Anda di halaman 1dari 19

KEBIJAKAN PENGUSAHAAN BATUBARA INDONESIA

Jakarta, 05 September 2017

DIREKTORATJENDERAL
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL
MINERALDAN
DANBATUBARA
BATUBARA
KEMENTERIANENERGI
KEMENTERIAN ENERI DAN
DANSUMBER
SUMBERDAYA MINERAL
DAYA MINERAL
POKOK-POKOK BAHASAN

• KONDISI SAAT INI


I

• PRODUKSI BATUBARA INDONESIA


II

• KEBIJAKAN BATUBARA
III

• PENUTUP
IV

2
DISTRIBUSI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA INDONESIA

Sumber : Badan Geologi, 2016


Quality Resources (Mt) Reserves (Mt)
Very High Calorie (> 7,100 cal/gram
)
Hipotetic Inferred Indicated Measured Probable Proved
High Calorie (6,100-7,100 cal/gram
)
LowCalorie 599,17 11.263,95 15.913,98 16.420,26 7.108,27 7.121,47
Medium Calorie 3.343,53 27.436,16 19.822,35 20.357,92 3.570,70 6.841,66 Medium Calorie (5,100-6,100 cal/gram
)
High Calorie 588,04 3.967,88 2.480,65 2.804,63 541,60 2.769,20 Low Calorie (< 5,100 cal/gram
)
Very High Calorie 2,06 1.726,74 735,33 600 264,19 240,21
Total 4.532,79 44.394,72 38.952,31 40.182,81 11.484,76 16.972,53
PRODUSEN BATUBARA (PKP2B + IUP)

PKP2B dan IUP


IUP BUMN (Bukit Asam, PT) 1
PKP2B Generasi I (Tahap Operasi Produksi) 9
PKP2B Generasi 2 (Tahap Operasi Produksi) 11
PKP2B Generasi 3 (Tahap Operasi Produksi) 44
Total 65
IUP OP PMA 30

IUP BATUBARA
STATUS TOTAL
EKS OP
CNC 986 1,284 6,297
NON CNC 585 252 2,828
SUB TOTAL 1,571 1,536
9,125
TOTAL 3,107
PRODUKSI DAN PENJUALAN BATUBARA PERIODE 1997-2016
DAN RENCANA PRODUKSI BERDASARKAN RPJMN 2017 – 2019

Realisasi Rencana
500

450

400

350
JUTA TON

300

250

200

150

100

50

0
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Produksi (Juta Ton) 55 62 74 76 93 103 114 131 154 194 217 240 254 280 353 412 474 458 461 456 413 406 400
Domestik (Juta Ton) 13 15 19 22 27 29 31 36 51 52 54 53 56 65 66 67 72 76 86 127 121 131 240
Ekspor (Juta Ton) 42 47 55 54 66 74 83 95 103 142 163 187 198 215 287 345 402 382 366 330 292 275 160

 Pertumbuhan Produksi Rata-rata 1997 - 2016 adalah 12% per year


 Pertumbuhan Konsumsi Domestik 1997 - 2016 sebesar 15-24% dari Prtoduksi

5
HARGA BATUBARA ACUAN (HBA)

HBA 2016 VS HBA 2017


110

100

90
USD/ton

80

70

60

50

40
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
HBA 2016 53,20 50,92 51,62 52,32 51,20 51,81 53,00 58,37 63,93 69,07 84,89 101,69
HBA 2017 86,23 83,32 81,9 82,51 83,81 75,46 78,95 83,97
KEBIJAKAN BATUBARA

1 Prioritas pemanfaatan batubara sebagai sumber energi

2 Konservasi dan pertambangan sesuai kaidah yang baik dengan


memperhatikan lingkungan hidup

3 Peningkatan kegiatan eksplorasi batubara untuk tambang terbuka,


tambang dalam, dan tambang bawah laut.

