Membangun Sistem Ekonomi Kerakyatan

MEMBANGUN SISTEM EKONOMI KERAKYATAN
A. TEORI DAN FILOSOFI PEMBANGUNAN EKONOMI KERAKYATAN

B. RENCANA PENYUSUNAN LAPANGAN USAHA / SEKTOR RIIL
C. RENCANA PROMOSI LAPANGAN USAHA / SEKTOR RIIL
D. RENCANA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA /
MASYARAKAT
E. PERAN BANK / LKBB DALAM MEMBANGUN SISTEM EKONOMI
KERAKYATAN
1
•PENGERTIAN
Ekonomi kerakyatan adalah ekonomi dimana
subyek dan obyek pembangunannya adalah
rakyat.
1. Rakyat sebagai subyek pembangunan, maka
jadikanlah rakyat sebagai pelaku usaha dalam
proses pembangunan, dengan meningkatkan
ketrampilan usahanya.
2. Rakyat sebagai obyek pembangunan, maka
jadikanlah rakyat sebagai sasaran pembangunan
dengan ditingkatkannya kemakmuran dan
kesejahteraannya.
2
1. Ketrampilan usaha, artinya adalah rakyat

dilatih untuk memiliki kemampuan teknologi
produksi, pemasaran, sumberdaya manusia
dan keuangan.
2. Kemakmuran, artinya adalah dari hasil usaha
rakyat tersebut diatas, dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup minimal akan
pangan, sandang, papan, pelayanan
kesehatan dan pendidikan
3. Kesejahteraan, artinya adalah kemakmuran
yang disertai dengan rasa aman dan tenteram
3
Y
TEORI – I : P/K = -----------------------
N
TEORI – II : Y = Cm + Cp + I + ( X - M )
TEORI – III : Y = Psp + Pstg + Psi + Pslgam + Psb +

Psphr + Pstk + Psksbjp + Psjj
TEORI – IV : Y = f ( T ; M ; TK ; Tek ; Inf ; Ps )
TEORI – V : Y = f {G/U + BP + Ps + As + (CH + B) + U + Pj}
4
Y
P/K = -----------------------
N
Dimana :
P/K = Pendapatan per Kapita.
= Kekayaan rata-rata negara.
= Tingkat Kemampuan Daya Beli Masyarakat.
= Tingkat Kesejahteraan Masyarakat.
= Tingkat Kemakmuran Masyarakat.
Y = PDB/PDRB.
N = Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun.
5
Y = Cm + Cp + I + ( X -- M )
Dimana :
Y = PDB/PDRB.
Cm = Pengeluaran Konsumsi Masyarakat.
Cp = Pengeluaran Konsumsi Pemerintah.
I = Pengeluaran Modal Tetap Domestik Brutto
(Investasi Swasta).
X = Ekspor.
M = Impor.
6
Y = Psp + Pstg + Psi + Pslgam + Psb

+ Psphr + Pstk + Psksbjp + Psjj
Dimana :
Y = PDB/PDRB.
Psp = Sektor Pertanian.
Pstg = Sektor Pertambangan dan Galian.
Psi = Sektor Industri.
Pslgam = Sektor Listrik, Gas dan Air Minum.
Psb = Sektor Bangunan.
Psphr = Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.
Pstk = Sektor Transportasi dan Komunikasi.
Psksgjp = Sektor Keuangan, Persewaan Gedung dan
Jasa Perusahaan.
Psjj = Sektor Jasa-Jasa.
IR.BAMBANG KUSTEDJO 7
Y = f ( T ; M ; TK ; Tek ; Dist ; Ps
)
Dimana :
Y = PDB/PDRB.
f = Faktor-faktor Produksi.
T = Tanah.
M = Modal.
TK = Tenaga Kerja.
Tek = Teknologi Produksi dan Teknologi Lingkungan.
Dist = Distribusi.
Ps = Pasar Lokal, Regional, Internasional.
Y = f {G/U + BP + Ps + As + (CH + B) + U + Pj}
Dimana :
Y = PDB/PDRB.
F = Fungsi Nilai Tambah.
G/U = Gaji / Upah.
BP = Biaya Produksi.
Ps = Penyusutan Modal.
As = Asuransi Perusahaan dan Tenaga Kerja.
(CH+B) = Cicilan Hutang + Bunga.
U = Keuntungan Perusahaan.
Pj = Pajak.
9
G/U
Cm
LAPANGAN Cp RUMAH TANGGA
Cp
USAHA (Rumus I)
(Rumus III & IV)
M X
X-M
Pj
Pj PEMERINTAH (APBN Pj
I / APBD)
S
Pj Pj
PENGUSAHA BANK
UMKM Pinjaman ( LKBB)
Ps + As + (CH+B) + U
10
1. KOMPONEN PENYELENGGARA PEMERINTAHAN

