Anda di halaman 1dari 29

POPULASI

DAN
SAMPEL
POPULASI DAN SAMPEL

• Populasi diartikan sebagai sekumpulan unsur atau


elemen yang menjadi obyek penelitian. Elemen
populasi ini biasanya merupakan satuan analisis.
• Populasi: Himpunan semua hal yang ingin diketahui.
• Populasi dalam penelitian dapat pula diartikan
sebagai keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya
akan diduga.
• Unit analisis adalah unit/satuan yang akan diteliti
atau dianalisis
Menentuan populasi

• Isi
• Satuan
• Cakupan (scope)
• Waktu
Contoh:

• Suatu penelitian tentang pendapatan keluarga


petani di Kabupaten Jombang tahun 2005,
•  maka populasinya dapat ditetapkan dengan 4
faktor tsb:
• Isi  Semua keluarga petani
• Satuan  Petani penggarap/pemilik
tanah
• Cakupan (scope) Kabupaten Jombang
• Waktu  tahun 2005
Jenis Populasi

• Populasi target merupakan populasi yang telah


ditentukan sesuai dengan permasalahan
penelitian, dan hasil penelitian dari populasi
tersebut ingin disimpulkan.
• Populasi survei merupakan populasi yang terliput
dalam penelitian yang dilakukan.
Populasi Survei / terjangkau

Populasi target

Idealnya populasi target dan populasi survei sama, tapi karena


berbagai sebab maka populasi target dan survei menjadi tidak
sama.
Populasi terdiri dari unsur sampling yaitu
unsur/unsur yang diambil sebagai sampel.

Kerangka sampling (sampling Frame) adalah daftar


semua unsur sampling dalam populasi sampling.

Unsur sampling ini diambil dengan menggunakan


kerangka sampling (sampling frame)
Kelompok Subjek Karekteristik Contoh

Dibatasi oleh
Populasi Target karakteristik klinis Bayi sepsis
dan demografis

Populasi Dibatasi oleh tempat Bayi sepsis di


Terjangkau dan waktu RSUD per tahun

Sampel yang Dipilih secara random 80 bayi sepsis


dikehendaki dari populasi
terjangkau

Subjek yang
benar-benar Subjek menolak, loss
60 bayi sepsis
diteliti to follow-up
Sampel
• Sampel adalah bagian (subset) yang dicuplik dari
populasi yang akan diamati atau diukur peneliti
• Sampel dapat juga disebut populasi studi, karena
hanya subjek-subjek dalam kelompok inilah yang
sebenarnya diteliti, diamati, atau diukur.
Keuntungan Penggunaan Sampel

Lebih murah

Lebih
Lebih mudah
cepat

Lebih Mewakili Lebih


akurat populasi spesifik
Berapa besar sampel = representatif?
Besar sample perlu mempertimbangkan hal-hal sbb:
Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari
populasi  completely heterogeneous
Presisi yang dikehendaki dari penelitian
Rencana analisis
Tenaga, biaya dan waktu
Besar populasi
 SEMAKIN BESAR SAMPEL SEMAKIN TINGI TINGKAT PRESISI
YANG DIDAPATKAN
• Ukuran sampel dalam penelitian kuantitatif dapat ditaksir dengan
lebih akurat, berdasarkan analisis yang akan dilakukan, presisi estimasi
yang diinginkan, tingkat kesalahan random yang bisa ditoleransi, serta
kuasa statistik yang diharapkan
• Ukuran sampel penelitian kualitatif, lebih mementingkan kualitas dari
pada kuantitas
Teknik penarikan/pengambilan sample

1. Probability Sampling (random


sampling)
2. Non Probability Sampling (non
random sampling)
Probability Sampling
Teknik penarikan sampel, dimana setiap unsure atau
elemen sampling diberi kesempatan yang sama dan persis
sama untuk diikutkan/dipilih dalam sample.

Syarat dalam penarikan sample probabilitas adalah


tersedianya daftar anggota populasi atau daftar
unsure/elemen populasi (kerangka sample/sampling
frame).
Simple Random Sampling
• Metode pencuplikan sampel secara acak dimana maisng-masing
subjek atau unit dari populasi memiliki peluang sama dan bebas untuk
terpilih ke dalam sampel.

• KEUNTUNGAN :
• Memungkinkan peneliti mengetahui besarnya sampling error
penelitian
• Memberikan sampel yang secara rata-rata representatif terhadap
populasi
• KERUGIAN :
• Peneliti harus memiliki daftar setiap subjek yang ada dalam populasi
• Memerlukan perencanaan lebih matang dan dana lebih besar
Systematic Random Sampling
• Caranya:
1. Melakukan cek keadaan daftar populasi (kerangka populasi)
2. Menetapkan jarak/interval
N
I = -----------
n
I = Interval (5)
N = Jumlah anggota populasi (100)
n = Jumlah anggota sampel (20)

