Anda di halaman 1dari 84

Prinsip Dasar Keselamatan Kerja

• Melindungi tenaga pekerja atas


keselamatan dalam bekerja
• Terjaminnya orang lain di tempat
kerja
• Sumber produksi dapat dipakai
dengan aman dan efesien
Peralatan Mekanik, Pesawat Uap dan
Bejana Tekan merupakan :
 Bagian yang memegang peranan penting dalam
pembangunan,
 Peralatan yang memeliki sumber bahaya yang berpotensi
dapat menimbulkan kecelakaan kerja
 Peralatan yang memerlukan kualitas tinggi baik dari segi
teknik peralatan maupun segi lembaga / SDM yang
menanganinya
K3 PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT

I. PERMASALAHAN
1. Pesawat angkat dan angkut pada saat ini banyak
dipakai di tempat-tempat kerja.

2. Banyak Pesawat angkat dan angkut yang belum


memiliki pengesahan pemakaian.

3. Banyak operator Pesawat angkat dan angkut yang


belum memiliki Sertifikat / SIO/Lisensi K3.
-
4. Pesawat angkat angkut merupakan sumber bahaya
yang dapat mengakibatkan timbulnya kecelakaan
kerja apabila tidak memenuhi syarat/
standar K3 dan atau operatornya tidak
berkompeten.

5. Perlunya pemeriksaan, pembinaan dan tegoran


agar pengurus dan operator mematuhi syarat-syarat
K3 dalam pemakaian sesuatu pesawat angkat dan
angkut.
-
B. DASAR HUKUM
1. UU.No.1 Tahun 1970
2. UU.No.13/2003
3. Permenaker No.Per.05/Men/1985.
4. Permenaker No.Per.01/Men/1989.
C.PENGERTIAN
1. Pesawat angkat dan angkut ialah suatu pesawat
atau alat yang digunakan untuk memindahkan,
mengangkat muatan baik bahan atau barang
atau orang secara vertikal dan atau horizontal
dalam jarak yang ditentukan.

2. Peralatan angkat ialah alat yang dikonstruksi


atau dibuat khusus untuk mengangkat naik
dan menurunka muatan.
3. Pita Transport ialah suatu pesawat atau
alat yang digunakan - untuk
memindahkan muatan secara continue
dengan menggunakan bantuan pita.

4. Pesawat angkutan diatas landasan dan


diatas permukaan ialah pesawat atau
alat yang digunakan untuk
memindahkan muatan atau orang
dengan menggunakan kemudi baik di
dalam atau di luar pesawat dan
bergerak di atas suatu landasan maupun
permukaan.
D. PENGETAHUAN PESAWAT ANGKAT
DAN ANGKUT
Macam-macam Crane ;
1. Over head trevelling crane.
2. Gantry Crane
3. Tower crane
4. Truck crane
5. Mobile crane
6. Clowler crane
-
Jenis-jenis Pita Transport
1. Escalator
2. Screw conveyor
3. Belt conveyor

Jenis Pesawat angkutan diatas landasan


1. Forklif
2. Loader
3. Excavator
4. Aerial platform.
E. SUMBER POTENSI BAHAYA
. Kejatuhan benda dari ketinggian
. Terpukul ayunan hoke/beban.
. Jatuh dari ketinggian.
. Bahaya sentuh langsung / tidak lang-
sung listrik.
. Terjepit.
. Dll.
-
POTENSI PENYEBAB ;

1. Bahan tidak memenuhi syarat;


. Kesalahan bahan baku.
. Penuaan/kerapuhan bahan
. Deformasi

2. Konstruksi
. Gambar design
. Detail sambungan
. Perhitungan kekuatan ( ASME, JIS, DIN )
-
3. Peralatan pengaman
. Tidak lengkap
. Tidak sesuai dengan standar
. Tidak berfungsi

4. Pemeriksaan tidak lengkap


. Hasil NDT- cacat yg berlebihan
. Hssil DT tdk memenuhi standar
5. Perawatan / pelayanan-
. Kerusakan yg kurang perhatian.

