Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. D
• Umur : 65 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Alamat : Jl.Sei rampah
• Pekerjaan : IRT
• Tanggal masuk : 24 juli 2019
• Tanggal keluar : 25 juli 2019

II. ANAMNESIS
Keluhan utama : Sesak nafas
• Keluhan Tambahan : Berdebar-debar, nyeri
dada sebelah kiri.
• Riwayat Penyakit Sekarang :
• OS datang ke RS Sutan Sulaiman pada tanggal 24
Juli 2019 dengan keluhan sesak nafas yang dialami
dalam 1 bulan ini dan memberat sejak 5 jam SMRS,
suara nafas tidak berbunyi. Sebelumnya OS juga
sudah sering mengeluh sesak napas, terutama bila
banyak beraktivitas. Apabila dalam keadaan sesak
OS lebih nyaman pada posisi duduk daripada posisi
berbaring. OS juga mengeluh dada berdebar-
debar dan nyeri dada sebelah kiri yang menjalar
hingga ke punggung, nyeri dada hilang timbul.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
oHipertensi (+)
oPenyakit jantung (+)
oDM (-)
• Riwayat Penyakit Keluarga :
• Tidak ada keluarga yang mempunyai keluhan
seperti pasien
III. PEMERIKSAAN
FISIK
• Pemeriksaan Umum
o Kesadaran: Compos Mentis
o Kesan Gizi : Sedang
o Tinggi badan : 167 Cm
o Berat badan : 60 Kg
o Vital Sign : TD 220/120

• Nadi 216x/menit
• Respirasi 32x/menit
• Suhu 36,5oC
Pemeriksaan Khusus
o Kepala : Normocephal, rambut warna hitam
o Mata : Normal
• Palpebra : Tidak tampak edema
• Konjungtiva : Tidak anemis
• Sklera : Tidak tampak ikterik
• Pupil : Bulat isokor
• Refleks Cahaya : Langsung +/ + , tidak langsung +/+
o Leher :
• JVP 5+2 mmHg
• Massa abnormal tidak ditemukan
• Deviasi trakea tidak ditemukan
- Thoraks
• Inspeksi
o Dinding dada simetris pada keadaan statis dan dinamis
o Normochest, diameter ventrolateral : AP = 2 : 1
o Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi
o Ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis sinistra
o Fremitus taktil/vokal simetris, tidak ada pergerakan dinding dada
yang tertinggal
• Perkusi
o Terdengar redup pada lapangan paru
o Perenjakan paru positif, batas jantung kanan pada ICS V linea
sternalis dextra
o Batas jantung kiri pada ICS VI satu jari medial linea
midclavicularis sinistra
o Batas pinggang jantung pada ICS III linea parasternalis dextra
• Auskultasi
o S1(N) S2(N) S3(-) S4(-) Regulitas :
Iregular
• Murmur (-) Gallop (-)
• Vesikuler di kedua hemitoraks , Rh +/+ Wh -/-
o Abdomen
• Inspeksi
o Permukaan rata, simetris.
• Auskultasi
o Bising usus ( + )
• Perkusi
o Timpani pada seluruh lapang abdomnen
• Palpasi
o Hepar, lien, dan ginjal tidak teraba adanya pembesaran
o Tidak ada nyeri tekan, nyeri lepas pada abdomen
o Ekstremitas
• Akral hangat, perfusi baik
• Edema pada kedua tungkai.
• Sianosis tidak ditemukan pada keempat ekstremitas.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
a. Laboratorium darah
• Darah lengkap (24 Juli 2019)
• Hb : 15 g/dl
• Ht : 44 %
• Eritrosit : 4,8 x 106 / mm3
• Leukosit : 10.900
• Trombosit : 186.000
• Glukosa sewaktu : 163 mg/dl
• Ureum : 27 mg/dl
• Creatinin : 0,7 mg/d
• b.EKG
• 24/07/2019 (22.38)

• Kesan : - SVT
V.RESUME
Perempuan 65 tahun datang ke RSUD Sutan Sulaiman
dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 5
jam SMRS, sesak tidak berbunyi. Sebelumnya OS juga
sudah sering mengeluh sesak napas, terutama bila
banyak beraktivitas. Apabila dalam keadaan sesak
OS lebih nyaman pada posisi duduk daripada posisi
berbaring. OS juga mengeluh dada berdebar-debar
dan nyeri dada sebelah kiri yang menjalar hingga ke
punggung, nyeri dada hilang timbul.
• Nyeri kepala (+), kedua kaki bengkak (-). Terdapat
riwayat hipertensi dan penyakit jantung. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan TD : 220/120, HR:
216x/mnt, RR: 32x/mnt. Pada pemeriksaan fisik
Thorax didapatkan redup pada perkusi dan
terdengar ronchi pada auskultasi lapangan paru.
Kesan EKG : Supraventrikular Takhikardi.
VI. DIAGNOSIS KERJA
- HHF
- Hipertensi Emergency
- SVT

VII. PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa :
• Tirah baring
• Diet rendah garam
• Rawat iICU
• Medikamentosa :
o O2 : 10 l/mnt NRM
o DC Shock 100 joule
o Inj Dobutamine 5-10 mikro/kgBB/i
o Inj. Amiodaron 300 mg (2amp) cairkan dalam NaCl 50cc habis dalam 1
jam, selanjutnya 900 mg(6amp) cairkan dalam 50 cc NaCl habis dalam
24 jam.

