Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

ANESTESI REGIONAL PADA PASIEN VESICOLITHIASIS

Dokter Pembimbing:
dr. Catur Pradono, Sp.An
Disusun Oleh:
Via Anggraeni
Alifah Rifka

KEPANITERAAN KINIK ILMU ANASTESI


Identitas Umum

• RM : 00.74.67.20
• Nama :Tn. K
• Umur : 76 tahun 5 bulan
• Alamat : Kranjan Rt 04 Rw 01, Sukapura,
Rawamerta
• Agama : Islam
• Tanggal masuk RS : 29 Juni 2019
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA

Pasien datang dengan keluhan nyeri saat buang


air kecil sejak 1 minggu SMRS
ANAMNESIS
KELUHAN TAMBAHAN

Tidak terdapat keluhan


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Nyeri saat buang air kecil sejak


1 minggu SMRS • Tidak terdapat keluhan
• Nyeri dirasakan setiap ingin mual dan muntah
buang air kecil.

• Sebelumnya pasien pernah di


rawat dan di lakukan
cystoscopy dan TURBT dengan
diagnosis Tumor buli dan susp
batu buli 2 tahun yll.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Hipertensi Riwayat Diabetes


Alergi (-)
(-) operasi 1x Melitus (-)

Penyakit Penyakit
Asma (-)
Jantung (-) kronis (-)
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Hipertensi Diabetes
Alergi (-)
(-) Melitus (-)

Penyakit
Asma (-)
Jantung (-)
RIWAYAT KEBIASAAN

Merokok (+) 1 Mengonsumsi


bungkus/ hari alkohol (-)

Kebiasaan
olahraga (-)
RIWAYAT PENGOBATAN

Cystoscopy
Operasi 1x
TURBT
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

• Pencahayaan cukup
Tinggal bersama istri • Ventilasi cukup
dan anaknya • Lingkungan tidak
padat penduduk
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM

Kesan sakit Kesadaran


• Sakit Sedang • Compos Mentis

KESAN GIZI

Berat Badan Tinggi Badan


• 50 kg • 150 cm
PEMERIKSAAN FISIK
TANDA VITAL

Tekanan Denyut Nadi


Frekuensi
Suhu
Saturasi
darah Napas oksigen

120/80
97x/menit 20x/menit 36,4 'C 97%
mmHg
KETERANGAN

• Normocephali
KEPALA • Distribusi rambut merata
• Konjungtiva anemis (-)
Mata • Sklera ikterik (-)

• Mukosa basah
• Sianoisis (-)
• Mallampati grade I
Mulut & Leher • Pembesaran KGB (-)
• JVP (-)
KETERANGAN

PARU:
Bentuk tulang dada normal
SNV (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
THORAKS JANTUNG:
Bunyi jantung I II reguler, murmur (-),
gallop (-)
KETERANGAN

• Distensi abdomen (+)


• Asites (-)
• Bising usus (+)
ABDOMEN • Defense muscular (-)
• Nyeri tekan pada 2 regio abdomen
- - -
- - -
- + -

+ + - -
EKSTREMITAS AH + +
OE
- -
PEMERIKSAAN PENUNJANG (yg abnormal)
Tanggal : 24/07/2019 13.47

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan


Hemoglobin 8,3 g/dL 11,7 – 15,5
Eritrosit 4,18 juta/μl 4.1-5,1
Hematokrit 36,5 % 35-47
Trombosit 471 juta/μl 150 – 400
DIAGNOSIS

Diagnosis Pembedahan:Vesikolitiasis

Tindakan Pembedahan:Vesikolitotomi

Kriteria ASA : ASA II


PERSIAPAN PRE-OPERATIF

• Memastikan identitas, diagnose, dan tindakan pasien


• Mempersiapkan dokumen persetujuan anastesi, bedah, dan assessment pre
anastesi
• Pasien diminta puasa selama 8 jam sebelum operasi
• Akses intravena pasien terpasang
• Persiapkan obat dan alat anastesi regional
• Persiapkan monitor tanda vital
• Menyiapkan obat emergency
Keadaan umum :
• Compos mentis
• Tampak sakit sedang

Tanda Vital :
• Nadi : 68 x/menit
• Laju Napas : 20 x/menit
• Tekanan darah : 127/70 mmHg
• Saturasi : 100 %
INTRA OPERATIF
Pukul Tindakan Anestesi

11.05 Pasien masuk ke dalam ruangan operasi dan diposisikan di atas

meja operasi, memakai headcap, dan dipasang alat monitoring

(NIBP, dan SpO2)

11.10 Pemberian obat anastesi regional Bupivacain spinal 5 mg, di

suntikkan di Lumbal 3-4

11.15 Cek reaksi obat anastesi pada pasien, 5 menit stelah penyuntikan anastesi
regional tensi pasien turun menjadi 60/20, lalu di berikan Efedrin 20 mg

11.25 Operasi dimulai

11.35 Pemberian Ephedrine 30mg dan Ondansetron 4 mg i.v bolus

13.00 Pemberian Ketorolac 30 mg i.v bolus dan Tramadol 100 mg drip

13.10 Operasi selesai


KEADAAN INTRA OPERATIF

• Jenis Anastesi : Anastesi Regional


• Tindakan Pembedahan :Vesikolitotomi
• Lama Pembiusan : 2 jam
• Lama Pembedahan : 1 jam 45 menit
• Posisi : Terlentang
• Akses Intra vena : Tangan kanan dengan kristaloid
• Medikasi :
- Bupivacain spinal 5 mg
- Ephedrine 20 mg + 10 mg
- Ondansentron 4 mg
- Ketorolac 30 mg
- Tramadol 100 mg
• Keadaan setelah pembedahan
- Tekanan darah : 110/50 mmHg
- Saturasi : 99 %
- Nadi : 88 x/mnt
- Kesadaran : Compos Mentis
POST OPERATIF

