Anda di halaman 1dari 12

Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI

Tahun 1945 dan Penjabaran Pancasila Dalam Batang


Tubuh
Kelompok 1
• Cyntia Rahmi
• Fini Alvionita
• Nita Oktaviona
• Rani Selvia
• Rovanly Fernando Saputra
HUBUNGAN PANCASILA DAN UUD 1945

Dalam sistem tertib hukum Indonesia, penjelasan UUD 1945 menyatakan


bahwa pokok pikiran itu meliputi suasana kebatinan dari Undang-undang
Dasar Negara Indonesia serta mewujudkan cita-cita hukum, yang menguasai
hukum dasar tertulis (UUD) dan hukum dasar tidak tertulis (confensi),
selanjutnya pokok pikiran itu dijelmakan dalam pasal-pasal UUD 1945. Maka
dapatlah di simpulkan bahwa suasana kebathinan undang-undang dasar 1945.
Tidak lain di jiwai atau bersumber pada dasar filsafat negara pancasila.
Pengertian inilah yang menunjukkan kedudukan dan fungsi pancasila sebagai
dasar negara republik indonesia.
1. Hubungan formal
Hubungan secara formal, Seperti dijelaskan oleh Kaelan (2000: 90-91), menunjukkan pada
tercantumnya Pancasila secara formal didalam Pembukaan yang mengandung pengertin
bahwa tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik,
akan tetapi dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu
perpaduan asas-asas kultural, religius, dan asas-asas kenegaraan yang unsur-unsurnya
terdapat dalam Pancasila.
Dalam hubungan yang bersifat formal antara Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI
tahun 1945 dapat ditegaskan bahwa rumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik
Indonesia adalah sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea
keempat.
Lebih lanjut, Kaelan (2000: 91-92) menyatakan bahwa Pancasila adalah substansi
esensial yang mendapatkan kedudukan formal yudiris dalam Pembukaan UUD NRI
tahun 1945. Oleh karena itu, rumusan dan yuridiksi Pancasila sebagai dasar negara adalah
sebagaimana terdapat dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945. Perumusan Pancasila
yang menyimpang dari Pembukaan secara jelas merupakan perubahan secara tidak sah
Pembukaan UUD NRI tahun 1945
Dengan di cantumkannya secara formal didalam pembu 1945 maka
pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma pembukaan
UUD dasar hukum positif. Denagn demikian tat kehidupan
bertatanegara tidak hanya bertopang kepada asas-asas sosial,
ekonomo, politik, akan tetapi dalam perpaduaanyya denagn
keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas
kultural, religius dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya berdampak
pada pancasila.
berdasarkan tempat terdapatnya pancasila secara formal dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Bahwa rumusan pancasila sebagi dasar negara republik indonesia
adalah seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV.
2) Bahwa pembukaan UUD 1945 berdasarkan pengertian ilmiah,
merupakan pokok kaidah negara yang fundamental. dan terhadap tertib
hukum indonesia mempunyai 2 macam keduduikan yaitu:
a. Sebagai dasarnya, karena pembukaan UUD 1945 itulah yang
memberikan faktor-faktor mutlak. Bagi adanya hukum tertip hukum
indonesia.
b. Memasukkan dirinya dalam tertib hukum tersebut sebagi hukum
tertinggi.
3) Bahwa dengan demikian pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan
berfungsi selain sebagai muqaddimah dari UUD 1945 dalam kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan.
4) Dengan demikian pancasila dapat disimpulakan mempunyai
hakekat, sifat, kedudukan dan fungsi sebagi pokok kaedah negara yang
hundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup
negara republik indnesia yang di proklamirkan pad tanggal 17 agustus 1945.
5) Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945, dengan demikian
mempnyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat diuabah ydan terlekat
pada kelangsunagn hidup negar republik indonesia.
2. Hubungan material
secara material tertib hukum Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Pancasila sebagai tertib sumber hukum Indonesia meliputi sumber
nilai, sumber materi sumber bentuk dan sifat.
Seperti telah disinggung dimuka bahwa di samping Undang-Undang dasar, masih ada
hukum dasar yang tidak tertulis yang juga merupakan sumber hukum,yang menurut
penjelasan UUD 1945 merupakan aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis, inilah yang dimaksuk denagn konvensi
atau kebiasaan ketatanegaraan sebagai pelengkap atau pengisi kekosongan yang timbul dari
praktek kenegraan, oleh karena itu tersebut tidak terdapat dalam Undang-Undang dasar.
PENJABARAN PANCASILA DALAM BATANG TUBUH UUD 1945
Hubungan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila
dengan batang tubuh UUD NRI tahun 1945 bersifat kausal dan organis.
Hubungan kausal mengandung pengertian Pembukaan UUD NRI tahun
1945 merupakan penyebab keberadaan batang tubuh UUD NRI tahun 1945,
sedangkan hubungan organis berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD
NRI tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.Sesuai
dengan penjelasan UUD NRI tahun 1945, pembukaan mengandung 4 pokok
pikiran yang diciptakan dan dijelaskan dalam batang tubuh. Keempat pokok
pikiran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”, yaitu “negara melindungi
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”.
2. Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan sosial”, yaitu “negara hendak
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.”
3. Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat”, yaitu “negara yang
berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan”
4. Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yaitu
negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan
yang adali dan beradab”.
Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara persatuan
diterima dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945, yaitu negara yang melindungi
bangsa Indonesia seluruhnya.
Pokok pikiiran kedua merupakan causa finalis dalam Pembukaan UUD NRI
tahun 1945 yang menegaskan suatu tujuan atau sutu cita-cita yang hendak dicapai.
Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang menunjukkan bahwa
sistem negara yang terbentuk ke dalam UUD harus berdasar atas kedaulatan rakyat
dan permusyawaratan perwakilan. negara yang menegaskan kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR).
Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu UUD harus
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara
untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur.
Sekian dan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai