Anda di halaman 1dari 13

Bayaha Fisik

Zulfhazli ABDULLAH, ST.,MT

Jurusan Teknik Sipil


2018

1
Pendahuluan
 K3 merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga
kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian
segala aspek yang berpotensi membahayakan pekerja
 Pengendalian ditujukan kepada sumber yang berpotensi
menimbulkan penyakit akibat pekerjaan, pencegahan
kecelakan dan penserasian peralatan kerja baik mesin,
instrument dan karakteristik manuasi yang menjalankan.
 Kondisi fisik lingkungan tempat bekerja dimana para
pekerja beraktifitas sehari-hari mengandung banyak
bahaya, langsung maupun tidak langsung.
 Bahaya-bahaya tersebut diklasifikasikan sebagai bahaya
getaran, kimia, radiasi, thermal, pencahayaan dan
kebisingan.

2
Kebisingan
 Kebisingan adalah campuran berbagai suara yang
tidak dikhendaki ataupun yang merusak kesehatan.
 Atau kebisingan adalah suatu suara yang tidak
diinginkan yang disebabkan oleh kegiatan manusia
atau aktifitas-aktifitas alam.
 Aspek yang berkaitan dengan kebisingan antara
lain:
 Jumlah energi bunyi, distribusi frekuensi, lama pajanan
 Kebisingan dapat menghasilkan efek akut seperti
komunikasi, turunnya konsentrasi
 Pajanan kebisingan yang tinggi >85 dBA pada jangka
waktu tertentu bisa menyebabkan tuli

3
 Kualitas bunyi ditentukan oleh 2 hal, yaitu frekuensi
dan intensitas.
 Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan bunyi,
tingkat bunyi dan tenaga bunyi, kebisingan dibagi 3
katagori:
 Occupational noise (bising yang berhubungan dengan
pekerjaan)
 Audible noise (bising pendengaran), yaitu bising yang
disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 31,5 sd 8.000 Hz
 Impuls noise (Impact noise – bising impulsif), bunyi akibat
adanya bunyi yang menyentak.

4
 Dampak kebisingan terhadap kesehatan pekerja
1 Gangguan Fisiologis
2 Gangguan Psikologis
3 Gangguan Komunikasi
4 Gangguan Keseimbangan
5 Efek pada pendengaran

5
Pencahayaan
 Penerangan yang kurang dilingkungan kerja, bukan
saja menambah beban kerja, karena menganggu
pelaksanaan tetapi juga menimbulkan kesan kotor.
 Penerangan dalam lingkungan kerja harus cukup
untuk menimbulkan kesan yang hygienis
 Untuk mengurangi kelelahan akibat penerangan
yang tidak cukup dikaitkan dengan objek dan umur
pekerja dapat dilakukan beberapa hal berikut ini:
1 Perbaikan kontras warna objek
2 Meningkatkan penerangan, sebaiknya 2 kali dari
penerangan diluar
3 Pengaturan tenaga kerja dalam shift.

6
 Pencegahan silau dapat dilakukan antara lain
 Pemilihan jenis lampu yang tepat
 Menempatkan sumber-sumber cahaya/penerangan
sedemikian rupa
 Tidak menempatkan benda-benda yang berbidang
mengkilap dimuka jendela
 Penggunaan alat-alat pelapis bidang yang mengkilap
 Mengusahakan agar tempat-tempat kerja tidak terhalangi
oleh bayangan suatu benda.
 Penerangan yang silau buruk (kurang maupun
silau dapat menyebahkan hal-hal seperti kelelahan
mata, kelemahan mental, kerusakan alat
penglihatan dan keluhan pegal didaerah mata.
7
 Sehubungan hal tersebut diatas, maka dalam
mendirikan bangunan tempat kerja (pabrik, kantor,
sekolah, dll)
 Jarak antar gedung dan bangunan-bangunan lain
 Jendela-jendela dan lubang angin untuk masuknya cahaya
matahari harus cukup (1/6 luas bangunan)
 Apabila cahaya matahari tidak mencukupi ruangan tempat
kerja, harus ditambah dengan lampu penerangan
 Suhu ruangan panas (tidak melebihi 32 derajat celsius)
 Sumber penerangan tidak bolej menimbulkan silau
 Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang
tetap dan menyebab, tidak berkedip-kedip.

8
Ventelasi
 Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke
dalam dan pengeluaran udara kotor dari suatu
ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis.
 Ventilasi industri adalah suatu terapan teknologi
hygiene perusahaan yang bertujuan menciptakan
lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan K3.
 Perlindungan tenaga kerja dan perbaikan
lingkungan kerja terdiri dari faktor seperti fisika,
kimia, biologi dan ekonomi dari suatu substansi
ditempat kerja dan kemakmuran (UU No.1 Tahun
1970 tentang kselamatan kerja, alinea 4a)

9
 Salah satu alternatif untuk mengendalikan ventilasi
industri yaitu alat kontrol enginering
(kerekayasaan) dengan menggunakan aliran udara
bersih
 Berguna untuk menghilangkan kontaminan/ polutan atau
kurangi konstrasi gas, debu, uap, asap, kabut, kotoran
udara lainnya.
 Berfungsi untuk mencairkan konstrasi kontaminan dalam
udara dan sediakan udara yang baik.

10
 Ventilasi alamiah, terjadi karena perbedaan
tekanan dari suatu bangunan/gedung/tempat kerja
yang disebabkan oleh angin karena adanya
perbedaan temperatur.

 Sistem Ventilasi
 Dilusin (general) ventilasi
 Lokal exhaust (ventilasi pengeluaran setempat)
 Exhausted Enclosure) (ventilasi sistem tertutup)
 Comfort ventilation (ventilasi kenyamanan)

11
 Fungsi Ventilasi
 Mensuplai udara bersih
 Membebaskan udara ruangan dari bau-
bau,asap, debu, dll
 Mensuplai panas agar panas seimbang
 Mengeluarkan kelebihan udara panas, yang
disebabkan radiasi, kondisi, evaporasi ataupun
keadaan internal
 Mendisfungsikan suhu udara secara merata

12
Geteran
 Getaran mempunyai parameter hampir sama
dengan kebisingan, seperti frekuensi, amplitudo,
lama pejanan, terus menerus
 Efek getaran terhadap tubuh
 3. 9Hz akan timbul resonansi pada dada dan perut
 6. 10Hz Tekanan darah, denyut jantung.
 10Hz Leher, kepala, pinggul, kesatuan otot dan tulang
akan beresonansi
 13. 15Hz Tenggorakan akan mengalami resonansi
 <20 Hz Tonus otot akan meningkat, akibatnya otot mejadi
lemas, rasa tidak enak

13

Anda mungkin juga menyukai