Anda di halaman 1dari 47

ODS KONJUNGTIVITIS

BAKTERI
Novia Vidayani
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. A.H


 Umur : 33 tahun
 Jenis Kelamin : perempuan
 Alamat : Magelang
 Tanggal masuk poli : 29 Oktober 2013
 No.RM : 9-11-1223

Keluhan Utama
 Mata kanan-kiri merah, terasa perih dan berair
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan mata kanan dan kiri
merah, perih dan berair. Pasien juga mengeluh
kelopak mata kanan dan kiri bengkak dan terasa
kemeng sejak 4 hari yang lalu. Sejak 7 hari yang
lalu setiap bangun tidur terdapat belek pada
pinggir kelopak mata berwarna putih dan lengket.
Pasien mengaku sering mengucek matanya karena
terasa gatal. Pasien mengatakan, tidak ada
riwayat demam, flu, maupun radang tenggorokan
sebelum mata pasien sakit.
Pasien mengaku pandangannya tidak kabur, serta
tidak mual ataupun muntah, tidak silau jika melihat
cahaya terang, tidak melihat pelangi disekitar
lampu, tidak sakit kepala, tidak cekot-cekot dan
ketika berjalan tidak menabrak. Pasien
mengatakan tidak pernah mengalami sakit seperti
ini tetapi 1 bulan yang lalu ada anggota keluarga
yang sakit seperti ini dan sudah sembuh. Pasien
sudah pernah diperiksakan ke dokter spesialis mata
dan diberi obat tetapi belum ada perbaikan.
Riwayat Penyakit Dahulu

 Sebelumnya pasien tidak pernah sakit seperti ini


 Riwayat alergi disangkal
 Riwayat trauma mata disangkal
 Riwayat kelilipan disangkal
 Riwayat penyakit mata sebelumnya disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga

 Keponakan pasien sakit seperti ini 1 bulan yang


lalu. Sebelumnya ada kerabat pasien yang sakit
seperti ini juga.
 Riwayat alergi pada keluarga disangkal.
 Riwayat belekan berulang pada keluarga
disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi

 Pasien sebagai ibu rumah tangga, biaya


pengobatan ditanggung sendiri.
 Kesan ekonomi cukup
Pemeriksaan Fisik
 Status Umum
 Kesadaran : Compos mentis
 Aktivitas : Normoaktif
 Kooperatif : kooperatif
 Status gizi : Baik
 Vital Sign
 TD : 110/80 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 RR : 18 x/menit
 Suhu : 36,50C
Oculus Dexter Oculus Sinister
Status Oftalmologi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan Laboratorium
diperiksa kultur bakteri sekret konjungtiva.
DIAGNOSA BANDING

 ODS Konjungtivitis Bakterialis


Dipertahankan karena pada pasien terdapat injeksi konjungtiva, mata yang
berair dan sekret putih lengket. Ada riwayat keluarga yang sakit seperti ini
juga sebelumnya. Pada pemeriksaan tidak ada penurunan visus, media
refrakta jernih, fundus refleks cemerlang, dan retina baik.

 ODS Konjungtivitis Viral


Disingkirkan karena pada konjunctivitis viral sekret serous sedikit dan keluhan
mata nyrocos yang lebih parah, adanya bangunan patologis berupa folikel
serta adanya gejala infeksi virus yang lain, seperti demam ataupun flu.

 ODS Konjungtivitis Vernalis


Disingkirkan karena pasien tidak memiliki riwayat alergi. Pasien juga baru
pertama kali mengalami ini. Pada pemeriksaan fisik tidak terdapat bangunan
cobble stone.
 ODS Keratokonjungtivitis
Disingkirkan karena pasien tidak ada gangguan
penglihatan/kabur, tidak ada kekeruhan pada kornea
dan tidak ada pembesaran kelenjal preaurikula.
DIAGNOSIS KERJA

 ODS Konjungtivitis Bakterialis


TERAPI

Non Medikamentosa
 Sekret/kotoran yang keluar dibersihkan dengan kapas dan air
hangat
 Memakai kacamata untuk melindungi mata dari debu/kotoran