. Kurangnya ketrampilan ;
- Tdk mampu memperkirakan berat
beban.
- Pengangkatan beban tidak sentris
- Komunikasi terganggu.
- Mengangkat beban tanpa tagline
- Pengikatan salah.
- Tidak mematuhi Per.UU
Faktor peralatan ; -
. Sling tidak dirawat
. Kelayakan pengikatan tdk memenuhi
standar.
. Steel wire rope (SWR) cacat.

Faktor lain ;
. Sling putus tiba-tiba
. Sambaran petir
. Sabotase
. Force major
Faktor peralatan ; -
. Sling tidak dirawat
. Kelayakan pengikatan tdk memenuhi
standar.
. Steel wire rope (SWR) cacat.

Faktor lain ;
. Sling putus tiba-tiba
. Sambaran petir
. Sabotase
. Force major
-
6. Kelalaian operator
. Kurangnya pendidikan/ketrampilan
. Ceroboh/lalai.
F. PERSYARATAN K3 PAA
1. Konstruksi
seperti apa ?

2. Perlengkapan dan alat pengaman


Apa saja, berfungsi ?

3. Kualifikasi operator =
Terlatih / SIO ?
G. TATA CARA PEMERIKSAAN
OLEH PENGAWAS SPESIALIS
1. Riksa-Uji tahap Fabrikasi ;
a. Verifikasi dokumen
b. Pemeriksaan material.
c. Pemeriksaan visual dari awal hingga
selesai
d. Pengujian.
e. Pembuatan data teknik dan laporan
f. pengawasan pembuatan.
-
2. Tahap perakitan/pemasangan
a. Verifikasi dokumen.
b. Pemeriksaan unit komponen/
bahan baku.
c. Pemeriksaan visual menyeluruh
pada awal,sedang, akhir.
d. Pengujiam-pengujian.
e. Pembuaan laporan riksa-uji pertama.
-
3. Tahap pemakaian ( riksa pertama/
berkala.
a. Riksa isi Buku Pengesahan pemakaian.
b. Pemeriksaan visual.
c. Pengujian-pengujian.
d. Pembuatan laporan
e. Pencatatan pd lembar pengesahan
pemakaian.
-
4. Pemeriksaan khusus
( Reparasi/modifikasi )
a. Pemeriksaan visual PAA.
b. Pemeriksaan visual material pe-
ngganti.
c. Pemeriksaan pada saat & akhir
repair/modifikasi
d. Pengujian-pengujian
e. Pentatan pada Buku Pengesahan.
f. Pembuatan Laporan hasil riksa/uji.
H. TATA LAKSANA TEKNIS
1. Prosedur untuk memperoleh Pengesah
pemakaian ;
a. Pemilik/pemakai mengajukan berkas
permohonan ke Disnaker.
b. Pengawas spesialis PAA menerima
SPT dari Kadisnaker.
c. Verifikasi dokumen
d. Pelaksanaan riksa-uji.
e. Pembuatan laporan riksa-uji
f. Penerbitan Pengesahan Pemakaian
2. Proses dan pencatatan di Disnaker;
- nomor
a. Setiap laporan diberi
( catat dalam buku register).
b. Lembar permohonan, pengesahan
dan laporan riks-uji mengggunakan form
tertentu.
c. Lmbar pengesahan diparap Pengawas
spesialis dan atasan , kemudian Tanda
tangan Kadisaker.
c. Setiap pengesahan diberi nomor
sesuai ketentuan ( catat dlm buku register ).
d. Asli dari pengesahan dikirim kre
pemilik/pemakai, pertinggal untuk
disnaker setempat dan pemerintah.
3. Lisensi K3 -
Lisensi merupakan bukti bahwa operator
telah memenuhi syarat pengetahuan teknis
dan persyaratan kesehatan.
Prosedurnya ;
. Operator mengikuti pelatihan
. Lulus evaluasi
(Perhatikan SE.Dirjen BInwasnaker
No.01/DJPKK/VI/2009.
TERIMA KASIH.---
K3 PESAWAT TENAGA DAN
PRODUKSI
LATAR BELAKANG
1. Pemakaian Pesawat Tenaga demiki-
an banyak di dipakai di tempat-tempat
kerja.