4 Peningkatan batubara dalam bauran energi nasional

5 Jaminan pasokan batubara untuk kebutuhan dalam negeri.

Penetapan Harga Patokan Batubara terutama untuk penggunaan batubara


6 di dalam negeri.

Pembangunan infrastruktur batubara mendukung jaminan pasokan


7 dan cadangan penyangga batubara.

8 Peningkatan nilai tambah batubara.


Kebutuhan batubara di dalam Penerapan Kewajiban
PERMASALAHAN negeri semakin meningkat Pemenuhan DMO Ketahanan Energi Nasional
(PLTU, Semen, Tekstil, dll) Batubara

Meningkatkan Pengawasan Menjamin pasokan 1. Pengendalian Produksi


dalam pelaksanaan kewajiban kebutuhan domestik: Batubara Nasional
TINDAKAN DMO dan perencanaan dalam PLTU dan Industri 2. Pengawasan Produksi
RKAB (Rencana Kegiatan & Batubara Realtime
Anggaran Biaya)

90
80
DISTRIBUSI 70
& REALISASI 60

JUTA TON
50
PENJUALAN 40
30
BATUBARA 20
DOMESTIK 10
0
2011 2012 2013 2014 2015
PLTU 45.2 52.82 61.86 65.98 70.8
METALURGI 0.29 0.29 0.3 0.39 0.39
SEMEN, TEKSTIL, PUPUK & PULP 7.12 9.31 9.91 9.91 14.73
BRIKET 0.03 0.03 0.15 0.02 0.03
LAINNYA 13.48 4.59 0 0 0
TOTAL 66.04 67.04 72.22 76.3 85.95

Kebutuhan DMO rata-rata untuk PLN sekitar 64%; IPP : 17%;


PLTU non PLN dan IPP : 2 %;
Semen,Pupuk, dll: 16 %; dan
Industri Metallurgi: 1%
8
DASAR HUKUM PENGENDALIAN PRODUKSI BATUBARA
UU No. 4 Tahun 2009
Pasal 5
Ayat (1) dan ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5)

Untuk kepentingan nasional, menteri Ketentuan lebih


Pemerintah ber-
setelah berkonsultasi dengan DPR dapat Pemda wajib lanjut mengenai
wenang menetapkan
menetapkan kebijakan pengutamaan mematuhi
jumlah produksi setiap DMO dan
batubara untuk kepentingan dalam negeri. jumlah produksi
komoditas pada pengendalian
Kepentingan nasional tersebut dapat yang ditetapkan
masing-masing produksi diatur
dilakukan dengan pengendalian produksi Pemerintah
provinsi setiap tahun dalam PP
dan ekspor

PP No. 23 Tahun 2010


Pasal 89 ayat (1) & (2) Pasal 92 ayat (1) & (2)
Menteri melakukan pengendalian Menteri melakukan pengendalian
produksi batubara untuk: penjualan batubara untuk:
- Memenuhi ketentuan lingkungan - Memenuhi pasokan kebutuhan
- Konservasi sumberdaya batubara batubara dalam Negeri
- Mengendalikan harga - Stabilitas harga batubara

Pasal 91 Pasal 92 ayat (3)


Ketentuan lebih lanjut mengenai Draft Permen ESDM tentang Ketentuan lebih lanjut mengenai
pengendalian produksi diatur pengendalian produksi dan pengendalian penjualan diatur
melalui Permen penjualan batubara melalui Permen
9

9
DASAR HUKUM DMO

1. UU Nomor. 4 Tahun 2009,Pasal 5 ayat (1)


tentang Pertambangan Mineral dan Batubara mengamanatkan dalam Pasal,
bahwa : “Untuk kepentingan nasional, Pemerintah setelah berkonsultasi
dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dapat menetapkan
kebijakan pengutamaan mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam
negeri”.

2. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010,Pasal 84 ayat (1) :


“Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi harus
mengutamakan kebutuhan mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam
negeri.”

