas Sebelas Maret; 2009.
• Utomo, Pradipta. Perbandingan perubahan frekunsi denyut nadi antara lidokain dan bupivakain pada anestesi spinal.Surakarta; Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret; 2009
• Said A. Petunjuk Praktis Anestesiology. Edisi kedua. Jakarta: bagian anestesiology danterapi intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2009