(LEGISLATIF +EKSEKUTIF).
2. KOMPONEN RUMAH TANGGA / MASYARAKAT.
3. KOMPONEN BANK / LEMBAGA KEUANGAN BUKAN
BANK.
4. KOMPONEN PENGUSAHA (UMKM).
5. KOMPONEN LAPANGAN USAHA / SEKTOR RIIL.
6. KOPERASI
11
1. PEMERINTAH HARUS MAMPU MENINGKATKAN JUMLAH DAN

JENIS LAPANGAN USAHA / SEKTOR RIIL.
2. PEMERINTAH HARUS MAMPU MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN / KEMAKMURAN MASYARAKAT (RUMAH
TANGGA).
3. PEMERINTAH (PERBANKAN), HARUS MAMPU MENINGKATKAN
JUMLAH TABUNGAN MASYARAKAT DAN KREDIT PERBANKAN
SERTA MENGEMBANGKAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK
(LKBB).
4. PEMERINTAH HARUS MAMPU MENINGKATKAN JUMLAH DAN
MUTU PENGUSAHA TINGKAT LOKAL, REGIONAL DAN
INTERNASIONAL.
12
MENINGKATNYA JUMLAH MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN

LAPANGAN USAHA / SEKTOR RIIL RUMAH TANGGA / MASYARAKAT
PEMERINTAH
MENINGKATNYA JUMLAH MENINGKATNYA JUMLAH

& KUALITAS PENGUSAHA KREDIT BANK / LKBB
NASIONAL
KESIMPULAN
Ada 2 (dua) Sistem Perencanaan Pembangunan di
Indonesia, yaitu :
1.Rencana pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintah, keluaran utamanya adalah program dan
kegiatan aparatur pemerintah dengan sumber dana
dari APBN/APBD,
2.Rencana pembangunan yang dilakukan oleh
masyarakat dan dunia usaha, keluaran utamanya
adalah lapangan usaha, dengan sumber dana dari
Bank/LKBB.
INVESTASI PEMERINTAH, MASYARAKAT,

DUNIA USAHA DAN MODAL ASING.
PRODUKSI PARIWISATA PRODUKSI

TAMBANG / PERTANIAN
GALIAN
EXPOR
KONSUMS KONSUMSI
I
INDUSTRI PENGOLAHAN INDUSTRI PENGOLAHAN

TAMBANG DAN GALIAN PERTANIAN
BAHAN BAHAN
BAKU DEVISA BAKU
CADANGAN CICILAN HUTANG

DEVISA DAN BUNGA
BARANG IMPOR BAHAN

JADI MAKANAN
BARANG
MODAL
15
1. Sektor Pertanian.
2. Sektor Pertambangan dan Galian.
3. Sektor Industri.
4. Sektor Listrik, Gas dan Air Minum.
5. Sektor Bangunan.
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.
7. Sektor Transportasi dan Komunikasi.
8. Sektor Keuangan, Persewaan Gedung dan
Jasa Perusahaan.
9. Sektor Jasa-Jasa.
16
PRODUK UNGGULAN, ANTARA LAIN :

 PADI, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 JAGUNG, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 KEDELAI, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 UMBI-UMBIAN, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 SAYUR-MAYUR, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 BUAH-BUAHAN, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 BUNGA-BUNGAAN, SBG BAHAN BAKU INDUSTRI;
17
KEDELAI TAHU
TEMPE DALAM
LIMBAH NEGERI
KECAP
PASAR KONSUME
PAKAN N
TAUCO
TERNAK
LUAR
SUSU NEGERI
PUPUK ONCOM
18

 KARET, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 KELAPA SAWIT, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 KELAPA, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 ROSELA, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 KAKAO, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 CENGKEH, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 DLL,
19
LATEX
KARET BAN LUAR
DALAM
LIMBAH SEPATU DALAM

