Anda di halaman 1dari 26

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN

❻ KEMERDEKAAN INDONESIA
Bagian 1

Perjuangan Mempertahankan

Kemerdekaan dengan

Kekuatan Senjata
Pascakekalahan Jepang dalam perang Asia pada 14 Agustus 1945, Indonesia akan
diserahkan kepada South East Asia Command (SEAC) atau Komando Asia Tenggara yang
dipimpin oleh Laksamana Louis Mountbatten (Inggris).

Pada 29 September 1945, pasukan SEAC


dibawah bendera AFNEI (Allied Forces
Netherlands Indies) datang ke Jakarta
dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip
Christison.

Kedatangan pasukan NICA (Netherlands


Indies Civil Administration) yang
membonceng pasukan AFNEI, telah
menimbulkan kecurigaan bangsa Indonesia
bahwa Belanda akan kembali menjajah
bangsa Indonesia.
Pertempuran Medan Area

a. Latar belakang:
 Pasukan Sekutu dan NICA mempersenjatai para
tawanan perang yang sudah dibebaskan dan
membentuk Batalion KNIL Medan.
 Gubernur Sumatera Utara, Teuku Moh. Hasan, TKR, dan

Sumber: wikimedia.org
Barisan Pemuda Indonesia yang dipimpin Achmad
Thahir.
 Seorang penghuni hotel di Jalan Bali, Medan,
menginjak-injak lencana merah putih milik pemuda
Indonesia.
Teuku Moh. Hasan
Pertempuran Medan Area
b. Jalannya pertempuran:
 Pada 1 Desember 1945, pasukan Sekutu memasang
papan Fixed Boundaries Medan Area (batas resmi
wilayah Medan).
 Pada 10 Desember 1945, pasukan Inggris dan NICA
menyerang Kota Medan. Pemerintah Republik

Sumber: wikimedia.org
Indonesia di Kota Medan mulai terdesak dan terpaksa
pindah ke Pematang Siantar.
 Perjuangan terus dilanjutkan dengan membentuk
Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area pada
Agustus 1946.
Teuku Moh. Hasan
Pertempuran Ambarawa

a. Latar belakang:
 Pada 20 Oktober 1945, pasukan
Sekutu dipimpin oleh Brigadir
Jenderal Bethell tiba di Semarang
untuk mengurus tawanan perang
Jepang
 Pasukan NICA yang membonceng
pasukan Sekutu mempersenjatai
para tawanan perang Jepang.
Pertempuran Ambarawa
b. Jalannya pertempuran:
 Pada 26 Oktober 1945, pertempuran terjadi
antara pasukan Sekutu dengan Tentara Keamanan
Rakyat.
 Pada 2 November 1945, Presiden Sukarno tiba di

Sumber: dokumen penerbit


Magelang dan segera melakukan perundingan
dengan Brigadir Jenderal Bethell untuk
menghentikan pertempuran.
 Terjadi kesepakatan antara Presiden Sukarno
dengan Brigadir Jenderal Bethell. Sukarno
Pertempuran Ambarawa
b. Jalannya pertempuran:
 Pada 20 November 1945, terjadi kembali
pertempuran antara Sekutu dengan TKR akibat
pelanggaran kesepakatan oleh Sekutu yang
menambah jumlah pasukan di Magelang. Letkol
Isdiman gugur dalam pertempuran tersebut dan

Sumber: wikimedia.org
digantikan Kolonel Sudirman.
 TKR berhasil mendesak pasukan Sekutu.
 Puncaknya, pada 15 Desember 1945, TKR berhasil
merebut kembali Ambarawa serta mengusir Kolonel Sudirman

pasukan Sekutu dari Ambarawa ke Semarang.


Pertempuran Surabaya

a. Latar belakang:
 Pada 25 Oktober 1945, pasukan Sekutu mendarat
di Surabaya di bawah pimpinan Brigadir Jenderal
A. W. S. Mallaby dengan tugas utama melepaskan
para tawanan perang Jepang.