3. Menetapkan nomor berapa peneliti akan mulai menghitung (penetapan


momor pertama ini dilakukan secara acak/random)
1, 2, 3, 4 dan 5
4. Anggota sampel berikutnya ditentukan dengan menambahkan interval
pada nomor pertama dan seterusnya
Stratified Random Sampling
Caranya:
1. Menetapkan kriteria yang jelas yang akan digunakan sebagai dasar
penetuan strata (lapisan).
2. Dengan dasar kriteria tersebut populasi dibagi ke dalam sub-
subpopulasi (setiap subpopulasi diasumsikan homogen)
3. Penentuan besar sampel pada masing-masing subpopulasi bisa
proporsional bisa pula tidak.
Cluster Sampling
• Skema pencuplikan dimana unit pencuplikan adalah kelompok (kluster), jadi
subjeknya adalah kelompok bukan individu (dukuh, RT, RW, TPS)
• Pencuplikan kluster bisa digunakan jika populasi menempati area luas
• Keuntungan : menghemat biaya, karena cukup mengamati kluster yg dipilih
• Kerugian : kurang teliti jika dibanding dengan pencuplikan random, peneliti
tidak mengetahui persis jumlah subjek, analisis data bisa mengalami bias
Caranya:
1. Populasi dibagi ke dalam mini populasi-mini
populasi. Mini populasi memiliki karakteristik yang
sama dengan populasi
2. Pengelompokan mini populasi ini bisa berdasarkan
pada pengelompokan secara administrasi.
3. Setelah itu menentukan cluster secara random (bisa
dilakukan secara bertingkat misal dari desa menjadi
dukuh-dukuh atau dusun dst)
4. Cluster yang terpilih adalah unit yang berisi elemen
sample final
Multistage Sampling

• Merupakan skema pencuplikan dimana peneliti mencuplik melalui


proses bertingkat
• Contoh : sebuah studi kasus kontrol berminat menggunakan kasus di
rumah sakit kabupaten/kota. Tingkat Pertama peneliti mencuplik
sejumah provinsi dari sebuah negara. Tingkat kedua peneliti mencuplik
sejumlah kabupaten/kota terpilih. (two-stage sampling).
• Keuntungan : lebih mudah dilakukan dari pada teknik satu tingkat,
dengan anggaran sama dapat menghasilkan sampel lebih besar dan
lebih efisien dari pada random sederhana.
Area Sampling
• Merupakan skema pencuplikan random dengan
menggunakan peta, bukan daftar individu sebagai
kerangka pencuplikannya
• Strategi yang efektif dan murah dalam meneliti sampel
untuk survei atau studi prevalensi berdasarkan area
tempat tinggal
• Dibutuhkan suatu foto udara yang jelas dan rinci dari
wilayah yang akan diteliti, sehingga dapat diketahui blok-
blok yang ada seperti perumahan, pertokoan.
• Teknik penarikan sample sama seperti penarikan sampel
secara bertahap.
• Contoh : peta kota dapat dibagi dalam blok-blok, lalu
masing-masing blok diberi nomer, dan sampel dicuplik
secara ramdom dari blok tersebut
Non Probability Sampling
(Non random sampling)
• Cara ini dilakukan bila tidak mungkin diperoleh daftar yang
lengkap dari populasi penelitian, sehingga tidak terdapat
kesempatan yang sama pada anggota populasi.
• Karena itu peneliti tidak dapat membuat generalisasi atau
kesimpulan yang dapat mewakili populasi, hasil analisis
hanya berlaku untuk anggota populasi yang diteliti.
• Dengan penarikan sample non probability, peneliti tidak
dihadapkan pada cara-cara yang rumit.
Purposive Sampling
• Cara ini membutuhkan kemampuan dan
pengetahuan yang baik dari peneliti terhadap
populasi penelitian.
• Untuk menentukan siapa yang menjadi anggota
sample, maka peneliti harus benar-benar
mengetahui dan beranggapan bahwa orang yang
dipilihnya dapat memberikan informasi yang
diinginkan sesuai dengan permasalahan penelitian.
Quota Sampling
(Penarikan Sampel Jatah)
• Cara ini mirip dengan stratified sampling, yaitu
dengan membagi populasi ke dalam sub-sub populasi
sesuai dengan fokus penelitian.
• Penarikan sample jatah dilakukan bila peneliti tidak
dapat mengetahui jumlah yang rinci dari setiap strata
populasinya.
Snow-ball Sampling
(Penarikan Sampel Bola Salju)
• Cara penarikan sampel ini dimulai dengan jumlah
yang sedikit akhirnya menjadi banyak, dengan
beberapa tahap.
• Pertama, menentukan satu atau beberapa orang
untuk diwawancarai.
• Selanjutnya orang-orang tersebut akan berperan
sebagai titik awal penarikan sampel selanjutnya.
• Salah satu kelemahannya adalah sampel yang pada
tahap berikutnya adalah orang-orang terdekat (peer
group). Karena itu orang pertama dipilih lebih dari
satu.
Sequential Sampling

Penarikan sample ini dimulai dengan pengambilan sample dalam


jumlah kecil, kemudian data dianalisis.

Jika hasilnya masih diragukan, maka sample diambil yang lebih besar
dan seterusnya.
Accidental/Haphazard Sampling (Penarikan
Sampel Secara Kebetulan)
Penarikan sample ini dilakukan dengan cara memilih
orang yang kebetulan ditemui.
Keuntungan : mudah dan murah, biasa dipakai untuk
“pilot studi” dalam menguji integritas psikometrik dan
memilih butir-butir pertanyaan dalam intrumen atau
kuesioner
Kelemahan : sampel yang sudah ditemui secara
insidentil biasanya tidak bersedia lagi dijadikan sampel
kedua, kemungkinan timbul bias seleksi lebih besar.
EXHAUSTIVE SAMPLING

• Exhaustive atau menyeluruh maksudnya adalah peneliti mengambil


semua subjek dari populasi sumber sebagai sampel untuk diteliti
• Contoh: pada kasus investigasi outbreak, tidak hanya kasusnya
penyakit saja yang diteliti tetapi juga semua subjek di dalam populasi
beresiko tersebut
Penentuan populasi dan sampel
harus dilalui bila benar-benar ingin
menjadi sarjana yang jujur

Anda mungkin juga menyukai