NEGERI
BOLA
PASAR KONSUME
N
LIMBAH CAIR BENANG
SPARE PART LUAR

NEGERI
MOTOR/MOBIL
LIMBAH
ANEKA HASIL
PADAT INDUSTRI
KARET
20

 HUTAN LINDUNG, SEBAGAI PARU-PARU DUNIA;
 HUTAN PRODUKSI, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 HUTAN WISATA, SEBAGAI TUJUAN WISATA;
 HUTAN JATI, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 HUTAN PINUS, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 DLL,
FURNITURE
KAYU
BAHAN
HUTAN BANGUNAN
KAYU
BAKAR,ARANG DALAM
NEGERI
DEKORASI,DLL
DAMAR TERPENTIN
PASAR KONSUME
BAHAN KIMIA N
MADU OBAT-OBATAN
LUAR
COSMETIKA NEGERI
DLL

 IKAN AIR LAUT, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 IKAN AIR TAWAR, SBG BAHAN BAKU INDUSTRI;
 IKAN AIR PAYAU, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 KERANG, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 RUMPUT LAUT, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 DLL,
IKAN LAUT KONSUMSI
BB INDUSTRI
KAPAL
BAKSO IKAN SARDEN
SIOMAY IKAN ASIN DALAM
NEGERI
EMPEK-EMPEK TERASI
OTAK-OTAK IKAN HIAS
PASAR KONSUME
TEPUNG IKAN PRESTO
N
DLL
LUAR
IKAN KONSUMSI NEGERI
TAWAR
BB INDUSTRI
BAKSO IKAN KRIPIK IKAN

KOLA TEPUNG IKAN IKAN HIAS
M PRESTO DLL

 SAPI, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 KERBAU, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 KUDA, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 KAMBING, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 BABI, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 AYAM/UNGGAS, SBG BAHAN BAKU INDUSTRI;
 DLL,
SAPI SUSU SUSU CAIR
SUSU BUBUK
MENTEGA
KEJU DALAM
NEGERI
DENDENG
DAGING
SOSIS
PASAR KONSUME
CORNED N
BAKSO
LUAR
KERAJINAN NEGERI
LIMBAH TULANG
LEM
BIO
GAS KULIT JAKET,SEPATU
JOK MOBIL, TAS
PUPUK
DLL

 MINYAK BUMI, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 GAS BUMI, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 EMAS, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 PLATINA, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 BIJI BESI, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 TIMAH, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 BATU BARA, SBG BAHAN BAKU INDUSTRI; DLL.
MINYAK AVTUR
BUMI
BENSIN
DALAM
SOLAR NEGERI
MINYAK
TANAH PASAR KONSUME
N
OLI
LUAR
NEGERI
PERTAMAX
LILIN
ASPAL

 PASIR, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 TANAH LIAT, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 BATU MULIA, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 KAPUR, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 BATU, SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI;
 DLL,
BAHAN CAT
KAPUR
ASBES,
GYPSUM
DALAM
SEMEN NEGERI
ALAT
TULIS PASAR KONSUME
N
MEDIS
LUAR
NEGERI
PUPUK
DEKORASI
DLL
BIBIT,
PUPUK
KELAPA MINYAK
SAWIT C.P.O GORENG
DALAM
MARGARINE NEGERI
LIMBAH
INDUSTRI
SABUN PASAR KONSUME

PUPUK
N
KOSMETIK LUAR
KARBON
NEGERI
OBAT-OBATAN
PAKAN
TERNAK
CONTOH PENYUSUNAN PELUANG USAHA

Di daerah akan dikembangkan peluang usaha perkebunan
kelapa sawit.
Luas Perkebunan Kelapa sawit = 400.000 ha.
Produksi Kelapa sawit = 8.000.000 Ton
Pertumbuhan 2,5 % = 2,5 % X 8.000.000 Ton = 200.000 Ton
Produksi Rata-rata = 20 Ton Per Hektar Per Tahun
Keb. luas lahan = 200.000 Ton : 20 Ton / ha = 10.000 ha.
Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah sebagai berikut :

1. Luas perkebunan kelapa sawit = 10.000 ha.
2. Lahan seluas 1 ha dapat ditanami = 1.000 pohon kelapa sawit.
3. Produktivitas kelapa sawit adalah = 20 ton / ha / tahun.
4. Harga kelapa sawit = Rp.500.000,- per ton.
PELUANG USAHA IKUTANNYA ANTARA LAIN :

