Anda di halaman 1dari 26

Dr.

Yuliati, SpA, IBCLC

Pelatihan SDIDTK, Pekanbaru 18 April 2016


 Kurangnya stimulasi→gejala penyimpangan
perkembangan

 Intervensi dini: tindakan tertentu pada anak yang


perkembangan menyimpang tidak sesuai dengan
umur

 Intervensi dini berupa stimulasi perkembangan


terarah yang dilakukan secara intensif di rumah
selama 2 minggu, diikuti dengan evaluasi
Indikasi:

 Hasil KPSP perkembangan anak meragukan (M)

 Bila ada penyimpangan perkembangan, sedangkan


umur anak saat itu bukan pada jadual umur
skrining
Cara intervensi:

 Pilih kelompok umur stimulasi yang lebih muda


 Ajari orangtua cara melakukan intervensi sesuai
dengan penyimpangan yang ditemukan (Gerak
kasar, Gerak halus, Bicara dan bahasa, atau
kemampuan bersosialisasi dan kemandirian)
 Sesering mungkin, penuh sabar dan kasih sayang,
sambil bermain sehingga tidak membosankan
 Intensif setiap hari 3-4 jam, selama 2 minggu
 Kontrol tiap 2 minggu untuk evaluasi
 Tidak ada jenis intervensi bicara/ bahasa yang
terbaik untuk semua anak

 Tergantung tingkat perkembangan dan kebutuhan


individual anak

 Keberhasilan intervensi tergantung pada:


- Kesiapan dan minat orang tua untuk berpartisipasi
- Karakteristik lingkungan rumah
- Ketersediaan sarana penunjang latihan dan tenaga profesional
Intervensi pada usia 2-5 tahun
 Periode ini ditandai dengan perkembangan pesat dalam kosa
kata, kemampuan membentuk kalimat, peningkatan panjang
pengucapan dan pemahaman terhadap kalimat

 Tujuan intervensi: meminimalisasi rasa frustasi pada anak


dan orangtua

 Sebelum melakukan intervensi:


- tatalaksana masalah pendengaran (ABD)
- pengobatan infeksi telinga
- edukasi
 Keputusan intervensi seorang anak berhubungan
erat dengan kebutuhan yang ditetapkan pada
proses pengkajian awal (pertimbangan sumber
daya, prioritas dan kekuatiran keluarga)

 Kelainan motorik sering bersamaan dengan


masalah pada area perkembangan lainnya

 Perlu kerjasama tim


Komponen intervensi pada umur 12-24 bulan:
1. Gerak Kasar
Perkembangan berjalan tanpa bantuan
Memanjat
Merayap naik turun tangga
2. Gerak Halus
Pola gerak halus dan manipulasi
Koordinasi bilateral
Melepas objek, seperti memasukkan bola ke dalam wadah
Koordinasi mata-tangan, seperti mencocokkan puzzle
Kemampuan menggenggam, mencengkeram dan kontrol jari
tangan (menggunakan sendok, krayon dan gelas)
Komponen intervensi setelah umur 24 bulan
1. Gerak Kasar:
Berjalan cepat dan berlari
Naik dan turun tangga tanpa bantuan
Mencoba berdiri satu kaki
Mencoba melompat
Mendorong mainan beroda
Mulai menggunakan fasilitas bermain di luar ruang/ rumah
2. Gerak Halus:
Menggunakan alat tulis dan gunting
Menggunakan peralatan untuk aktivitas sehari hari
Memanipulasi puzzle, biji-bijiam, gagang pintu dan tutup
wadah
PERHATIAN!
Penggunaan Baby walker dan sejenisnya tidak
direkomendasi untuk anak yang mengalami
gangguan gerak

 Dapat menyebabkan cedera


 Memunculkan pola gerak streotipik yang justru dapat
menghambat perkembangan ketrampilan anak
 Anak yang mengalami kelainan motorik cenderung untuk
mengkakukan tungkainya dan “jinjit” sehingga tidak
memunginkan terjadi kesegarisan yang baik saat
menggunakan baby walker
UMUR 3 BULAN
TIDAK MEMBALAS SENYUM

 Ajak bayi tersenyum dan bicara sesering


mungkin
 Tunjukkan wajah cerah pada bayi
 Peluk, belai, cium bayi sesering mungkin
 Gerakan lembut penuh kasih sayang
UMUR 6 BULAN
BELUM BISA TENGKURAP DENGAN
KEPALA TEGAK
 Tidurkan tengkurap, beri benda warna cerah/
berbunyi
 Tidur tengkurap, tekan-tekan otot punggung dari
arah leher ke bawah
 Bila otot punggung lemah, tengkurapkan di atas
bantal, taruh mainan di depannya/ ajak bicara
 Cara gendong benar: anak dapat menegakkan
kepala, tangan dan kaki bebas
UMUR 9 BULAN
TIDAK NGOCEH DA DA DA ...MA MA MA