2. Pemakaian Pesawat Produksi banyak


dipakai di tempat-tempat
kerja.
-
3. Pengusaha, pengurus atau tenaga-
kerja/operator belum mengenal dan
memahami ketentuan dan syarat-
syarat K3 Pesawat Tenaga & prod.

4. Perlu pengawasan K3 yang optimal


dari Pengawas Ketenagakerjaan.
BAB.II. PENGAWASAN NORMA
K3 PESAWAT TENAGA DAN PROD
DASAR HUKUM
1. UU.No.13 Tahun 2003
2. UU.No.1 tahun 1970
3. Permenaker No.Per.04/Men/1985
4. Permenaker No.Per.04/Men/1995
-
PENGERTIAN
1.Pesawat Tenaga dan produksi ialah
pesawat atau alat yang bergerak /
berpindah -pindah atau tetap yg dipakai
atau dipasang untuk membangkitkan atau
memindahkan daya atau tenaga, mengolah.
membuat ; bahan.barang, produksi teknis
dan aparat produksi yang mengandung dan
dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
2. Pesawat tenaga ialah Pesawat
- atau alat yang
bergerak berpindah-pindah atau tetap yang
dipakai atau dipasang untuk membangkitkan atau
memindahkan daya atau tenaga termasuk
perlengkapan transmisinya.

3. Mesin produksi ialah semua mesin peralatan kerja


yang digunakan untuk menyiapkan, membentuk
atau membuat, merakit/finishing barang atau
produk teknis antara lain ; mesin pak dan bungkus,
mesin jahit dan rajut, mesin intal dan tenun.
-
4.Alat pengaman ialah suatu alat perlengkapan yang
dipasang permanen pada pd pesawat tenaga &
produksi guna menjamin pemakaian pesawat
tersebut dapat dapat bekerja dengan aman.

5.Alat pelindung ialah suatu alat perlengkapan yang


dipasang pada suatu
pesawat tenaga & produksi yg bertugas untuk
melindungi teranag kerja terhadap kecelakaan yang
ditimbulkan oleh pesaat tenaga & produksi.
-
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup obyek pengawasan K3
pesawat tenaga & produksi ; perencanaan,
pembuatan, pemasangan atau perakitan
,penggunaan atau pengoperasian, dan
pemeliharaan pesawat tenaga & produksi
serta operator pesawat tenaga & prod.
PENGETAHUAN PESAWAT TENAG DAN PRODUKSI
1. Penggerak mula
-
a. Mesin uap, Turbin uap/air/gas.
b. Motor Diesel/bensin, Turbin gas.

2. Perlengkapan transmisi mekanik


a. Puly dengan ban mesin.
b. Roda gigi dengan roda gigi.
c. Rantai dengan piringan roda gigi.
d. Batang berukir dengan roda gigi.
e. Roda-roda gesek.
3. Mesin perkakas kerja-
a. Mesin bor, bubut, gerinda,
gergaji, rol, dll.
b. Mesin skrap, tempa,ayak,pemisah,
pres/pon, gunting dll.