1. Peluang Usaha Land kliring seluas 10.000 ha yaitu peluang usaha membuka lahan
perkebunan yang siap untuk ditanami; (Difasilitasi oleh Dinas Perkebunan).
2. Peluang Usaha Pembibitan Kelapa Sawit sebanyak = 10.000 x 1000 pohon.
(Difasilitasi oleh Dinas Perkebunan).
3. Peluang Usaha Perdagangan Pohon Kelapa Sawit = 10.000 x 1000 pohon =
10.000.000 pohon; (Difasilitasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan).
4. Peluang Usaha angkutan pohon kelapa sawit menuju areal perkebunan;
(Difasilitasi oleh Dinas Perhubungan).
5. Peluang Usaha penanaman pohon kelapa sawit seluas 10.000 ha;
6. Peluang Usaha pemeliharaan kelapa sawit seluas 10.000 ha;
6. Peluang Usaha perdagangan pupuk untuk kelapa sawit;
(Difasilitasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan).
7. Peluang Usaha angkutan pupuk untuk kelapa sawit;
8. Peluang Usaha pemanenan produksi kelapa sawit seluas 10.000 ha dengan
produksi = 10.000 x 20 ton = 200.000 ton; (Difasilitasi oleh Dinas Perkebunan).
9. Peluang Usaha perdagangan kelapa sawit senilai = 10.000 x 20 x Rp. 500.000,- =
Rp. 100.000.000.000,- ; (Difasilitasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan).
10. Peluang Usaha angkutan kelapa sawit dari kawasan produksi ke pabrik
pengolahan CPO sebanyak = 10.000 x 20 ton = 200.000 ton;
(Difasilitasi oleh Dinas Perhubungan)
11. Peluang Usaha industri yang mengolah kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil
(CPO). Kemudian dari industri hulu CPO dapat dibuat menjadi industri hilir
berikutnya; (Difasilitasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan).
12. Peluang Usaha industri minyak sayur / goreng; (Difasilitasi oleh Deperindag).
13. Peluang Usaha industri sabun; (Difasilitasi oleh Deperindag).
14. Peluang Usaha industri margarine; (Difasilitasi oleh Deperindag).
15. Peluang Usaha industri kosmetik; (Difasilitasi oleh Deperindag).
16. Peluang Usaha industri obat-obatan; (Difasilitasi oleh Deperindag).
17. Peluang Usaha transaksi perdagangan produksi minyak sayur / goreng;

18. Peluang Usaha transaksi perdagangan produksi sabun;
(Difasilitasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan)
19. Peluang Usaha transaksi perdagangan produksi margarine;
20. Peluang Usaha transaksi perdagangan produksi kosmetik;
21. Peluang Usaha transaksi perdagangan produksi obat-obatan;
22. Peluang Usaha angkutan minyak sayur / goreng;
23. Peluang Usaha angkutan produksi sabun; (Difasilitasi oleh Dishub).
24. Peluang Usaha angkutan produksi margarine;
(Difasilitasi oleh Dinas Perhubungan)
25. Peluang Usaha angkutan produksi kosmetik; (Difasilitasi oleh Dishub).
26. Peluang Usaha angkutan produksi obat-obatan; (Difasilitasi oleh Dishub).
27. Peluang Usaha ekspor produksi minyak sayur / goreng;
28. Peluang Usaha ekspor produksi sabun;(Difasilitasi oleh Deperindag).
29. Peluang Usaha ekspor produksi margarine; (Difasilitasi oleh Deperindag).
30. Peluang Usaha ekspor produksi kosmetik; (Difasilitasi oleh Deprindag).
31. Peluang Usaha ekspor produksi kosmetik;
32. Peluang Usaha ekspor produksi obat-obatan;
33. Peluang Usaha angkutan luar negeri minyak sayur / goreng;
34. Peluang Usaha angkutan luar negeri produksi sabun;
35. Peluang Usaha angkutan luar negeri produksi margarine;
36. Peluang Usaha angkutan luar negri produksi kosmetik;
37. Peluang Usaha angkutan luar negeri produksi obat-obatan;
38. Peluang Usaha jasa asuransi angkutan luar negeri untuk produksi minyak
sayur / goreng; (Difasilitasi oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank).
39. Peluang Usaha jasa asuransi angkutan luar negeri untuk produksi
margarine; (Difasilitasi oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank).
40. Peluang Usaha jasa asuransi angkutan luar negeri untuk produksi sabun;
(Difasilitasi oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank).
kosmetik; (Difasilitasi oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank).
obat-obatan; (Difasilitasi oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank).
43. Peluang Usaha jasa perbankan untuk produksi minyak sayur / goreng;
(Difasilitasi oleh Lembaga Perbankan)
44. Peluang Usaha jasa perbankan untuk produksi sabun;
45. Peluang Usaha jasa perbankan untuk produksi margarine;
46. Peluang Usaha jasa perbankan untuk produksi kosmetik;
47. Peluang Usaha jasa perbankan untuk produksi obat-obatan.
KESIMPULAN
Setiap peluang usaha yang dipromosikan
kepada masyarakat dan dunia usaha terlebih dahulu
harus dibuatkan studi kelayakan / feasibility study
sebagai dasar proposal yang akan disampaikan
kepada perbankan.
UNSUR PIMPINAN
BUPATI / WALIKOTA
SEKRETARIS DAERAH
KETUA DPRD
KETUA INDUK UMKM
PERWAKILAN BANK INDONESIA
UNSUR
UNSUR APARATUR
PRESENTER
PEMDA PELUANG USAHA DAERAH
BADAN-BADAN KETUA BAPPEDA
 SEK. PERTANIAN KETUA BPMD
DINAS-DINAS  SEK. PERTAMBANGAN DAN GALIAN SEKRETARIS KADIN
KANTOR DAERAH  SEK. INDUSTRI DAERAH.
 SEK. LISTRIK, GAS DAN AIR MINUM
UNSUR PERBANKAN DAN  SEK. BANGUNAN
LKBB  SEK. PERDAGANGAN, HOTEL DAN
BPR RESTORAN UNSUR MASYARAKAT DAN
BPD  SEK. TRANSPORTASI DAN DUNIA USAHA
KOMUNIKASI MASYARAKAT
BRI
 SEK. KEUANGAN, PER-SEWAAN PENGUSAHA KECIL
BNI
GEDUNG DAN JASA PERUSAHAAN
BANK MANDIRI PENGUSAHA
 SEK. JASA-JASA. MENENGAH
BANK SWASTA
MODAL VENTURA KOPERASI
ASURANSI IR.BAMBANG KUSTEDJO 39
Dalam penyelenggaraan rapat koordinasi Rencana Promosi