 Melepas/membersihkan pseudomembran pada kelopak atas mata


kiri
Medikamentosa
 Topikal

Gentamycin ED 4x1 tetes ODS (jam 08.00, 12.00, 16.00, 20.00)

 Oral
Amoxcycilin 500 mg 3x1
dexamethason 0,5 mg 3x1
EDUKASI

 Menjaga kebersihan mata


 Meminum obat secara teratur sesuai resep dokter
 Menjelaskan kepada pasien bahwa ini merupakan
penyakit peradangan selaput mata yang menular,
sehingga sangat mungkin anggota keluarga lain juga
tertular.
 Menggunakan kacamata sementara agar terhindar dari
benda asing yang masuk dan meminimalisir penularan
kepada anggota keluarga yang lain,.
 Jangan menggunakan handuk atau sapu tangan
bersama-sama
 Menjelaskan bahwa penyakit ini dapat sembuh dengan
baik, tetapi memungkinkan untuk dapat terkena lagi.
PROGNOSA

Oculus Dexter Oculus Sinister


 Quo ad visam : ad bonam ad bonam
 Quo ad sanam : ad bonam ad bonam
 Quo ad functionam: ad bonam ad bonam
 Quo ad vitam : ad bonam ad bonam
 Quo ad kosmetikam: ad bonam ad bonam
KOMPLIKASI

Penyakit radang mata yang tidak segera


ditangani/diobati bisamenyebabkan kerusakan
pada mata/gangguan pada mata dan
menimbulkan komplikasi. Beberapa komplikasi dari
konjungtivitis diantaranya:
 Keratitis
 Simblefaron
Rujukan
 Dalam kasus ini tidak dilakukan Rujukan ke Disiplin
Ilmu Kedokteran Lainnya, karena dari pemeriksaan
klinis dan laboratorium tidak ditemukan kelainan
yang berkaitan dengan Disiplin Ilmu Kedokteran
lainnya.
KONJUNGTIVA
 ANATOMI DAN FISIOLOGI
Konjungtiva adalah selaput lendir atau disebut lapisan mukosa.
Konjungtiva melapisi permukaan sebelah dalam kelopak mulai tepi
kelopak (margo palpebralis), melekat pada sisi dalam tarsus,
menuju ke pangkal kelopak menjadi konjuntiva forniks yang melekat
pada jaringan longgar dan melipat balik melapisi bola mata
hingga tepi kornea.
Konjungtiva dibagi menjadi 3 bagian :
1. Konjungtiva palpebra
2. Konjungtiva forniks
3. Konjungtiva bulbi
Di sudut nasal, di canthus internus ada lipatan disebut plica
semilunaris. Juga disitu menuju benjolan menyerupai epidermoid
yang disebut caruncula.
 Histologis lapisan konjungtiva adalah epitel konjungtiva
terdiri atas epitel superficial mengandung sel goblet yang
memproduksi mucin. Epitel basal, di dekat limbus dan epitel
ini mengandung pigmen. Dibawah epitel terdapat stroma
konjungtiva yang terdiri atas lapisan adenoid yang
mengandung jaringan limfoid dan lapisan fibrosa yang
mengandung jaringan ikat. Yang padat adalah tarsus dan
ditempat lain jaringan longgar. Kelenjar yang ada di
konjungtiva terdiri kelenjar Krause (ditepi atas tarsus) yang
menyerupai kelenjar air mata. Pembuluh darah yang ada di
konjungtiva adalah a.siliaris anterior dan a. palpebralis.
Konjungtiva mengandung banyak pembuluh limfe. Inervasi
syaraf di palpebra oleh percabangan n. oftalmikus cabang
N.V
 Arteri- arteri konjungtiva berasal dari a.ciliaris
anterior dan a. palpebralis yang keduanya
beranastomosis. Yang berasal dari a. ciliaris
anterior berjalan ke depan mengikuti m. rectus
menembus sclera dekat limbus untuk mencapai
bagian dalam mata dan cabang- cabang yang
mengelilingi kornea.
Konjungtiva menerima persyarafan dari
percabangan pertama n. trigeminus yang berakhir
sebagai ujung- ujung yang lepas terutama di
bagian palpebra
KONJUNGTIVITIS
 Definisi
Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva
 Etiologi
Konjungtivitis dapat dibedakan bentuk akut dan kronis.
Penyebab konjungtivitis antara lain :
 Bakteri
 Virus
 Klamidia
 Alergi
 Toksik
 Gejala Klinis
Gambaran klinis yang terlihat pada konjungtivitis
dapat berupa hiperemi konjungtiva bulbi (injeksi
konjungtiva), lakrimasi, eksudat dengan sekret yang
lebih nyata di pagi hari, pseudoptosis akibat
kelopak membengkak, kemosis, hipertrofi papil,
folikel, membran, pseudomembran, flikten, mata
seperti adanya benda asing dan adenopati
preaurikular.
Sekret
 Macam – macam secret
 serous, (cair bening)
 mucous, (kental bening elastis)
 purulen, (cair keruh kuning)
 membran, (keruh lengket pada permukaan, bila diangkat tak
berdarah)
 pseudomembran, (keruh lengket pada pemukaan, bila diangkat
berdarah)
 Sekret serous
 Encer seperti air dengan penyebabnya virus.
 Setelah dua/ tiga hari dapat menjadi mukopurulen, karena super
infeksi dari kuman komensal, (daya tahan menurun sehingga
kuman komensal tumbuh tak terkendali)
 Sekret mucous
 kental, bening, elastis (bila ditarik dengan ujung kapas),