4. Mesin produksi
a. Mesin pak, bungkus.
b. Mesin jahit, rajut,pintal, tenun.
c. Mesin pres/pon.
d. Dapur tinggi, dapur baja.
SUMBER POTENSI BAHAYA PADA
PESAWAT TENAGA & PRODUKSI
Potensi penyebab kecelakaan
1. Penggunaan bahan yang salah
2. Design tdk memenuhi standar
3. Peralatan/perl. Tdk memenuhi syarat
4. Pemeriksaan yg tdk lengkap.
5. Pemeliharaan yg tdk optimal
6. Kelalaian operator
-
PERSYARATAN K3 PESAWAT TENAGA
DAN PRODUKSI
1. Persyaratan pengaman
a. Memenuhi kebutuhan perlind.
b. Mencegah pendekatan wilayah
berbahaya.
c. Tdk menganggu keamanan dan
ketenangan operator.
d. Tdk mengganggu jalannya produksi.
e. Dpt dipergunakan secara otomatis.
-
f. Sesuai untuk pekerjaan dan mesin.
g. Tidak mengganggu maintanence
h. Tahan lama
i. Tahan api, tahan korosi
j. Tanpa pinggiran yang tajam.
k. Dll.
-
TATA CARA RIKSA-UJI
1. Tahap pembuatan ( fabrikasi ).
a. Verifikikasi dokumen
b. Pemeriksaan bhan yg akandigunakan.
c. Pemeriksaan pada awal/dalam/akhir
pembuatan.
d. Pengujian
e. Pembvuatan data teknik pembuatan
dan laporan teknok pembuatan
(form btk.54,55 ).
-
2. Tahap perakitan/pemasangan
a. Verifikasi dokumen
b. Pemeriksaan unit komponen/
bahan baku.
c. Pemeriksaan teknis pd saat pera-
kitan.
d. Pengujian
e. Pembuatan laporan riksa-uji pertama.
-
3. Tahap pemakaian ( riksa berkala /
khusus.
a. Pemeriksaan dokumen
b. Pemeriksaan visual
c. Pengujian-pengujian
d. Pembuatan laporan pemeriksaan
e. Pencatatan pada lembar riksa Buku
pengesahan pemakaian.
-
4. Tahap Reparasi/modifikasi
a. Pemeriksa catatan –catatan pada
Pengesahan pemakaian.
b. Pemeriksaan visual.
c. Verifikasi dokumen yg dipersyarat-
kan.
d. Pemeriksan dan pengujian
e. Pencatatan pada lembar riksa dlm
Buku pengesahan pemakaian.
-
TATA LAKSANA
1. Setiap laporan riksa-uji dicatat dlm
buku register.

2. Sebelum pengesahan ditanda ta-


ngani Kadis, diparaf terlebih dahu-
lu oleh Pengawas ybs dan atasan
langsung pengawas ybs.
-
3. Pengesahan pemakaian harus diberi nomor
sebagaimana mestinya, dan
dicatat pada buku register.

4. Pengesahan pemakaian disampaikan kpd;


a. Perusahaan pemakai/pemilik.
b. Tembusan untuk ;
1). Disnaker setempat
2). Pemerintah.
-
5. Pembinaan &pengujian lisensi K3
Lisensi K3 ialah ; Kartu tanda kewenangan
seorang operator & petugas untuk
mengoperasikan dan perawatan pesawat
tenaga & produksi sesuai dengan kelas dan
jenisnya setelah pembinaan dan evakuasi.
-
Lisensi merupakan bukti operator terse-
but telah memenuhi syarat pengetahuan teknis
dan persyaratan
Kesehatan sesuai SE Dirjen Binwasnaker
No.SE.01/DJPPK/VI/2003.

TERIMA KASIH.-
PENGAWASAN NORMA K3 BEJANA
TEKAN
LATAR BELAKANG
 Pada saat ini Bejana Tekan banyak dipakai di
tempat-tempat kerja.
Disamping besar manfaatnya untuk
kemajuan juga mengandung potensi bahaya
peledakan yang dapat membayakan
keselamatan bangunan dan jiwa.

Maka diperlukan pengawasan K3 yang efektif


dan efisien.
A. DASAR HUKUM

1. UU.No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.


2. Permenaker No.Per.01/Men/1982
tentang Bejana Tekan.
3. Permenaker No.Per.02/Men/1982
tentang kwalifikasi juru las.
4. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja
No.06/Men/1990 tentang ketentuan
pewarnaan tabung gas bertekanan.
B. PENGETAHUAN TENTANG BEJANA TEKAN

Pengertian

Bejana Tekan ialah ;