Lapangan Usaha/Sektor Riil yang dilaksanakan oleh Pemerintah /
Pemerintah Daerah dengan melibatkan stakeholder di masing-
masing tingkat pemerintahan, maka setiap unsur stakeholder
mempunyai peran / tugas sbb :
1. Unsur Pimpinan.
Dalam penjaringan aspirasi masyarakat, Unsur Pimpinan
mempunyai tugas / peran antara lain :
Memimpin Rencana Promosi Peluang Usaha / Sektor Riil.
Menampung / mencatat kegiatan pembangunan oleh
masyarakat dan dunia usaha yang sumber dananya berasal
dari perbankan dan lembaga keuangan bukan bank.
Menetapkan kegiatan pembangunan badan / dinas / kantor
pemerintah yang sumber dananya berasal dari APBD / APBN.
2. Unsur Presenter.
Dalam Rencana Promosi Lapangan Usaha/Sektor Riil, Unsur
Presenter mempunyai tugas / peran menyampaikan informasi
kepada para peserta forum antara lain :
Ketua Badan Perencanaan Pembangunan / Ketua Badan
Penanaman Modal Daerah menyampaikan berbagai macam
peluang usaha daerah versi pemerintah / pemerintah daerah
dalam bentuk Pra-Feasibility Study / Pra-Studi Kelayakan, untuk
mendapatkan tanggapan dari masyarakat & dunia usaha
setempat.
Sekretaris Kadin Daerah menyampaikan berbagai macam
rencana membuka lapangan usaha daerah dalam bentuk
Proposal, untuk mendapatkan tanggapan dari pemerintah /
pemerintah daerah.
3. Unsur Aparatur Pemerintah / Pemerintah Daerah.

Dalam Rencana Promosi Lapangan Usaha / Sektor Riil,
Unsur Aparatur Pemerintah (Departemen / LPND) /
Pemerintah Daerah (Badan / Dinas / Kantor)
Mencatat semua kesepakatan peluang usaha daerah
yang akan dilakukan oleh masyarakat dan dunia
usaha, dengan sumber dana dari perbankan maupun
lembaga keuangan bukan bank.
Mencatat semua kegiatan pendukung dibukanya
lapangan usaha daerah seperti pelayanan ijin usaha,
kebutuhan infrastruktur, kebutuhan tenaga kerja dan
lain-lainnya.
4. Unsur Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.