 Ajak bicara sesering mungkin


 Selalu menatap muka anak agar anak dapat
melihat bibir dan mata si pembicara
 Sebutkan nama benda, gambar
 Dudukkan anak, berikan benda yang berbunyi
dari arah samping kiri/ kanan bergantian
 Bila tidak ada reaksi, curiga ada gangguan
pendengaran → rujuk
UMUR 9 BULAN
BELUM BISA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA

 Dudukkan bayi di pangkuan. Letakkan mainan di tangannya


agar digenggam, tarik pelan-pelan
 Letakkan mainan yang bisa dipegang, di depan bayi. Ajarkan
untuk meraih dan memegang mainan tsb
 Ajarkan untuk memindahkan mainan dari tangan kanan ke
kiri
 Letakkan benda yang lebih kecil (biskuit), ajarkan untuk
mengambilnya
 Bila berhasil berikan pujian dengan gembira
 Latih berulang-ulang dengan kasih sayang
Umur Hasil KPSP Tindakan intervensi perkembangan

12 bulan Belum bisa menyebut 2 suku Bicara pada anak sesering mungkin.
kata yang sama Tiru dan jawab ocehan anak
(kemampuan bicara dan Gunakan kata kata yang jelas: pa pa da da ta ta
bahasa) Ketika bica tatap mata anak

21 bulan Belum bisa menumpuk 2 Sediakan kubus kecil ukuran 2,5-5 cm


kubus Ajari cara menumpuk dua kubus
Beri pujian
(kemampuan gerak halus) Latih terus, hingga mampu sampai 4 kubus

30 bulan Belum bisa menendang bola Sediakan bola sebesar bola tenis
Perlihatkan cara menendang, selanjutnya minta
(kemampuan gerak kasar) anak menendang bola
Lakukan permainan tersebut sesering mungkin

54 bulan Belum bisa mengkancingkan Anak diberi pakaian yang berkancing


baju sendiri Ajari mengkancingkan baju
(Kemampuan bersosialisasi Pada permulaan, gunakan kancing besar
dan kemandirian) Minta anak melakukan berulang kali
 Setelah intervensi selama 2 minggu → evaluasi
 Bila berhasil (anak dapat melakukan) berikan
pujian pada ibu
 Bila belum berhasil:
 Tanyakan cara intervensi, apakah benar
 Lakukan pemeriksaan lebih teliti
 Intervensi lagi 2 minggu
 Bila tidak berhasil → rujuk
 Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab atas masalah kesehatan
masyarakat dan kasus kasus penyakit yang
dilakukan secara timbal balik (vertikal
maupun horizontal)meliputi rujukan sarana,
rujukan teknologi, rujukan tenaga ahli,
rujukan operasional, rujukan kasus, rujukan
ilmu pengetahuan dan rujukan bahan-
bahan pemeriksaan laboratorium (SK
Menkes 922 Tahun 2008)
 Rujukan diperlukan bila masalah/
penyimpangan perkembangan anak
tidak dapat ditangani meskipun sudah
dilakukan tindakan intervensi dini
 Rujukan penyimpangan tumbuh
kembang dilakukan secara berjenjang:

1. Tingkat keluarga dan masyarakat


2. Tingkat Puskesmas dan jaringannya
3. Tingkat Rumah Sakit rujukan
1. Kelainan Bicara dan Bahasa
2. Kelainan Motorik
3. Kelainan Perilaku
4. Gangguan Pendengaran
5. Gangguan Penglihatan
6. Gangguan Pertumbuhan
7. Kelainan Mental Emosional
 Berdasarkan kualitas pelayanannya di bagi 3 level:

Level I Spesialis Anak + terapis (apa saja), Dokter Umum, Perawat


→ mampu melayani 30% kasus perkembangan anak

Level II Spesialis Anak, Spesialis rehab medik, minum ada 2 jenis


terapis, dan salah satu spesialis penunjang (Mata, THT,
Psikiatri)
→ mampu melayani 30-70% kasus perkembangan anak

Level III Spesialis anak Konsultan, Spesialis rehab medis, Spesialis


mata anak, THT, Psikiatri anak, Psikolog perkembangan,
terapis anak (OT, fisioterapi, terapi bicara)
→ mampu melayani 80-100% kasus perkembangan anak
 Intervensi dini perlu dilakukan
sesegera mungkin untuk
meminimalisasi penyimpangan

 Bila tidak ada perbaikan setelah


diintervensi dini, segera dirujuk

Anda mungkin juga menyukai