Suatu alat untuk menampung fluida yang bertekanan
atau Bejana Tekan ialah bejana selain pesawat uap yang
didalamnya terdapat tekanan yang melebihi tekanan
udara luar, dipakai untuk menampung gas atau gas
campuran termasuk udara baik terkempa menjadi cair
atau keadaan larut atau beku.
-
Alat perlengkapan ialah ;
Semua perlengkapan yang dipasang pada
bejana tekan yang ditunjukkan agar bejana
tekan dapat beroperasi dengan aman sesuai
maksud dan tujuan pemakaiannya seperti
pressure gauge, level gauge, themometer
gauge.
-
Alat pengaman ialah ;
Suatu peralatan yang dipasang langsung pada
bejana tekan yang dapat membuang tekanan
bila di dalam bejana terdapat tekanan yang
melebihi tekanan kerja maksimum yang
diizinkan sesuai ketentuan.
-
Gas bertekanan ialah;
Merupakan salah satu jenis bahan kimia
Berbahaya yang dalam pengemasannya
disimpan atau ditampung didalam bejana
tekan/botol baja bertekanan tinggi dalam
wujud atau dalam keadaan terkempa, cair atau
larutan maupun dalam keadaan beku.
-
Tekanan design ialah ;
Tekanan yang digunakan dalam pendesainan /
perencanaan suatu bejana untuk menghitung tebal
bejana yang diperlukan belum termasuk tebal karena
korosi.

Tekanan kerja maksimum ialah ;


Tekanan kerja maksimum yang diperbolehkan iakah
tekanan kerja paling tinggi pada setiap bagian bejana
berdasarkan tebal pelat sebenarnya / tebal pelat nominal
untuk pembuatan bejana tekan.
C. JENIS, BENTUK DAN KEDUDUKan

Termasuk bejana tekan ;


1. Bejana penampung atau storage tank
yang bertekanan diatas tek udara luar.
2. Bejana pengangkut yg bertekanan melebihi tek udara
luar.
3. Botol baja atau tabung gas
4. Instalasi/pesawat pendingin
5. Instalasi pipa udara
6. Instalasi pipa gas
-

D. SUMBER BAHAYA
1. Bahaya kebakaran
2. Bahaya keracunan /iritasi
3. Bahaya terhadap pernapasan.
4. Bahaya terhadap peledakan.
5. Bahaya thd cairan sangat dingin.
E. BOTOL BAJA ATAU TABUNG GAS

1. Identitas (dg pewarnaan botol baja)


Contoh :
Biru muda : Gas Oksigen
Putih : O2 untuk kesehatan
Abu-abu : N2, gas mulia.
Kuning muda : NH3
Merah : Hidrogen. Hidrocarbon

( tidak berlaku untuk tabung gas yang ter-


buat dari Aluminium ).
-
2. Identitas dengan huruf
(huruf balok berwarna hitam )
F. INSTALASI PIPA
1. Instalasi pipa dengen pewarnaan
a. Pipa air
b. Pipa minyak
c. Pipa Uap
d. Pipa Gas
e. Bahan kimia

2. Identitas dengan tanda ;


. Nama fluida
. Besarnya tekanan
. Tanda panah akiran fluida.
G. PEMILIHAN MATERIAL
Untuk bejana tekan berukuran relatif besar guna
penampung udara, LPG, LNG, HCl, terbuat dari mild
steel, sedangkan untuk botol baja O2, N2 terbuat dari
Baja tempa.

Untuk pembuatan Bejana tekan, standar material yang


lazim diterapkan di lapangan pada umumnya ASME
section II.
H. RIKSA-UJI
1. Pengesahan pemakaian baru
a Calon pemakai mengajukan berkas
pemohonan ke Disnaker berisi ;
1). Form.permohonan
2). Gbr. Konstruksi
3). Gbr. Detail sambungan
4). Material sertifikat
5). Laporan hasil NDT
6). Pengesahan gbr rencana
b. Pemeriksaan pertama meliputi ;
-
. Pemeriksaan dikumen
. Pemeriksaan visual termasuk pengu-
kuran dimensi Bejana tekan.
. Perhitungan kekuatan konstr.
. NDT jika perlu
. Hydrostetik Test, Boleh pneumatic test ?
. Uji safety valve / relief valve

Kalau botol baja perlu ditimbang ?


Maksudnya apa ?
-
c. Pembuatan lapororan hasil riksa-uji
dengan form btk.46 A.
(penomoran & catat dalam buku register )

d. Penerbitan Pengesahan pemakaian


( penomoran & catat dalam buku
register )

Bagaimana jika yang riksa-uji AK3 dari PJK3?


