Anda di halaman 1dari 48

Dewi Ajeng Rahmawati

30101206611

Pembimbing
Dr. Siti Thomas Z., S.Km, M.Kes
 Masalah

DBD menjadi penyakit endemik di Indonesia


dan mengalami peningkatan kasus setiap tahunnya.
Jawa Tengah merupakan salah satu daerah yang
melaporkan kasus terbanyak.
Tahun 2015 kota Semarang menduduki
rangking ke-tiga untuk Incidence Rate DBD di-Jawa
Tengah
Pada tahun 2015 terdapat sebanyak 1.729 kasus Demam
Berdarah dan 20 kasus menimbulkan kematian.

Penemuan kasus DBD di Puskesmas Ngaliyan, pada tahun


2016 dari Januari sampai maret 2016 sebanyak 30
penderita, April sampai juni 2016 sebanyak 24
penderita, dan bulan Juli sampai September 2016
sebanyak 38 penderita
 Kronologi

Angka kejadian DBD di Ngaliyan masih


tinggi yang disebabkan karena kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai Demam
Berdarah Dengue, baik itu gejala, cara
penularan, cara pengobatan, dan cara
pengendaliannya.
 Upaya pemecahan masalah
Berdasarkan data rekapitulasi kasus DBD,
maka penulis tertarik untuk lebih mendalami
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kejadian demam berdarah dengue di
Puskesmas Ngaliyan dengan pendekatan
segitiga epidemiologi.
 Apa saja faktor faktor yang berpengaruh
terhadap kejadian demam berdarah dengue
di Puskesmas Ngaliyan dengan pendekatan
segitiga epidemiologi ?
 Tujuan Umum
 Untuk memperoleh informasi mengenai
faktor faktor yang berpengaruh terhadap
kejadian demam berdarah dengue di
Puskesmas Ngaliyan dengan pendekatan
segitiga epidemiologi.
 Tujuan Khusus
 Untuk memperoleh informasi mengenai faktor
pejamu (host) yang mempengaruhi terjadinya
demam berdarah dengue.
 Untuk memperoleh informasi mengenai faktor
agent yang mempengaruhi terjadinya demam
berdarah dengue.
 Untuk memperoleh informasi mengenai faktor
lingkungan (environtment) yang mempengaruhi
terjadinya demam berdarah dengue.
 Untuk memberikan solusi terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya demam berdarah
dengue.
 Bagi Masyarakat
 Masyarakat mengetahui mengenai Demam Berdarah
Dengue
 Masyarakat mengetahui manfaat perilaku hidup
bersih dan sehat
 Masyarakat mengetahui tentang kesehatan
lingkungan
 Bagi Mahasiswa
 Mahasiswa mengetahui secara langsung permasalahan yang
ada di lapangan.
 Mahasiswa menjadi terbiasa melaporkan masalah mulai
penemuan masalah sampai pembuatan plan of action.
 Sebagai media yang menambah wawasan pengetahuan
tentang ilmu kesehatan masyarakat.
 Sebagai modal dasar untuk melakukan penelitian bidang ilmu
kesehatan masyarakat pada tataran yang lebih lanjut.
Cara dan Waktu Pengamatan
 Cara : wawancara dan kunjungan ke rumah

 Waktu :
5 November 2016 : kunjungan ke rumah
pasien
7 November 2016 : kunjungan ke rumah
pasien (intervensi)
 Nama : An. F
 Tempat, tanggal lahir : Semarang, 20
September 2009
 Umur : 7 tahun
 JenisKelamin : Laki - laki
 Agama : Islam
 Pendidikan terakhir : SD
 Pekerjaan : Pelajar
 Alamat : Ngalian
 Kewarganegaraan : WNI
 Cara pembayaran :Gratis
1.Anamnesis Holistik

ASPEK 1
Keluhan Utama Demam

Harapan Cepat sembuh

Kekhawatiran Keadaan pasien memburuk


ASPEK 2
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pada tanggal 1 Oktober 2016 pasien pertama


kali mengalami panas demam tinggi kemudian ibu
pasien membelikan obat penurun panas di apotik
keesokan harinya panas mulai menurun sehingga
pasien bisa beraktivitas berangkat ke sekolah. Pada
tanggal 4 Oktober 2016 pasien mengalami demam
kembali selanjutnya pasien memeriksakan diri ke
dokter dan diberi obat penurun panas kembali dan
dokter memberitahu jika panas tetap berlanjut pasien
disarankan untuk segera dibawa ke UGD dan
melakukan cek lab.
Setelah pasien memeriksakan diri ke dokter
panas hanya turun sedikit akhirnya ibu pasien
berinisiatif melakukan cek lab dan ternyata
jumlah trombosit pasien mengalami banyak
penurunan (87.000) sehingga dokter akhirnya
mendianosis pasien terkena DBD. Setelah
terdiagnosis DBD pasien dirawat inap di RS
TUGU selama 4 hari, setelah 4 hari trombosit
pasien mulai naik kembali sehingga pada
tanggal 9 oktober pasien dipulangkan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

 Sakitserupa : (-)
 Alergi Obat : (-)
Faktor Resiko Internal

Pasien merupakan seorang anak berusia 7 tahun yang sering

bermain di lingkungan sekitar, pasien tidak pernah

menggunakan lotion anti nyamuk ketika bermain di

lingkungannya maupun ketika sekolah.


RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

 Keluarga satu rumah mengalami sakit serupa : -


RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

Pasien adalah seorang anak dengan usia 7


tahun, pasien merupakan anak kedua dari 3
bersaudara. Ayah bekerja sebagai wiraswata dan
Ibu pegawai di puskesmas. Pasien tinggal satu
rumah bersama ayah, ibu, dan satu orang adik dan
kakaknya. Pasien memiliki fasilitas MCK di rumah,
terdapat ventilasi, lantai keramik, air untuk
minum isi ulang dan untuk masak dengan air
PDAM. Saat ini pasien menggunakan biaya BPJS
untuk pembiayaan ketika berobat.
Faktor Risiko Eksternal
A. Data Lingkungan

Lingkungan Internal

 Banyak barang-barang yang menumpuk di ruang keluarga tidak dirapikan dan

bersihkan.

 Pengetahuan keluarga pasien tentang demam berdarah dengue dan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) cukup.

 Keluarga pasien sangat jarang menggunakan obat anti nyamuk sebelum tidur dan

sebelum beraktivitas di pagi atau sore hari.


Lingkungan Eksternal
 Ukuran kepadatan nyamuk Aedes aegypti di
Kelurahan Ngaliyan
 ABJ
16/20 x 100% = 80%

 ContainerIndeks
4/20 x 100% = 20%

 House Indeks
4/45 x 100% = 9%
• Masalah bangunan rumah:
Jarak antar rumah terlalu dekat
Lantai : keramik
Jendela: jendela rumah ada, di ruang tamu. Kamar pasien
ada jendela.
Ventilasi : ventilasi rumah ada, diberi jaring nyamuk.
Luas kamar pasien : 4m x 3m
Kamar pasien dan ruang keluarga banyak tumpukan barang
dan banyak baju yang digantung di belakang pintu kamar.
Kamar mandi : kamar mandi pasien menggunakan bak
mandi.
• Akses ke pelayanan kesehatan :
Jarak ke puskesmas ngaliyan : 1 km
Transportasi : diantar naik motor
Asuransi : Gratis
: NILAI x BOBOT : 24x31 = 792 (Rumah
Hasil Penilaian tidak sehat)

Kriteria :

1) Rumah Sehat = 1068 – 1200


2) Rumah Tidak
Sehat = < 1068

• Dari hasil skor PHBS di didapatkan skor 10 sehingga dapat di


kasifikasikan sebagai keluarga yang memiliki PHBS Strata Sehat
Madya.
Derajat Fungsional (saat di rawat inap)
Derajat 2: Pasien mengalami sedikit kesulitan.
Pasien masih mau makan dan minum, pasien
masih bisa diajak berinteraksi dengan keluarga
tetapi tidak seaktif biasanya.
Tanda Vital

 Tekanan darah : 100/70 mmHg


 Nadi : 70x/menit
 RR : 20x/menit
 Temperature : 36,00 C
 Antropometri : BB: 35 kg TB: 150 cm
 BMI : BB/TB2 = 35/ (1,5 x 1,5)= 15,55
 Status gizi : kurus
Status Presens

 Kepala : normocephal
 Rambut : hitam, uban (-), tidak mudah dicabut
 Kulit kepala : massa (-)
 Wajah : simetris, massa (-)
 Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
refleks cahaya (+/+)
 Telinga : deformitas (-/-), massa (-/-), sekret (-
/-)
 Hidung : deformitas (-), sekret (-/-)
 Mulut : bibir pucat (-)
 Leher : simetris, pembesaran kelenjar limfe
(-), deviasi trakhea (-)
Thorax

 Inspeksi : simetris, retraksi ruang sela iga (-),


massa (-)
 Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), krepitasi (-),
gerakan dinding dada simetris, fremitus vocal
simetris
 Perkusi : sonor seluruh lapang paru
 Auskultasi
 Cor : S1 S2 regular, murmur (-), gallop (-)
 Pulmo : vesikuler (+) seluruh lapang paru,
Rhonki basah (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen

 Inspeksi : datar, tanda-tanda inflamasi (-), massa (-),


caput meducae (-), spider nevy (-), distensi (-)
 Auskultasi : bising usus (+) normal, bising pembuluh
darah (-)
 Perkusi : timpani (+), nyeri ketok (-), nyeri ketok
CVA (-/-)
 Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), hepar teraba,
lien/ren tidak teraba, tes undulasi (-), shifting dullness (-)
 Pelvis : deformitas (-), krepitasi (-), massa (-), nyeri
tekan (-)
 Musculoskeletal : gerakan bebas (+), deformitas (-),
krepitasi (-), nyeri tekan (-)
Saraf
Kaku kuduk : Tidak ditemukan
Saraf kranialis : Dalam batas normal
Refleks fisiologis : ++/++
Refleks patologis : --/--
Kulit : ikterik (-), petekhie (-), turgor kulit < 2detik

MOTORIK

Motorik Superior Inferior


Gerakan N/N N/N
Kekuatan 5/5 5/5
Tonus N/N N/N
Trofi N/N N/N
Darah Rutin

 Hb : 12,3g/dl
 Ht : 35,7%
 Trombosit : 87000 /mm3
Usulan Penatalaksanaan Komprehensif
Identifikasi masalah (masalah yang ada pada pasien
dan keluarga)

1.Jentik nyamuk di rumah pasien dan tetangga


2.Pasien dan keluarga menumpuk barang barang dan
menggantung baju baju di ruang keluarga
3.Ventilasi di ruang keluarga tidak ada
4. Terdapat beberapa tempat penampungan air bersih
5. Pasien dan keluarga tidak pernah menggunakan lotion
anti nyamuk maupun obat bakar anti nyamuk di
rumahnya.
Host
1. Tidak menggunakan obat anti nyamuk
Pasien tidak pernah menggunakan lotion
anti nyamuk maupun obat bakar anti nyamuk
di rumahnya. Hasil penelitian Andriani,
menemukan bahwa adanya resiko kebiasaan
tidak menggunakan obat anti nyamuk dengan
terjadinya infeksi virus dengue di Semarang
sebanyak 5,6 kali lebih besar
2. Pengetahuan tentang DBD dan PHBS kurang
Pada saat melakukan anamnesis dengan
pasien, pasien terlihat belum paham betul tentang
penyakit DBD. Pasien hanya tahu bahwa DBD
diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan
cara pencegahannya dengan 3M.
Namun pasien belum mengetahui siklus hidup
nyamuk Aedes aegypti, cara penularan, cara
pengendalian DBD, gejala klinis, terapi dan bahaya
dari penyakit DBD.
Agent
agent berhubungan dengan Virus Dengue
yang sampai saat ini belum ada cara memutus rantai
penularan virus dengue ini.
Environment
 Terdapat jentik nyamuk di rumah pasien dan tetangga
pada saat dilakukan Penyelidikan Epidemiologi
oleh petugas Puskesmas didapatkan jentik nyamuk di
rumah pasien juga rumah tetangga dalam radius 100m

 Kurang nya Ventilasi


pada saat dilakukan survey ke rumah pasien, pada rumah
pasien kurang adanya ventilasi karena di ruang keluarga
dan ruang belakang tempat dapur dan tempat mencuci
tidak terdapat ventilasi
 2. Pasien selalu menggantung baju kotor di
ruangan.
Berdasarkan survey yang dilakukan di
rumah pasien, terdapat baju yang digantung di
dalam kamar pasien juga kamar orang tua
pasien.
Menurut penelitian Widyana kebiasaan
menggantung pakaian di dalam rumah
mempunyai resiko terkena penyakit DBD 4,8
kali daripada yang mempunyai kebiasaan tidak
menggantung pakaian.
1. Promotif

Patient centered

 Memberikan edukasi tentang Demam Berdarah


Dengue, mulai dari etiologi, cara penularan, siklus
hidup nyamuk Aedes aygepti, gejala klinis DBD,
penatalaksanaan awal DBD, pencegahan DBD
 Menjelaskan dan mengajarkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat
 Menjelaskan tentang perilaku pasien yang kurang tepat
selama ini sehingga pasien bisa terjangkit DBD.
Tujuannya agar pasien bisa intropeksi diri dan tidak
mengulangi kesalahan
Family oriented

 Memberikan edukasi tentang Demam Berdarah Dengue,


mulai dari etiologi, cara penularan, siklus hidup nyamuk
Aedes aygepti, gejala klinis DBD, penatalaksanaan awal
DBD, pencegahan DBD
 Menjelaskan dan mengajarkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat
2. Preventif

Patient centered

 Tidak menggantung baju kotor di dalam kamar dan


di ruang keluarga
 Memakai lotion anti nyamuk sebelum berangkat
sekolah dan sebelum tidur
Family oriented

 Membersihkan genangan air yang terdapat di


lingkungan rumah
 Memakai lotion nyamuk sebelum beraktifitas
diluar rumah dan sebelum tidur
 Membersihkan dan menata rumah seisinya secara
berkala
 Memberikan suatu demo yang kemudian
diaplikasikan langsung oleh keluarga
bersangkutan, mengenai upaya pengendalian
DBD ( 3M+ , PSN, Abatisasi )

Anda mungkin juga menyukai