Anda di halaman 1dari 27

REGULASI DAN KEWAJIBAN INDUSTRI

BATUBARA
Landasan Pengelolaan Pertambangan

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (3):

“Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di


dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”
Batubara adalah bagian dari Kekayaan Alam
Dikuasai oleh negara:
• Bentuk kepemilikan (ownership)
• Kemampuan (ability) untuk melakukan
kontrol, pengaturan dan pengaruh
(Pasal 4 UU No. 4/2009)
Pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat (3) :

 Hak Minerba (Minerba Right): hak minerba, hak tanah dan hak ruang berada di
tangan Negara dan dilaksanakan oleh Pemerintah (Pusat dan Daerah) sesuai dengan
kewenangannya.

 Hak Penambangan (Mining Right): Pemerintah sebagai penyelenggara Negara harus


mengetahui potensi sumberdaya minerba yang ada dan melakukan penetapan
kebijakan serta tanggungjawab pengelolaan.

 Hak Pengusahaan (Economic Right): BUMN dan badan usaha lainnya menerima misi
dari Pemerintah untuk melakukan pengusahaan dan optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya minerbapabum untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
DASAR HUKUM
DASAR HUKUM INDUSTRI BATUBARA
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan
8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
10.Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang
“Alam ini bukanlah warisan dari nenek moyang
kita, melainkan pinjaman dari anak cucu bangsa
yang harus dijaga keberlanjutannya”
Pengusahaan Industri Batubara
• Sifat industri pertambangan: padat modal,
padat teknologi, dan risiko tinggi.
• Memperhatikan daya dukung dan daya
tampung lingkungan.
• Memperhatikan kondisi sosial, ekonomi dan
budaya masyarakat lokal
Pemegang IUP wajib memenuhi persyaratan
administratif, teknis, lingkungan, dan finansial
“Industri pertambangan adalah industri yang pandai mengeruk
kekayaan alam dengan dampak kerusakan ekologi yang luar
biasa dan tanpa manfaat yang sebesar-besarnya”
Hak Pelaku Usaha Industri Batubara
Pemegang IUP atau IUPK berhak:
a. melakukan kegiatan usaha pertambangan pada WIUP atau WIUPK-nya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. memiliki mineral, termasuk mineral ikutannya, atau batubara yang telah
diproduksi setelah memenuhi iuran produksi, kecuali mineral radioaktif; 92
c. mengajukan permohonan penghentian sementara kegiatan usaha pertambangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. membangun sarana dan/atau prasarana penunjang kegiatan usaha pertambangan;
e. menjual mineral atau batubara, termasuk menjual ke luar negeri setelah terpenuhinya
kebutuhan dalam negeri serta menjual mineral atau batubara tergali pada kegiatan eksplorasi atau kegiatan
studi kelayakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
f. mendapatkan hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 23 Permen ESDM No 34/2017;


Pasal 90 - 94 UU No. 4/2009
Kewajiban Pelaku Usaha
Industri Batubara dalam UU No. 4 Tahun 2009
• Lingkungan
 Good mining practices (Pasal 95)
 Reklamasi, pascatambang, konservasi yang telah
direncanakan, dan dana jaminan (Pasal 96 – 100).
• Nilai Tambah, pemegang IUP-OP wajib melakukan
pengolahan dan pemurnian hasil tambang di dalam
negeri (Pasal 103 – 104).
• Mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat
(Pasal 106).
Kewajiban Pelaku Usaha
Industri Batubara dalam UU No. 4 Tahun 2009
… lanjutan

• Saat tahap operasi produksi, wajib mengikutsertakan


pengusaha lokal (Pasal 107).
• Menyusun program pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat (Pasal 108).
• Memberikan laporan tertulis secara berkala atas
rencana kerja dan pelaksanaan kegiatan usaha
pertambangan (Pasal 111).
Kewajiban Pelaku Usaha
Industri Batubara dalam UU No. 4 Tahun 2009
… lanjutan

