Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
IMPLEMENTASI
PANCASIL A SIL A
PERTAMA
KETUHANAN YANG MAHA
ANDINI FAJAR/10090316089
DIANA ILYAS/1009031607 1
FITRI AULIA/10090316076
SITI NURHASANAH/10090316094
KETUHANAN
YA N G M A H A E S A
Lambang bintang
dimaksudkan sebagai sebuah
cahaya seperti layaknya
Tuhan yang menjadi cahaya
kerohanian bagi setiap
manusia. Sedangkan latar
berwarna hitam
melambangkan warna alam
atau warna asli yang
menunjukkan bahwa Tuhan
bukan sekedar rekaan
manusia, tetapi sumber dari
segala dan telah ada
sebelum segala sesuatu di
dunia ini ada.
KETUHANAN YANG MAHA ESA
Sila dengan lambang bintang ini memiliki arti menerangi dan memberikan cahaya bagi bangsa dan
negara. Memberi cahaya seperti Tuhan yang Maha Esa memberikan cahaya kepada hamba-Nya,
maksudnya adalah agar negara menempuh jalan yang benar, bintang dimaksudkan sebagai sebuah
cahaya, mengandung makna nur. Bintangnya memiliki 5 sudut maksudnya untuk menerangi dasar
Negara yang lima dan tujuan Negara yang lima. Sedangkan warna hitam melambangkan warna
alam atau warna asli.
ARTI SILA KETUHANAN YANG MAHA
ESA
Kebebasan memeluk agama adalah salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi manusia,
sebab kebebasan agama itu langsung bersumberkan kepada martabat manusia sebagai mahluk
Tuhan.Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan juga merupakan mahluk sosial, yang
berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia lainnya. Setiap manusia perlu
bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.
Negara Indonesia yang didirikan atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa berkonsekuensi untuk menjamin kepada warga negara dan penduduknya memeluk dan
untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya, seperti pengertiannya terkandung
dalam:
a. Pembukaan UUD 1945 aline ketiga, yang antara lain berbunyi :
“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa .... “
Dari bunyi kalimat ini membuktikan bahwa negara Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
Ketuhanan.
b. Pasal 29 UUD 1945
1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya.
MAKNA SILA KETUHANAN YANG MAHA
ESA
1. Mengandung arti pengakuan adanya kuasa utama yaitu dari Tuhan yang Maha Esa
2. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya.
3. Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
4. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.
5. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut
agamanya masing-masing.
6. Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan
mediator ketika terjadi konflik agama.
BUTIR-BUTIR PENGAMALAN
PANCASILA SILA KETUHANAN YANG
MAHA ESA
1. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antra pemeluk agama dengan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
3. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
4. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
5. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaanya masing masing.
6. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
IMPLEMENTASI PANCASILA SILA
PERTAMA
• Percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
• Saling menghormati dan kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan.
• Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
• Membina Kerukunan Hidup Diantara Sesama Umat Beragama & Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
• Saling tolong menolong. Tidak perlu melakukan permusuhan ataupun diskriminasi terhadap umat yang berbeda
agama, berbeda keyakinan maupun berbeda adat istiadat.
• Saling menghargai dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
sehingga terbina kerukunan hidup.
• Tidak menggunakan standar sebuah agama tertentu untuk dijadikan tolak ukur nilai moralitas bangsa Indonesia.
Tolenransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang satu bercampu.r Dari beberapa uraian di atas kita
dapat menyimpulkan pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain:
• Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
• Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga negara untuk memeluk salah satu agama atau
kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.
• Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama kita atau memaksa seseorang pindah dari satu
agama ke agama yang lain.
• Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya kepada semua umat beragama dan penganut
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan
masing-masing.
• Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
KETUHANAN YANG MAHA ESA
SEBAGAI ASAS UNIVERSAL
Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan suatu asas yang mengandung kebenaran universal, artinya di
akui oleh umat dari masa lalu sampai kepada jaman modern. Walaupun bentuk dan isinya tidak
sama, dan pada setiap jaman itu terdapat pula orang yang tidak memperhatikan atau mengabaikan
dan tidak mengakui atau mengingkarinya.
PANCASILA DARI SUDUT PANDANG
ISLAM
Sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa bermakna bahwa bangsa Indonesia berdasarkan
Tuhan Yang Maha Esa. Warga negara Indonesia diberikan kebebasan untuk memilih satu kepercayaan,
dari beberapa kepercayaan yang diakui oleh negara. Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah
hablun min Allah, yang merupakan sendi tauhid dan pengejawantahan hubungan antara manusia dengan
Allah SWT. Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada umatnya
untuk selalu mengesakan Tuhan. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Qur’an Surat Al-
Baqarah ayat 163.
163(وإلهكم إله واحد ال إله إال هو الرحمن الرحيم
wa-ilaahukum ilaahun waahidun laa ilaaha illaa huwa alrrahmaanu alrrahiimu.
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia,Yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang”.(QS. 2:163)
Keihklasan untuk menjalankan perintah - Nya dan menjauhi larangan - Nya bagi umat beriman dan bertakwa bukan hanya kewajiban, akan
tetapi merupakan kebutuhan dan kebanggaan. Hal ini merupakan pernyataan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pelaksanaan perintah Tuhan Yang Maha Esa meliputi:
· Perintah secara vertikal, menurut agama Islam hal seperti ini disebut Hablum Minallah yaitu hubungan secara langsung dengan Tuhan
Yang Maha Esa, sedangkan untuk agama Kristen misalnya kebaktian.
· Perintah secara horizontal, disebut juga dengan Hablum Minanas hubungan dengan mahluk Tuhan terutama manusia dan alam
sekitarnya, menjaga lingkungan hidup atau pelestarian alam dan lain sebagainya.
Perintah Tuhan untuk menjauhi larangan - Nya antara lain sebagai berikut:
· Tidak boleh mencuri, menggarong, merampok, malak, dan lain lain.
· Tidak boleh minum minuman keras/mabuk-mabukan.
· Tidak boleh minum/menelan obat-obat terlarang, misalnya pil Ectasy,Nipam, Sabu-sabu dan lain sebagainya termasuk di dalamnya
Narkotik atau Ganja.
KESIMPULAN
a. Latar belakang terbentuknya pancasila sila pertama adalah Negara Indonesia yang didirikan
atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa berkonsekuensi untuk
menjamin kepada warga negara dan penduduknya memeluk dan untuk beribadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya.
b. Butir – butir Pancasila sila pertama ada enam butir yang intinya adalah percaya dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjaga sikap saling menghormati, saling menghargai, menjaga
kerukunan hidup, bertoleransi, dan tidak memaksakan sebuah kehendak beragama kepada
orang lain
c. Makna Pancasila sila pertama adalah mengakui dan meyakini adanya kuasa dalri Tuhan Yang
Maha Esa dalam pribadi, kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.