Sumber: wikimedia.org
 Pasukan Sekutu menyebarkan pamflet yang
meminta agar rakyat Surabaya menyerahkan
senjata yang telah dirampas dari pasukan Jepang.

A. W. S. Mallaby
Pertempuran Surabaya
b. Jalannya pertempuran:
 Pada 27 Oktober 1945, pasukan Sekutu
merebut instansi-instansi penting.
 Pada 28 Oktober 1945, para pemuda
melakukan serangan balik dan berhasil
merebut instansi-instansi penting
tersebut.
 Pada 30 Oktober 1945, Brigjen A. W. S.
Mallaby yang sedang berpatroli
menggunakan mobil buick tertembak
hingga tewas.
Pertempuran Surabaya

b. Jalannya pertempuran:
 Sekutu mengeluarkan ultimatum agar
rakyat Surabaya menyerah tanpa syarat.
 Bung Tomo berpidato dengan semangat

Sumber: dokumen penerbit


berapi-api membakar semangat juang TKR
dan rakyat Indonesia.
 Pertempuran berlangsung selama tiga
minggu. Meskipun banyak korban jiwa,
tetapi Kota Surabaya berhasil
dipertahankan. Bung Tomo
Peristiwa Merah Putih di Manado

a. Latar belakang:
 Pasukan Sekutu dan NICA mengumumkan larangan mengibarkan bendera
merah putih di wilayah Minahasa..
b. Jalannya pertempuran:
 Gubernur Sulawesi Selatan memerintahkan dibentuk Perjuangan Pusat
Keselamatan Rakyat (PPKR).
 Ia juga memprakarsai penyampaian petisi yang sudah ditandatangani 50
orang berisi pernyataan dukungan rakyat Sulawesi terhadap kemerdekaan
Indonesia.
Pertempuran di Bandung

a. Latar belakang:
 Pada 12 Oktober 1945, pasukan Sekutu yang diboncengin NICA tiba di
Bandung, kemudian menuntut semua senjata yang telah dilucuti itu
diserahkan kepada Sekutu.
b. Jalannya pertempuran:
 Pada 21 November 1945, TKR dan para laskar perjuangan melakukan serangan
di Hotel Homann dan Hotel Preanger. Sekutu mengultimatum agar Bandung
Utara segera dikosongkan dari penduduk Indonesia, termasuk TKR.
 Pada 23 Maret 1946, Sekutu kembali mengeluarkan ultimatum. TRI
mengeluarkan strategi “bumi hangus”.
 Bandung Selatan akhirnya berhasil dikosongkan dari penduduk dan TRI,
sementara Kota Bandung masih menjadi lautan api.
Pertempuran Margarana

 Kekecewaan penduduk Bali terhadap hasil Perundingan Linggajati.


 Pada 2 dan 3 Maret 1949, Belanda mendatangkan pasukannya lebih dari
2.000 orang. Belanda berniat menggabungkan Pulau Bali ke dalam wilayah
Negara Indonesia Timur.
b. Jalannya pertempuran:
 I Gusti Ngurah Rai bersama pasukannya Ciung Wanara melucuti
persenjataan pasukan NICA.
 Pada 20 November 1946, Belanda mengerahkan seluruh pasukannya untuk
mengisolasi Desa Adeng-Marga.
 Belanda juga menambah pasukannya dari Lombok untuk menggempur
pasukan Ciung Wanara.
Pertempuran Margarana

 Meskipun telah terkepung, I Gusti Ngurah Rai


dan pasukannya terus bertahan sampai titik
darah penghabisan.