2. Peraturan Menteri ESDM No. 34 Tahun 2009


tentang Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral Dan Batubara Untuk
Kepentingan Dalam Negeri.
RENCANA KEBUTUHAN BATUBARA DALAM NEGERI

Keterangan :
 PLTU Berdasarkan data
RUPTL Tahun 2015-2019
 Metalurgi :
1. PT. Krakatau Steel, PT.
Meratus Jaya Iron, PT.
Krakatau Posco, PT. Antam
berdasarkan data yang
disampaikan
2. PT. Vale berdasarkan data
Tahun 2013
 Pupuk berdasarkan data yang
disampaikan PT. Pupuk
Indonesia
 Semen berdasarkan :
PT. Holcim dan PT. Semen
ndonesia berdasarkan data
yang disampaikan
 Tekstil berdasarkan data
sebelumnya, dengan asumsi
naik 8% pertahun
 Kertas berdasarkan Data
Sebelumnya, dengan asumsi
naik 7% pertahun
 Briket berdasarkan data dari
AUBI

11
PROYEKSI PERMINTAAN DARI PLTU 2015 - 2024
PERANGKAT KEBIJAKAN HARGA JUAL BATUBARA

UU NO. 4/2009
Pasal 6 Ayat 1 K

PP NO. 23/2010
Pasal 85

PerMen No. 07/2017 revisi atas PerMen No. 17/2010 PerMen No. 24/2016

PerDirjen No. KepMen No. PerDirJen No. PerDirJen No. KepMen 7424
515/2011 PerDirJen No.
0617/2011 644.K/2013 481.K/2014 K/30/MEM/2016
ttg Formula Harga 480.K/2014 ttg
ttg Harga ttg Biaya ttg Surveyor ttg Patokan
Batubara Harga Batubara
Batubara Penyesuaian Batubara Besaran
Jenis &
ke PLN Keperluan Komponen
KepDirJen Biaya Produksi
Tertentu
ttg Harga Batubara Untuk
Bulanan Perhitungan
Dasar Batubara
HPB Marker & HPB Untuk PLTU
HBA Catatan :
lainnya Coking Coal
Untuk PKP2B diatur dalam Kontrak PKP2B Pasal 12 / 13

Hard Coking Semi Soft Coking Pulverized Coal Injection

13
PERATURAN TERKAIT PLTU MULUT TAMBANG

UU NO. 4/2009 Note :


Pasal 6 Ayat 1 K For CCoW be regulated in CCoW contrac article 12 / 13

PP NO. 23/2010 (1 Feb 2010)


Pasal 85 (tentang Harga)

Harga Harga untuk PLTU Mulut Tambang

PerMen No. 17/2010 PerMen 10/2014 PerMen 9/2016 PerMen 24/2016


(23 Sept 2010) (4 April 2014) (4 April 2016) (13 Sept 2016)

Pasal 11 Ayat 4 Pasal 12 Ayat 5 Pasal 13 Ayat 4 Pasal 21 Ayat 4 Pasal 21 Ayat 4

PerDirjen No. 515/2011 KepMen No. 0617/2011 KepDirJen 481/2014 PerDirJen No. 644/2013 PerDirJen 480/2014 PerDirjen 1348/2011
ttg Formula Harga ttg Harga Batubara ttg Surveyor Batubara sebagai perubahan ttg Batubara Jenis & ttg Harga Batubara
Batubara ke PLN (30 Mei 2014) 999.K/2011 Keperluan Tertentu untuk Pembangkit
(24 Maret 2011) (3 Maret 2011) ttg Biaya Penyesuaian (30 Mei 2014) Listrik Mulut Tambang
(21 Maret 2013) (9 Des 2011)

Kepdirjen 479/2014 (30 Mei 2014) diperbarui Surat


KepDirJen Dirjen 1619/2014 (22 Sept 2014)
ttg Harga Batubara
Bulanan Diperbaharui melalui Kepdirjen 466/2015
(24 Februari 2015)