• Wajib menggunakan perusahaan jasa pertambangan


lokal dan/atau nasional seperti konsultansi dan
perencanaan (Pasal 124).
• Keuangan
Membayar pendapatan negara dan daerah: pajak
dan PNBP (iuran tetap dan royalti) (Pasal 128 – 133).
Larangan
• menjual produk hasil penambangan ke luar negeri
sebelum melakukan pengolahan dan/atau pemurnian di
dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
• menjual hasil penambangan yang bukan dari hasil
penambangan sendiri tanpa persetujuan Direktur
Jenderal;
• melakukan pengolahan dan/atau pemurnian dari hasil
penambangan yang tidak memiliki IUP, Izin Pertambangan
Rakyat, atau IUPK;
• melibatkan anak perusahaan dan/atau afiliasinya yang
bergerak di bidang usaha penunjang dalam pelaksanaan
kegiatan usaha pertambangan tanpa persetujuan dari
Direktur Jenderal atas nama Menteri;
Larangan
• memiliki Izin Pertambangan Rakyat, IUP Operasi
Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau
pemurnian, dan IUJP;
• menjaminkan komoditas tambang yang belum
tergali kepada pihak lain;
• melakukan kegiatan usaha pertambangan pada
tempat yang dilarang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
• mengalihkan IUP dan IUPK-nya kepada pihak lain.
Permen ESDM No 34/ 2017 Pasal 29
Pengendalian Produksi dan penjualan Batubara
PENGENDALIAN PRODUKSI DAN PENJUALAN BATUBARA
DI KALIMANTAN SELATAN
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral  tidak dapat perbaharui, pendapatan negara, dan peran serta pembangunan di kalsel
Persetujuan Penjualan:
1. Memiliki sertifikat Clean and Clear dari Kementerian ESDM
(Permen ESDM 43 Tahun 2015)
2. Telah menyampaikan RKAB dan telah mendapatkan persetujuan.
3. Lunas kewajiban hutang PNBP.
4. Telah menunjuk KTT dan mendapatkan pengesahan.
5. Taat pelaporan produksi dan penjualan berkala.
6. Telah menempatkan Jaminan Reklamasi.
(Pasal 26 Permen ESDM 34 Tahun 2017)
7. Memiliki Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan

Pasal 7 UU 4/2009
Pasal 22 PP 55/2010
Penjualan Batubara
• Para produsen batubara wajib menjual
batubara hasil produksinya dengan mengacu
pada harga patokan batubara. (Pasal 85 PP 23/2010)
• Berdasarkan analisa kualitas. (Permen ESDM 17 Tahun 2010)
• Pembayaran royalti dimuka dengan
menggunakan “Simponi”. (SE Dirjen Minerba No.04
E/84/DJB/2013 tentang Optimalisasi Penerimaan Bukan Pajak)
Sanksi
SANKSI ADMINISTRASI (UU No. 4 Tahun 2009)

o Sanksi administratif tersebut berupa:


• Peringatan tertulis,
• Penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan
eksplorasi atau operasi produksi,
• Pencabutan IUP, IPR, atau IUPK.
o Dalam hal pemerintah daerah tidak memberikan sanksi
administratif kepada pemegang IUP, IPR, atau IUPK, maka
Menteri dapat menghentikan sementara dan/atau mencabut
IUP atau IPR sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
KETENTUAN PIDANA (UU No. 4 Tahun 2009)

Pelanggaran Pidana Denda

Tidak mempunyai izin Penjara 10 th denda paling banyak Rp


10 Miliar
Penjara 10 th denda paling banyak Rp
Menyampaikan laporan tidak benar atau menyampaikan laporan palsu 10 Miliar

Tidak memiliki IUP melakukan eksplorasi kurungan 1 th denda paling banyak Rp.
200 juta

Tidak mempunyai IUP atau mempunyai IUP eksplorasi tetapi melakukan penjara 5 th denda paling banyak Rp.
kegiatan operasi produksi 10 Miliar

Membeli/menampung & memanfaatkan batubara dari hasil kegiatan yang penjara 10 th denda paling banyak
tidak memiliki IUP, IPR, atau IUPK Rp.100 Milyar

Setiap orang yang mengeluarkan izin yang bertentangan dengan UU ini dan kurungan 2 th denda paling banyak Rp.
menyalahgunakan kewenangannya 200 juta

Mengganggu atau merintangi kegiatan operasi produksi pemegang IUP yang kurungan 1 th denda paling banyak Rp.
telah memenuhi persyaratan 100 juta.
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Kalimantan Selatan