 penyebabnya biasanya karena proses khronis/alergi

 Fibrin-fibrin dalam keadaan utuh.

 Klinis : bila ditutul kapas akan mulur (elastis) Sebab zat mucous terdiri
dari fibrin
 Secret purulen
 Makin ganas kumannya makin purulen (nanah) mis :Gonococcus

 Banyak sel yang mati, terutama leucocyt, dan jaringan nekrose

 Kuman-kumannya type ganas, fibrin sudah hancur.

 Bila ditutul kapas, ia akan terhisap, sifatnya seperti air,berwarna kuning

 Campuran :mucopurulen, kental berwarna kuning, elastis. Penyebabnya:


biasanya kuman coccus yang lain.
 Sekret Pseudo-membranacea
 Seolah-olah seperti melekat pada conjunctiva tetapi mudah
diambil dan tak mengakibatkan perdarahan. Penyebabnya
antara lain streptococcus haemoliticus
 Sekret Membranous :
 Misal : pada conjunctivitis diphtherica.
 Terbentuk sekret, sel - sel lepas dan terbentuk jaringan
nekrotik.
 Terjadi defek konjungtiva.
 Membran sukar dilepas dan bila dipaksa akan berdarah
karena ada ulkus dibawahnya.
 Bila dilepas /dikupas akan berdarah
 Sekret Sanguis
 Sekret berdarah.
 Terdapat pada konjungtivitis karena virus yang sangat
virulent.
 Sering disertai sekret purulent setelah dua/ tiga hari,
karena ada super infeksi dari bakteri komensal.
Bangunan patologis
 Papul
 Folikel
 Kista retensi
 Excrecencies
 Concretio
 Flikten
Papul/papil
 Perubahan vaskuler berupa dilatasi kapiler yg
dikelilingi edema dan infiltrat sel inflamasi
(neutrofil, limfosit, leukosit), menonjol dibawah epitel
konjungtiva.
 Misal pada konjungtivitis bakteri dan alergi
Folikel
 Merupakan pembesaran lyphadenoid, besarnya kira-kira
sama, tersusun berderet-deret, lebih sering di konjungtiva
palpebra inferior
 Misal : konjungtivitis adenovirus
 Jaringan limfoid baru berkembang pada usia 2-3 bulan,
sehingga pada konjungtivitis infeksi neonatus tidak ditemukan
reaksi folikel
Kista
 Karena terkumpulnya cairan, batasnya tegas,
 Penyebab : proses degenerasi, combustio
Flikten
 Lokasi : konjungtiva bulbi, limbus kornea
 Tonjolan / nodul berisi sel-sel inflamasi kronik
(limfosit) berwarna putih kekuningan, dengan tanda
radang di sekitarnya
Excrecencies