Diperbaharui melalui Kepdirjen 579/2015


HBA HPB Marker HPB
(20 April 2015)
& lainnya Coking Coal
Diperbaharui melalui Kepdirjen 953/2015
(2 Oktober 2015)
Hard Coking Semi Soft Pulverised Coal
Coking Injection Diperbaharui melalui Kepmen 7424/2016
(14 Oktober 2016)

14
IV. PENUTUP

1. Kebijakan Energi Nasional digunakan sebagai acuan


dalam menetapkan Kebijakan Batubara Nasional.
2. Perlu dilakukan eksplorasi secara intensif untuk
meningkatkan cadangan dan sumber daya batubara.
3. Batubara diprioritaskan sebagai sumber energi untuk
pembangkit listrik dan industri dalam negeri. Proyeksi
kebutuhan batubara dalam negeri untuk periode 5
tahun ke depan meningkat sebesar 8% per tahun.

15
www.esdm.go.id
KRITERIA PENENTUAN ANGKA PRODUKSI BATUBARA
PKP2B/IUP-P TAHUN 2017
PKP2B / IUP-P

FS Baru Sesuai FS

Evaluasi RKAB
2016/2017

Realisasi < 95% Realisasi ≥ 95%

RKAB 2017 = Prod 2016 RKAB 2017

Produksi 2017 > RKAB 2016 Produksi 2017 < RKAB 2016

• Daya Dukung Lingkungan


• Domestik (Prioritas) • RKTTL
• Ekspor Kontrak Penjualan 2017 • Penempatan Jamrek
• Penempatan Jantup
• Peningkatan Laba Usaha Daya Dukung Lingkungan
• Peningkatan Penerimaan
• Daya Dukung K3
Negara Daya Dukung K3
• Tingkat Kecelakaan
Kewajiban Keuangan • Efisiensi Peralatan
• Kesesuaian Anggaran K3
Analisa Keuangan
• Hutang Pajak
• Hutang Royalty

PRODUKSI BATUBARA 2017


MENJAMIN PASOKAN ENERGI UNTUK DOMESTIK

Kebutuhan batubara di dalam


negeri semakin meningkat Penerapan Kewajiban Ketahanan Energi
(Pembangkit Listrik /PLTU : 81%, Pemenuhan DMO
Lainnya 19% : Semen, Tekstil, Batubara Nasional
pupuk, pulp dan metalurgi)

Meningkatkan Pengawasan Pengendalian produksi


Menjamin pasokan
dalam pelaksanaan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan domestik:
kewajiban DMO dan kebutuhan energi nasional
PLTU dan Industri
perencanaan dalam RKAB yang berkesinambungan

18
KEBIJAKAN DAN UPAYA MENUJU TAHUN 2019

• Meningkatkan DMO • Mewujudkan • Menerapkan kegiatan


dari 29% pada 2017 Pembangunan • Mempromosikan penambangan yang
menjadi 60% pada Smelter investasi dan berkelanjutan dan
penyederhanaan menjaga kualitas
2019 • Memfasilitasi lingkungan
• Menyusun neraca Pemberian insentif regulasi dan perizinan
• Meningkatkan
mineral dan batubara dan kemudahan • Meningkatkan kualitas pengawasan pengelolaan
nasional
Pengalokasian perizinannilai pelayanan pertambangan
Peningkatan Konservasi dan
mineral dan Peningkatan
tambah/Hilirisasi pengawasan
batubara untuk investasi
mineral pertambangan
domestik

• Meningkatkan peran • Meningkatkan • Meningkatkan


perusahaan dalam pengelolaan PNBP
pemberdayaan status • Meningkatkan
masyarakat sumberdaya dan pengelolaan dana bagi
hasil kepada Daerah
• Meningkatkan Local cadangan • Membuat aplikasi e-PNBP
Content terbukti Minerba
Peningkatan peran Optimalisasi
Peningkatan
pertambangan bagi Penerimaan
pembangunan daerah Eksplorasi
Negara

19

Anda mungkin juga menyukai