TERIMA KASIH
(2) Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan
yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal 26 Permen ESDM 34/2017
huruf c, pemegang IUP dan IUPK wajib
melaksanakan:
a. pengelolaan teknis pertambangan;
b. pengelolaan keselamatan pertambangan;
c. pengelolaan dan pemantauan lingkungan
pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi
dan pascatambang;
d. upaya konservasi sumber daya mineral dan (3) Dalam melaksanakan penerapan kaidah teknik
batubara; Pertambangan yang baik sebagaimana dimaksud
e. pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan pada ayat (2), pemegang IUP dan IUPK wajib:
usaha pertambangan dalam bentuk padat, cair, a. mengangkat kepala teknik tambang sebagai
atau gas sampai memenuhi standar baku mutu pemimpin tertinggi di lapangan yang disahkan
lingkungan sebelum dilepas ke media oleh kepala inspektur tambang;
lingkungan; dan b. memiliki tenaga teknis pertambangan yang
f. penerapan teknologi yang efektif dan efisien. berkompeten sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
c. memiliki pengawas operasional yang memiliki
kartu pengawas operasional yang disahkan oleh
kepala inspektur tambang.
JENIS LAPORAN
I. LAPORAN BERKALA II. LAPORAN AKHIR III. LAPORAN KHUSUS
1. laporan atas RKAB Tahunan, terdiri dari 1. laporan Lengkap 1. laporan pemberitahuan awal
lap bulanan dan lap triwulan Eksplorasi kecelakaan
2. laporan pelaksanaan reklamasi dalam 2. laporan Studi 2. laporan pemberitahuan awal
rangka pelepasan atau pencairan jaminan Kelayakan kejadian berbahaya
reklamasi 3. laporan pemasangan 3. laporan kajian teknis
3. laporan pelaksanan pascatambang dalam tanda batas pertambangan
rangka pencairan jaminan 4. Laporan Akhir 4. laporan audit eksternal
4. laporan audit internal dan/atau eksternal Operasi Produksi SMKP
SMKP 5. laporan pemberitahuan awal
5. laporan kualitas air limbah pertambangan kejadian akibat penyakit
6. laporan konservasi tenaga kerja
7. laporan statistik kecelakaan tambang dan 6. laporan penyakit akibat kerja
kejadian berbahaya hasil diagnosis
8. laporan statistik penyakit tenaga kerja 7. laporan kasus lingkungan
9. Laporan pelaksanaan kegiatan usaha
Jasa pertambangan
10. Laporan audit internal penerapan SMKP
Minerba
11. Laporan realisasi pembelian mineral dan
batubara
Jenis PNBP SDA Pertambangan Umum
Jenis PNBP SDA Pertambangan Umum Bentuk Usaha
• IuranTetap/Landrent/Deadrent • Izin Usaha Pertambangan (IUP) Mineral dan Batubara
• Iuran Produksi (Royalti) • Kontrak Karya (KK)
• Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
Batubara (PKP2B)
• Penjualan Hasil Tambang • Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
Batubara (PKP2B)
Batubara dengan tk. Tarif (dari
Keterangan
kalori Harga Jual)
Catatan : ≤ 5.100 3%
Tambang
1. Iuran Tetap Terbuka > 5.100 – 6.100 5%
a. IUP : Luas Wilayah x Tarif PP No. 9/2012 (open pit)
≥ 6.100 7%
b. KK dan PKP2B : Luas Wilayah x Tarif PP No. 9/2012 Tambang
≤ 5.100 2%
2. Iuran Produksi (Royalti) Bawah Tanah > 5.100 – 6.100 4%
(underground)
a. IUP: Tonase x Harga Jual x Tarif PP No. 9/2012 ≥ 6.100 6%

b. KK : Tonase x Harga Jual x Tarif PP No. 9/2012


c. PKP2B : Tonase x Harga Jual x 13,5% (sesuai Kontrak)
Sebagai Penerima kewenangan pengusahaan
batubara / IUP
• Keberadaan IUP – OP batubara ≠ memiliki
cadangan batubara
• Kepemilikan batubara beralih ketika sudah
dipenuhinya kewajiban Iuran Tetap dan Iuran
Produksi terhadap Negara (Pasal 92 UU No. 4
Tahun 2009)

Anda mungkin juga menyukai