Hati
Hati
Embriologi
Hati mulai berkembang pada minggu ke empat, berasal dari entoderm dan
mesoderm.
Empedu berasal dari bagian kaudal hati.
Anatomi
Merupakan alat tubuh terbesar, dengan berat 1200-1600 gram pada orang
dewasa dan menempati hampir seluruh bagian atas kanan rongga
abdomen,mulai dari sela interkostal kelima hingga lengkung iga.
Terdiri atas lobus kanan, kiri, caudatus dan lobus quadratus.
Dibungkus dengan simpai glisson.
Mendapatkan vaskularisasi dari vena porta dan arteri hepatika. Kemudian darah
disalurkan keluar hati melalui vena hepatika.
Empedu disalurkan hati ke duodenum melalui saluran empedu intra dan ekstra
hepatik.
Vena porta, arteri hepatika dan saluran empedu berkumpul dalam daerah
disebut porta hepatika.
Histologis
Terdapat 3 jaringan penting yaitu sel
parenkim hati, susunan pembuluh darah, dan
susunan saluran empedu.
Terdiri atas 2 lobus histologik yaitu lobus
anatomi dan lobus fungsional.
Lobus anatomik terdiri atas vena sentralis,
parenkim hati, sinusoid, ruang disse, segitiga
Kiernan.
Fisiologis
Metabolisme KH, Protein, lemak.
Memproduksi protein plasma dan empedu
Sumber pembentukan protrombin, fibrinogen,
dan absorbsi vitamin K dengan garam
empedu.
Eritropoiesis
Detoksifikasi kuman, mineral dan hormon.
Kelainan Kongenital
Aplasi/hipoplasia
Biasanya mengenai lobus kiri
Lobus riedel
Pertumbuhan lobus kanan kebawah berlebihan
Kista
Bisa berganda atau soliter
Trauma
This is an in-situ
photograph of the chest
and abdominal contents. As
can be seen, the liver is the
largest parenchymal organ,
lying just below the
diaphragm. The right lobe
(at the left in the
photograph) is larger than
the left lobe. The falciform
ligament is the rough
dividing line between the
two lobes.
NORMAL LIVER, MICR
Liver is divided histologically into lobules. The center of the lobule is the central
vein. At the periphery of the lobule are portal triads. Functionally, the liver can be
divided into three zones, based upon oxygen supply. Zone 1 encircles the portal
tracts where the oxygenated blood from hepatic arteries enters. Zone 3 is located
around central veins, where oxygenation is poor. Zone 2 is located in between.
Patologi Hati
Kerusakan hati.
Hati sangat rentan akan gangguan metabolik, sirkulasi, racun,
mikroba, dan neoplasma.
Penyakit primer yang terjadi pada hati seperti viral hepatitis dan
hepatocellular carcinoma. Tetapi banyak penyakit hati yang
merupakan efek sekunder dari tempat lain seperti dekompensasi
kordis, metastasis kanker, alcoholisme, and infeksi ekstra
hepatik
Aspek umum dari penyakit hati yang akan dibicarakan yaitu:
1. Pola kerusakan sel hati.
2. Pembentukan getah empedu.
3. Gagal hati
4. Sirosis hati.
Aspek Umum Dari Kerusakan Sel Hati
Tipe kerusakan yang terjadi pada hati:
Nekrosis
Inflamasi
Regenerasi
Fibrosis
Aspek Umum Dari Kerusakan Sel Hati
Proses patologi yang menyerang hati
dapat menimbulkan satu atau lebih
gambaran reaksi :
Nekrosis
Tipe dari nekrosis tergantung dari etiologinya
Coagulative necrosis
Merupakan dampak akibat terjadinya iskemia
Piecemeal necrosis
Sel hati antara parenkim dan jaringan ikat
dihancurkan bersama limfosit dan infiltrat
plasma.
Aspek Umum Dari Kerusakan Sel Hati
Focal necrosis
Nekrosis yang terjadi pada kelompok kecil
hepatosit, yang terjadi pada keadaan hepatitis akut
viral dan drug-induced hepatitis
Zonal necrosis
Nekrosis yang terjadi pada zona tertentu seperti
sentral, midzonal, dan tepi, yang biasanya khas
pada penyakit tertentu.
Massive necrosis
Nekrosis yang terjadi pada sebagian besar
hepatosit, seperti: Fulminant hepatitis and toxin-
induced damage
Aspek Umum Dari Kerusakan Sel Hati
Inflamasi
Merupakan respon umum dari kerusakan sel hati
akibat infeksi , obat, racun, dan penyakit autoimun.
Councilman
Merupakan sisa dari proses apoptosis sel hati dengan
bentuk brightly eosinophilc, struktur yang mengkerut.
Regenerasi
Merupakan proses perbaikan sel yang rusak
Fibrosis
Kerusakan hati yang berulang akan mengakibatkan
sel hati digantikan oleh fibrosit
Kerusakan Hati.