Dalam Rencana Promosi Lapangan Usaha/Sektor Riil,
Unsur Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
Mencatat semua kebutuhan modal yang diperlukan untuk
membiayai lapangan usaha daerah.
Menerima proposal yang diajukan oleh masyarakat dan
dunia usaha maupun pra studi kelayakan yang dirancang
oleh pemerintah / pemerintah daerah.
Menguji proposal yang diajukan oleh masyarakat dan
dunia usaha.
Memberikan pelayanan perbankan / lembaga keuangan
bukan bank.
5. Unsur Masyarakat dan Dunia Usaha.

Dalam Rencana Promosi Lapangan Usaha/Sektor Riil ,
Unsur Masyarakat dan Dunia Usaha mempunyai tugas /
peran antara lain :
Mencatat penawaran lapangan usaha daerah yang
disampaikan oleh pemerintah / pemerintah daerah.
Mempelajari proposal / pra studi kelayakan yang
disampaikan oleh pemerintah / pemerintah daerah.
Mengajukan penyempurnaan proposal / studi kelayakan
kepada pihak perbankan dan lembaga keuangan bukan
bank.
Membuka lapangan usaha baru.
6. Peluang Usaha Daerah.

Sektor Pertanian.
Subsektor Pertanian Tanaman Pangan.
Subsektor Perkebunan.
Subsektor Perikanan.
Subsektor Peternakan.
Subsektor Kehutanan.
Sektor Pertambangan dan Galian.
Subsektor Pertambangan Batubara dan Gambut.
Subsektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.
Subsektor Pertambangan Bijih Logam.
Subsektor Penggalian Batu-Batuan, Tanah Liat dan Pasir.
Subsektor Penambangan dan Penggalian Garam.
Subsektor Pertambangan Mineral, Bahan Kimia dan Bahan Pupuk.
Subsektor Pertambangan dan Penggalian lainnya.
Sektor Industri.
Subsektor Industri Makanan, Minuman dan Tembakau.
Subsektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit.
Subsektor Industri Kayu dan Barang-Barang Dari Kayu.
Subsektor Industri Kertasdan Barang-Barang Dari Kertas.
Subsektor Industri Kimia, Barang-Barang dari Bahan Kimia, Minyak Bumi
dan Batubara.
Subsektor Indsutri Barang Galian Non Logam, kecuali Minyak Bumi dan
Batubara.
Subsektor Industri Logam Dasar.
Subsektor Industri Barang-Barang dari Logam, Mesin dan
Perlengkapannya.
Sektor Listrik, Gas dan Air Minum.
Subsektor Listrik.
Subsektor Gas, Uap dan Air Panas.
Subsektor Penjernihan, Penyediaan dan Penyaluran Air.
Sektor Bangunan.
Subsektor Penyiapan Lahan.
Subsektor Konstruksi Gedung dan Bangunan Sipil.
Subsektor Instalasi Gedung dan Bangunan Sipil.
Subsektor Penyelesaian Konstruksi.
Subsektor Penyewaan Alat Konstruksi.
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.
Subsektor Perdagangan Besar.
Subsektor Perdagangan Eceran.
Subsektor Jasa Perhotelan, Restoran, Rumah Makan, Bar dan Restoran.
Sektor Transportasi dan Komunikasi.
Subsektor Angkutan Darat, Angkutan Dengan Saluran Pipa.
Subsektor Angkutan Air dan Angkutan Udara.
Subsektor Jasa Penunjang Angkutan lainnya.
Subsektor Komunikasi. IR.BAMBANG KUSTEDJO 47
Sektor Keuangan, Persewaan Gedung dan Jasa Perusahaan.

Subsektor Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Subsektor Real Estate dan Industrial Estate.
Subsektor Jasa Persewaan Mesin dan Peralatannya.
Sektor Jasa-Jasa.
Subsektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, Keamanan & Ketertiban.
Subsektor Jasa Pendidikan
Subsektor Jasa Kesehatan dan Kebersihan.
Subsektor Jasa Kegiatan Sosial.
Subsektor Organisasi Sosial, Profesi dan Bisnis.
Subsektor Rekreasi, Kebudayaan dan Olah Raga.
Subsektor Jasa Perorangan, dan Rumah Tangga.
Subsektor Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional.
KESIMPULAN
Dari kegiatan promosi ini diharapkan lapangan usaha
tersebut akan dibiayai oleh masyarakat setempat /
investor. Bila karena peluang usaha tersebut
memerlukan biaya yang besar dan teknologi yang
canggih maka lapangan usaha tersebut
dipromosikan secara bertahap ke tingkat regional,
nasional bahkan internasional.
1. RUMAH TANGGA PETANI, Skala Ekonomi ?;