-
2. Pemeriksaan berkala;
a. Dilakukan berdasarkan permintaan pemakai atau
atas inisiatif Peg. Pengawas.
b. Pemeriksaan dokumen
c. Pemeriksaan visual, termasuk
pengukuran ketebalan.
d. Recalculation kekuatan konstruksi
e. NDT jika perlu
f. Hydrostatic test. Penimbangan ?
-
g. Pencatatan dalam buku pengesahan
pemakaian.

h. Pembuatan Laporan hasil riksa-uji


harus catat dalam buku register .
-
APAKAH SETIAP SATU UNIT BEJANA TEKAN/BOTOL BAJA
HARUS MASING-MASING SATU PENGESAHAN PEMAKAIAN ?

JENIS PERLENGKAPAN/PENGAMAN...?

BAGAIMANA KALAU MUTASI ?

Lihat contoh kasus-kasus berikut.

TERIMA KASIH.-
K3 PESAWAT UAP
• LATAR BELAKANG PENGAWASAN K3 PESAWAT
UAP
 Penemuan pesawat uap,mengawali revolusi
industri.
Pada umumnya dipakai pada pabrik pulp,
pabrik gula, Migas, pabrik ban, pabrik
makanan minuman, pabrik minyak makan,
pabrik kosmetik, pabrik makanan/minuman,
hotel,rumah sakit, dll.
-
Mengandung potensi bahaya tinggi pada
pemakaiannya.

Sudah banyak terjadi peristiwa yang


menimbulkan korban harta, benda dan
manusia.

Perlu pengawasan K3 nya secara optimal.


2. DASAR HUKUM PENGAWASAN K3
PESAWAT UAP
1. Stoom ordonantie 1930
2. Stoom veroordening 1930
3. UU.No.1 Tahun 1970
4. PP.No.19/1973
5. Permenaker No.Per.02/Men/1982
6. Permenaker No.Per.01/Men/1988
3. JENIS-JENIS KETEL UAP
Menurut working pressure nya;

1. Ketel Uap tekanan rendah


( Wp < 0,5 Kg/Cm2 )

2. Ketel Uap Wp diatas 0,5 Kg/Cm2.


---
Kaitannya dengan standar bahan dan
apendages
-
Menurut bangunannya ;

1. Ketel Uap tetap


( stationary boiler ).

2. Ketel Uap berpindah


( pacakged boiler )

-- kaitannya dengan perizinan


-
Menurut tempat pemakaiannya;

1. Ketel Uap Kapal


2. Ketel Uap darat
3. Ketel Uap Lokomotif
-------
Kaitannya dengan jangka waktu pemeriksaan
berkala.
-
Menurut Kapasitasnya ;

1. Ketel Uap kapasitas < 10 Ton/jam


2. Ketel Uap kapasitas > 10 Ton/Jam

---
Kaitannya dengan kualifikasi operator
Boiler.
-
Menurut letak fluida ;

1. Ketel pipa api


(fire tube boier )

2. Ketel pipa air


(water tube boier )

3. Ketel uap kombinasi


4. JENIS-JENIS PESAWAT UAP SELAIN KETEL
UAP
1. Pemanas air ( ekonomiser ) yang berdiri sendiri dari
Ketel Uapnya.

2. Pengering Uap ( superheater ) yang


berdiri sendiri dari Ketel Uapnya.

3. Bejana Uap

4. Penguap
5. SYARAT-SYARAT SAFETY
PADA PEMAKAIAN PESAWAT UAP
A. Syarat teknis
1. Jenis dan kondisi material memenuhi standar,
serta bentuk drum, pron dsb.

2. Tebal pelat/pipa cukup untuk menahan tekanan pada Wp


nya.