Sebab apapun Respon umum yang terlihat yaitu,
1. Degenerasi and intracellular accumulation.
Kerusakan akibat rscun atau reaksi imunologi akan menyebabkan
hepatosit bengkak dan terlihat edem ( ballooning degeneration )
dengan sitoplasma iregular dan daerah kososng yang luas. Materi
empedu dapat memperlihatkan gambaran seperti bengkak berbusa
( foaming degeneration ). Penimbunan lemak dalam hepatosit
disebut statosis.
2. Nekrosis and apoptosis.
Gangguan hati yang signifikan dapat menyebabkan nekrosis hati.
Pada ischemic coagulative nekrosis, sel hati tidak terwarnai dan
memperlihatkan inti yang lisis. Kematian sel akibat racun atau
reaksi immunologi akan memperlihatkan bentuk hepatosit yang
berkerut, piknotik, eosinofilik. Councilman bodies berisi inti yang
terfragmentasi akibat proses apoptosis.
2. Nekrosis and apoptosis (lanjutan)
Nekrosis biasanya memperlihatkan distribusi zona yang terkena.
Yang paling mudah diamati yaitu nekrosis hepatosit disekitar
ujung vena hepatika ( centrilobular necrosis ), dan merupakan
karakteristik dari keracunan obat dan reaksi toksisitas.
Banyaknya agen penyebab kerusakan hati akan memberikan
gambaran berbeda pada kerusakan sel hati. Nekrosis dapat
terbatas pada lobus hati (focal necrosis), nekrosis pada seluruh
lobus (submassive necrosis) atau seluruh jaringan hati(massive
necrosis) akan diikuti kegagalan hati.
3. Inflamasi.
Kerusakan pada hati yang disertai masuknya sel inflamasi
akut atau kronik disebut hepatitis. Sel nekrosis akan
mengundang sel inflamasi ke hepatosit. Serangan sel hati oleh
limfosit T yang tersensitisasi akan menyebabkan kehancuran sel
hati. Inflamasi dapat terbatas pada daerah portal atau menyebar ke
parenkim hati.
4. Regenerasi.
Ikterik
Hypoalbuminemia
Hypoammonemia
Fetor hepaticus
Gangguan metabolisme estrogen
Koagulopati, akibat gangguan pembentukan
faktor pembekuan darah II, VII, IX and X.
Sirosis
Masuk dalam 10 daftar penyebab kematian di barat.
Paling banyak terjadi akibat penyalahgunaan alkohol,
hepatitis kronik, penyakit bilier, dan kelebihan besi.
Ditandai dengan 3 keadaan:
1. Bridging fibrous septa
2. Nodules parenchymal
3. Ganguan stuktur hepar
CIRRHOSIS OF LIVER
Patogenesis sirosis.
Terjadi fibrosis yang progresif akibat adanya
rangsangan dari inflamasi kronik, produksi sitokin,
disrupasi matrik ekstraselular, toksin
Penyakit Infeksi.
Hati rentan akan infeksi melalui darah (blood-borne infectious),
baik secara sistemik atau yang berasal dari abdomen
Viral hepatitis.
Infeksi virus sistemik dapat memberikan gambaran hepatitis yaitu :
1. Infectious mononucleousus ( Epstein-Barr virus).
2. Cytomegalovirus infection
3. Yellow fever.
HEPATITIS A VIRUS.
Hepatitis A, jinak , sembuh sendiri (self-limited disease) dengan
masa inkubasi 2-6 minggu.
Serologi
Masa inkubasi 2-26 minggu.
HCV RNA dapat dideteksi 1 - 3 minggu seiring peningkatan
SGOT/SGPT
Hepatitis Akut.
Acute viral hepatitis.
Acute viral hepatitis dapat dibagi menjadi 4 tahapan :
1. An incubation period.
2. A symptomatic preicteric phase.
3. A symptomatic icteric phase.
4. Convalescence.
Manifestasi klinis
Hepatitis akut.
Hepatitis akut memberikan gambaran pembengkakan hepatosit
(balooning degeneration), dan sitoplasma terlihat kosong. Terdapat 2
pola kematian sel, yaitu:
1). Rupturnya membran sel sehingga terjadi sitolisis
2). Apoptosis. Dengan gambaran hepatosit mengkerut, eosinophilic,
dan inti terfragmentasi
Hepatitis Kronik
Gambaran hepatitis kronik bervariasi dari ringan dan berat. Nekrosis
hepatosit pada lobus dapat terjadi pada semua bentuk hepatitis. Pada
keadaan yang paling ringan inflamasi terbatas pada daerah portal dan
berisi limfosit, makrofag, plasma sel, netrofil dan eosinofil. Struktur
hati masih baik dan tampak jelas. Keadaan hepatitis terus menerus
dan terbentuknya bridging necrosis merupkan tanda kerusakan yang
progresif. Tanda terjadinya kerusakan hati yang irreversibel yaitu
terbentuknya jaringan fibrosa sehingga membentuk sirosis hepatis
Fulminant hepatitis
Sirosis hepatis
Infestasi parasit seperti clonorchis sinensis,
Fasciola Hepatika, Schictoma
Hepatotoksin
Virus
Faktor makanan
Umur
Genetik