P/O :
• Candesartam 1x8 mg
• Amlodipin 2x5 mg
• ISDN 3x5 mg
Aritmia
• merupakan kelainan sekunder akibat penyakit
jantung atau ekstrakardiak ynng merupakan
kelainan primer dengan mekanisme dan
penatalaksanaan yang sama. Kelainan irama
jantung ini dapat terjadi pada pasien usia muda
ataupun usia lanjut
Supraventricular
tachycardia (SVT)
• Definisi
• Supraventricular tachycardia (SVT) adalah
takidisritmia yang ditandai dengan perubahan
denyut jantung yang mendadak bertambah
cepat. Perubahan denyut jantung pada bayi
dengan SVT umumnya menjadi berkisar antara 150
kali/menit sampai 250 kali/menit.
Etiologi
1. Idiopatik, ditemukan hampir setengah
jumlah insiden. Tipe idiopatik lebih sering
pada bayi daripada anak.
2. Sindrom Wolf Parkinson White (WPW) 10-
20% terjadi setelah konversi menjadi sinus
aritmia. Sindrom WPW adalah suatu
sindrom dengan interval PR yang pendek
dan interval QRS yang lebar; yang
disebabkan oleh hubungan langsung
antara atrium dan ventrikel melalui jaras
tambahan.
Gejala Klinis
• Gejala klinis takikardia supraventrikular (SVT) Akut
1. mendadak gelisah, bernafas cepat, tampak
pucat, muntah-muntah, laju nadi sangat cepat
sekitar 200-300 per menit.
2. palpitasi, lightheadness, mudah lelah, pusing, nyeri
dada, nafas pendek dan bahkan penurunan
kesadaran. Pasien juga mengeluh lemah, nyeri
kepala dan rasa tidak enak di tenggorokan
• SVT kronik dapat berlangsung selama berminggu-
minggu bahkan sampai bertahun-tahun. Frekuensi
denyut nadi yang lebih lambat, berlangsung lebih
lama, gejalanya lebih ringan dan juga lebih
dipengaruhi oleh sistem susunana saraf autonom.
Sebagian besar pasien terdapat disfungsi miokard
akibat SVT pada saat serangan atau pada SVT
sebelumnya.
DIAGNOSIS
1. Sulit minum, muntah, mudah mengantuk, mudah
pingsan, keringat berlebihan. Bila gagal jantung, maka
dapat menjadi pucat, batuk, distress respirasi dan
sianosis.
2. Palpitasi, nyeri dada, pusing, kesulitan bernapas,
pucat, keringat berlebihan, mudah lelah, toleransi
latihan fisik menurun, kecemasan meningkat dan
pingsan.
3. Denyut jantung :150 – 250 kali/menit
4. Perubahan TD (hipertensi atau hipotensi); nadi mungkin
tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak
teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat,
sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menurun
bila curah jantung menurun berat.
GAMBARAN EKG
• AVNRT : gelombang P yang menghilang atau
timbul segera setelah kompleks QRS sebagai
pseudo r’ dalam V1 atau pseudo s dalam lead
inferior.
• AVRT orthodromik : gelombang P yang mengikuti
setiap kompleks QRS yang sempit karena adanya
konduksi retrograde. AVRT antidromik : kompleks
QRS melebar
• Atrial tachycardia : Rasio gelombang P : QRS
berkisar 2:1 sampai dengan 4:1
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan segera
1. Direct Current Synchronized Cardioversion
Setiap kegagalan sirkulasi yang jelas dan termonitor
dengan baik, dianjurkan penggunaan direct current
synchronized cardioversion dengan kekuatan listrik
sebesar 0,25 watt-detik/pon yang pada umumnya
cukup efektif. DC shock yang diberikan perlu sinkron
dengan puncak gelombang QRS.
2. Manuver Vagal
dengan menekan daerah leher. Penekanan ini
akan mempengaruhi saraf vagus, yang akan
membantu memperlambat detak jantung.

3. Pemberian adenosin
Obat ini akan menyebabkan blok segera pada
nodus AV sehingga akan memutuskan sirkuit pada
mekanisme reentry. Adenosin mempunyai efek yang
minimal terhadap kontraktilitas jantung.
4. Verapamil
• Obat ini juga tersedia untuk penanganan segera
SVT, akan tetapi saat ini mulai jarang digunakan
karena efek sampingnya. Obat ini mulai bekerja 2
sampai 3 menit, dan bersifat menurunkan cardiac
output.
5. Beta bloker.
Blocker. Golongan Penyekat β yang dapat
diberikan antara lain:
• Propanolol. Indikasi : dapat diberikan pada kasus
takikardi atau takiaritmia, angina pectoris tidak
stabil, dan infark miokard akut sebagai anti angina.

Anda mungkin juga menyukai