• Pembedahan selesai dilakukan pukul 13.10


WIB
• Diagnosa post-pembedahan →
Vesikolitiasis sebesar telur ayam kampung
• Pasien dipindahkan ke ruangan → Teluk
Jambe
ANALISIS KASUS

• Nyeri pada regio hypogastrik saat buang air kecil sejak 1 minggu yll → karena
batu cukup besar menyumbat VU saat miksi
• kejadian berulang → karena terbentuk dari endapan kristal-kristal dari bahan
organik dan anorganik yang tidak terlarut dalam urine makan terjadilah
presipitasi kristal dan menarik bahan-bahan lain membentuk kristal yang lebih
besar dan membentuk batu, keadaan ini mudah terjadi pada pasien BPH,
striktura, dan buli-buli neurogenik
• Tindakan Vesikolitotomi → tidak terdapat kontraindikasi, makan di lakukan
anastesi spinal di celah interspinosum L3-L4 dengan obat anestesi local
Bupivacain 5mg/ml , indikasi dari pasien ini karena akan dilakukan pembedahan
yang di persarafi T10 untuk pembedahan daerah yang di persarafi T10 ke bawah
(buli-buli)
• Reaksi obat 5 menit → hipotensi (127/70 → 60/20) → Efedrin 20 mg
• Analgesik
- Ondansetron 4 mg (antiemetic) → antagonis reseptor subtipe 5-HT3
(serotonin) di perifer (ujung nervus vagus) maupun di sentral yaitu di
chemoreceptor trigger zone pada area postrema.
- Ketorolak 30 mg (NSAID) → digunakan untuk mengatasi nyeri pasca operasi
(4-6 jam).
- Drip Tramadol 100 mg →bekerja secara sentral (SPP) menghambat sensasi dan
respon nyeri, bersifat agonis opioid dan bekerja pada reseptor opiate (4-6 jam).
Jika di bolus iv (mual, muntah, pusing, gatal, sesak nafas, mulut kering dan
berkeringat )
• Cairan 1350 cc
- Kebutuhan cairan basal (rutin,rumatan) ialah :
• 4 ml/kgBB/jam untuk berat badan 10 kg pertama
• 2 ml/kgBB/jam tambahkan untuk berat badan 10 kg kedua
• 1 ml/kgBB/jam tambahkan untuk sisa berat badan
• pada pasien ini kebutuhan cairan basal (rutin,rumatan) :
• (4x10) + (2x10) + (1x30) = 90 ml/jam
- Kebutuhan cairan selama operasi = operasi sedang = 6 ml/kgBB
= 6 ml X 50kg = 300 ml
• Kebutuhan cairan pengganti puasa = jumlah jam puasa X cairan pemeliharaan
=8 jam x 90 ml = 720 ml
• Operasi jam ke-1 = Cairan pemeliharaan + operasi + 1⁄2 pengganti puasa = 90 ml + 300 ml
+ 1⁄2 x 720 ml = 750 ml
• Operasi jam ke-2 = Cairan pemeliharaan + operasi + 1⁄4 pengganti puasa = 90 ml + 300
ml + 1⁄4 x 720 ml = 570 ml
• Operasi berlangsung selama 1 jam 30 menit dengan kebutuhan cairan selama operasi sebesar 1320 ml.
• Perawatan pasien pasca operasi dilakukan di recovery room (RR) untuk dilakukan pemantauan sebelum dibawa
kembali ke ruangan.
REFERENSI

• Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Petunjuk Praktis: Anestesiologi. Edisi Ketiga. Jakarta: Badan Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2007
• Tsai, T., Greengrass, R., Spinal Anesthesia., Textbook of Regional Anesthesia and Acute Pain Management., 2007 : 193 – 221.American Society of
Anesthesiologists. Continuum of depth of sedation: definition of general anesthesia and levels of sedation/analgesia. American Society of
Anesthesiologists 2014; 1-2
• Barash PG, Cullem BF, Stoelting RK. Clinical anesthesia. 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.
• Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anesthesiology. United States of America: Lange Medical Books McGraw-Hill. 2013. Ed 5
• Pearle, M.S., Lotan, Y. 2012. Campbell Walsh Urology 10th Edition: Urinary Lithiasis. Amerika Serikat: Saunders Elsevier
• Stoller, M.L., 2008. Smith’s General Urology 18th Edition: Urinary Stone Disease. Amerika Serikat: McGraw HillSjamsuhidajat. R, Jong WD. 2005.
Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
• Gunawan, SG,dkk. Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
• Saleh, Ahmad. Perbandingan efektivitas pemberian efedrin intramuscular dengan infuse kontinyu dalam mencegah hipotensi pada anestesi spinal.
Surakarta; Jakarta Kedokteran Universitas Sebelas Maret; 2009.
• Utomo, Pradipta. Perbandingan perubahan frekunsi denyut nadi antara lidokain dan bupivakain pada anestesi spinal.Surakarta; Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret; 2009
• Said A. Petunjuk Praktis Anestesiology. Edisi kedua. Jakarta: bagian anestesiology danterapi intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2009

Anda mungkin juga menyukai