2. RUMAH TANGGA NELAYAN, Skala Ekonomi ?;
3. RUMAH TANGGA PETERNAK, Skala Ekonomi ?;
4. RUMAH TANGGA PEKEBUN, Skala Ekonomi ?;
5. RUMAH TANGGA MASYARAKAT HUTAN, Skala EKonomi ?;
6. RUMAH TANGGA BURUH, Diatur dgn Perda ?;
7. RUMAH TANGGA PNS, TNI/POLRI, Diatur dgn UU ?;
8. DLL. IR.BAMBANG KUSTEDJO 50
1. RUMAH TANGGA PETANI TANAMAN PANGAN

 Membutuhkan Lahan / tanah garapan (Skala Ekonomi ?);
 Membutuhkan Modal kerja
 Membutuhkan Teknologi
 Membutuhkan Bibit Unggul
 Membutuhkan Pupuk Organik
 Membutuhkan Obat pemberantas hama
 Membutuhkan Informasi pasar.
2. RUMAH TANGGA NELAYAN

 Membutuhkan Perahu bermesin / Tambak / Kolam
(Skala Ekonomi ?);
 Membutuhkan Keterampilan
3. RUMAH TANGGA PETERNAK

 Membutuhkan Lahan / Kandang (Skala Ekonomi ?);
 Membutuhkan Bibit Unggul (Skala Ekonomi ?)
 Membutuhkan Pakan ternak
 Membutuhkan Obat-obatan (Vitamin dan Pencegahan)
4. RUMAH TANGGA PEKEBUN

 Membutuhkan Lahan / tanah garapan (Skala Ekonomi);
5. RUMAH TANGGA MASYARAKAT HUTAN

 Membutuhkan Lahan / tanah garapan (Skala Ekonomi);
6. RUMAH TANGGA BURUH INDUSTRI

 Membutuhkan Pabrik Padat Karya
 Membutuhkan Pabrik ½ Padat Modal
 Membutuhkan Pabrik Padat Modal
 Membutuhkan Keterampilan
 Membutuhkan Gaji yang cukup layak hidup
7. RUMAH TANGGA PNS, TNI/POLRI

 Membutuhkan Gaji (Skala Ekonomi);
 Membutuhkan Profesionalisme
 Membutuhkan Struktur Organisasi
 Luas Perkebunan Kelapa Sawit = 10.000 ha.

 Diberikan kepada petani kebun.
 1 KK Petani kebun dapat = 2 ha lahan perkebunan.
 Tenaga Kerja yang dapat diserap = 10.000 ha / 2 ha = 5.000 TK/KK
 1 KK = 2 ha
= 2 X 20 ton = 40 ton
= 40 X Rp.500.000 = Rp. 20.000.000 / Tahun
= Rp. 1.666.000,- / bulan = Rp. 55.000,-/hari.
 Kalau buruh pekebun :
 1 KK = Rp. 7.000,-/hari = Rp. 210.000,-/bln = Rp. 2.520.000,-/thn.
KESIMPULAN
Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat perlu
diperhatikan skala ekonomi yang dibutuhkan oleh masyarakat
seperti :
a. Petani memerlukan lahan pertanian
b. Peternak memerlukan jumlah ternak
c. Nelayan memerlukan kapal/perahu mesin lengkap dengan
jala dan penangkap ikan lainnya.
d. Buruh Industri memerlukan peraturan daerah untuk
mengatur UMR
e. PNS, TNI/POLRI memerlukan UU untuk mengatur gaji.
1. KEMUDAHAN KREDIT BANK ?;