 Hipertrofi papil di palpebra superior


 Dasar : hipertrofi papil dan adanya degenari
hyalin permukaan datar seperti bludru
 Kalau lebih besar dari biasa : seperti batu yang
disusun (pada tembok) disebut cobble stone
 Warna : merah
 Terdapat pada konjungtivitis vernal
Concretio
 Kista inklusi epitelial berisi epitel dan debris keratin
 Terdapat hipertrofi yang berlebihan dan
pemadatan sehingga berwarna putih seperti kapur
 Sering disebut lithiasis konjungtiva
 Sering terdapat pada orang tua dengan riwayat
konjungtivitis kronis
Klasifikasi
 Konjungtivitis bakteri.
 Konjungtivitis klamidia.
 Konjungtivitis viral.
 Konjungtivitis jamur.
 Konjungtivitis parasit.
 Konjungtivitis alergi.
 Konjungtivitis kimia atau iritatif
 Konjungtivitis bakteri hiperakut (purulen)
 Etio : N. gonorrhoeae, N. kochii, N. meningitides
 Eksudat purulent yg banyak

 Konjungtivitis akut (mukopurulen/catharal)


 Jinak, self limited disease, < 14 hari
 Pink eye : hyperemia konjungtiva akut
 Secret mukopurulen berjumlah sedang
 Etio : Streptococcus pneumonia (iklim sedang)
 Etio : Haemophilus aegyptus (iklim tropis)
 Etio keduanya bisa  perdarahan subkonjunctiva

 Konjungtivitis subakut
 Etio paling sering : Haemophilus influenza
 Eksudat tipis, berair , dan berawan

 Konjungtivitis bakteri kronik


 Terjadi sekunder pada penyakit palpebral atau obstruksi ductus
nasolacrimalis
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan mikroskopik bakteriologis


sekret : diusap dg cotton bud steril, pengecatan cukup dg
cat Gram kecuali bila suspek penyebab lain, misal
jamur,difteri dll.
Epitel : didapat dg cara scrapping, yaitu mengambil
sebagian dr epitel konjungtiva, kemudian di cat dg
Giemsa atau Wright. Hasil : dapat dilihat kuman-kumanny
dan badan inklusi dari Prowwascky (tanda infeksi
clamydia)
dapat dilihat macm-macam leukosit :
PMN : biasanya pada infeksi kokus yg piogenik
eosinofil : misal pada alergi
makrofag : misal pada trachoma
Penatalaksanaan

Pada prinsipnya sesuai dengan etiologi jenis konjungtivitis :


 Bakteri : antibiotik spectrum luas dalam bentuk tetes mata
tiap jam atau salep mata 4-5 kali sehari, mis.
Khloramfenicol, sulfasetamid 10-15%.
 Viral : jika masih bersifat akut pengobatan bersifat
supportif (diberi kompres), jika pada konjungtifitis herpes
zoster diberi asiklovir 400mg/hari
 Alergik : menghindari penyebab pencetus, diberi steroid
topical, jika pada kasus berat diberi antihistamin dan
steroid sistemik.
 Trakoma : tetrasiklin salep mata, 2-4 kali sehari selama 3-4
minggu.
KOMPLIKASI

Penyakit radang mata yang tidak segera


ditangani/diobati bisamenyebabkan kerusakan
pada mata/gangguan pada mata dan
menimbulkan komplikasi. Beberapa komplikasi dari
konjungtivitis diantaranya:
 Keratitis
 Simblefaron
Terima kasih…

Anda mungkin juga menyukai