3. Mutu sambungan las/rol memenuhi syarat

4. Apendages lengkap, berukuran cukup dan berfungsi


dengan baik.
APENDAGES
1. Jenis & fungsi Apendages Ketel Uap tekanan > 0,5
Kg/Cm2.
(lihat sket di papan tulis )
2. Jenis & fungsi Apendages Ketel Uap
tekanan kerja < 0,5 Kg/Cm2.
( lihat sket di papan tulis )
3. Jenis & fungsi Apendages Bejana Uap
( kalau paralel bagaimana ? ), lihat sket di papan
tulis
--- Lihat Sket di papan tulis
B. Syarat Administratif
-
1. Dokumen lengkap
2. Memiliki Akte Izin yang syah
( bagaimana posedurnya ? Ada yg bebas AI ..?)
3. Operator berlisensi dari Dirjen Binwasnaker
Kemenakertrans .RI
a. Ketel berkapasitas < 10 T/Jam
oleh operator kelas II.
b. Ketel berkapasitas > 10 T/jam
oleh operator kelas I.
( Bagaimana kalau paralel ...??? )
6. RIKSA-UJI
A. Pemeriksaan pada pembuatan
Prosedurya sbb :
1. Pemeriksaan Pengesahan design
2. Pemeriksaan visual pada proses
pembuatan.
3. NDT sambungan las.
5. Hydrostatic Test.
-
B. Pemeriksaan pertama
- Sebelum dipasang tembokan
- Sebelum AI nya terbit.
Prosedur sbb:
1. Pemeriksaan dokumen ( apa saja..?)
2. Pemeriksaan visual konstruksi & apendages.
3. Perhitungan kekuatan konstruksi ( lihat contoh )
4. NDT ulang jika perlu.
5. Hydrostatic test ( HT berapa Kg/Cm2...? )
6. Steam Test ( untuk apa..?)
7. Pembuatan Laporan hasil riksa-uji---penerbitan AI.
-
B. Pemeriksaan berkala
1. Pemeriksaan AI
2. Pemeriksaan visual
a. Konstruksi
b. Apendages
3. Recalculation & NDT ulang jika perlu.
4. Hydrostatic Test ( berapa Kg/Cm2 ..?)
5. Steam test jika diperlukan
6. Pembuatan laporan-penandatangan lembar riksa
dalam buku AI.
-
C. Pemeriksaan khusus
1. Pemeriksaan khusus karena
mutasi.
2. Pemeriksaan khusus karena
kerusakan/reparasi/modifikas
3. Pemeriksaan khusus karena PB
( peneitian bahan kapan....? )
4. Pemeriksaan khusus karena meledak.
( Lihat skema di papan tulis ).
7. KEWENANGAN RIKSA-UJI
1. Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
spesialis Pesawat Uap & Bejana Tekan.

2. Ahli K3 spesialis Pesawat Uap & Bejana


Tekan dari PJK3 yang ber SKP dari Dirjen
Binwasnaker Kemenakertrans RI.
8. PERIZINAN
Pesawat Uap yang dipakai di wilayah
hukum RI wajib memiliki AI kecuali ;

a. Pesawat Uap yang dipakai di Kapal patroli /


angkatan perang RI.

b. KU yang memiliki WP ( Kg/Cm2) x


HS ( M2) < 0,2
-
2. Ekonomiser ( inside d pipa < 50 mm )
3. Superhater ( inside d pipa < 25 mm )
4. Bejana Uap
a. Jika Wp (Kg/Cm2 ) x Isi (Liter)
< 600
b. Jika volumenya < 100 liter, D<450 mm, berapapun
tekanannya.
5. Penguap
a. Jika WP ( Kg/Cm2 ) x Vol (liter) < 300
b. Jika volumenya < 75 liter, berapapun
tekanannya.
SANGSI HUKUM
Pengusaha/pemakai didenda, atau kurungan maks
3 bulan jika;
1. Melanggar Psl.6 UU.Uap 1930
2. Merobah konstruksi/apendages tanpa
persetujuan yg berwenang.
3. Menyuruh orang yg tidak kompeten
untuk mengoperasikan P.uap nya.
4. Mengoperasikan P.uap yang sudah
dilarang pemakiannya oleh yg berwenang.
Operator didenda, atau kurungan maks 1 bulan jika;
• Meninggalkan Pesawat uap yang sedang
dioperasikannya

TERIMA KASIH.-

Anda mungkin juga menyukai