2. KREDIT TANPA AGUNAN ?;
3. SUKU BUNGA BANK ?;
4. KELAYAKAN USAHA ?;
5. PENANAMAN MODAL ASING ?;
6. BURSA SAHAM ?;
7. ASURANSI ?;
8. DLL. IR.BAMBANG KUSTEDJO 60
1. MASYARAKAT PRODUSEN ?;
2. PENGUSAHA MIKRO ?;
3. PENGUSAHA KECIL ?;
4. PENGUSAHA MENENGAH ?;
5. PENGUSAHA BESAR ?;
6. KONGLOMERASI ?;
7. DLL.
KESIMPULAN
Konsepsi “Membangun sistem ekonomi kerakyatan” ini, bilamana
diterapkan secara nasional, maka akan terjadi :
1. Menciptakan Lapangan Usaha baru dan pengembangan lapangan
usaha yang sudah ada.
2. Pertumbuhan Ekonomi yang relatif cukup tinggi.
3. Penyerapan tenaga kerja.
4. Peningkatan Produksi Barang dan Jasa untuk memenuhi
kebutuhan pasar lokal, regional dan internasional.
5. Pemerataan hasil-hasil pembangunan.
6. Peningkatan kesejahteraan rakyat.
7. Memperkuat pondasi pembangunan ekonomi nasional.
8. Secara bertahap ekonomi nasional segera dapat dipulihkan.
BANK/
LKBB PINJAMAN
ASURANSI
KREDIT
(CH+B)
PEMERINTAH PENGUSAHA
PELUANG
INVESTASI USAHA INVESTASI
PAJAK LAPANGAN TENAGA

USAHA KERJA
G/U
KEUNTUNGAN
MARI KITA BANGUN EKONOMI KERAKYATAN
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN
PEMERATAAN HASIL PEMBANGUNAN

Membangun Sistem Ekonomi Kerakyatan

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Membangun Sistem Ekonomi Kerakyatan

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

MEMBANGUN SISTEM EKONOMI KERAKYATAN

A. TEORI DAN FILOSOFI PEMBANGUNAN EKONOMI KERAKYATAN

1. Ketrampilan usaha, artinya adalah rakyat

TEORI – III : Y = Psp + Pstg + Psi + Pslgam + Psb +

TEORI – IV : Y = f ( T ; M ; TK ; Tek ; Inf ; Ps )

TEORI – V : Y = f {G/U + BP + Ps + As + (CH + B) + U + Pj}

Y = Psp + Pstg + Psi + Pslgam + Psb

Y = f {G/U + BP + Ps + As + (CH + B) + U + Pj}

1. KOMPONEN PENYELENGGARA PEMERINTAHAN

1. PEMERINTAH HARUS MAMPU MENINGKATKAN JUMLAH DAN

MENINGKATNYA JUMLAH MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN

MENINGKATNYA JUMLAH MENINGKATNYA JUMLAH

INVESTASI PEMERINTAH, MASYARAKAT,

PRODUKSI PARIWISATA PRODUKSI

INDUSTRI PENGOLAHAN INDUSTRI PENGOLAHAN

CADANGAN CICILAN HUTANG

BARANG IMPOR BAHAN

PRODUK UNGGULAN, ANTARA LAIN :

PRODUK UNGGULAN, ANTARA LAIN :

LIMBAH SEPATU DALAM

SPARE PART LUAR

PRODUK UNGGULAN, ANTARA LAIN :

PRODUK UNGGULAN, ANTARA LAIN :

BAKSO IKAN KRIPIK IKAN

PRODUK UNGGULAN, ANTARA LAIN :

PRODUK UNGGULAN, ANTARA LAIN :

PRODUK UNGGULAN, ANTARA LAIN :

SABUN PASAR KONSUME

CONTOH PENYUSUNAN PELUANG USAHA

Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah sebagai berikut :

PELUANG USAHA IKUTANNYA ANTARA LAIN :

17. Peluang Usaha transaksi perdagangan produksi minyak sayur / goreng;

Dalam penyelenggaraan rapat koordinasi Rencana Promosi

3. Unsur Aparatur Pemerintah / Pemerintah Daerah.

4. Unsur Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.

5. Unsur Masyarakat dan Dunia Usaha.

6. Peluang Usaha Daerah.

Sektor Keuangan, Persewaan Gedung dan Jasa Perusahaan.

1. RUMAH TANGGA PETANI, Skala Ekonomi ?;

1. RUMAH TANGGA PETANI TANAMAN PANGAN

2. RUMAH TANGGA NELAYAN

3. RUMAH TANGGA PETERNAK

4. RUMAH TANGGA PEKEBUN

5. RUMAH TANGGA MASYARAKAT HUTAN

6. RUMAH TANGGA BURUH INDUSTRI

7. RUMAH TANGGA PNS, TNI/POLRI

 Luas Perkebunan Kelapa Sawit = 10.000 ha.

1. KEMUDAHAN KREDIT BANK ?;

PAJAK LAPANGAN TENAGA

Anda mungkin juga menyukai