 Peristiwa tersebut dikenal dengan Peristiwa


Puputan Margarana dan diperingati setiap 20
November.
Pertempuran Rakyat di Makassar

Situasi jalanan di Makassar setelah pembantaian oleh Raymond Westerling


Bagian 2

Perjuangan Mempertahankan

Kemerdekaan melalui

Strategi Diplomasi
Perundingan Hooge Veluwe Perjanjian Renville

Perundingan Linggajati Konferensi Bandung

Konferensi Malino Perjanjian Roem Royen

Konferensi Pangkal Pinang Konferensi Inter-Indonesia

Konferensi Denpasar Konferensi Meja Bundar


Perundingan Linggajati

 Dimulai pada tanggal 10


November 1946 dan
ditandatangani pada 25 Maret
1947.
 Pihak Indonesia diwakili oleh
Sutan Syahrir, Moh. Roem, Mr.
Susanto T, dan dr. A. K. Gani.
 Pihak Belanda diwakili oleh
Willem Schermerhorn, F. de
Boer, H. J. van Mook, dan Max
van Poll.
Perundingan Linggajati

 Hasil Perundingan Linggajati meliputi :


 Belanda mengakui wilayah Indonesia secara de facto meliputi Jawa,
Sumatra, dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah-wilayah
tersebut paling lambat 1 Januari 1949.
 Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk negara serikat
dengan nama Republik Indonesia Serikat
 RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda yang diketuai
oleh Ratu Belanda.
K o m i s i Ti g a N e g a r a
• Pada 25 Agustus 1947, Dewan
Keamanan PBB membentuk
Committee of Good Offi ces for
Indonesia (Komite Jasa Baik
untuk Indonesia), yang
kemudian lebih dikenal sebagai
Komisi Tiga Negara (KTN).
• Beranggotakan tiga negara,
yaitu Australia diwakili oleh
Richard C. Kirby, Belgia diwakili
oleh Paul van Zeeland, dan
Amerika Serikat diwakili oleh Dr.
Frank Graham.
Perjanjian Renville

• Pada 25 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB membentuk Committee of Good Offi ces
for Indonesia (Komite Jasa Baik untuk Indonesia), yang kemudian lebih dikenal sebagai
Komisi Tiga Negara (KTN).

• Beranggotakan tiga negara, yaitu Australia diwakili oleh Richard C. Kirby, Belgia diwakili
oleh Paul van Zeeland, dan Amerika Serikat diwakili oleh Dr. Frank Graham.

• Pihak Belanda dipimpin oleh Abdulkadir Widjojoatmodjo. Komisi Tiga Negara juga hadir
sebagai penengah dalam penyelesaian Indonesia dan Belanda
Perjanjian Renville • Perjanjian Renville
menghasilkan keputusan
sebagai berikut.
1) Pihak Indonesia
menyetujui dibentuknya
Negara Indonesia Serikat
pada masa peralihan
sampai pengakuan
kedaulatan.
2) Belanda dapat membentuk
negara-negara federal di
3) Pemerintah Indonesia menarik pasukannya serta daerah-daerah yang
mengosongkan daerah-daerah di belakang garis van didudukinya melalui jajak
Mook dan selanjutnya masuk ke wilayah Indonesia. pendapat terlebih dahulu.
Monumen Serangan Umum 1
Maret 1949 di Yogyakarta, simbol
perjuangan mempertahankan
kedaulatan Republik Indonesia.
Gambar atas: Konferensi Inter Indonesia di
Yogyakarta tahun 1948. Gambar atas: Moh. Hatta
berbincang-bincang dengan Sultan Hamid II dari
Pontianak (mewakili BFO). Di tengah keduanya
adalah wakil Belanda yang berdarah Indonesia,
Abdulkadir Widjojoatmodjo.

Gambar bawah: anggota delegasi Indonesia


Sultan Hamengku Buwono IX berbincang-bincang
dengan anggota delegasi lainnya di sela-sela
konferensi.
Penandatanganan penyerahan kedaulatan dari kerajaan Belanda kepada Republik
Indonesia Serikat di Den Haag, Belanda, pada 2 November 1949.

Anda mungkin juga menyukai